Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA DENGAN NANDA, NOC,

NIC
A. Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin
dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia
terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
B. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah
secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan
toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang
tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan
memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka
hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi
kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya,
hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel
darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperleh dengan
dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam
sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung

C. Etiologi:
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin, vitamin C dan
copper
D. Klasifikasi anemia:
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek produksi
sel darah merah, meliputi:
a.
Anemia aplastik Penyebab:
- agen neoplastik/sitoplastik
- terapi radiasi
- antibiotic tertentu
- obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
- benzene
- infeksi virus (khususnya hepatitis)

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang


Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik

b.
c.

Gejala-gejala:
Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran kemih,
perdarahan susunan saraf pusat.
Morfologis: anemia normositik normokromik
Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:
Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
Hematokrit turun 20-30%
Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin
Anemia pada penyakit kronis

d.
-

Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik normokromik (sel
darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses
paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
Anemia defisiensi besi
Penyebab:
Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid, dll.)

gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)


sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi

Gejala-gejalanya:
- Atropi papilla lidah
- Lidah pucat, merah, meradang
- Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e.
Anemia megaloblastik
Penyebab:
- Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
- Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st gastrektomi) infeksi parasit, penyakit
usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi,
pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi


2.
-

Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah
merah:
Pengaruh obat-obatan tertentu
Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
Proses autoimun
Reaksi transfusi
Malaria


Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis
E. Tanda dan Gejala
o Lemah, letih, lesu dan lelah
o Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
o Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
F.

Kemungkinan Komplikasi yang muncul


Komplikasi umum akibat anemia adalah:
o gagal jantung,
o parestisia dan
o kejang.
G. Pemeriksaan Khusus dan Penunjang
o Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas
ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial.
o Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
o Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan
darah kronis.
H. Terapi yang Dilakukan
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
o Transplantasi sumsum tulang
o Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2.

Anemia pada penyakit ginjal


o Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
o Ketersediaan eritropoetin rekombinan

3. Anemia pada penyakit kronis


o Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan
keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk
membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
o Dicari penyebab defisiensi besi
o Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.
5.

Anemia megaloblastik

o Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh
defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang
menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara
IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

II.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN MASALAH KOLABORASI YANG MUNGKIN MUNCUL


Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake makanan.
Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan konsentrasi Hb dalam
darah.
Resiko Infeksi b/d imunitas tubuh skunder menurun (penurunan Hb), prosedur invasive
PK anemia
Kurang pengatahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang informasi.
Sindrom deficite self care b.d kelemahan
RENPRA ANEMIA

No
Diagnosa
1
Intoleransi aktivitas
B.d
ketidakseimbangan
suplai & kebutuhan
O2

Tujuan
Setelah
dilakukan
askep .... jam Klien
dapat
menunjukkantolerans
i
terhadap
aktivitas dgn KH:

Klien
mampu
aktivitas minimal

Kemampuan aktivitas
meningkat
secara
bertahap
Tidak ada keluhan
sesak nafas dan lelah
selama dan setelah
aktivits minimal
v/s dbn selama dan
setelah aktivitas

Intervensi
Terapi aktivitas :
Kaji kemampuan ps melakukan
aktivitas
Jelaskan pada ps manfaat
aktivitas bertahap
Evaluasi dan motivasi keinginan
ps u/ meningktkan aktivitas
Tetap sertakan oksigen saat
aktivitas.
Monitoring V/S
Pantau V/S ps sebelum, selama,
dan setelah aktivitas selama 3-5
menit.

