Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN GIZI SEIMBANG

DI AJUKAN SEBAGAI TUGAS UNTUK MELENGKAPI NILAI


TAMBAHAN

OLEH

AYU WULANDARI HARAHAP


NANA HARDIANA
NURHAYATI
OKTAVIANI
SARI AFRILLINA
SITI ROSANA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN ABDURRAB

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


PEKANBARU

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Pekanbaru, oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................................


i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................
1
a. Latar Belakang ........................................................................................................................
1
b. Tujuan penulisan ......................................................................................................................
3
c. Manfaat penulisan.....................................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................
4
a. Hakikat Gizi Seimbang................................................................................................................
6
b. Pengertiaan Menu Seimbang.......................................................................................................
6
c. Prinsip Gizi Seimbang ................................................................................................................
7
d. Manfaat Pencernaan Menu .........................................................................................................
8
e. Syarat Menu Yang Baik ..............................................................................................................
9
f. Penyusunan Menu .......................................................................................................................
10
g. Pemberian Gizi Yang Baik ..........................................................................................................
10
h. Cara Memilih Bahan Makanan ...................................................................................................
16
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................................
19

A. Kesimpulan
...........................................................................................................................................
19
B. Penutup
...........................................................................................................................................
19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................


21

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan,
dan produktivitas kerja yang tinggi.Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi.
Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan
gizi.Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi
akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan masyarakat. Agar tubuh tetap sehat dan
terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular (PTM) terkait gizi, maka
pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang.Keadaan gizi yang
baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.
Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik
dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur.Gizi yang baik membuat berat
badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja
meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini.Gizi yang tidak optimal
berkaitan dengan kesehatan yang buruk.Gizi yang tidak baik adalah faktor risiko PTM, seperti
penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke),
diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.Lebih separuh
dari semua kematian di Indonesia merupakan akibat PTM.[Depkes, 2008].
Sebagian besar PTM terkait-gizi di atas berasosiasi dengan kelebihan berat badan dan
kegemukan yang disebabkan oleh kelebihan gizi.Data Riskesdas 2007, 2010, 2013

memperlihatkan kecenderungan prevalensi obes (IMT > 25) semua kelompok umur. Anak
balita 12,2%, 14% dan 11,9%;usia 6-19 tahun (Riskesdas 2007, 2010) naik dari 5,2% menjadi
5,9%; orang dewasa dan usia lanjut (Riskesdas 2007, 2010) naik dari 21,3% menjadi 22,8%.
Pada Riskesdas 2013 laki-laki obes 19,7% dan perempuan 32,9% [Depkes, 2008; Kemenkes,
2010, 2013]. Kelebihan gizi ini timbul akibat kelebihan asupan makanan dan minuman kaya
energi, kaya lemak jenuh, gula dan garam tambahan, namun kekurangan asupan pangan
bergizi seperti sayuran, buahbuahan dan serealia utuh, serta kurang melakukan aktivitas fisik.
Konsumsi pangan masyarakat masih belum sesuai dengan pesan gizi seimbang.Hasil
penelitian Riskesdas 2010 menyatakan gambaran sebagai berikut. Pertama, konsumsi sayuran
dan buah-buahan pada kelompok usia di atas 10 tahun masih rendah, yaitu masing-masing
sebesar 36,7% dan 37,9%.
Kedua, kualitas protein yang dikonsumsi rata-rata perorang perhari masih rendah karena
sebagian besar berasal dari protein nabati seperti serealia dan kacangkacangan.Ketiga,
konsumsi makanan dan minuman berkadar gula tinggi, garam tinggi dan lemak tinggi, baik
pada masyarakat perkotaan maupun perdesaan, masih cukup tinggi.Keempat, konsumsi cairan
pada remaja masih rendah. Kelima, cakupan pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (ASI
Eksklusif) pada bayi 0-6 bulan masih rendah (61,5%).
1
Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki masalah
kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus (wasting) anak balita dari 13,6% menjadi
13,3% dan menurun 12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek
(stunting) sebesar 36,8%, 35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturut-turut
18,4%, 17,9% dan 19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah sampai remaja. Riskesdas 2010
sebesar 28,5% [Kemenkes, 2007, 2010, 2013].
Pengaruh kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak janin sampai
anak berumur dua tahun, tidak hanya terhadap perkembangan fisik, tetapi juga terhadap
perkembangan kognitif yang pada gilirannya berpengaruh terhadap kecerdasan dan
ketangkasan berpikir serta terhadap produktivitas kerja.
Kekurangan gizi pada masa ini juga dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit
kronis pada usia dewasa, yaitu kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi,
stroke dan diabetes.
Untuk mencegah timbulnya masalah gizi tersebut, perlu disosialisasikan pedoman gizi
seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman makan, beraktivitas fisik, hidup bersih dan
mempertahankan berat badan normal.
Untuk mengoptimalkan penyampaian pesan gizi seimbang kepada masyarakat,
diperlukan KIE yang tepat dan berbasis masyarakat.Pendidikan dan penyuluhan gizi dengan
menggunakan slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang dimulai 1952, telah berhasil menanamkan
pengertian tentang pentingnya gizi dan kemudian merubah perilaku konsumsi masyarakat.
Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna yang diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia Prof. Poorwo
Soedarmo yang mengacu pada prinsip Basic Four Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan

pada era 1940an adalah : Menu makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran
dan buah-buahan, serta minum susu untuk menyempurnakan menu tersebut. Namun slogan
tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu dan permasalahan gizi dewasa ini
sehingga perlu diperbarui dengan slogan dan visual yang sesuai dengan kondisi saat ini.
Prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet hasil kesepakatan konferensi pangan sedunia di
Roma Tahun 1992 diyakini akan mampu mengatasi beban ganda masalah gizi, baik
kekurangan maupun kelebihan gizi.
Di Indonesia prinsip tersebut dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang. Perbedaan
mendasar antara slogan 4 Sehat 5 Sempurna dengan Pedoman Gizi Seimbang adalah:
Konsumsi makan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang
sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur. Konsumsi makanan harus
memperhatikan prinsip 4 pilar yaitu anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik
dan mempertahankan berat badan normal.

2
B. Tujuan Pedoman Gizi Seimbang
(PGS) bertujuan untuk menyediakan pedoman makan dan berperilaku sehat bagi
seluruh lapisan masyarakat berdasarkan prinsip konsumsi anekaragam pangan, perilaku hidup
bersih, aktivitas fisik dan mempertahankan berat badan normal.
C. tujuan penulisan.
Mengetahui pedoman gizi seimbang.

3
BAB 2
PEMBAHASAN TEORI

A. Hakikat Gizi Seimbang


Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa
Inggrisdikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering
diartikansebagai ilmu gizi.
Pengertian
lebih
luas
bahwa
gizi
diartikan
sebagai
proses
organismemenggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan,
penyerapan,transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk
mempertahankankehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk
menghasilkan tenaga.(Irianto, 2006)Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan
yang mengandung karbohidrat,lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi
manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan
sebagai penyedia energi untuk melakukanaktivitas sehari-hari. Karbohidrat menyediakan
kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhlukhidup.Monosakarida, khususnya glukosa,
merupakan nutrien utama sel. Lemak adalah salah satuzat gizi yang mempu memperlambat
sekresi asam lambung dan memperlambat pengosonganlambung sehingga memberikan efek
kenyang lebih lama konsultan kolesterol.Protein adalah zatgizi yang berperan dalam
pertumbuhan, pembentukan dan perbaikan semua jaringan, dapatdijumpai misalnya pada
kacang-kacangan.
Vitamin adalah zat gizi yang tidak dapat diproduksioleh tubuh, jadi vitamin dapat
didapatkan dengan cara menonsumsi buah-buahan dan jugasayuran. Seperti halnya vitamin,

mineral adalah nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatandan pencegahan


penyakit.Mineral dan vitamin bertindak secara interaksi.Kebutuhan gizi menjadi sangat
penting terutama bagi perkembangan atau pertumbuhanan. Menurut dokter Briliantono M
Soewarno, status Gizi anak dikatakan normal bisa diukurdari perkembangan tinggi badannya
Status gizi anak yang normal itu kalau badan anak tidak pendek namun tak juga kurus,
ujar Brilianto yang juga dokter Ahli Tulang ini (Novella, 2012).
Gizi seimbang menjadi kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia.Bukan hanyauntuk
orang
dewasa
namun
juga
bagi
pertumbuhan
anak-anak.Mereka
semua
membutuhkantersedianya gizi seimbang dan memadai baik itu protein, karbohidrat, maupun
lemak.Untukmemenuhi tidak harus mengkonsumsi makanan berharga mahal, yang penting
adalah gizi seimbang untuk hidup sehat (newsletter Andalas. novella, 2012).
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.
Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di bawah
kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif. Sebaliknya, jika
memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi yang melebihi kebutuhan, serta pola makan yang
padat energi (kalori) maka ia akan beresiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes,
tekanan darah tinggi, penyakit jantung dsb.
4
Karena itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada
setiap golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik (danone institute, tanpa tahun).
Kegiatan yang bertujuan untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis
dan jumlah yang tepat telah lama dilakukan oleh pemerintah melalui salah satu program yaitu
Posyandu, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang
(TGS), yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng.Luasnya potongan menunjukkan porsi
yang harus dikonsumsi setiap hari.TGS dialasi air putih, artinya air putih merupakan bagian
terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan
rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk
dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat Pilar tesebut adalah (1) mengonsumsi
makanan beragam. Mengonsumsi makanan beragam juga harus memperhatikan porsi dan
proporsinya, (2) membiasakan perilaku hidup bersih, (3) melakukan aktivitas fisik, (4)
Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal.

5
B. Pengertian Menu Seimbang
1. Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali makan atau
untuk sehari-hari. Kata menu bias diartikan hidangan. Menu seimbang adalah menu
yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai,
sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel
tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2005).
2. Menu seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat
gizi. Kekurangan gizi pada salah satu makanan dengan pemberian menu seimbang dapat

dicukupi oleh makanan lain. Untuk itu pemberian menu seimbang dengan makanan yang
beraneka ragam sangat dibutuhkan dalam memenuhi kecukupan gizi (Almatsier, 2005).
3. Menu seimbang adalah makanan yang beraneka ragam yang memenuhi kebutuhan zat gizi
sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). (Depkes RI, 2006)
4. Pedoman umum gizi seimbang harus diaplikasikan dalam penyajian hidangan yang
memenuhi syarat gizi yang dikenal dengan menu seimbang. Menu berasal dari kata
menu yang berarti suatu daftar yang tertulis secara rinci. Sedangkan definisi menu
adalah rangkaian beberapa macam hidangan atau masakan yang disajikan atau
dihidangkan untuk seseorang atau sekelompok untuk setiap kali makan, yaitu dapat
berupa hidangan pagi, siang, dan malam. Pola menu seimbang mulai dikembangkan pada
tahun 1950 dengan istilah Empat Sehat Lima Sempurna (Sulistyoningsih, 2011). Pola
menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik
mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh (Almatsier, 2005).
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlahyang sesuai
dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsipkeanekaragaman pangan, aktivitas
fisik, perilaku hidup bersih danmempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah
gizi.
Catatan : Berbagai definisi atau pengertian mengenai Gizi Seimbang (Balanced Diet) telah
dinyatakan oleh berbagai institusi atau kelompok ahli, tetapi pada intinya definisi Gizi
Seimbang mengandung komponen-komponen yang lebih kurang sama, yaitu: cukup secara
kuantitas, cukup secara kualitas, mengandung berbagai zat gizi (energi, protein, vitamin dan
mineral) yang diperlukan tubuh untuk tumbuh (pada anak-anak), untuk menjaga kesehatan
dan untuk melakukan aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari (bagi semua kelompok umur
dan fisiologis), serta menyimpan zat gizi untuk mencukupi kebutuhan tubuh saat konsumsi
makanan tidak mengandung zat gizi yang dibutuhkan.

6
C. Prinsip Gizi Seimbang
1. Mengonsumsi makanan beragam.
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan
kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6
bulan. Contoh: nasi merupakan sumber utama kalori,tetapi miskin vitamin dan
mineral; sayuran dan buah-buahan pada umumnya kaya akan vitamin, mineral dan
serat, tetapi miskin kalori dan protein; ikan merupakan sumber utama protein

tetapi sedikit kalori. Khusus untuk bayi berusia 0-6 bulan, ASI merupakan
makanan tunggal yang sempurna.Hal ini disebabkan karena ASI dapat mencukupi
kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta sesuai dengan
kondisi fisiologis pencernaan dan fungsi lainnya dalam tubuh.
Apakah mengonsumsi makanan beragam tanpa memperhatikan jumlah dan
proporsinya sudah benar?
Tidak.
Yang dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini selain keanekaragaman
jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah yang
cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur.Anjuran pola makan dalam
beberapa dekade terakhir telah memperhitungkan proporsi setiap kelompok
pangan sesuai dengan kebutuhan yang seharusnya.Contohnya, saat ini dianjurkan
mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan dibandingkan dengan
anjuran sebelumnya.Demikian pula jumlah makanan yang mengandung gula,
garam dan lemak yang dapat meningkatkan resiko beberapa PTM, dianjurkan
untuk dikurangi. Akhir-akhir ini minum air dalam jumlah yang cukup telah
dimasukkan dalam komponen gizi seimbang oleh karena pentingnya air dalam
proses metabolisme dan dalam pencegahan dehidrasi.
2. Membiasakan prilaku hidup bersih.
Perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang :
Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-anak. Seseorang yang menderita
penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis
zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh
membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme
pada orang yang menderita infeksi terutama apabila disertai panas. Pada orang yang
menderita penyakit diare, berarti mengalami kehilangan zat gizi dan cairan secara
langsung akan memperburuk kondisinya. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang
menderita kurang gizi akan mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena pada
keadaan kurang gizi daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga kuman penyakit
lebih mudah masuk dan berkembang. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa
hubungan kurang gizi dan penyakit infeksi adalah hubungan timbal balik.
7
Dengan membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang
dari keterpaparan terhadap sumber infeksi. Contoh: 1) selalu mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, sebelum memberikan ASI, sebelum
menyiapkan makanan dan minuman, dan setelah buang air besar dan kecil, akan
menghindarkan terkontaminasinya tangan dan makanan dari kuman penyakit antara
lain kuman penyakit typus dan disentri; 2) menutup makanan yang disajikan akan
menghindarkan makanan dihinggapi lalat dan binatang lainnya serta debu yang
membawa berbagai kuman penyakit; 3) selalu menutup mulut dan hidung bila bersin,

agar tidak menyebarkan kuman penyakit; dan 4) selalu menggunakan alas kaki agar
terhindar dari penyakit kecacingan.
3. Melakukan aktivitas fisik
Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi
keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya Berat Badan yang normal, yaitu
Berat Badan yang sesuai untuk Tinggi Badannya. Indikator tersebut dikenal dengan
Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh karena itu, pemantauan BB normal merupakan hal yang
harus menjadi bagian dari Pola Hidup dengan Gizi Seimbang, sehingga dapat
mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan dapat
segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya. Bagi bayi dan balita
indikator yang digunakan adalah perkembangan berat badan sesuai dengan pertambahan
umur.Pemantauannya dilakukan dengan menggunakan KMS.

