FEBRUARI 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
PKMRS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DISUSUN OLEH
Ditha Fadhila
C11111145
PEMBIMBING
dr. Agus Susanto
dr. Ikhsan Ali
SUPERVISOR
dr. Rahmawaty G, M.Kes, Sp.A
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa:
Nama : Ditha Fadhila
NIM
: C11111145
Pembimbing 1
Pembimbing 2
dr.Agus Susanto
dr.Ikhsan Ali
Supervisor Pembimbing
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Anak merupakan generasi penerus suatu bangsa dan penentu kualitas
sumber daya manusia di masa yang akan datang, sehingga dibutuhkan anak
dengan kualitas yang baik agar tercapai masa depan bangsa yang baik. Untuk
mendapatkan kualitas anak yang baik harus dipastikan bahwa tumbuh dan
kembangnya juga baik. Sehingga, pemantauan tumbuh kembang harus dimulai
sejak dini dan secara berkala 1,2
Menurut Soetjiningsih, tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter),
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalium dan nitrogen tubuh).
Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.3 Tiga tahun pertama
kehidupan seorang anak merupakan masa kritis perkembangan karena pada masa
ini terbentuknya dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan pengindraan,
berpikir, keterampilan berbahasa, berbicara, bertingkah laku sosial dan
sebagainya.4
Berbagai masalah perkembangan anak seperti keterlambatan motorik,
berbahasa, perilaku, autisme, hiperaktif, dalam beberapa tahun terakhir ini
semakin meningkat. Angka kejadian di Amerika serikat berkisar 12-16%. Kurang
dari 30% anak yang dapat diidentifikasi penyimpangan perkembangan dan hanya
sekitar 2030% penyimpangan dapat terdeteksi sebelum anak sekolah. Thailand
24%, dan Argentina 22%, di Indonesia antara 13%-18%. 4,5
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini
mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang
dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh
kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut
juga anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh
kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan
serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis
proses tumbuh kembang. 6
Untuk mengurangi masalah perkembangan, perlu dilakukan upaya
pencegahan sedini mungkin yaitu dengan melakukan deteksi dini. Salah satu cara
deteksi dini perkembangan yang sistematik, komprehensif, efektif, dan efisien
adalah metode skrining yang dapat dilakukan secara informal maupun formal.4
Menurut batasan WHO, skrining adalah prosedur yang relatif cepat,
sederhana dan murah untuk populasi yang asimtomatik.7
Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan hasil skrining perkembangan
yang berbeda-beda, dengan rentang nilai sebesar 13%-28,5%. Tujuh puluh persen
anak dengan keterlambatan tidak teridentifikasi tanpa skrining. Sedangkan 70%80% anak dengan keterlambatan perkembangan teridentifikasi dengan skrining
perkembangan yang baik.8
Evaluation
of
Developmental
Status),
PDQ
yaitu PEDS
(Prescreening
Denver
BAB II
ISI
1. Perkembangan
1.2.
Definisi perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai
6
sedemikian
rupa
sehingga
masing-masing
dapat
disertai
dengan
perubahan
fungsi.
Misalnya
Melalui
belajar,
anak
memperoleh
kemampuan
dimiliki anak.
Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak.
Dengan
demikian
perkembangan
seorang
anak
dapat
masa remaja.
Jenis kelamin. Fungsi reproduksi pada anak perempuan
berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah
melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih
cepat.
Genetik. Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang
akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
Faktor Prenatal
o Gizi. Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir
kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
o Mekanis. Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan
kelainan kongenital seperti club foot.
o Toksin/zat
kimia.
Beberapa
obat-obatan
seperti
dapat
menyebabkan
10
jantung
bawaan
mengakibatkan
retardasi
pertumbuhan jasmani.
o Lingkungan fisis dan kimia. Lingkungan adalah tempat
anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia
kebutuhan dasar anak. Sanitasi lingkungan yang kurang
baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat
kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak
yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
o Psikologi. Hubungan anak dengan orang sekitarnya.
Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya
atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami
hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
o Endokrin. Gangguan hormon, misalnya pada penyakit
hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan
pertumbuhan.
o Sosio-ekonomi.
Kemiskinan
selalu
berkaitan
dengan
pertumbuhan,
demikian
halnya
dengan
11
1.5.
sebagainya. 3
1.6.
Tahap-tahap perkembangan anak
Tahap perkembangan anak menurut umur
Umur 0-3 bulan
Menggenggam pensil.
13
Menumpuk 2 kubus.
14
Melihat gambar dan menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih.
Mendengarkan cerita.
Melompat-lompat 1 kaki.
Menari.
Menggambar lingkaran.
15
Bisa
membandingakan/membedakan
sesuatu
dari
ukuran
dan
bentuknya.
Berjalan lurus.
Menjawab
pertanyaan
tentang
benda
terbuat
kegunaannya.
Mengenal warna-warni.
Mengungkapkan simpati.
dari
apa
dan
1.7.
Gangguan perkembangan
a. Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan
indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan
berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada
sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor,
psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya
stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa
bahkan gangguan ini dapat menetap.
b. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur
tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu
kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat
yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
c. Sindrom Down. Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang
dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang
terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang
berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal.
Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia
yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat
17
menyebabkan
keterlambatan
perkembangan
motorik
dan
rendah (IQ
menyebabkan
perhatian
yang
seringkali
disertai
dengan
hiperaktivitas.10
2. KPSP
2.2.