Energi manajemen
Rencanakan aktivitas saat ps
mempunyai energi cukup u/
melakukannya.
Bantu klien untuk istirahat setelah
aktivitas.
Manajemen nutrisi
Monitor intake nutrisi

untuk

memastikan kecukupan sumbersumber energi


Emosional support
Berikan reinfortcemen positip
bila ps mengalami kemajuan
2

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d intake nutrisi
inadekuat, faktor
psikologis

Setelah
dilakukan
asuhan keperawatan
jam
klien
menunjukan status
nutrisi

adekuatdengan KH:
BB stabil, tingkat

energi adekuat
masukan nutrisi adekuat

Manajemen Nutrisi
Kaji adanya alergi makanan.
Kaji makanan yang disukai oleh
klien.
Kolaborasi team gizi untuk
penyediaan nutrisi TKTP
Anjurkan
klien
untuk
meningkatkan asupan nutrisi
TKTP dan banyak mengandung
vitamin C
Yakinkan diet yang dikonsumsi
mengandung cukup serat untuk
mencegah konstipasi.
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori.
Berikan
informasi
tentang
kebutuhan nutrisi.
Monitor Nutrisi
Monitor BB jika memungkinkan
Monitor respon klien terhadap
situasi yang mengharuskan klien
makan.
Jadwalkan
pengobatan
dan
tindakan tidak bersamaan dengan
waktu klien makan.
Monitor adanya mual muntah.
Kolaborasi untuk pemberian
terapi sesuai order
Monitor adanya gangguan dalam
input
makanan
misalnya
perdarahan, bengkak dsb.
Monitor intake nutrisi dan kalori.
Monitor kadar energi, kelemahan
dan kelelahan.

Perfusi jaringan tdk


efektive
b.dperubahan
ikatan O2 dengan
Hb,
penurunan
konsentrasi
Hb
dalam darah.

Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
selama jamperfusi
jaringan
klien
adekuatdengan
criteria :
- Membran mukosa
merah muda

- Conjunctiva tidak
anemis
- Akral hangat

- TTV dalam batas

normal

Risiko infeksi b/d


imunitas
tubuh
menurun, prosedur
invasive

Setelah dilakukan
askep . jam tidak
terdapat faktor risiko
infeksi dg KH:

bebas dari gejala


infeksi,

angka lekosit normal


(4-11.000)
V/S dbn

perawatan sirkulasi : arterial


insuficiency
Lakukan
penilaian
secara
komprehensif fungsi sirkulasi
periper. (cek nadi priper,oedema,
kapiler
refil,
temperatur
ekstremitas).
Evaluasi nadi, oedema
Inspeksi kulit dan Palpasi
anggota badan
Kaji nyeri
Atur posisi pasien, ekstremitas
bawah lebih rendah untuk
memperbaiki sirkulasi.
Berikan therapi antikoagulan.
Rubah
posisi
pasien
jika
memungkinkan
Monitor status cairan intake dan
output
Berikan makanan yang adekuat
untuk menjaga viskositas darah
Konrol infeksi :
Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain.
Batasi pengunjung bila perlu dan
anjurkan u/ istirahat yang cukup
Anjurkan keluarga untuk cuci
tangan sebelum dan setelah
kontak dengan klien.
Gunakan sabun anti microba
untuk mencuci tangan.
Lakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan.
Gunakan baju dan sarung tangan
sebagai alat pelindung.
Pertahankan lingkungan yang
aseptik selama pemasangan alat.
Lakukan perawatan luka dan
dresing infus,DC setiap hari jika
ada
Tingkatkan intake nutrisi. Dan
cairan yang adekuat

berikan antibiotik sesuai program.

Setelah dilakukan

askep ..... jam

perawat dapat

meminimalkan
terjadinya komplikasi

anemia :
Hb >/= 10 gr/dl.
Konjungtiva
tdk

anemis
Kulit tidak pucat
hangat
Deficite Knolage setelah
diberikan
tentang
penyakit penjelasan selama .
dan perawatannya X pengetahuan klien
b.d Kurang paparan dan
keluarga
thdp
sumber meningkat dg KH:

informasi,
ps mengerti proses
terbatasnya
penyakitnya
dan
kognitif
Program prwtn serta
Th/ yg diberikan dg:
Ps