D. Manfaat Pencernaan menu


Kegiatan menyusun menu dengan perencanaan yang baik dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Dapat disusun hidangan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
2. Variasi dan kombinasi hidangan dapat diatur sehingga dapat menghindari kebosanan
yang disebabkan pengulangan jenis bahan makanan dan cara pengolahan.
3. Susunan hidangan dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan atau biaya yang
tersedia.
4. Menghemat waktu dan tenaga. Perencanaan*menu dapat disesuaikan dengan kondisi,
sehingga sudah dapat diperkirakan waktu dan tenaga yang dibutuhkan.
5. Menu yang terencana dengan baik dapat menjadi alat pendidikan gizi yang baik,
karena menu yang baik mengajarkan pola makan yang baik.

8
E. Syarat Menu Yang Baik
1. Pola menu seimbang
Pola menu seimbang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi.Susunanmakanan
yang dihidangkan dapat memenuhi kebutuhan gizi sesuai denganumur, jenis kelamin, dan
juga aktivitas yang dilakukan.
2. Aspek warna menu seimbang

Warna menu seimbang makanan harus menarik sehingga dapatmembangkitkan selera


makan, namun penggunaan pewarna ban bahantambahan makanan juga harus memperhatikan
keamanannya dan diutamakanmenggunakan pewarna alami.
3. Tekstur dan konsistensi
Tekstur dan konsistensi makanan yang dihidangkan disesuaikan dengankemampuan
fisiologis dan juga umur. Bentuk makanan bayi, lansia dan orangyang mengalami gangguan
kesehatan khususnya pencernaan akan berbedadengan orang dewasa pada umumnya.
4. Rasa dan Aroma
Aroma masakan yang kuat dikombinasikan dengan makanan yang tidak tajambaunya.
5. Ukuran dan bentuk potongan
Adanya kreasi dalam bentuk potongan dapat membangkitkan selera makan.
6.

Suhu
Pertimbangkan makanan yang harus dihidangkan
denganmenyesuaikan suhu lingkungan, udara atau iklim.

panas

atau

dingin

7.

Popularitas
Hidangan untuk anggota keluarga akan lebih membangkitkan selera makanketika
sesekali disajikan pula hidangan tertentu yang sedang popular dimasyarakat, yang memang
disukai anggota keluarga.
8. Penyajian menarik
Bila perlu makanan disajikan dengan hiasan, selain itu disajikan dalamkeadaan yang
bersih, terhindar dari pencemaran yang dapat membahayakankesehatan.
9. Tenaga dan waktu
Jenis hidangan yang akan disajikan disesuaikan dengan peralatan,kemampuan, tenaga
dan waktu yang dimiliki oleh ibu/keluarga.

9
F. MENYUSUN MENU
Menu yang bergizi lengkap dan seimbang harus mengandung:
1.
Bahan makanan sumber tenaga : nasi, roti, kentang
2.
Bahan makanan sumber zat pembangunan:Protein hewani: telur, ikan, daging, susu,
keju,Protein nabati : tempe, tahu.

3.
Bahan makanan sumber zat pengatur :Sayuran : bayam, buncis, wotel, tomat,Buah :
pisang, pepaya, jeruk, apel
4.
Untuk membuat menu yang bergizi lengkap dan seimbang perlu disusun dari ketiga
golongan bahan makanan di atas, dan dapat ditambahkan jenis makanan yang dapat
memperkaya rasa menu misalnya; minyak, mentega, gula.

G. . PEMBERIAN GIZI
Pemberian gizi adalah perilaku yang dilakukan ibu dalam memberikan makanan pada
anaknya (Sulistyoningsih, 2010) meliputi:
a. Tindakan ibu dalam pemilihan makanan
Pemberian gizi dapat terpenuhi dengan sempurna maka perlu diperhatikan syarat
bahan makanan yang akan digunakan sesuai dengan umur. Makanan tambahan yang baik
menurut WHO (2005) adalah sebagai berikut :

Kaya energi, protein dan mikronutrien (seperti zat besi, kalsium, zink, vitamin A, C,
dan folat).
a). Tidak ada pathogen.
b). Tidak ada bahan kimia berbahaya.
c). Tidak ada potongan tulang atau bagian yang keras membuat anak tersedak.
d). Tidak terlalu panas.
e). Tidak terlalu pedas atau asin.
f). Mudah dimakan oleh anak.
g). Tersedia didaerah dan harganya terjangkau serta mudah disiapkan.
b. Tindakan ibu dalam pengolahan makanan
Pilihlah cara pengolahan makanan yang menghasilkan tekstur lunak dengan
kandungan air tinggi yaitu direbus, dikukus. Namun pada usia ini dapat dikenalkan cara
kombinasi yaitu dipanggang atau digoreng asalkan tidak menghasilkan tesktur keras.
Beberapa pilihan cara pengolahan kombinasi yaitu direbus dahulu kemudian panggang
(perkedel panggang) atau dikukus, kemudian goreng (tempe dan tahu bacem).
10
c. Tindakan ibu dalam pemberian jadwal makanan
Sesudah jumlah bahan makanan sehari dan frekuensi makan diketahui, kemudian
bahan makanan tersebut dibagi untuk tiap kali makan.Selanjutnya bahan makanan tersebut
dapat dimasak hidangan dan tersusunlah menu.
d. Tindakan ibu dalam cara pemberian makanan

