Disusun oleh:
Kelompok 4
Adeline Jessica
1406567813
Dicki Rachman
1406567214
Eviana
1406566685
Grace Margaretha
1406572933
Handri Wijaya
1406568154
Hassel Angelyn
1406571211
1406567914
Matthew Hardhi
1406567984
Raihan Fuad
1406564452
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2016
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan
RahmatNya, kami dapat menyusun makalah yang bertema Langkah-langkah
agar Tim Penanggulangan Kebakaran dapat Berperan dengan Benar untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung
Lingkungan.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung mau pun tidak langsung.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
Ir. Rusdy Malin M.Sc. selaku dosen matakuliah Keselamatan Kesehatan Kerja
dan Lindung Lingkungan yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah
ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih banyak
kekurangan baik dari segi bahasa maupun isi sehingga kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan perbaikan di masa
mendatang.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang
mempergunakan makalah ini sebagai acuan. Semoga bermanfaat.
Depok, 4 April 2016
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Lembar Judul .............................................................................................................. i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
Daftar Gambar .......................................................................................................... iv
Bab I: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
Bab II: Landasan Teori
2.1 Persepsi Risiko ....................................................................................................... 4
2.2 Keselamatan Konstruksi dan Permesinan .............................................................. 7
2.3 Keselamatan Proses dan Teknik Analisis .............................................................. 8
2.4 Keselamatan Kebakaran dan Ledakan ................................................................. 16
2.5 Keselamatan dan Penggunaan Listrik .................................................................. 18
2.6 Komunikasi Bahaya dan Alat Perlindungan Diri ................................................. 19
2.7 Lindungan Lingkungan ........................................................................................ 21
Bab III: Pembahasan
3.1 Fire Management ................................................................................................. 23
3.2 Langkah Pencegahan Kebakaran (FIRE MANAGEMENT: ACTING) .............. 23
3.3 Langkah Penanganan Saat Terjadi Kebakaran (FIRE MANAGEMENT:
ACTING) ............................................................................................................ 25
3.4 Langkah Penanganan Pasca Kebakaran (FIRE MANAGEMENT: ACTING).... 25
Bab IV: Penutup
Kesimpulan ................................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 31
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
yang
ditempuh
dalam
meningkatkan
efektivitas
tim
penanggulangan kebakaran.
2. Memberikan
saran
dan
masukan
teknik/metode
lain
dalam
BAB 2
LANDASAN TEORI
atau dikurangi. Analisis resiko juga dipahami sebagai sebuah proses untuk
menentukan pengamanan macam apa yang cocok atau layak untuk sebuah
sistem
atau
lingkungan
(ISO
1799,
An
Introduction
To
Risk
Analysis, 2012).
Analisis Fault Tree
Fault
Tree
Analysis
(FTA)
adalah
sebuah
teknik
untuk
kecelakaan
kerja
diawali
oleh
lemahnya
kontrol
sehingga
Air: tenggelam
Berjalan: tersandung, tergelincir
Mekanis: rotasi, getaran, geseran, pneumatic
Energi tersimpan: semburan, pneumatic, kapasitor
Kimia: korosif, racun
Listrik: setruman
Biologis: alergen, karsinogen
Energi radiasi: suara, nuklir, sinar x, cahaya
Hal-hal penting dalam rancangan keselamatan permesinan adalah:
Desain
Transportasi
Pemilihan material
Commissioning
Manufaktur
Assembly
Demolition
karyawan,
lingkungan,
2.
3.
2.
3.
2.
3.
2.
2.
2.
10
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
pekerjaan non-rutin atau kegiatan kerja yang telah diketahui bahayanya baik
dijadwalkan atau pun tidak dijadwalkan harus dilengkapi dengan JSA/JHA.
Analisa jadwal kegiatan atas ruang lingkup pekerjaan:
1.
2.
2.
3.
11
4.
5.
Lokasi kerja
6.
7.
8.
9.
2.
3.
Tanggal dan waktu kapan pekerjaan dimulai (baik yang kritis untuk
keperluan permohonan penerbitan ijin kerja atau PTW.