mampu:Menjelaskan
kembali tentang apa
PK:Anemia

Proteksi terhadap infeksi


Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
Monitor hitung granulosit dan
WBC.
Monitor kerentanan terhadap
infeksi.
Pertahankan teknik aseptik untuk
setiap tindakan.
Inspeksi kulit dan mebran mukosa
terhadap kemerahan, panas.
Monitor perubahan tingkat energi.
Dorong klien untuk meningkatkan
mobilitas dan latihan.
Instruksikan klien untuk minum
antibiotik sesuai program.
Ajarkan keluarga/klien tentang
tanda dan gejala infeksi.dan
melaporkan kecurigaan infeksi.
Monitor tanda-tanda anemia
Observasi keadaan umum klien
Anjurkan untuk meningkatkan
asupan nutrisi klien yg bergizi
Kolaborasi untuk pemeberian
terapi initravena dan tranfusi
darah
Kolaborasi kontrol Hb, HMT,
Retic, status Fe
Teaching : Dissease Process
Kaji tingkat pengetahuan klien
dan keluarga tentang proses
penyakit
Jelaskan tentang patofisiologi
penyakit, tanda dan gejala serta
penyebabnya
Sediakan
informasi
tentang
kondisi klien
Berikan
informasi
tentang
perkembangan klien

yang dijelaskan
Diskusikan perubahan gaya hidup
Pasien / keluarga yang mungkin diperlukan untuk
kooperatif
mencegah komplikasi di masa
yang akan datang dan atau kontrol
proses penyakit
Diskusikan
tentang
pilihan
tentang terapi atau pengobatan
Jelaskan alasan dilaksanakannya
tindakan atau terapi
Gambarkan komplikasi yang
mungkin terjadi
Anjurkan klien untuk mencegah
efek samping dari penyakit
Gali
sumber-sumber
atau
dukungan yang ada
Anjurkan klien untuk melaporkan
tanda dan gejala yang muncul
pada petugas kesehatan
7

Sindrom defisit self


care
b/d
kelemahan,
penyakitnya

Setelah
dilakukan
askep jam klien
dan
keluarga
dapatmerawat diri :
activity daily living
(adl) dengan kritria :
kebutuhan
klien
sehari-hari terpenuhi
(makan, berpakaian,
toileting,
berhias,
hygiene, oral higiene)
klien bersih dan tidak
bau.

Bantuan perawatan diri


Monitor
kemampuan
pasien
terhadap perawatan diri yang
mandiri
Monitor kebutuhan akan personal
hygiene, berpakaian, toileting dan
makan, berhias
Beri bantuan sampai klien
mempunyai kemapuan untuk
merawat diri
Bantu klien dalam memenuhi
kebutuhannya sehari-hari.
Anjurkan klien untuk melakukan
aktivitas
sehari-hari
sesuai
kemampuannya
Pertahankan aktivitas perawatan
diri secara rutin
dorong untuk melakukan secara
mandiri tapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu melakukannya.
Berikan reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan.

BAB VI

ASUHAN KEPERAWATAN KEDARURATAN


PENYAKIT DARAH

1.

Asuhan Keperawatan Anemia


Anemia adalah gejala dari suatu penyakit dimana terjadi penurunan Hb yang mengakibatkan
penurunan kemampuan sel darah membawa oksigen. Keadaan tidak normal ini berhubungan
dengan kualitas dan kuantitias dari pada sel-sel darah terutama Erytrosit.
Diagnosa Keperawatan/

No

Tujuan/Kriteria

Rencana Tindakan

Data Penunjang
1

Gangguan dalam pemenuhan


kebutuhan sehari-hari
sehubungan dengan
kelemahan akibat dari
kurangnya jumlah sel darah
merah.

Tujuan :

Pemenuhan kebutuhan
sehari-hari dapat dipenuhi
dengan bantuan perawat
dan keluarga.

Kriteria :
Data Penunjang :
- Pasien lemah, cepat lelah.
- Tidak mampu
mengerjakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Gangguan intergritas kulit


sehubungan dengan tidak
adekuatnya sirkulasi darah.

Kebutuhan nutrisi,
eleminasi dan kebersihan
diri terpenuhi.
Pasien merasa nyaman.
Pasien tidak ada keluhan
dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-harinya
dan mau melakukan
aktifitas sesuai dengan
kemampuannya.
Tujuan :
Gangguan integritas kulit
tidak terjadi.