Cara memberikan makanan tambahan pada balita adalah sesuai dengan kebutuhan balita
dengan menu makanan seimbang.Menu yaitu susunan hidangan yang terdiri atas satu atau
beberapa macam masakan dan hidangkan pada suatu acara makan, misalnya menu sehari,
menu makan pagi, makan siang, makan malam atau makan selingan.Hidangan yaitu satu atau
beberapa jenis makanan yang disajikan untuk dimakan.Umumnya dalam menyusun menu
sudah ditentukan besar porsi dari tiap hidangan sehingga nilai gizinya dapat ditentukan besar
porsi dari tiap hidangan sehingga nilai gizinya dapat ditentukan. Perencanaan menu untuk
Balita membutuhkan kehati-hatian karena pada usia tersebut perkembangan saluran
pencernaan dan sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna. Balita rawan terhadap penyakit
infeksi termasuk yang ditularkan melalui makanan.
Selain itu Balita mempunyai karakteristik psikologik tertentu, oleh karena itu
diperlukan pertimbangan dalam mempersiapkan menu Balita (Sulistyoningsih, 2010)
sebagai berikut:
1.
Pemenuhan zat-zat gizi digunakan untuk beraktifitas, untuk itu perlu diingat
pemberian makanan pada Balita juga harus mendidik agar mereka dapat bersosialisasi dengan
lingkungannya.
2.
Mengikuti pola menu seimbang untuk mencapai perkembangan Balita optimal maka
menu makanan tersebut disusun mengikuti pola menu seimbang.
3.
Jenis dan porsi makanan sesuai daya terima, toleransi dan faal anak. Hindari
pemakaian bumbu yang merangsang karena membahayakan saluran pencernaan dan
umumnya anak tidak menyukai makanan beraroma tajam.
4.
Keamanan pangan bagi Balita tidak cukup hanya menjaga kebersihan peralatan dan
bahan yang dipergunakan dalam proses pengolahan dan penyajian makanan, lebih dari itu
bahaya-bahaya yang dapat timbul saat proses makan.
5.
Usia 1-5 tahun anak bersifat konsumen pasif yaitu makanannya tergantung pada yang
disediakan ibu, sehingga peran ibu sangat besar dalam menentukan menu makanan yang
bergizi lengkap dan seimbang. Pada usia ini rasa ingin tahu anak sangat tinggi sehingga
kesempatan ini harus ditangkap oleh ibu untuk memperkenalkan sedini mungkin berbagai
jenis makanan yang beraneka ragam dalam rasa, warna dan tekstur. Perkenalkan makanan
padat mulai bayi usia enam bulan, tergantung kemampuan Balita (Sulistyoningsih, 2010)
sebagai berikut:

11
a. Bahan makanan sehari
Sebelum menentukan jumlah dan jenis bahan makanan sehari yang harus diberikan,
terlebih dahulu menghitung kebutuhan zat gizi Balita terutama energi dan protein.Kebutuhan
energi Batita adalah 75-90 kalori per kg berat badan dan 10%-20% dari total energi harus
berupa protein. Contoh: seorang anak laki-laki usia dua tahun denganberat badan 11 kg,
kebutuhan proteinnya sebagai berikut: kebutuhan energi sehari: 11 x 80 kal = 880 kal,
kebutuhan protein sehari: (10%-20%) x 880 kal = (88-176) kal, setiap 1 g protein

menghasilakan 4 kal sehingga protein yang dibutuhkan = (88-176) : 4 = (22-44) g. Sesudah


