Artikel Zuhriya - Rohmawati Widjianto Sulur PDF
Artikel Zuhriya - Rohmawati Widjianto Sulur PDF
Binangun yang sangat memadai, dan tema kebakaran hutan sangat cocok untuk
divisualisasikan dalam komputer.
Modul interaktif IPA Terpadu sangat bagus jika memperhatikan
kecerdasan siswa yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatlah modul interaktif
berbasis multiple intelligences. Karena setiap siswa memliki kecerdasan yang
berberda-berbeda, dan kecerdasan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
(Woolf,2009:9). Kecerdasan mempunyai peranan penting dalam menentukan
prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan baik umumnya mudah
belajar dan hasilnya cenderung baik, sehingga prestasi belajarnya tinggi
(Djamarah, 2002:156). Dengan dikembangkannya modul interaktif berbasis
multiple intelligences diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan dan prestasi
belajar siswa SMP kelas VII karena setiap halaman dalam modul interaktif IPA
Terpadu yang dikembangkan menggunakan basis multiple intelligences yang agar
dapat membantu mengembangkan kecerdasan siswa yang kurang menonjol
sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan prestasi belajarnya meningkat.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diperlukan penelitian
pengembangan modul interaktif IPA SMP yang dirancang secara terpadu dengan
tema yang bersifat kontekstual. Sehingga peneliti mengambil judul
Pengembangan Modul Interaktif Berbasis Multiple Intelligences pada Mata
Pelajaran IPA Terpadu dengan Tema Kebakaran Hutan untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP.
Tujuan dari penelitian & pengembangan ini adalah untuk: (1) Mengetahui
kelayakan penggunaan Modul Interaktif Berbasis Multiple Intelligences pada
Mata Pelajaran IPA Terpadu dengan Tema Kebakaran Hutan Untuk Siswa Kelas
VII SMP; (2) Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII melalui
penggunaan modul interaktif berbasis multiple intelligences pada mata pelajaran
IPA Terpadu dengan tema kebakaran hutan.
IPA Terpadu
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006:1). IPA terpadu
merupakan sebuah mata pelajaran yang dikemas ke dalam tema. Tema dapat
dibahas dari sudut biologi, fisika, dan kimia. Pembahasan tema juga
dimungkinkan hanya dari aspek biologi dan fisika, atau kimia dan biologi, atau
fisika dan kimia saja. Model pembelajaran IPA terpadu yang diterapkan dalam
penelitian dan pengembangan ini yaitu model jaring laba-laba (webbed), dimana
dalam model ini menggunakan sebuah tema yang memadukan beberapa pokok
bahasan atau sub pokok bahasan yang kemudian dijadikan dalam satu tema.
Modul Interaktif
Menurut Abdullah dkk (2013:5) modul interaktif adalah modul yang
dikembangkan dan dilengkapi dengan beberapa hasil dari program software
sehingga modul menjadi interaktif, sedangkan menurut Riyana (2007:3) modul
interaktif merupakan modul yang disusun sistematis untuk mengatasi
permasalahan belajar yang dihadapi siswa secara mudah dan cepat mencapai
kompetensi yang ingin dicapai. Berdasarkan definisi ini dapat dituliskan bahwa
Terpadu yang diperoleh dari dosen, guru, dan siswa merupakan data kuantitatif
dan kualitatif. Data kuantitatif berupa kuisioner dengan skala likert, sedangkan
data kualitatif berupa komentar, saran, dan kritik dari penelaah. Tim penelaah
adalah 3 orang ahli materi yang terdiri dari 1 dosen Fisika dan 2 guru IPA dan 1
dosen Fisika yang ahli media. Sedangkan siswa yang menjadi subjek uji coba
adalah siswa kelas VII-i dan VII-f SMP Negeri 1 Binangun. Adapun data hasil
penilaian dari tim penelaah ahli materi dan ahli media pada setiap aspek disajikan
pada Tabel 1.
Tabel 1 Nilai Rata-Rata Hasil Penilaian Modul Interaktif IPA Terpadu oleh Tim Penelaah
No.
Tim Penelaah
Nilai Rata-Rata
Kriteria
1.
