Anda di halaman 1dari 9

BAB III METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 hingga selesai. Lokasi

penelitian dilaksanakan di PR. Trubus Alami Malang, Jawa Timur. Pengolahan data
dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
2

Batasan Penelitian
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

Ruang lingkup penelitian terbatas pada proses produksi.

Data produksi yang digunakan adalah berdasarkan data sekunder dalam jangka
waktu 12 bulan, disertai observasi dan wawancara pada bagian bagian terkait.

Rancangan current value stream map dibuat berdasarkan kondisi yang ada
sekarang sesuai dengan proses produksi yang ada.
3

Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan

terlebih dahulu secara sistemastis sebelum melakukan pemecahan masalah yang


dibahas. Tujuan dari ditetapkanya prosedur penelitian adalah agar penelitian dapat
dilakukan dengan terarah dan mempermudah dalam analisa permasalahan yang
ada. Adapun prosedur dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

Studi Lapangan
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah melakukan observasi langsung

dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan tempat penelitian yaitu PR. Trubus
Alami Malang. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh data sebenarnya dari
perusahaan mengenai permasalahan yang ada serta mengetahui kondisi dan situasi
perusahaan saat ini.

Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari informasi dari berbagai sumber

yang digunakan sebagai acuan untuk mendukung pelaksanaan penelitian. Sumber


literatur yang digunakan diantaranya adalah dari text book (buku), jurnal, dan
informasi dari internet yang mendukung dan menunjang pelaksanaan penelitian.
Studi pendahuluan ini dilakukan dalam bentuk studi literatur yang relevan dengan
masalah yang diangkat. Literatur yang diambil digunakan untuk mengidentifikasi
waste sehingga didapatkan metode yang tepat dalam lean manufacturing untuk
meminimasi waste pada proses produksi.
3

Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yaitu mengidentifikasi permasalahan yang sedang

dihadapi perusahaan sebagai tempat penelitian kemudian merumuskan masalah


yang telah diidentifikasi tersebut. Identifikasi masalah pada penelitian ini terdapat
pada identifikasi waste pada proses produksi di PR. Trubus Alami Malang.
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan metode yang tepat untuk mengeliminasi waste menggunakan lean
manufacturing.
4

Perumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah, perumusan masalah dilakukan sesuai

dengan kenyataan di lapangan. Perumusan masalah merupakan rincian dari


permasalahan yang akan dikaji dan nantinya akan manunjukkan tujuan dari

penelitian. Dalam hal ini terjadi diskusi dengan pihak perusahaan yang diwakili oleh
kepala produski, pekerja produksi, pergudangan dan manajerial.

Penetapan Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ditentukan berdasarkan perumusan masalah yang telah

dijabarkan sebelumnya. Hal ini ditujukan agar mempermudah untuk menentukan


batasan-batasan yang perlu dalam pengolahan dan analisis hasil pengukuran
selanjutnya. Tujuan penelitian juga diperlukan untuk mengukur keberhasilan dari
suatu penelitian.
6

Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
a

Data Primer
Data primer didapat dari hasil pengamatan dan pencatatan secara langsung
yang dilakukan selama penelitian. Dalam penelitian ini, data primer didapatkan
dengan cara observasi, wawancara dan brainstorming.
a) Wawancara
Melakukan wawancara yaitu dengan tanya jawab terhadap pihak
perusahaan, seperti pimpinan perusahaan, supervisor dan operator PR.
Trubus Alami.
b) Observasi
Pengamatan secara langsung dilakukan terhadap kegiatan proses produksi
rokok pada PR. Trubus Alami.
c) Brainstorming
Diskusi dilakukan dengan para ahli dalam proses identifikasi pemborosan
dalam hal yang menjadi lawan diskusi adalah pimpinan perusahaan,
supervisor dan operator PR. Trubus Alami.
Pada penelitian ini, data primernya adalah data yang diperoleh dari
pengamatan serta responden yaitu kepala bagian produksi dan pekerja
produksi yang mengisi kuesioner dan wawancara. Data primer yang
dibutuhkan adalah informasi jenis waste, waktu proses operasi, dan waktu
aktivitas operator.

Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara. Pada penelitian ini data sekunder adalah
data yang diperoleh dari buku teks, jurnal, dan laporan penelitian. Data
sekunder yang dibutuhkan adalah aliran material, aliran informasi produk,
aktivitas operator, layout pabrik, produk defect, permintaan order, dan inventory.
Dari data tersebut nantinya digunakan untuk menggambarkan kondisi
perusahaan saat ini. Dari gambaran tersebut nantinya diharapkan menampilkan
pemborosan yang terjadi pada perusahaan.

Pengolahan Data
a) Big picture mapping / value stream mapping
Pada Value Stream Mapping ini pertama membuat Current State Mapping
untuk melihat kondisi aliran produksi yang ada saat ini. Setelah itu,
perbaikan aliran produksi ditampilkan pada Future State Mapping. Value
Stream Mapping ini digunakan untuk mereduksi value non added yang ada
pada proses produksi.
b) Identifikasi Pemborosan
Informasi waste didapatkan dari hasil kuisioner dengan kepala bagian
produksi dan pekerja produksi. Dari seven waste kemudian dilakukan
pembobotan atau di-ranking untuk mengetahui waste terbanyak yang terjadi
pada proses produksi. Pembobotan waste digunakan untuk menentukan
skor dari tools VALSAT yang akan digunakan. Kriteria pakar yang digunakan
adalah memahami dengan pasti dan jelas proses produksi rokok kretek di
PR. Trubus Alami Malang, dalam hal ini yang menjadi responden pakar
adalah kepala produksi, pekerja produksi, pergudangan dan manajerial.
Tabel Pembobotan pemborosan
NO
1
2
3
4
5
6

PEMBOROSAN
Overproduction (Produksi berlebih)
Defects (Produk cacat)
Unnecessary inventory (Persediaan yang tidak perlu)
Inappropriate processing (Proses yang tidak sesuai)
Excessive transportation (Transportasi berlebih)
Waiting (Menunggu)

SKOR

Unnecessary motion (GerakaN yang tidak perlu)


TOTAL

Tabel nilai pembobotan


Jenis pemborosan
Overproduction
(Produksi berlebih)

Defects
cacat)

Unnecessary
inventory
(Persediaan
tidak perlu)

(Produk

yang

Inappropriate
processing
(Proses
yang tidak sesuai)

Pembobotan
0 = tidak terjadi overproduction
1 = overproduction memakan tempat (space
utilization) tapi belum mengganggu flow process
2 = overproduction memakan tempat yang
sudah mulai mengganggu flow process
3 = overproduction mulai meimbulkan inventory
yang memakan tempat yang mengganggu flow
process dan meningkatkan inventory cost
4 = overproduction memakan terlalu banyak
bahan baku yang mengakibatkan terganggunya
flow process produksi berikutnya
5 = overproduction menimbulkan kerusakan
barang akibat barang teralu lama di gudang
penyimpanan
0 = tidak terjadi defect
1 = defect terjadi di own process step yang
mengakibatkan minor rework
2 = defect terjadi di next process step yang
mengakibatkan minor delay
3 = defect terjadi di later process step yang
membutuhkan
rework
atau
berpotensi
menimbulkan reschedule
4 = defect terjadi saat sebelum sampai ke
customer atau defect yang membutuhkan
significant
rework,
mengakibatkan
keterlambatan pengiriman,, dan membutuhkan
additional inspection.
5 =
defect
ditemukan oleh
customer.
Menimbulkan warranty cost, admin cost, dan
berkurangnya reputasi.
0 = tidak terjadi unnecessary inventory
1 = terdapat inventory yang tidak perlu namun
belum mengganggu proses produksi dan tidak
membutuhkan extra inventory cost
2 = menimbulkan extra resource to manage.
3 = inventory yang tidak perlu mulai
menggaggu proses produksi
4 = membutuhkan extra storage space dan
menimbulkan potensi kerusakan barang
5 = membutuhkan extra storage space dan
menimbulkan kerusakan barang yang tidak
diketahui karena banyaknya inventory.
0 = tidak terjadi inappropriate processing
1 = pengerjaan yang dilakukan berada dibawah
atau diatas spesifikasi yang dibutuhkan namun
efeknya tidak signifikan pada hasil processing

Excessive
transportation
(Transportasi
berlebih)

Waiting (Menunggu)

Unnecessary motion
(GerakaN yang tidak
perlu)

