Anda di halaman 1dari 2

Event 10 Nov 16 yang ditulis pada 11 Nov 16

RELEASE PARTY ALBUM KETIGA MORFEM : DRAMATURGI UNDERGROUND

MORFEM : PERILISAN ALBUM LAYAKNYA PESTA BUJANG

Kamis, 10 November 2016 menjadi suatu hari yang berbeda dengan hari
Kamis pada umumnya, karena diisi oleh Release Party album ketiga dari band
kawakan Fuzz Rock kota Jakarta, Morfem. Album ketiga yang telah dinanti selama
dua tahun, terpaksa diundur produksinya akibat sebuah rejeki yang sayang
untuk dilewatkan, merilis sebuah EP di sela album ke dua dan ke tiga. Pasca EP
Sneakerfuzz yang dirilis tahun 2014, barulah sampai pada hari dimana album
ketiga dapat diluncurkan, dibaptis dengan nama Dramaturgi Underground. Jimmi,
Pandu, Freddy dan Yussak cukup memilih nama album yang absurd, yang tidak
akan dipahami kalau tidak menyimak 8 track yang dikemas dengan berisik
namun harmonis. Ke delapan track tersebut memiliki judul yang cukup
bervariatif seperti Memento, Roman Underground, Anabas Testudineus, yang
mungkin bila orang tidak kenal Morfem dan hanya melihat judul lagunya akan
berpikir bahwa mereka adalah band dari Selandia Baru. Yang menarik dari
album ketiga ini adalah setiap lagu dibalut oleh artwork aduhai yang menjadi
persembahan dari kawan kawan Morfem. Beberapa seniman grafis yang turut
menyumbangkan karya nya adalah Ricky Malau, Farid Stevy, Aprilia Apsari.
Pesta malam itu dibuka oleh Gascoigne, trio indie rock yang bermain
dengan malu malu namun ciamik dan membuat penonton yang telah datang
langsung merapat ke dalam ruangan. Dilanjutkan oleh The Jansen, band
beranggotakan tiga pemuda paruh baya asal Bogor ini membuat penonton lupa
untuk memesan minum, karena musik punk bernuansa cepat mereka cukup
sayang bila tidak dinikmati sepenuhnya. Dari trio Bogor dilanjutkan oleh Trio
Punk Rock yang lebih senior asal Jakarta, The RangRangs yang penuh semangat
dan jenaka. Mereka sukses membawakan lagu lagu dari EP mereka dan disertai
oleh lagu lagu cover dari band idola mereka (dan saya) seperti Descendents
dan The Queers. Setelah The Rangrangs berhasil menutup panggung mereka,
menandakan bahwa sang headliner akan segera membuka pesta mereka dan
meresmikan peluncuran album ketiga nya.
Seketika Pandu, Freddy dan Yusak mengambil alih panggung dan
mempersiapkan senjata masing masing, penonton mendadak masuk dan
semakin mendesak ke arah panggung. Intro lagu jungkir balik yang disambut
oleh loncatan penonton yang sontak menjadi liar menandakan bahwa Morfem,
tidak setengah setengah dalam pesta ini. Lagu pertama ini berhasil membuat
atmosfer 365 Ecobar itu menjadi panas, penuh energi dan dipenuhi barisan
pemuda yang saling bertubrukan. Lagu baru pada album Dramaturgi
Underground ini dibawakan berselingan dengan lagu lagu lama mereka.

Beberapa tembang lama seperti Hey Tuan Botimen, Tersesat di Antariksa, Seka
Ingusmu menjadi penanda bahwa Morfem tidak pernah menua. Belasan lagu
yang dibawakan tidak terasa sudah 1 jam lebih, menandakan pentas harus
selesai. Di akhiri oleh lagu Tertidur kapan pun, bermimpi dimana pun dan ditutup
dengan Pilih sidang atau berdamai membuat penonton yang mungkin sudah
lelah tidak berhenti bernyanyi bersama. Penonton pun mulai keluar, tetapi bukan
Morfem jika tidak penuh kejutan. Encore dilakukan dengan me-Medley beberapa
lagu dari Ramones yang membawa penonton kembali masuk dan bertubrukan
dengan semangat. Malam itu mungkin menjadi malam yang tidak biasa, karena
Thursday Noise berhasil menyelamatkan penonton dari rutinitas yang
melelahkan dan dapat pulang dengan senyum dan cerita tentang kegilaan pesta
peluncuran album ini.

Anda mungkin juga menyukai