Mastoiditis PDF
Mastoiditis PDF
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang disebabkan oleh suatu infeksi
telinga tengah, jika tidak diobati dapat terjadi osteomilitis (Brunner dan
Suddarth, 2000). Mastoiditis adalah peradangan pada mastoid yaitu tulang
yang terletak dibelakang dan bawah telinga (Boles, 1997). Mastoiditis adalah
peradangan pada tulang mastoid biasanya berasal dari cavum timpany yang
umumnya merupakan komplikasi dari otitis media yang tidak baik (RSUD Dr.
Soetomo, 1994). Jadi, dapat disimpulkan bahwa mastoiditis adalah suatu
peradangan pada telinga tengah yang merupakan komplikasi dari otitis media
supurative chronis.
Gambar 2.2
Anatomi telinga
C. Etiologi
Penyebab
mastoiditis
menurut
(http://www.Geocities.Com/KoskapTri
D. Patofisiologi
Patofisiologi menurut (Adam, 1997) adalah :
Infeksi dimulai dari infeksi telinga tengah yang kemudian menjalar
mengenai tulang mastoid dan sel-sel di dalamnya, hal ini mengakibatkan
terjadinya proses nekrosis tulang mastoid serta merusak struktur tulang. Bila
tidak segera dilakukan pengobatan terhadap infeksinya maka dapat
mengakibatkan terjadinya abses sub peritoneal pada mastoid.
Apabila infeksi merusak tulang disekitarnya sampai nanah dapat keluar
mungkin terjadi:
1. keluar melalui permukaan luar dan prosesus mastoid, sehingga terjadi
abses sub peritoneal pada mastoid.
2. ke bawah mulai ujung prosesus masuk leher.
10
11
E. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari mastoiditis adalah nyeri telinga, otore (keluar cairan
dari dalam telinga), demam, nyeri tekan, kemerahan dan penebalan sekitar
prosesus mastoideus, dan biasanya pada pemeriksaan telinga menunjukkan
banyak sekret purulen dari perforasi membrane timpany (Thane, 1993).
F. Komplikasi
Komplikasinya adalah meningitis, paralisis wajah, abses otak, gangguan
pendengaran sensori neural (Thane, 1993).
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut (Thane, 1993) yaitu :
1. Pengobatan radang mastoid dengan antibiotik intravena seperti pennisilin,
ceftriaxone (rhocepin), dan metronidazole (flogil) selama 14 hari.
2. Jika pasien tidak membaik dengan antibiotic maka dilakukan operasi
mastoidektomy. Tindakan ini untuk menghilangkan sel-sel tulang mastoid
yang terinfeksi dan untuk mengalirkan nanah. Beberapa struktur telinga
bagian (incus dan malleus) mungkin juga perlu dipotong.
3. Tympanoplasty yang merupakan pembedahan rekontruksi telinga bagian
tengah untuk memelihara pendengaran
12
4. Radang
mastoid
kronis
membutuhkan
mastoidektomy
radikal
H. Pengkajian Fokus
Data yang muncul saat pengkajian menurut (Long, 1996) adalah :
1. Data Subyektif
Tanda dan gejala utama infeksi telinga adalah nyeri dan hilangnya
pendengaran. Data harus disertai pernyataan mulai serangan, lamanya,
tingkat nyerinya. Rasa nyeri timbul karena adanya tekanan kepada kulit
dinding saluran yang sangat sensitif dan kepada membrane timpany oleh
cairan getah radang yang membentuk di dalam telinga tengah. Saluran
eksterna yang penuh dan cairan di telinga tengah mengganggu lewatnya
gelombang suara hal ini menyebabkan pendengaran berkurang. Penderita
dengan infeksi telinga perlu ditanya apakah ia mengerti tentang cara
pencegahannya.
2. Data Obyektif
Telinga eksterna dilihat apakah ada cairan yang keluar dan bila ada harus
diterangkan. Palpasi pada telinga luar menimbulkan nyeri. Gendang
telinga sangat penting dalam pengkajian telinga, karena merupakan
jendela untuk melihat proses penyakit pada telinga tengah. Membrane
13
J. Fokus Intervensi
Intervensi yang dapat diambil menurut (Carpenito, 2001) adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan retraksi membrane timpany
Tujuan : nyeri klien berkurang / hilang.
Intervensi :
Kaji lokasi, tipe, durasi, dan frekuensi nyeri, kaji intensitas nyeri dengan
menggunakan skala nyeri 0 10, kaji faktor yang memperberat dan
14
ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
15
16
Intervensi :
Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang perubahan body image, kaji
mekanisme penanganan sebelumnya yang telah berhasil, sediakan waktu
untuk klien mengungkapkan perasaannya, demonstrasikan penerimaan
perasaan klien. Beri lingkungan yang tenang dan memfasilitasi, berikan
penghargaan dan dorongan. Tingkatkan dukungan melalui orang terdekat,
bantu klien dalam diskusi untuk menerima perubahan body image.
Evaluasi :
Klien mengungkapkan penerimaan terhadap perubahan fungsi tubuhnya,
klien mengungkapkan minat dan keinginan untuk melanjutkan aktivitas
17
Intervensi :
Kaji tingkat pengetahuan klien, berikan informasi berkenaan dengan
kebutuhan klien, susun bersama hasil yang diharapkan dalam bentuk kecil
dan realistic untuk memberikan klien tentang keberhasilan, beri upaya
penguatan pada klien, gunakan bahasa yang mudah dipahami. Dapatkan
umpan balik selama diskusi dengan klien, pertahankan kontak mata
selama diskusi dengan klien. Berikan informasi langkah demi langkah dan
lakukan demonstrasi ulang bila mengajarkan prosedur, berikan pujian atau
reinforcement positif pada klien.
Evaluasi :
Klien menyatakan pemahaman tentang pemberian informasi dan klien
mampu mendemonstrasikan prosedur dengan tepat.
18