4.
5.
Persyaratan peralatan atau plant seperti forklift, cherry picker dan alatalat berat lainnya.
6.
7.
8.
9.
dikerjakan pada saat yang berbarengan atau pada waktu bersamaan maka
potensi bahaya wajib dirujuk atau diperiksa secara bersilangan (crosses-
12
Tinjau ulang atau review ruang lingkup pekerjaan dan tujuannya bersama
dengan karyawan yang telah ditunjuk.
2.
13
3.
4.
5.
Identifikasi dan nilai bahaya-bahaya yang ada, dimana ada yang berbeda
pada setiap langkah berdasarkan prosedur operasi atau kondisi standar
(standard operating procedure).
6.
7.
8.
9.
14
15
16
Pemadaman kebakaran
Penyelamatan
Pemberdayaan masyarakat
17
ada aturan jarak antar gedung dengan tinggi gedung yang dimiliki.
Kemudahan arsitektur bangunan untuk menjangkau lokasi kebakaran, adanya
jumlah pintu exit di setiap lantai gedung, adanya SOP kebakaran di setiap
lantai, adanya alat sensor kebakaran, dan adanya alat pemadam kebakaran
ringan di setap lantai juga merupakan contoh regulasi untuk menanggulangi
kebakaran di dalam gedung.
2.5 Keselamatan dan Penggunaan Listrik
Listrik adalah muatan negatif yang bergerak. Arus listrik timbul
sebagai akibat dari adanya tegangan dan hambatan. Jenis arus terbagi menjadi
dua: arus searah dan bolak-balik. Arus listrik hanya mengalir pada konduktor
listrik. Tubuh manusia merupakan salah satu konduktor listrik karena 75%
tubuh manusia terdiri atas air. Kondisi dimana tubuh dialiri listrik disebut
sebagai shock.
Untuk menghindari sengatan listrik kita perlu
Mengetahui lokasi daya listrik
Mengadakan perawatan listrik, terutama kabel, secara berkala
Menggunakan pengaman daya listrik
Tidak meninggalkan benda bersifat konduktor listrik di dekat sumber
listrik
Melapisi benda di sekitar daya listrik dengan insulator
Untuk mengecek kebocoran listrik, dilakukan dua buah jenis tes:
Tes DC: resistansi tidak boleh lebih dari 1 M ohm
Tes AC: tegangan di permukaan benda tidak boleh lebih dari 0,75 V.
Kita juga perlu berhati-hati dalam memasukkan kabel jack ke sumber
daya. Jangan memasukkan benda-benda logam ke catu daya karena benda
tersebut mungkin akan dialiri listrik. Behati-hati pula dengan kabel yang telah
usang, karena bisa menjadi celah bagi listrik untuk mengalir keluar.
Sengatan listrik selain menimbulkan shock juga bisa menimbulkan:
Fibrilasi
Api
18
Kematian
Mual dan pusing
Efek yang ditimbulkan dapat dilihat dari arus yang mengalir ke tubuh
manusia, yakni:
bahan
berbahaya
ini
secara
internasional
ditulis
oleh
19
dengan klasifikasi
berikut:
20
21
dapat
dilakukan
penyaringan,
pengolahan
awal,
pengendapan,
dan
bagian
desinfektan
untuk
membunuh
atau
megurangi
mikroorganisme patogen. Selain limbah cair, kualitas udara juga dapat diolah
terlebih dahulu dengan filter udara, pengendapan siklom, filter basah,
pengendap sistem gravitasi, dan pengendapan elektrostatik. Terakhir, limbah
padat dapat dilakukan dewatering atau proses pemisahan antara cairan dan
padatan dengan cara thickening, centrifuge, filtrasi, dan belt press.
22
BAB 3
PEMBAHASAN
23
Petugas teknis;
Petugas komunikasi; dan
Petugas kesehatan pertolongan pertama.
Ketika organisasi Penanggulangan Kebakaran telah dibentuk
dan terbukti menentukan dan dapat berfungsi baik, perlu dilakukan
program latihan evakuasi minimal 1 (satu) kali dalam setahun.