Data Penunjang :
Adanya kemerahan dan
lecet pada kulit.
- Pasien lemah.
- Adanya dekubitus.

Kriteria :
-

Tidak ada merah.


Tidak ada lecet.
Tidak ada tanda-tanda
infeksi lain (tumor, kalor,
rubor, dolor, dan
fungsiolaesa).

Kaji aktifitas yang biasa


dilakukan pasien setiap hari.
Buat jadwal istirahat dan
jadual aktifitas pasien.
Atur kebersihan dan
kenyaman lingkungan.
Anjurkan pasien melakukan
aktifitas sesuai dengan
kemampuannya.
Bantu aktifitas yang belum
dapat dilakukannya sendiri.

Observasi, catat dan laporkan


apabila terjadi perubahan
warna kulit, adanya panas,
merah, bengkak.
Lakukan mobilisasi tubuh
secara periodik (buat jadwal
tiap 4 jam dan tergantung
keadaan pasien) serta
lakukan massage dengan
lotion (minyak).
Jaga keberihan tangan dan
kuku pasien.
Jangan gunakan sabun yang
keras bila memandikan
pasien.
Apabila telah terjadi
kerusakan integritas kulit
lakukan perawatan luka
dengan betadine
menggunakan teknik

Diagnosa Keperawatan/

No

Tujuan/Kriteria

Rencana Tindakan

Data Penunjang

Gangguan pergerakan
sehubungan dengan
penurunan oksigenisasi selsel tubuh.

Tujuan :
Gangguan pergerakan
dapat dikurangi.

Data Penunjang :
Pasien tampak susah
melakukan pergerakan.
- Lemah, lelah.
-

Gangguan pola nafas


sehubungan dengan
penurunan jumlah sel darah.
Data Penunjang :
- Hb < 6 gram %.
- Lemah, lelah.
- Pernafasan > 28 x/menit,
nadi > 100/menit, tekanan
darah < 100/60 mmHg.
- Pasien mengeluh sesak
nafas.

Gangguan persepsi sensorik


sehubungan dengan
penurunan supply darah ke
organ-organ vital.
Data Penunjang :
Pasien merasa
dingin/panas.
- Terjadi peningkatan suhu.
- Pasien demam.

Kriteria :
Pasien dapat
menjalankan aktifitas
sesuai dengan
kemampuannya.
- Pasien kooperatif dalam
program rehabilitasi.
Tujuan :
-

Gangguan pola nafas dapat


diatasi.

Kriteria :
Pernafasan 16-24
x/menit.
- Nadi 60-100/menit.
- Sistolik 100-140 mmHg
- Diastolik 70-90 mmHg.
- Pasien tidak mengeluh
sesak.
- Pasien dapat beristirahat
dengan tenang.
Tujuan :
-

Gangguan persepsi sensorik dapat dikurangi/hilang.


-

Gangguan rasa nyaman :


Sakit pada tulang-tulang

Kriteria :

Pasien tidak ada keluhan dengan persepsi


sensorik.
- Pasien tidak merasa
panas/dingin.
Tujuan :
-

kesterilan dan bersihkan luka


secara teratur.
Observasi adanya kelelahan.
Bantu pasien dalam
pergerakan (mobilisasi).
Ajarkan pasien untuk
menghindari pergerakan yang
tiba-tiba.
Observasi dan catat adanya
drop foot, rasa kebal,
perubahan penglihatan.
Dekatkan barang-barang yang
diperlukan sehingga mudah
dicapai pasien.
Lakukan mobilisasi bertahap.