Ahli Materi
3,61
Sangat Layak
2.
Ahli Media
3,10
Cukup Layak
Rata-Rata
3,36
Sangat Layak
Hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu oleh ahli materi
memperoleh nilai rata-rata 3,61 dengan kriteria sangat layak. Dari data penilaian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan modul interaktif IPA
Terpadu tidak memerlukan revisi yang signifikan, dan layak digunakan sebagai
sarana belajar mandiri siswa SMP kelas VII. Adapun data hasil penilaian dari tim
penelaah ahli materi pada setiap aspek disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Nilai Rata-Rata Hasil Penilaian Modul Interaktif IPA Terpadu oleh Ahli Materi
No
Aspek
Rata-rata
Kriteria
1.
Keluasan Materi
4,00
Sangat Layak
2.
Kedalaman Materi
3,83
Sangat Layak
3.
Keakuratan Fakta dan Konsep
3,00
Cukup Layak
4.
Keakuratan Ilustrasi
3,67
Sangat Layak
5.
Kesesuaian dengan Perkembangan Ilmu
3,33
Sangat Layak
6.
Kontekstual
4,00
Sangat Layak
7.
Salingtemas
4,00
Sangat Layak
8.
Keruntutan Konsep
3,67
Sangat Layak
9.
Kekonsistenan Sistematika
4,00
Sangat Layak
10.
Keseimbangan Antar Bab
4,00
Sangat Layak
11.
Kesesuaian dengan Multiple Intelligences
3,44
Sangat Layak
12.
Berpusat Pada Peserta Didik
3,67
Sangat layak
13.
Mengembangkan Keterampilan Proses
3,00
Cukup Layak
14.
Kelengkapan Isi
3,00
Cukup Layak
15.
Tipe Pembelajaran
3,56
Sangat Layak
16.
Variasi Penyajian
3,67
Sangat layak
17.
Pembelajaran Terpadu
3,50
Sangat layak
18.
Pendahuluan
3,00
Cukup Layak
19.
Evaluasi
3,83
Sangat Layak
20.
Ilustrasi yang Mendukung Pesan
3,33
Sangat Layak
21.
Daftar Pustaka
4,00
Sangat Layak
22.
Glosarium dan Peta Konsep
3,67
Sangat Layak
Nilai Rata-Rata Total
3,61
Sangat Layak
Kriteria hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu oleh ahli materi
pada setiap aspek adalah sangat layak dan cukup layak. Aspek yang memiliki
kriteria sangat layak antara lain keluasan materi, kedalaman materi, keakuratan
ilustrasi, kesesuaian dengan perkembangan ilmu, kontekstual, salingtemas,
keruntutan konsep, kekonsistenan sistematika, kesesuaian dengan multiple
intelligences, berpusat pada peserta didik, tipe pembelajaran, variasi penyajian,
Tabel 3 Komentar, Saran, dan Kritik dari Tim Penelaah Ahli Materi
No
Aspek
Komentar, Kritik, dan Saran
1.
Kesesuaian
uraian
materi
Motoriknya perlu dijelaskan
dengan SK dan KD
2.
Keakuratan Materi
Ilustrasi coba kejadian di sekitar siswa
3.
Teknik Penyajian pembelajaran Gambar video diperjelas
Video dalam refleksi terlalu cepat, beri jeda waktu
untuk membaca
Bahasa Inggris sangat minim
4.
Penyajian pembelajaran
Gambar kurang proporsional
Visualisasi dalam bentuk video atau animasi perlu
dilengkapi
5.
Kelengkapan penyajian
Istilah bahasa inggris minim
6.
Komentar secara umum
Modul sudah bagus dan sudah sesuai untuk
pembelajaran IPA di SMP
Secara umum,modul ini sudah bagus dan layak
digunakan. Namun perlu sedikit perbaikan pada
beberapa bagian.
Selama memungkinkan, buatlah dalam bentuk video,
paling tidak animasinya, di samping ada gambar.
Hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu oleh ahli media
memperoleh nilai rata-rata 3,10 dengan kriteria cukup layak. Dari data penilaian
ini, dapat disimpulkan bahwa memerlukan revisi pada beberapa bagian yang perlu
direvisi, dan cukup layak digunakan sebagai bahan ajar mandiri siswa SMP kelas
VII. Adapun data hasil penilaian dari tim penelaah ahli materi pada setiap aspek
disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Nilai Rata-Rata Hasil Penilaian Modul Interaktif IPA Terpadu oleh Ahli Media
No Aspek
Rata-rata
Keterangan
1.
Tombol Navigasi Modul
3
Cukup Layak
2.
Penyajian Informasi
3,33
Sangat Layak
3.
Artistik dan Estetika
2,33
Kurang Layak
4.
Unsur Kecerdasan yang Ditingkatkan
3,5
Sangat Layak
5.
Fungsi Modul secara Keseluruhan
4
Sangat Layak
Nilai Rata-Rata Total
3,10
Cukup Layak
Kriteria hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu oleh ahli media
pada setiap aspek adalah sangat layak, cukup layak, dan kurang layak. Aspek
yang memiliki kriteria sangat layak yaitu penyajian informasi, unsur kecerdasan
yang ditingkatkan, dan fungsi modul secara keseluruhan. Aspek yang memiliki
kriteria cukup layak yaitu tombol navigasi modul, dan aspek yang memiliki
kriteria kurang layak yaitu artistik dan estetika. Aspek-aspek yang memiliki
kriteria sangat layak tidak memerlukan revisi yang signifikan sedangkan aspek
yang memiliki kriteria cukup layak dan kurang layak memerlukan revisi pada
beberapa bagian yang diperlukan dengan memperhatikan saran yang diberikan
oleh tim penelaah ahli materi seperti yang tertuang dalam Tabel 5.
Tabel 5 Komentar, Saran, dan Kritik dari Tim Penelaah Ahli Media
No
Aspek
Komentar, Kritik, dan Saran
1.
Tombol navigasi modul
Perlu diperhatikan konsistensi tata letak dan
bentuk tombol navigasi
2.
Artistik dan estetika
Perbaiki bagian yang kurang menarik (efek
transisi halaman peta konsep)
3.
Komentar secara umum
Perlu dibuatkan panduan penggunaan media
Secara keseluruhan modul layak digunakan
sebagai media pembelajaran mandiri dengan
beberapa revisi yang diperlukan
Hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu oleh tim penelaah ahli
materi dan ahli media memperoleh nilai rata-rata 3,36 dengan kriteria sangat
layak. Dari data penilaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan
modul interaktif IPA Terpadu tidak memerlukan revisi yang signifikan, dan layak
digunakan sebagai sarana belajar mandiri siswa SMP kelas VII.
Analisis Data
Berdasarkan data hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu tema
kebakaran hutan oleh ahli materi, diperoleh nilai rata-rata 3,61 dengan kriteria
sangat layak. Dari data penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
pengembangan modul interaktif IPA Terpadu tema kebakaran hutan layak
digunakan sebagai bahan ajar mandiri siswa SMP kelas VII, dan tidak
memerlukan revisi yang signifikan. Sedangkan data hasil uji kelayakan modul
interaktif IPA Terpadu tema kebakaran hutan oleh ahli media, diperoleh nilai ratarata 3,10 dengan kriteria cukup layak. Dari data penilaian tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil pengembangan modul interaktif IPA Terpadu tema
kebakaran hutan cukup layak digunakan sebagai bahan ajar mandiri siswa SMP
kelas VII, dan memerlukan revisi pada beberapa bagian yang perlu direvisi.
Selain itu rata-rata nilai pretest peserta didik kelas VII adalah 45,68
sedangkan rata-rata nilai posttest adalah 89,53. Atau terjadi peningkatan sebesar
43,85. Hal ini disebabkan karena sebelum pretest siswa tidak mendapat perlakuan
pembelajaran dengan modul interaktif berbasis multiple intelligences pada mata
pelajaran IPA Terpadu dengan tema kebakaran hutan sedangkan sebelum posttest
siswa mendapat perlakuan pembelajaran dengan modul interaktif berbasis
multiple intelligences pada mata pelajaran IPA Terpadu dengan tema kebakaran
hutan, sehingga terjadi peningkatan sebesar 43,85. Modul interaktif IPA Terpadu
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena menggunakan basis multiple
intelligences sehingga dapat mengembangkan kecerdasan siswa yang kurang
menonjol dan kecerdasan
yang baik dapat meningkatkan prestasi belajar
(Djamarah, 2002:156). Selain itu modul interaktif yang dikembangkan juga
memenuhi semua karakteristik modul interaktif yang dituliskan oleh Riyana
(2007:7). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan modul interaktif IPA Terpadu
tema kebakaran hasil pengembangan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas VII.