Semua latihan evakuasi harus diikuti oleh peninjau, dilengkapi
dengan daftar pengecekan dan harus diawali dengan penjelasan atau
pengumuman bahwa acara tersebut merupakan suatu latihan.
b.
dengan
penanganan
Keadaan
Darurat
perlu
Alat yang dapat mendeteksi adanya api (panas dan asap) secara dini
dan berkerja secara otomatis yang terhubung ke dalam fire alarm
system dan termonitor atau terpantau di ruang kendali (control room)
24 (dua puluh empat) jam.
b.
c.
24
e.
f.
g.
h.
i.
aktifitas
gedung,
termasuk
untuk
memonitor
dan
25
26
27
28
Sosialisasi
terhadap
pegawai
pada
masing-masing
unit
penanggulangan kebakaran;
29
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam sebuah lingkungan kerja dengan sistem pengamanan yang baik,
dibutuhkan adanya analisis resiko kecelakaan yang mungkin terjadi dalam
lingkungan kerja tersebut. Analisis resiko ini dapat melalui metode Fault Tree
maupun Event Tree. Resiko yang dimaksud dalam analisis ini diantaranya adalah
resiko bahaya yang diakibatkan oleh diantaranya gravitasi, air, mekanis, kimia,
listrik, biologis, dan radiasi. Oleh karena adanya analisis resiko ini, sangat
penting agar semua analisis yang telah teridentifikasi dikelola dan dipastikan
pengendaliannya melalui suatu sistem yang aman agar unsur-unsur dalam
lingkungan kerja seperti karyawan, properti, dan lingkungan sekitar dapat
terlindungi.
Kebakaran menurut KBBI adalah peristiwa terbakarnya sesuatu, yang
pada skala besar dapat menjadi bencana. Sebab dari suatu kebakaran dapat
dibagi menjadi 3 hal, yaitu penyebab, lingkungan, dan lokasi. Penyebab
kebakaran dapat memiliki unsur kesengajaan atau tidak, lingkungan kebakaran
ialah apakah terjadinya kebakaran pada ruangan terbuka/tertutup, dan lokasi dari
kebakaran itu sendiri ialah seperti perumahan, perkantoran, dan bangunan
industri. Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran, maka dibentuklah
sebuah tim penanggulangan kebakaran dengan visi untuk to save life and
property. Untuk mencapai visi tersebut, tim penanggulangan kebakaran ini
memiliki 5(lima) buah strategi Panca Dharma sebagai berikut: pencegahan dan
pengendalian kebakaran, pemadaman kebakaran, penyelamatan, pemberdayaan
masyarakat, dan penanganan bahan berbahaya.
Demi mencapai sebuah tim penanggulangan kebakaran yang dapat secara
maksimal menanggulangi bencana, maka dibutuhkanlah sistem fire management
yang baik. Adapun tujuan utama fire management ialah untuk meningkatkan
kewaspadaan dan pengetahuan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari tim
penanggulangan kebakaran guna mengantisipasi penanganan bila terjadi keadaan
30
DAFTAR PUSTAKA
Charles A. Wentz, Safety, Health and Environmental Protection, MGH, 1998.
Caponigro, A. (2014). Root Cause Analysis. France.
Dinas Kesehatan Jawa Timur. 2003. Manajamen Penanggulangan Kebakaran.
Goestch, David L. 2014. Occupational Safety and Health for Technologies,
Engineers, and Managers Eight Edition. Pearson.
Krishnan, N.V. 1996. Safety Management in Industry. Jaico Publishing House.
Nudell, Mayer dan Norman Antokol. 1988. The Handbook of Effective Emergency
and Crisis Management. Lexington Books.
Pandey, M. (n.d.). Fault Tree Analysis. Waterloo.
Tjandra Yoga Aditama & Tri Hastuti (Ed.). 2002. Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Vesely, B. (n.d.). Fault Tree Analysis (FTA): Concepts and Applications. Head
Quarter NASA.
Wentz, Charles A. 1997. Safety Health, and Environmental Protection. Mc
Graw Hill Companies.
31
32