2 = pengerjaan yang dilakukan berada dibawah


atau diatas spesifikasi yang dibutuhkan dan
menimbulkan efek yang signifikan pada hasil
processing
3 = It consumes resource - megakibatkan
konsumsi bahan baku yang lebih banyak
4
=
It
increases
production
time
mengakibatkan bertambahnya waktu produksi
sehingga memperpanjang lead time
5 = inappropriate processing menimbulkan
defect atau menimbulkan kerusakan pada mesin
produksi dan berpotensi menimbulkan bahaya
pada manusia
0 = tidak terjadi transportasi berlebih
1 = terjadi transportasi berlebih namun belum
mengganggu proses produksi
2 = transportasi berlebih mengakibatkan
kualitas
komunikasi
yang
buruk
(poor
communication) antar bagian
3 = transportasi berlebih mengakibatkan
konsumsi floor space yang lebih banyak.
4 = meningkatkan waktu work in progress yang
mengakibatkan
bertambahnya
lead
time
produksi
5 = menimbulkan potensi kerusakan pada
produk
0 = tidak terjadi waiting selama proses produksi
1 = terdapat waiting namun belum mengganggu
proses produksi
2 = waiting yang terjadi mulai menyebabkan
potensi bertambahnya lead time produksi
3 = waiting menyebabkan poor workflow
continuity yang memperpanjang lead time
produksi
4 = waiting yang terjadi menyebabkan poor
workflow and material flow pada proses produksi
dan
berpotensi
timbulnya
keterlambatan
pengiriman
5 = waiting menyebabkan keterlambatan
pengiriman produk
0 = tidak terdapat unnecessary motion
1 = terdapat pergerakan yang tidak perlu
namun belum mengganggu proses produksi
2 = terdapat pergerakan-pergerakan yang
menyela production flow
3 = terdapat pergerakan-pergerakan yang
menyela production flow dan berpotensi
memperpanjang leadtime produksi
4 = unnecessary motion memperpanjang
leadtime dan mengurangi produktivitas pekerja
5 = berpotensi menimbulkan cedera pada
manusia

c) Pemilihan tool VALSAT dan detail mapping


Pemilihan tools VALSAT didapatkan dari pembobotan 7 tipe waste untuk
mendapatkan detail mapping tools yang tepat. Detail mapping tools
digunakan untuk identifikasi penyebab waste yang terjadi.. Penelitian ini
menggunakan beberapa pakar yang terdiri dari kepala bagian produksi
,pekerja produksi, pergudangan dan manajerial. Kriteria pakar yang
digunakan adalah memahami dengan pasti dan jelas proses produksi rokok
kretek di PR. Trubus Alami Malang.

Catatan

: H (faktor pengali 9), M (faktor pengali 3), L (faktor pengali 1)

contoh rekapitulasi tool VALSAT

Analisis penyebab pemborosan


Informasi yang diperoleh pada tahapan sebelumnya, dilakukan untuk

mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan efektivitas serta efisiensi


beserta penyebabnya. Untuk menggambarkan hubungan antara permasalahan dan
penyebabnya maka digunakan pohon masalah. Selain itu dapat diketahui melalui
branstorming dengan pihak-pihak yang mengerti mengenai permasalahan dalam
bagian produksi, sehingga dapat menghasilkan analisis yang lebih baik
9

Pembahasan dan perumusan Perbaikan Terhadap Waste yang Terjadi


Tahap pembahasan yaitu mengenai hasil perhitungan kuantitatif dan

pembobotan untuk 7 tipe waste. Perumusan perbaikan dilakukan dengan analisa


penyebab waste yang terjadi kemudian didapatkan rekomendasi perbaikan untuk
proses produksi dengan mereduksi seven waste tersebut.
10 Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dilakukan proses penyusunan kesimpulan dan
saran. Kesimpulan menjawab tujuan dari penelitian yang telah ditetapkan di awal.
Kesimpulan diambil dengan mempertimbangkan hasil-hasil yang diperoleh dari
penelitian yang didukung dengan teori sebagai landasan berfikir. Saran diberikan
kepada PR. Trubus Alami Malang dan untuk penelitian selanjutnya. Saran yang
diberikan kepada PR. Trubus Alami Malang didapatkan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai