Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN PT. KRAKATAU STEEL
2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Krakatau Steel
PT Krakatau Steel (Persero) didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970
dengan adanya Surat Keputusan dari Pemerintah Indonesia oleh Indonesian
Goverment Regulation (IGR) dengan P.P. No. 35 tahun 1970 yang berisi
tentang penindaklanjutan proyek besi baja dan disahkan oleh Tan Hong Kie di
Jakarta. Menurut pasal 1 peraturan pemerintah tersebut, PT. Krakatau Steel
didirikan dengan tujuan menyelesaikan dan mengoperasikan proyek industri
baja bekas bantuan Rusia dan mengembangkan industri baja di Indonesia
dalam arti luas. Gagasan didirikannya industri baja ini berasal dari Perdana
Menteri Ir. Juanda tahun 1956. Namun, gagasan ini baru terealisasi pada tahun
1960 dengan ditandatanganinya kontrak pembangunan pabrik baja Cilegon
antara RI dengan All Export Import Corporation (Tjazpromex Pert) of
Moscow, dengan kontrak nomor 080 tanggal 7 Juni 1960.
Industri baja umumnya bersifat padat modal (capital besar / intensif),
karena itu di negara berkembang diawali dengan perusahaan negara (BUMN),
seperti PT. Krakatau Steel. Tujuan didirikannya pabrik baja adalah untuk
memenuhi kebutuhan vital industrialisasi dan pembangunan nasional. Selain
itu biasanya untuk kepentingan nasional dalam rangka pembangunan atau
pengembangan wilayah terpencil, seperti Cilegon atau Banten pada saat itu.
Usaha untuk membangun industri besi baja di tanah air sebenarnya
telah dimulai dengan mendirikan dua proyek, yaitu proyek besi Lampung dan
proyek baja Cilegon. Besi yang dihasilkan di Lampung dilebur bersama-sama
dengan besi tua di Cilegon serta baja yang dihasilkan pada proses menjadi
barang-barang baja jadi yang berupa besi beton, besi profil dan kawat. Namun
proyek besi Lampung dihentikan karena bahan baku yang berasal dari bijih
besi setempat tidak cukup banyak. Sedangkan proyek baja Cilegon sempat
terhenti karena adanya pemberontakan G 30 S/PKI.
Pada tanggal 30 Agustus 1970, pemerintah melalui PP No. 35 tahun
1970 menetapkan kelanjutan proyek Pabrik Baja Cilegon dengan merubahnya
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
perluasan PT. Krakatau Steel oleh Menteri Muda Perindustrian RI, Ir. Tungky
Ariwibowo selaku Direktur Utama PT. Krakatau Steel. Proyek perluasan ini
direncanakan selesai sekitar tahun 1993 atau 1994. Diantara proyek perluasan
adalah pabrik besi spons, DRI HYL-III, SSP, dan HSM. Sasaran program
perluasan dan modernisasi pabrik PT. Krakatau Steel adalah :
Peningkatan kapasitas produksi dari 1,5 juta ton menjadi 2,5 juta ton/tahun
Peningkatan kualitas
Peragaman jenis baja yang dihasilkan
Efisiensi produksi.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
Adanya jaringan rel kereta api dan jalan raya yang memadai untuk
pengangkutan.
Memudahkan
pengendalian
proses
produksi,
karena
adanya
b.
d.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
melakukan
yang
pengawasan
mendukung
usaha
terhadap
berbagai
pencapaian
inisiatif
sasaran-sasaran
perusahaan tersebut.
d. Enterprise Coordination
yaitu membangun dan membina hubungan yang saling menguntungkan
(win-win) dengan berbagai critical entities dari ekosistem perusahaan demi
meningkatkan posisi strategis kelompok usaha Perusahaan.
2.6 Hasil Produksi
PT. Krakatau Steel menghasilkan berbagai jenis produk sesuai dengan
permintaan konsumen. Produk andalan yang dihasilkan adalah baja slab, baja
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
Steel adalah irone ore pellet. Iron ore pellet adalah bijih besi yang telah
diolah dalam pelletizing plant untuk memberikan karakteristik tertentu
seperti kandungan bijih besi yang lebih tinggi, berbentuk bola, ukuran
yang sesuai dan lain sebagainya. Sehingga dapat memberikan hasil yang
baik dalam proses reduksi langsung. Irone ore pellet berbentuk butiran
menyerupai kelereng yang berdiameter rata-rata 1,25 cm. Jenis komponen
yang terdapat dalam iron ore pellet adalah hematite, magnetite dan
gangue. Gangue dikenal sebagai material inert yang padat dan tidak
berpengaruh pada proses reduksi. Komponen utama dari gangue adalah
CaO, MgO, SiO2, dan Al2O3. Selain itu, irone ore pellet biasanya juga
mengandung beberapa element seperti fosfor, sulfur, natrium, kalium, dan
beberapa kandungan kimia lainnya.
Tabel I-1 Jenis-jenis Pellet
Jenis Pellet
Singkatan dari
CVRD
BMC
SAMARCO
Samitri Y Marcona
GIIC
LKAB
CMP
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
Gas Alam
Gas alam digunakan untuk gas pereduksi dengan melalui proses
reformasi. Selain itu, gas alam juga digunakan sebagai bahan bakar untuk
reformer, gas heater, burner yang berada pada radiant section dan
convection section.
Daftar I-2 Komposisi Gas Alam
c.
Komposisi
Fraksi Massa
CH4
>87
C2H6
<4
C3H8
<2
C4H10
<1
C5H12
<1
N2
<2
CO2
<5,5
Steam
Steam digunakan untuk menghasilkan gas pereduksi melalui proses
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
10
: 19,2 atm
Temperatur
: 274 oC
: 3,39 atm
Temperatur
: 138 oC
: 1,334 atm
Temperatur
: 108 oC
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
11
Udara Proses
Udara dihasilkan dari dua kompresor utama dan satu kompresor
cadangan yamg berfungsi untuk memback-up kompresor utama jika mati
mendadak. Kapasitas totalnya adalah 72000 Kg/jam dengan tekanan 5,8
Kg/cm2. Udara ini digunakan untuk keperluan udara proses, keperluan
udara instrument dan keperluan udara service.
d.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
12
Baja kawat untuk industri kawat, paku, mur, baut, dan tali baja.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
13
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
14
Fe : 88% - 91%
C : 1,5% - 2,5%
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
15
Proses Hyl-III secara umum terdiri dari tiga area utama, yaitu :
1. Area Proses Reformasi
Proses reaksi antara natural gas dengan steam yang terjadi di dalam
pipapipa katalis di reformer.
2. Area Proses Reduksi
Proses reduksi adalah proses reaksi bijih besi dan gas proses yang
terjadi di dalam reaktor.
3. Area Sistem Penunjang.
Pada area in terdapat sistem penunjang terdiri dari :
CO2 Absorption System
Process Cooling Water System
Equipment Cooling Water System
Steam System
Inert Gas System
Instrument Air System
Hydroulic System
Sulfur Injection System
Iron Ore Pellet Handling System
Sponges Handling System
Emergency Generator System.
Hasil produksi dari pabrik besi spons terutama digunakan sebagai
bahan baku pembuatan baja yang nantinya akan dikirim ke Slab Steel
Plant dan Billet Steel Plant.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
16
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
17
Ladle Furnace
Aktivitas utama di dalam ladle furnace adalah:
-
menurunkan
kandungan
oksigen
dalam
baja
dengan
komposisi
kimia
dengan
menggunakan aluminium.
-
homogenisasi
temperatur
dan
bubbling argon.
-
RH-Vacuum Degassing
RH-degasser diperlukan untuk memenuhi permintaan produk baja
kualitas tinggi dari konsumen.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
18
Gambar
Reheating Furnace
Untuk persiapan proses pengerolan, baja slab dimasukkan ke
dalam Reheating Furnace dimana baja akan dipanaskan hingga
mencapai temperatur pengerolan (1200-1250) oC. Parameter-parameter
penting dalam proses ini seperti temperatur pemanasan, waktu
pemanasan dan metode penaikan temperatur dikontrol secara otomatis
oleh komputer.
Finishing Mill
Proses pengerolan kontinyu pada Finishing Mill berfungsi untuk
mereduksi transfer bar menjadi baja lembaran (strip) dengan ketebalan
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
19
Laminar Cooling
Proses di dalam Water Laminar Cooling secara semi otomatis
dikontrol oleh sistem komputer dengan tujuan mendapatkan baja
lembaran dengan kualitas yang baik.