Definisi KPSP
KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) merupakan tes
pemeriksaan perkembangan anak dengan menggunakan kuesioner
berisi suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para
orang tua atau perintah kepada anak dan dipergunakan sebagai alat
untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3
bulan sampai dengan 6 tahun. Bagi tiap golongan umur terdapat 10
pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak.4,8
18
didapatkan
bahwa intervensi
penyimpangan
perkembangan
adalah
pada
anak
sebaiknya
untuk
dengan
dilakukan
mengetahui
Anak
0 bulan
3 bulan
6 bulan
9 bulan
12
bulan
15
bulan
18
bulan
21
bulan
24
bulan
30
bulan
36
bulan
42
bulan
48
bulan
54
bulan
60
bulan
66
bulan
72
bulan
Penyimpangan
Penyimpangan
Penyimpangan Mental
Pertumbuhan
Perkembangan
Emosional
BB/TB
LK
KPSP
TDD
CHAT*
GPPH
*
KMM
TDL
Tabel 6. Jadwal deteksi tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya.10
20
Keterangan:
BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi
Badan
LK
: Lingkar Kepala
KPSP
: Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan
TDD
: Tes Daya Dengar
TDL
: Tes Daya Lihat
21
2.7.
Prosedur KPSP
Kuesioner praskrining perkembangan merupakan kuesioner untuk skrining
pendahuluan anak umur 3 bulan sampai 6 tahun yang dilakukan oleh orangtua.
Terdapat 10 pertanyaan mengenai kemampuan perkembangan anak, yang harus
diisi (atau dijawab) oleh orangtua dengan jawaban ya dan tidak, sehingga hanya
membutuhkan waktu 10-15 menit. Terdapat 16 macam KPSP sesuai umur anak
yaitu umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan.
Petunjuk Penggunaan:
e. Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh
karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan
kepadanya.
f. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada
formulir.
g. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab
pertanyaan terdahulu.
h. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab. 10
2.8.
(P)
maka
anak
tersebut
memerlukan
7,8,10
Intervensi
Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:
o Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
o Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
o Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak.
o Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72
bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Dini
Usia (PADU), Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.
o Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan
pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak
umur 24 sampai 72 bulan.
Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
Masa prenatal
stimulasi.
Hasil KPSP dengan jawaban Ya = kurang dari 7 atau pemeriksaan ulang
tetap 78, anak perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
2.11.
lengkap.7,8
Hal yang harus dilakukan apabila terjadi penyimpangan perkembangan
Yaitu dengan melakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis
dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
Intervensi atau stimulasi dilakukan bila hasil meragukan. Intervensi
disarankan tiga kali sehari selama 1530 menit selama 2 minggu sehingga
diharapkan perkembangan anak tersebut dapat menjadi sesuai menurut usia.5
Jawaban Ya 9-10
(Sesuai)
1.Pujiorang tua/pengasuh.
2.Ajarkan orang tua
atau pengasuh untuk
melakukan stimulasi
kepada anak.
Jawaban Ya 7-8
(Meragukan)
Lakukan
intervensi
sesuai dengan penyimpangan
yang
ditemukan.
Jawaban Ya 6
(Penyimpangan)
Rujukan ke Rumah
Sakit
dengan
menuliskan jenis dan
jumlah penyimpangan
perkembangan.
3.Anjurkan orangtua
atau pengasuh untuk
membawa anaknya
3 bulan kemudian
untuk
diskrining
kembali
sesuai
umurnya.
Skrining ulang KPSP 2 minggu kemudian.
Jawaban Ya 9-10
(Sesuai)
Jawaban Ya 7-8
(Meragukan)
Jawaban Ya 6
(Penyimpangan)
Jawaban <9
Daftar Pustaka
1. Kadi, Fiva A., Herry Garna, dan Eddy Fadlyana. Kesetaraan Hasil Skrining Risiko
Penyimpangan Perkembangan Menurut Cara Kuesioner Praskrining Perkembangan
(KPSP) dan Denver II pada Anak Usia 12-14 Bulan dengan Berat Lahir Rendah. Sari
Pediatri Vol.10 No.1 Juni. 2008;10(1):29-33.
2. Lestari, Hesti, dan Rini Sekartini. Penilaian PEDS pada Anak Usia 6-72 bulan. Sari
Pediatri Vol.9 No. 1 Juni. 2007.
3. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Edisi pertama. Jakarta: EGC; 1995.h.???.
4. Dhamayanti, Meita. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri
Vol.8 No.1 Juni. 2006;9-15.
5. Susanti, Anne et al. Manfaat Intervensi Dini Anak Usia 6-12 Bulan dengan
Kecurigaan Penyimpangan Perkembangan. MKB Volume 46 No.2 Juni. 2014.
6. Chamidah, Atien Nur. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.
Jurnal UNY Vol.1 No.3. 2009.
7. Soedjatmiko. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Sari Pediatri Vol.3
No.3 Desember.2001;175-188.
8. Ariani, dan Mardhani Yosoprawoto. Usia Anak dan Pendidikan Ibu sebagai Faktor
Risiko Gangguan Perkembangan Anak. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol.27 No.2
Agustus. 2012.
9. Sain, Sry N.H, Amatus Yudi Ismanto, dan Abram Babakal. Pengaruh Alat Permainan
Edukatif Terhadap Aspek Perkembangan Pada Anak Pra Sekolah di Wilayah
Puskesmas Ondong Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Jurnal e-NERS
Vol.1 No.1 Maret. 2013.h.16-20.
10. Departemen Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
66 Tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh
Kembang Anak. 2014.
11. Gerber, R.Jason, Timothy Wilks, dan Christine Erdie-Lalena. Developmental
Milestones: Motor Development. Pediatrics in Review Vol.31 No.7 Juli. 2010.
12. American Academy of Pediatrics. Developmental Screening Tools. Pediatrics Vol. 118
No.1 Juli. 2006.
13. Ringwalt, Sharon. Developmental Screening and Assessment Instruments with an
Emphasis on Social and Emotional Development for Young Children Ages Birth
through Five. The National Early Childhood Technical Assistance Center May. 2008.