angka tersebut didapatkan barulah dijabarkan ke dalam bahan makanan sehari-hari. Untuk
menjabarkan kebutuhan zat gizi ke dalam bahan. Cukup sulit untuk mencapai jumlah yang
tepat sehingga selisih 10% dari kebutuhan total masih dapat diterima. Namun protein sebagai
zat pembangun tidak dapat diganti dengan yang lain.
b. Frekuensi makan dan cara pengolahan
Sesuai dengan karakteristik Balita, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil
dengan frekuensi sering yaitu 7-8 kali sehari. Pola tersebut terdiri atas tiga kali makan utama
seperti orang dewasa (makan pagi, siang dan sore) serta 2-3 kali makan sehingga ditambah 23 kali susu. Pada awal Batita susu diberikan tiga kali sehari. Secara perlahan turunkan hingga
dua kali sehari, sedapat mungkin saat makan utama anak duduk dalam satu meja bersama
keluarga. Sesuai dengan karakteristik usia pra sekolah, tanamkan apa yang berguna bagi
kesehatan dirinya termasuk makanan bergizi seimbang. Saat ini orang tua harus berperang
melawan gencarnya iklan-iklan di media masa yang menawarkan junk food bagi anak-anak.
Salah satu cara paling efektif singkirkan semua makanan yang tidak berguna tersebut
seperti gula-gula dan minuman yang mengandung gas dari hadapannya. Di usia ini gigi susu
sudah lengkap sehingga anak dapat mengerat dan mengunyah dengan baik walaupun belum
maksimal. Bentuk makanan seperti orang dewasa misalnya nasi dapat diberikan tetapi tetap
disertai dengan cairan atau sayur berkuah.Jumlah dan jenis bahan makanan sehari yang harus
diberikan dihitung Berdasarkan kebutuhan zat gizi terutama energi dan protein.Standar
kebutuhan energi sehari prasekolah adalah 65-75 kalori per kg berat badan, sedangkan
kebutuhan proteinnya adalah 10%-20% dari total energi.
c. Menetapkan frekuensi makanan dan cara pengolahan
Pada masa prasekolah kebutuhan zat gizi relatif menurun jika dibandingkan dengan
fakta Batita.Kapasitas saluran pencernaannya untuk menerima jumlah makanan dalam sekali
makan sudah lebih besar daripada Batita.Oleh karena itu porsi makanan yang diberikan pada
setiap kali makan dapat lebih besar.Namun frekuensi makan diturunkan menjadi 5-6 kali
sehari.Pola makan tersebut terdiri atas tiga kali makan utama (makan pagi, siang dan sore)
serta dua kali makan selingan. Berikan susu dalam bentuk minuman sekali sehari, yaitu pada
malam hari sebelum tidur. Selebihnya susu dapat dicampurkan ke dalam hidangan lain
misalnya saus dan sup. Pilihlah cara pengolahan yang menghasilkan tekstur lunak dengan
kandungan air tinggi seperti pada Batita yaitu dengan direbus atau dikukus, namun cara
pengolahan dengan digoreng yang menghasilakn tekstur keras dan kandungan lemak tinggi
sudah dapat digunakan walaupun masih terbatas.
12
Beberapa pilihan cara kombinasi yaitu rebus dahulu kemudian panggang (perkedel
panggang dan ayam panggang bumbu opor) dan rebus kemudian goring (tempe dan tahu
bacem serta perkedel).
d. Pembagian bahan makanan pada setiap makan dan contoh menu

Sesudah jumlah bahan makanan sehari dan frekuensi makan diketahui kemudian
bahan makanan tersebut dibagi menjadi untuk tiap kali makan.Selanjutnya bahan makanan
tersebut dapat dimasak sebagai hidangan dan tersusunlah menu.
e. Variasi Makanan
Pada awal usia balita gigi sudah mulai tumbuh sampai usia 2 tahun, sehingga anak
dapat mengunyah lebih baik lagi, berilah makanan yang teksturnya lembut, potongannya kecil
dan mempunyai bentuk yang menarik serta harus bervariasi bahan makanannya. Bagi balita
maupun orang dewasa, variasi makanan sangat mempengaruhi nafsu makan. Jadi selain
menjamin agar makanan balita sudah lengkap dengan makanan utama dan makanan penutup,
juga penting memberi beragam variasi makanan dalam menunya daging merah, ayam atau
unggas, ikan, macam-macam buah dan sayuran, susu, sereal, nasi, pasta dan kentang.
Makanan dengan jenis berbeda, walau masih dalam kelompok yang sama, mengandung
nutrisi yang berbeda pula (Almatsier, 2005).
f. Tindakan ibu dalam memberikan makanan sesuai menu seimbang
Menu makanan sehari-hari yang dikonsumsi diperlukan makanan yang memiliki
komposisi makanan seimbang, hal ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi.
Makanan gizi seimbang digunakan untuk memenuhi zat-zat gizi yang tidak terdapat pada
makanan dapat terpenuhi oleh makanan lain. Pesan gizi seimbang (Almatsier, 2005) adalah
sebagai berikut:
1. Makanan Beraneka Ragam
Makanan beraneka ragam dapat memberikan manfaat yang besar terhadap kesehatan.
Sebab zat gizi tertentu yang tidak terkandung dalam satu jenis bahan makanan akan dapat
dilengkapi oleh gizi serupa dari bahan makanan yang lain. Demikian juga bahan makanan
dalam susunan aneka ragam menu seimbang akan saling melengkapi (Almatsier, 2005).
A. Bahan makanan sumber zat tenaga adalah beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti, dan mi yang mengandung karbohidrat, serta minyak,
margarine, dan santan yang mengandung lemak.
B. Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati
adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan dari hewani adalah telur, ikan,
ayam, daging, susu serta hasil olahan seperti keju.
C. Zat pembangun berperanan sangat penting untuk perkembangan kualitas tingkat
kecerdasan seseorang.
D. Bahan makanan summber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buahbuahan. Bahan makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang
berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsifungsi organ tubuh.
13
E. Hidangan Mengandung Zat Tenaga dan Energi Setiap orang dianjurkan makan
cukup hidangan mengandung zat tenaga atau energi, agar dapat hidup dan
melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, berolah raga,
berekreasi, kegiatan sosial, dan kegiatan yang lain. Kebutuhan energi dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi bahan makanan sumber karbohidrat, protein,