Down Coiler
Baja lembaran dibentuk menjadi gulungan (coil) dengan
menggunakan 2 (dua) buah mesin down coiler.
Shearing Line
Baja lembaran panas yang berbentuk gulungan dapat diproses
lebih lanjut menjadi kondisi slit, trimmed atau recoiled.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
20
dan
untuk
menghilangkan
ketidakteraturan
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
21
Temper Mill
Temper rolling merupakan istilah yang digunakan pada proses
akhir pembuatan baja lembaran dingin yang bertujuan antara lain untuk
memberikan kekasaran yang tepat pada permukaan, memperbaiki
kerataan dari baja lembaran, untuk menutupi kerusakan pada derajat
tertentu, dan untuk memberikan tegangan yang cukup dalam upaya
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
22
Gambar II-10
Ladle Furnace
Aktivitas utama di dalam Ladle Furnace adalah:
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
23
aluminium;
-
menambahkan
alloy
untuk
mendapatkan
spesifikasi
yang
diinginkan.
Batang kawat untuk cold heading dengan diameter 5.5 mm, 8 mm,
10 mm, 12 mm.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
24
Reheating Furnace
Untuk persiapan pengerolan, baja billet atau bloom dimasukkan
ke dalam Reheating Furnace tipe walking beam dimana baja dipanaskan
hingga mencapai temperatur pengerolan (1200-1250) oC. Parameterparameter penting dalam proses ini seperti temperatur pemanasan, waktu
pemanasan, dan metode penaikan temperatur dikontrol secara otomatis
oleh sistem komputer.
Pre-Roughing Mill
Unit ini berfungsi mereduksi ukuran bloom menjadi 18 mm
(maksimum) dengan tujuan meningkatkan fleksibilitas produksi.
Roughing Mill
Tandem Roughing Mill digunakan untuk mereduksi bar dengan
dimensi 165x165 mm menjadi transfer bar dengan diameter 18 mm.
Finishing Mill
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
25
Cooling Zone
Proses pendinginan dengan menggunakan teknologi Stelmor
dilakukan untuk mendapatkan baja batang kawat berkualitas baik.
Down Coiler
Dengan fasilitas ini, baja batang kawat dibentuk menjadi gulungan.
Gas Oksigen :
-
machine (CCM).
Di Pabrik Hot Strip (HSM) digunakan untuk pemotongan coil.
Gas Nitrogen HP :
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
26
reactor.
Di Pabrik Billet Baja (BSP) dan Pabrik Slab Baja (SSP) digunakan
pada proses pengadukan baja cair (rinsing) di Landle serta sebagai
Gas Nitrogen LP :
-
Gas Argon :
-
Di Pabrik Bilet Baja (BSP) dan Pabrik Slab Baja (SSP) digunakan
pada proses pengadukan baja cair (rinsing) di Landle serta
penyelimutam baja cair (shrounding) saat mengalir dari tundish ke
CCM.
Di Laboratorium Kimia digunakan sebagai gas pembawa (carier)
dalam mengoperasikan spectrometer untuk menganalisa komposisi
baja cair.
Pabrik gas Industri dipimpin oleh seorang superintendent yang
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
27
pendukung
berupa
peralatan-peralatan
sistem
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
28
29
Diameter
Tebal Dinding : :0.125 inci (3.175 mm) hingga 1 inci (25.4 mm)
Panjang
Maksimal
Spesifikasi
Kapasitas
Produksi
: :120.000 Mtons/tahun
Sertifikasi
Ketangguhan
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
30
sebagai
EPC
contractor
(Engineering,
Procurement,
di bidang
Engineering, Konstruksi,
Pengadaan
dan
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
31
: :Sejak 1976
: :150.000 TPA
:Baja Tulangan Polos Ukuran: P 8 s/d P 36
:
(Standard SNI 07 - 2052)
:Baja Tulangan Sirip Ukuran: S 10 s/d S 36
:
(Standard SNI 07 - 2052)
: :Sejak 1978
: :150.000 TPA.
