Al-Qur'an Hadist
Al-Qur'an Hadist
STUDI ISLAM
SUMBER HUKUM ISLAM
Disusun Oleh :
Edo Antonio
Irfan
: 1611210036
: 16112100xx
Dosen Pengampu :
Anang Walian
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr wb
Dengan mengucapakan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat
dan rahmatnya saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar. Makalah
ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Studi Islam (Fakultas Tarbiyah
dan Tadris) yang mengkaji tentang Sumber Hukum Islam. Kami mengucapkan
terimakasih kepada bapak Anang Walian, selaku dosen pengampu kami yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada kami. Kami juga mengucapakan
terimakasih kepada teman-teman yang telah ikut serta membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami berharap semoga dengan makalah ini kita dapat mengkaji dan
memahami tentang Ibadah dalam Islam dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Penyusun juga menyadari keterbatasan makalah ini dalam berbagai
aspek, oleh sebab itu saran dan kritikan sangat diharapkan demi perbaikan untuk
selanjutnya.
Wassalamualailum wr wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Masalah...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. ...............................................................................3
B. ...............................................................................4
C. ..................................................................7
D.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Al-Quran
1. Definisi Al-Quran
Menurut bahasa Al-Quran berasal dari bahasa Arab, yaitu
kata kerja Qara a yang artinya membaca, Al-Quaran adalah
bentuk masdar dari kata Qara a. Adapun menurut istilah, Al-
sahabat
mengatakan
sesuatu
hukum
yang
ditetapkan
Al-Quran,
C. Ijtihad
1. Definisi Ijtihad
Menurut
Loweis
Maluf
Ijtihad
bersungguh-sungguh
sehabis usaha. Menurut Al-Syaukani dalam kitabnya irsyad alfukuhul, adalah mengerhakan kemampuan dalam memperoleh
hukum syarI yang bersifat amali melalui cara istinbath.
Sedangkan bahasa Ijtihad adalah mencurahkan tenaga dan
pikiran untuk mendapatkan hukum dari dalil-dalil syarak (AlQuran dan Hadist). Adapun menurut istilah, Ijtihad adalah usaha
yang
sungguh-sungguh
dalam
menggunakan
akal
pikiran
2.
10
11
D. Qiyas
1. Definisi Qiyas
Qiyas
menurut
bahasa
berarti
menyamakan
atau
12
a. Ashal
(pangkal)
menyerupakan
yang
menjadi
(musyabbah
bih
ukuran/tempat
=
tempat
menyerupakan).
b. Farun (cabang), yang diukur (musyabbah = yang
diserupakan).
c. Illat, yaitu sifat yang menghubungkan pangkal dan
cabang.
d. Hukum, yang ditetapkan pada farI sesudah tetap pada
ashal.
2. Syarat Qiyas
Setelah kita mengetahui rukun0rukun qiyas itu ada empat
macam, yaitu fari, Illat dan huku, maka baiklah kita mengetahui
syarat-syaratnya masing-masing.
a) Syarat Ashal/poko:
Syarat ashal/pokok terbagi atas tiga macam :
1. Hhukum ashal harus masih tetap (berlaku),
karena kalau suadah tidak berlaku lagi (sudah
diubah/mansukh) niscya tidak mungkin fari
berdiri sendiri.
2. Hukum yang berlaku pada ashal adalah hukum
syara karena yang sedang dibahas oleh kita ini
hukum syara pula.
3. Hukum pokok/ashal tidak merupakan hukum
pengecualian, seperti sahnya puasa bagi orang
lupa, meskipun makan dan minum.
b) Syarat-syarat fari ada tiga :
1) Hukum fari janganlah beujud lebih dahulu dari
pada hukum ashal. Misalnya mengqiyaskan
wudhu kepada tayamum didalam kewajiban niat
dengan alasan bahwa kedua-duanya sama-sama
thaharah. Qiyas tersebut tidak benar, karena
wudhu (dalam contoh ini sebagai cabang)
diadakan sebelum hijrah, sedangkan tayamum
(dalam contoh ini sebagai ashal) diadakan
sesudah hijrah. Bila qiyas tersebut dibenarkan,
13
ialah
menyakiti
apalagi
mamukul
lebih-
14
15