Adsorpsi Zat Warna Dan Zat Padat Tersuspensi Dalam Limbah Cair Baik
Adsorpsi Zat Warna Dan Zat Padat Tersuspensi Dalam Limbah Cair Baik
Oleh :
Meylani Tri Hardiyanti
(I0513032)
PENDAHULUAN
Unit usaha industri batik dalam prosesnya juga menghasilkan limbah
cair yang dibuang ke lingkungan sekitarnya.
terutama
proses
basah
industri
bahan tambahan yang berupa zat warna, kanji, minyak, lilin, soda api (NaOH),
deterjen dan lain lain; kebanyakan dari bahan tersebut bersifat nonbiodegradeble.
pencelupan, yang cukup banyak mengandung zat warna dan penguat warna serta
air pengkanjian.
Pengolahan limbah pada umumnya dan limbah cair pada khususnya
dimaksudkan untuk memperkecil dampak negatif yang mungkin terjadi akibat
pembuangan limbah cair tersebut ke lingkungan sekitar. Adanya zat warna dan
zat padat tersuspensi di dalam air terlihat sangat keruh dan akan mengurangi
penetrasi sinar matahari atau cahaya ke dalam air. Hal ini dapat mempengaruhi
regenerasi oksigen secara fotosintesis dan akan mengganggu aktivitas biologi
dari mikroba yang ada di dalam air tersebut. Air limbah dengan yang mengandung
bahan pencemar zat warna dan zat padat tersuspensi pada kenyataannya dapat
menyebabkan gangguan estetika lingkungan. Apabila
kondisi tersebut
stabil
dan sulit
dihancurkan
secara
biologi
(non-biodegradeble).
Dalam penggunaan zat warna di sini diduga ada pewarna tertentu yang
mengandung
logamlogam
luas permukaan
dan distribusi
ukuran
pori. Adsorpsi
adalah
proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan oleh
permukaan zat atau benda penjerap, dalam hal ini terjadi ikatan kimia-fisik
antara substansi dengan bahan penjerapnya.
dalam
proses
adsorpsi.
Pemanasan
permukaan
maksimum,
sehingga
menyerap air.
Air limbah yang baru biasanya berwarna abu-abu, apabila senyawasenyawa
oleh bakteri,
maka
oksigen
terlarut
direduksi sampai habis dan warnanya menjadi hitam (gelap). Air limbah
yang telah diproses (adsorpsi) diharapkan dapat memenuhi standar baku
mutu limbah, yaitu nilai standar maksimal (ambang batas) yang telah
ditetapkan oleh instansi terkait. Dalam hal ini digunakan Surat Keputusan
Gubernur No: 281/KPTS/1998 tentang baku mutu limbah cair industri batik
yang menyatakan bahwa kadar maksimum TSS sebesar 200 mg/L, BOD 50
mg/L, dan COD 100 mg/L.
PEMBAHASAN
Bahan baku yang digunakan berupa limbah cair industri batik
yang diperoleh dari salah satu industri batik, dengan bahan penjerap
(adsorben)
dengan menggunakan alat-alat yang dirangkai seperti pada gambar di bawah ini.
Keterangan :
1. Bak penampung limbah cair batik
2. Kran
3. Pipa aliran proses
4. Penyangga
5a. Kolom adsorpsi (karbon aktif)
5b. Kolom adsorpsi (pasir aktif)
5c. Kolom adsorpsi (kombinasi karbon aktif dan pasir aktif)
6a. Botol air hasil adsorpsi (karbon aktif)
6b. Botol air hasil adsorpsi (pasir aktif)
6c. Botol air hasil adsorpsi (kombinasi karbon aktif dan pasir aktif)
Pasir aktif (dalam bentuk butiran) dan karbon atif dengan ukuran
tertentu (20 mesh), setelah dicuci dengan air bersih dipanaskan (di oven) pada
suhu 70oC selama 2 jam. Setelah kering, masing- masing
bahan tersebut
terpenuhi,
kran pengeluaran
pada
kolom dibuka dan air hasil proses ditampung dalam botol sebanyak 600
mL (untuk pemeriksaan COD, BOD, TSS) dan sebagian ditampung dalam
botol berwarna gelap sebanyak 150 mL (untuk pemeriksaan warna).
Percobaan diulangi untuk masing masing variasi media adsorben (karbon
aktif, pasir aktif, kombinasi karbon aktif dan pasir aktif, dan berbagai variasi
tinggi tumpukan maupun waktu perendaman. Analisa kadar zat warna, TSS,
COD, dan BOD
dilakukan
terhadap
air
x100%
limbah
belum
dapat
memenuhi
persyaratan
baku
mutu.
Dengan