:Siku Sama Kaki (L) Ukuran: L 60 s/d L 200
:
(Standard JIS G 3192, SNI 07 2054)
:H-Beam (H) Ukuran: H 100 s/d H 200 (Standard
:
JIS G 3192, SNI 07 2054)
:I-Beam (I) Ukuran: I 100 s/d I 250 (Standard DIN
:
1025, JIS G 3192)
:W F Ukuran: WF 100 s/d WF 250 (Standard JIS G
:
3192, SNI 07 2054)
:Kanal Ukuran: U 100 x U 250 (Standard SNI
:
0052, JIS G 3192 )
: :Sejak 1973
: :12.000 TPA
: :BWG - 20 (0,91 mm - 4,48 mm)
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
32
- Industri
baja
- Manufaktur
- Minyak,
- Industri
kimia
- Jasa keuangan
- Rumah
dan perbankan
sakit
Untuk menjamin kepuasan pelanggan, Krakatau IT telah
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
33
Tipe Baja
Seluruh jenis baja yang digunakan untuk membuat produk kaleng
termasuk MR, D, L, dan jenis lain sesuai permintaan.
Baja Temper
Semua jenis baja temper, batch annealed dan continuous annealed,
digunakan dalam pembuatan pelat timah termasuk T-1 hingga T-5,
juga double reduced gauges.
Pelapis Kaleng
-
Pelapis Lain
-
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
34
Lembaran Kaleng
Panjang maksimum 1,150mm, minimum 500mm, isi/kemasan 1.000
lembar.
Penyelesaian Permukaan
Permukaan yang terang atau buram/gelap dapat diproduksi sesuai
permintaan. Proses dengan groundroll dan shot blasted roll dapat
pula diproduksi.
Perawatan Kimia
Proses kroming dapat meningkatkan kekerasan permukaan.
Pelumasan
DOS dan ATBC digunakan sebagai pelapis. Tersedia pula lapisan
dengan berat 1,24 19,84mg/m2.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
35
Pengepakan
Semua jenis pengepakan tersedia, baik dengan kertas dan metal
berbentuk gulungan dan lembaran dengan papan palet, atau dengan
tali pengikat pinggiran pelat dan dengan sudut penguat. Pengepakan
gulungan dapat dilakukan horisontal atau vertikal.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
36
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
37
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
38
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
39
BAB III
SLAB STEEL PLANT II
3.1 Proses Pembuatan Slab Baja
Slab Baja merupakan salah satu produk setengah jadi yang diproduksi
oleh PT.Krakatau Steel, didalam industri baja biasanya disebut Crude Steel.
Produk ini mempunyai bentuk permukaan empat persegi panjang yang
mempunyai ukuran sbb: tebal 200mm, format lebar 900 ~ 2000mm dan
panjang 6000 ~ 12000 meter, dibuat melalui rangkaian proses di unit Slab
Steel Plant (SSP). Bahan baku yang digunakan untuk membuat Slab Baja
terdiri dari besi spons atau Direct Reduction Iron (DRI) yang dihasilkan
Pabrik Besi Spons dan Scrap dengan berbagai campuran yang disesuaikan
dengan kebutuhan.
Proses pembuatannya dimulai dengan memasukkan bahan baku berupa
DRI dan Scrap kedalam EAF (Electric Arc Furnace) untuk dilebur menjadi
baja cair. Selanutnya baja cair yang dihasilkan dituang kedalam ladle yang
telah disiapkan dan dikirim ke Unit LF (Ladle Furnace)
untuk diatur
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
40
DI AGRAM ALI R PROSES PRODUKSI - PABRI K PENGECORAN BAJ A I I ( SLAB STEEL PLANT )
BUCKET
SCRAP
ALLOY
RH - VACUUM
DEGASSI NG
T=1540C-1555C
GAS & DUST
130 TON LIQUID STEEL
LIQUI D STEEL
SLAG
ARGON GAS
FERRO ALLOY
T=1620C
ARGON BUBLING
LADLE
130 T. LIQUID STEEL
ENERGY (40 kWh/ TLS)
FERRO ALLOY
BURN LIME ( 3 KG/TLS )
T= 1565-1580C
TUNDISH 24 TON
MOULD
TORCH CUTTI NG
LADLE TURRET
220 TON
SLAB I NSPECTI ON
SLAB DIMENTION :
LADLE FURNACE
CASTI NG PROCESS
(PROSES PENGECORAN)
B. LF (ladle furnace) :
C. RH (Vacum Degassing) :
1 (satu) RH Vacum Degassing.