Catat denyut nadi, adanya


keluhan kelemahan takikardia
dan palpitasi.
Observasi dan catat
perubahan pernafasan pada
saat aktifitas.
Berikan posisi kepala lebih
tinggi (posisi fowler/semi
fowler).
Catat bila ada keluhan sakit
dada.
Hindari makanan
mengandung gas.
Kerjasama dengan tim
kesehatan :
Pemberian oksigen.
Observasi bila ada keluhan
perasaan dingin.
Berikan selimut tambahan.
Hindarkan rangsangan terlalu
panas.
Monitor perubahan suhu
tubuh.
Berikan lingkungan yang
dingin bila pasien demam.
Berikan intake cairan selama
tidak ada kontra indikasi.
Kerjasama dengan tim
kesehatan :
Pemberian anti piretik.
Kaji keluhan rasa sakit, lokasi,
lamanya, perjalanan dan

Diagnosa Keperawatan/

No

Tujuan/Kriteria

Rencana Tindakan

Data Penunjang
sehubungan dengan
penurunan jumlah sel-sel
darah.
Data penunjang :
Pasien mengeluh
kesakitan (terutama pada
pasien kanker).
- Ekspresi wajah tegang.
- Nadi > 100 x/menit.
- Tekanan darah < 100/60
mmHg.
- Pernafasan > 28 x/menit.

Rasa nyaman dapat


ditingkatkan.

Rasa sakit berkurang.


Pasien dapat istirahat
dengan tenang.
Ekspresi wajah rileks.
-

Tujuan :
Gangguan nutrisi dapat
diatasi.

Kurang pengetahuan tentang


penyakit dan pengobatannya
denga kurangnya informasi.
Data Penunjang :
- Pasien tampak cemas.
- Pasien bertanya tentang
proses penyakit dan
pengobatannya.
- Pasien kurang kooperatif
dalam program

Kriteria :
-

Terjadi peningkatan berat badan - 1 kg per


minggu.
Pasien dapat
menghabiskan porsi
makanan yang
dihidangkan.
-

Tujuan :

Pengetahuan pasien
tentang penyakit dan
pengobatannya meningkat.

Kriteria :
-

Pasien tidak bertanya

intensitasnya.
Anjurkan teknik relaksasi :
tarik nafas dalam.
guide image yaitu anjurkan
pasien membayangkan
saat-saat yang paling
indah, paling disenangi dan
yang paling berkesan
dalam hidupnya bila rasa
sakit tiba.

Kriteria :

Gangguan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh sehubungan
dengan pemasukan yang
kurang.
Data Penunjang :
Terjadi penurunan berat
badan yang cepat selama
sakit.
- Pasien mengeluh mual,
muntah, tidak ada nafsu
makan.
- Hb < 6 gram %.

Kerjasama dengan tim


kesehatan :
Pemberian analgetik.
Kaji kebiasaan makan pasien.
Observasi dan catat adanya
mual, muntah.
Hidangkan makanan yang
dapat menimbulkan nafsu
makan.
Observasi dan catat adanya
kemerahan pada lidah,
ulserasi dan lesi pada mulut.
Bantu pasien dalam menjaga
kebersihan mulut terutama
sebelum dan sesudah makan.
Gunakan anti septik untuk cuci
mulut.
Oleskan borax glycerin secara
teratur.
Kerjasama dengan tim
kesehatan :
Penambahan vitamin untuk
meningkatkan selera
makan.
Pemberian tambahan nutrisi
parenteral tinggi kalori tinggi
protein.
Kaji tingkat pengetahuan
pasien tentang penyakit dan
pengobatannya.
Beri kesempatan pasien untuk
mengekspresikan
perasaannya.
Jelaskan tujuan pemeriksaan
dan pengobatan.
Jelaskan bahwa pengambilan
bahan untuk pemeriksaan
darah tidak akan

No

Diagnosa Keperawatan/

Tujuan/Kriteria

Rencana Tindakan

Data Penunjang
pengobatan.
-

lagi.
Ekspresi wajah tidak
cemas.
Pasien dapat
menjelaskan kembali
secara sederhanan
tentang apa yang telah
diinformasikan.
Pasien kooperatif dalam
program perawatan dan
pengobatan.

memperburuk keadaannya.
Libatkan pasien dalam setiap
tindakan yang akan dilakukan.
Berikan pendidikan kesehatan
yang berhubungan dengan
anemia.

Anda mungkin juga menyukai