lemak. Kecukupan energi seseorang ditandai dengan berat badannya yang normal.
Untuk mengetahui berat badan normal, seseorang dapat menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS) untuk balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan kelompok
usia lanjut. Bagi orang dewasa digunakan indeks massa tubuh (IMT) (Almatsier,
2005). Kekurangan energi yang berlangsung lama akan mengakibatkan
menurunnya berat badan. Keadaan gizi kurang akan membawa akibat
terhambatnya proses tumbuh kembang pada balita.
2. Sumber Karbohidrat
Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energy, terdapat dua
kelompok karbohidrat (Almatsier, 2005) yaitu:
a). Karbohidrat kompleks
Bahan makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung,
gandum), umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang) dan bahan makanan lain yang
mengandung banyak karbohidrat (sagu, pisang).
b). Karbohidrat sederhana
Golongan karbohidrat sederhana yang tidak mengandung zat gizi lain, yang sifatnya
hanya mengenyangkan dan cenderung dikonsumsi berlebihan. Konsumsi gula dapat
menyebabk`n kegemukan, karies gigi atau keropos.Oleh karena itu konsumsi gula sebaiknya
dibatasi sampai 5% dari jumlah kecukupan energi.Seyogyanya sekitar 50-60% kebutuhan
energi diperlukan oleh karbohidrat kompleks, atau setara dengan 3-4 piring nasi.
3. Konsumsi Lemak dan Minyak
Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.Lemak
dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi,
membantu penyerapan vitaminvitamin A, D, E, dan K, serta menambah lezatnya
hidangan.Konsumsi lemak dan minyak paling sedikit 10% dari kebutuhan energi. Seyogyanya
menggunakan lemak dan minyak nabati, misalnya minyak kelapa, minyak jagung, minyak
kacang atau nabati yang lain (Almatsier, 2005).
4. Gunakan Garam Beryodium
Garam beryodiyum yang dikonsumsi setiap hari bermanfaat untuk mencegah
timbulnya gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY).Gaki dapat menghambat
perkembangan tingkat kecerdasan pada balita, penyakit gondok, endemic dan kretin
(Almatsier, 2005).
14
5. Makan Sumber Zat Besi
Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat
menimbulkan penyakit anemia gizi.

6. Berikan ASI
Air Susu Ibu (ASI) mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang
dan menjadi sehat sampai ia berumur 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan ASI saja tidak
mampu untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, oleh karena itu setelah 6 bulan bayi
mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) diberikan kepada bayi secara
bertahap sesuai dengan pertambahan umur, pertumbuhan berat badan dan perkembangan
kecerdasannya.
7. Biasakan Makan Pagi
Makanan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang.Bagi orang dewasa
makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan
meningkatkan produktivitas kerjanya.Bagi anak sekolah makan pagi dapat memudahkan
konsentrasi belajar, menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajarnya pun menjadi lebih
baik.Kebiasaan makan pagi membantu seseorang untuk mencukupi kebutuhan gizinya seharihari. Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai dengan keadaan, dan
akan l;ebih baik bila terdiri dari makanan sumber zat tenaga sumber zat pembangun dan zat
pengatur.
8. Minum Air Bersih, Aman dan Cukup Jumlahnya
Air minum harus bersih dan bebas kuman.Oleh karena itu, air minum harus terlebih
dahulu dididihkan.Sedangkan air minum dalam kemasan yang banyak beredar di pasaran,
juga harus terlebih dulu diproses oleh pabrik sesuai dengan ketentuan pemerintah dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan. Cairan yang dikonsumsi seseorang terutama air minum,
sekurang-kurangnya dua liter atau setara dengan delapan gelas setiap harinya, agar proses
faali dalam tubuh berlangsung dengan lancar dan seimbang.
Dengan mengkonsumsi cukup cairan, seseorang dapat terhindar dari menderita
dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh, serta dapat menurunkan risiko menderita penyakit
batu ginjal.
9. Makanlah Makanan yang Aman Bagi Kesehatan
Makanan yang aman adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung
mikroorganisme atau bakteri, tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, telah diolah
dengan cara yang benar sehingga fisik dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan
dengan keyakinan masyarakat. Makan makanan tidak aman dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, antara lain menderita keracunan makanan yang dapat menyebabkan kematian.

15
10. Baca Label Pada Makanan yang Dikemas
Peraturan perundangan-undangan, bahwa setiap produk makanan yang dikemas harus
mencantumkan keterangan pada labelnya mengenai bahan-bahan yang digunakan, susunan
(komposisi) zat gizinya, tanggal kadaluwarsa, dan keterangan penting lainnya. Semua

keterangan yang rinci pada label makanan kemas sangat membantu konsumen pada saat
memilih dan menggunkannya. Keterangan mengenai susunan zat gizi pada label diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan keadaan kesehatan konsumen. Keterangan
mengenai kadaluwarsa pada label menunjukkan kelayakan makanan tersebut untuk bisa
dimakan atau tidak. Sedangkan keterangan mengenai bahan-bahan, yang terkandung dalam
makanan kemas tersebut memberikan informasi kepada konsumen untuk menilai halal atau
tidaknya bahan makanan tersebut.