1 (satu) unit Alloying system.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
41
E. Fasilitas Penunjang :
b. Import Scrap
c. Local Scrap
2. Sponge
Sponge dihasilkan dari proses produksi direct reduction plant
dengan menggunakan proses reduksi langsung dari pellet dengan
menggunakan reduktor gas H2 dan CO2, yang dihasilkan dari proses
reformasi gas alam (CH4 dengan metode thermokatalik).
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
42
Alloy
adalah
unsur-unsur
campuran
yang
mempengaruhi sifat dimana penggunaan harus dibatasi. Unsurunsur tambahan logam tersebut antara lain :
a. Silikon (Si)
fungsi logam ini adalah agen utama dalam proses peleburan
dimana silikon yang bersifat sebagai deoksidizer untuk baja
killed atau semi killed digunakan untuk menambah kekuatan
dan kekerasan juga sifat listriknya, penggunaan khusus untuk
baja transformator.
b. Mangan (Mg)
fungsi logam ini adalah sebagai deoksidizer, lebih lemah
dibandingkan Si, mangan ditambahkan untuk kekuatan dan
kekerasan, biasanya baja yang digunakan untuk konstruksi.
c. Vanadium (Va)
fungsi logam ini sebagai deoksidizer kuat. Kegunaan vanadium
ini menambah kekutan plastis dan tahan terhadap gaya tekan
untuk pembuatan baja struktur tool dan spring.
d. Alumunium (Al)
deoksidizer yang sangat efektif digunakan untuk baja killed.
e. Nikel (Ni)
sebagai tambahan pembuatan baja stainless.
f. Molibdenum (Mo)
digunakan untuk memperbaiki sifat mekanis, digunakan untuk
gear dan rool.
g. Tembaga (Cu)
ditambahkan untuk menahan korosi.
h. Karbon (Ca)
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
43
Primary Process
Secondary Process
Continous Casting
Pada proses pembuatan baja secara umum ada 2 jenis pemilihan
proses. Pemilihan proses ini tergantung dari jenis baja dan kualitas yang ingin
diproduksi sesuai dengan permintaan konsumen, yaitu berupa komposisi
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
44
Proses ini dipilih bila baja yang ingin dihasilkan merupakan baja
dengan kualitas baik yang mengandung karbon rendah (low carbon), karbon
sedang (medium carbon), dan karbon tinggi (high carbon).
Proses 2
Proses ini dipilih bila baja yang ingin dihasilkan merupakan baja
dengan kualitas tinggi, yaitu mengandung mikro karbon (micro carbon), yaitu
kandungan H2, O2, N2, dan C yang rendah.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
45
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
46
didistribusikan
mengganggu
proses.
Demikian
pula
feeding
adalah
proses
pengumpanan
dengan
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
47
c.
d.
e.
Charging tahap II
Dilakukan secara continuous feeding setelah tahap I
melebur sekitar 40 ~ 60%. Charge tahap ke II ini hanya besi spons
dan kapur baker sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk
mendapatkan baja cair (TLS) yang diinginkan.
Ada halhal yang harus diperhatikan dalam charging tahap I yaitu :
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
48
3. Penetrasi
Penetrasi adalah penembusan elektroda pada material yang
belum mencair dengan kedalaman tertentu dengan menggunakan tap
yang rendah. Penggunaan tap rendah ini dimaksudkan agar arc dari
elektroda tidak merusak dinding dan atap dapur. Sedangkan bila
pemakaian scrap 100% maka dalam periode penetrasi bisa langsung
dipakai tap yang tinggi dan penyetelan tahanan gesernya dimulai dari
nol sampai tegangan maksimum, hal ini dikarenakan sifat dari scrap
yang mudah ditembus. Tetapi bila charge I dipakai besi spons 100%
maka penetrasi dilakukan dengan tap yang bertahap dan waktu yang
lama.
Pada saat melakukan penetrasi, kendala utamanya yaitu
melindungi roof dan dinding atas dapur dari tegangan arc dari
elektroda. Oleh karena itu pada saat penetrasi harus berawal dari tap
yang rendah baru setelah elektroda terbenam dalam scrap dan besi
spons, tap dinaikkan untuk memperoleh daya yang maksimum.