Revisi Produk Pengembangan
Berdasarkan hasil uji kelayakan, dapat disimpulkan bahwa modul
interaktif IPA Terpadu yang dikembangkan sudah layak digunakan. Akan tetapi
berdasarkan komentar, kritik, dan saran dari tim penelaah, beberapa bagian modul
interaktif IPA Terpadu masih perlu diperbaiki. Adapun bagian-bagian dari modul
interaktif IPA Terpadu yang diperbaiki terdapat pada Tabel 6.
Tabel 6 Hasil Revisi Modul Interaktif IPA Terpadu Berdasarkan Komentar, Kritik, dan
Saran dari Tim Penelaah
No
Aspek
Komentar, Kritik, dan Saran
Revisi
1.
Teknik Penyajian
Gambar video diperjelas
Gambar video diperjelas
pembelajaran
Video dalam refleksi terlalu
Jeda waktu dalam video
cepat, beri jeda waktu untuk
refleksi diperpanjang
membaca
Penjelasan dalam
Bahasa Inggris sangat minim
glosarium disajikan dalam
bahasa Inggris dan
Indonesia
2.
Kesesuaian dengan
Istilah bahasa inggris minim
Glosarium disajikan
multiple
secara billingual yaitu
intelligences
dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris
3.
Tombol navigasi
Perlu diperhatikan konsistensi
Menyamakan bentuk
modul
tata letak dan bentuk tombol
tombol
navigasi
4.
Artistik dan estetika Perbaiki bagian yang kurang
Mengubah efek transisi
menarik (efek transisi halaman
halaman peta konsep
peta konsep)
5.
Komentar secara
Perlu dibuatkan panduan
Membuat panduan
umum
penggunaan media
penggunaan media
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa produk
yang dihasilkan berupa program modul interaktif IPA Terpadu tema kebakaran
hutan berbasis multiple intelligences yang dikemas dalam bentuk CD
Pembelajaran sangat layak digunakan dalam pembelajaran terpadu dan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Binangun.
SARAN
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang diajukan dirumuskan sebagai
berikut.
1. Selain dapat digunakan sebagai sarana belajar mandiri siswa, modul interaktif
ini juga dapat dimanfaatkan oleh pengajar untuk mengajar materi IPA Terpadu.
2. Peneliti lain disarankan untuk melakukan uji lapangan di sekolah selain SMP
Negeri 1 Binangun dengan menggunakan modul interaktif IPA Terpadu ini.
3. Peneliti lain disarankan untuk mengembangkan RPP dan lembar kerja siswa
interaktif sebagai pendamping modul interaktif IPA Terpadu tema kebakaran
hutan.
DAFTAR RUJUKAN
Abdullah, Herpratiwi, & Tarkono. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Modul
Interaktif Konsep Dasar Kerja Motor Lngkah 4 Langkah Kelas X di
Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjungkarang, (Online),
(http://s2tp.fkip.unila.ac.id diakses 02 Mei 2013).
Armstrong, Thomas. 2000. Multiple intelligences in the classroom 2nd edition.
USA: Association for Supervision and Curriculum.
Cahyono. 2009. Pengembangan Paket Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis
Konstruktivisme dengan Tema Kebakaran Hutan untuk Siswa SMP
Negeri 1 Turen. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM.
Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu untuk
SMP/MTs. Jakarta: Balitbang Depdiknas.
DePorter, Bobbi. 1999. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan Ary Nilandari. 2003. Bandung: Kaifa.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan kuantitatif & kualitatif. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Riyana, Cepi. 2007. Pedoman Pengembangan Modul Multimedia Interaktif.
Bandung: Program P3AI Universitas Pendidikan Indonesia.