H. CARA MEMILIH BAHAN MAKANAN


Dalam menyusun menu seimnbang diperlukan pengetahuan bahan makanan, karena nilai
gizi setiap bahan makanan tiap kelompok tidak sama (Sulistyoningsih, 2010) sebagai berikut:
a. Golongan makanan pokok
Jenis padi-padian merupakan bahan makanan pokok yang memiliki kadar protein lebih
tinggi dari umbi-umbian. Jika bahan makanan pokok yang digunakan berasal dari umbiumbian maka harus disertai lauk dalam jumlah yang lebih besar.Porsi makanan pokok yang
dianjurkan dalam sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 300-500 gram beras atau
sebanyak 3-5 piring nasi dalam sehari.
b. Golongan sayuran
Lauk sebaiknya terdiri dari campuran hewani dan nabati.Lauk hewani memiliki nilai
biologi yang tinggi dibandingkan nabati. Porsi lauk yang dianjurkan untuk orang dewasa
dalam sehari adalah sebanyak 100 gram atau dua potong ikan daging atau ayam, sedangkan
porsi nabati dalam sehari sebanyak 100-150 gram atau 4-6 potong tempe. Tempe dapat diganti
dengan tahu atau kacang-kacangan kering.
c. Golongan buah
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral. Sayuran daun berwarna hijau dan
orange mengandung lebih banyak provitamin A, selain itu sayuran berwarna hijau juga kaya
kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin C. semakin hijau warna sayuran, semakin banyak
mengandung gizi. Setiap hari dianjurkan mengkonsumsi sayuran yang terdiri dari sayuran
daun, kacangkacangan, dan sayuran berwarna jingga. Porsi sayuran dalam bentuk tercampur
dianjurkan juga untuk orang dewasa dalam sehari 150-200 gram atau sebanyak 1,5-2
mangkok dalam keadaan matang.

16
d. Susu dan olahannya
Buah berwarna kuning banyak mengandung provitamin A, sedangkan buah yang kecut
pada umumnya kaya vitamin C. porsi buah yang dianjurkan untuk orang dewasa dalam sehari
adalah 2-3 potong, dapat berupa papaya atau buah-buahan lain.

e. Lain-lain
Menu yang disusun biasanya mengandung gula dan minyak, sebagai penyedap dan
pemberi rasa gurih.Penggunaan gula biasanya sebanyak 25-35 gram/hari (2 - 3 sendok
makan), sedangkan minyak sebanyak 25-50 gram/hari (2 - 5 sendok makan).

I. FACTOR YANG HARUS DI PERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN MENU


KELUARGA
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun menu diantaranya (Sulistyoningsih, 2010)
adalah:
a. Kebutuhan gizi
Kebutuhan gizi setiap anggota keluarga harus terpenuhi sehingga dalam hal ini harus
diketahui dahulu kebutuhan gizinya.
b. Agama dan budaya
Agama dan budaya akan mempengaruhi pemilihan jenis bahan makanan yang akan
digunakan.
c. Variasi bahan dan cara pengolahan
Jenis bahan makanan, cara mengolah dan cara menyajikan harus bervariasi sehingga
tidak menyebabkan jenuh, dan hal ini harus disesuaikan denganperalatan penyimpanan,
pengolahan, dan penyajian yang tersedia.
d. Sosial ekonomi
Pemilihan bahan makanan dan cara pengolahan disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi.
e. Iklim
Pemilihan bahan makanan yang akan digunakan disesuaikan dengan iklim, karena ada
beberapa jenis bahan makanan yang hanya dapat dijumpai padamusim-musim tertentu,
terutama sayur dan buah.

17
BAB 3
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Bagi makhluk hidup tidak terkecuali, makanan yang bergizi sangat penting bagi
kesehatannya. Makanan dapat menyebabkan kita sehat, makanan juga dapat menyeababkan
kita sakit, tetapi dengan makanan pula kita dapat menyembuhkan penyakit. Dalam konteks
islam sebagai agama samawi yang membawa misi rahmatan lilalamin sangat memperhatikan
makanan pemeluknya. Ajaran manusia harus makan dapat kita jumpai pada surat al-anbiya
ayat 8, Al Araaf: 19, Al Baqarah: 35, Yasin: 33, 57, dan lain sebagainya. Sedangkan anjuran
makan makanan yang halan dan thoyyibah, kita jumpai dalam beberapa ayat diantaranya
adalah Al Baqarah: 168, Al Maidah;88, dan An Nahl:144. Makna thoyyiban tidak saja
menyangkut bahwa makanan tersebut adalah baik dari segi cara memperolehnya, tetapi punya
makna dapat mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang memakannya.
Standart kecukupan gizi secara ukuran dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu:
1. Ukuran makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein.
2. Ukuran mikro, yaitu kecukupan vitamin dan mineral.
Kebutuhan kalori (energi) perhari
1. Orang kurus BB x 40-60 kalori
2. Orang normal BB x 30 kalori
3. Orang gemuk BB x 20 kalori
4. Orang Obesitas BB x (10 x15) kalori
B.

Saran

Kami tahu bahwa didaLam penulisan didalam makalah ini masih banyak terjadi
kesalahan-kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang mambangun sangat
kami harapkan.

19
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.

Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Azwar. 2007. Sikap Manusia. Jogjakarta: Liberty
Dariyo. 2007. Perkembangan dan pertumbuhan Batita. Jogjakarta: Liberty.

4.
Depkes RI. 2002. Tabel Status Gizi Menkes RI. Jakarta.
5.
Depkes RI. 2005. Balita BGM. http//:www.bank.data.depkes.go.
6.
Depkes RI. 2006. Pengukuran Antropometri. Jakarta
7.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKUI, 2011. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

20

Anda mungkin juga menyukai