Penetrasi tidak boleh terlalu cepat, karena dapat mengakibatkan :
1. Peleburan akan berjalan dari atas ke bawah.
2. Radiasi dari arc akan mengenai refraktori.
3. Waktu peleburan akan menjadi lama.
Untuk mengetahui apakah proses penetrasi sudah selesai
dilakukan dengan mengamati dari berkurangnya kebisingan pada
furnace dan melihat letak dari elektroda apa sudah mencapai bagian
bawah dari dapur peleburan. Karena apabila periode penetrasi tidak
dilakukan dengan sempurna, artinya elektroda belum menembus charge
yang ditentukan maka sisa charge akan membentuk padatan didasar
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
49
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
50
Injeksi Oksigen
Injeksi grafit.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
51
(+ 2
sampai 2,5)
cairnya.
Keenceran
slag
dapat
dibantu
dengan
menambahkan CaF2.
6. Pouring
Pouring adalah proses penuangan baja cair dari dalam dapur ke
ladle. Proses ini dilakukan dengan memiringkan dapur, persyaratan
yang harus diperhatikan
1. Pemanasan ladle pada temperature 9000 ~ 1000oC.
Hal ini bertujuan untuk menghindari pecahnya dinding ladle akibat
shock temperatur.
2. Standarisasi karbon pouring.
Standarisasi karbon pouring adalah penyesuaian kadar karbon
sesuai dengan grade baja yang akan dibuatnya.
3. Temperatur pouring harus disesuaikan dengan kebutuhan rinsing.
3.3.2. Secondary Process
Proses sekunder metalurgi ini merupakan proses yang sangat
penting dalam menentukan kualitas baja slab, karena sebagai standar
persyaratan untuk memenuhi proses pencetakkan maupun untuk
memenuhi persyaratan order.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
52
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
53
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
54
beberapa
keuntungan
proses
sekunder
dengan
menurunkan
cost
pemakaian
refraktori,
dengan
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
55
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
56
untuk mempertahankan
temperatur.
2. Fluks dan menangkap inklusi dari baja cair.
3. Melindungi baja dari oksidasi dan mengontrol komposisi kimia
baja.
4. Meningkatkan kualitas baja dengan menarik sulfur.
5. Menyesuaikan dengan bahan refraktori untuk meminimalkan erosi
kimia dari linning.
Seluruh faktor diatas harus dipertimbangkan dengan mendesain
slag sesuai dengan jenis baja dan kondisi proses. Syarat-syarat slag
akan tergantung pada jenis baja yang akan dibuat dan komposisi bahan
baku.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
57
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
58
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
59
Reaksi:
Al + O2 Al2O3
Si + O2 SiO2
2[C] + [O2] 2{CO}
adalah
proses
pengurangan
kandungan
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
60
2H
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
61
Parameter casting
Parameter-parameter yang harus diperhatikan dalam proses
pengecoran adalah temperatur baja cair, casting speed, dan
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
62
: 1550 1565 C
: 1540 1550 C
: 1535 1545 C
: 1530 1540 C
b. Casting Speed
Casting speed merupakan kecepatan strand keluar dari mesin,
yang besarnya sangat dipengaruhi temperatur tundish, pada
umumnya semakin rendah temperatur semakin tinggi casting
speed-nya tetapi tidak akan melebihi casting speed maksimum
yang diijinkan.
c. Pendinginan
Terdapat 3 macam pendinginan, yaitu:
Pendinginan primer
Pendinginan primer terdapat didalam mould yang berfungsi
mendinginkan baja cair sehingga terbentuk shell pertama,
yang besarnya antara 5000-8500 liter air/menit
Pendinginan sekunder
Pendinginan sekunder terdapat dibawah mould hingga
straigthtener,
berfungsi
mendinginkan
strand
secara
Pendinginan mesin
Pendinginan
mesin
sering
disebut
pendinginan
roll,
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
63
Persiapan casting
Tahap persiapan proses pengecoran (con-cast) antara lain :
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
64
Pendinginan Slab
Adalah proses pendinginan slab diudara terbuka dilokasi Slab
Handling.
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
65
BAB IV
ANALISA PROSES PELEBURAN DIVISI SLAB STEEL PLANT
DENGAN MENGGUNAKAN 100% SCRAP
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
66
Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
2012
67