PENGKONDISIAN UDARA
DISUSUN OLEH :
MARDIYANSYAH
D331 14 007
MUH ZAINUDDIN
D331 10 273
DAFTAR ISI
SAMPUL TUGAS
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
KOMPOSISI UDARA
PSIKROMETRIK (PSYCHROMETRIC)
KARTA PSIKROMETRIK (PSYCHROMETRIC CHART)
PERKIRAAN CUACA DI MAKASSAR SELAMA DUA MINGGU
CONTOH PENYELESAIAN PADA SUHU SAAT PAGI DI
TANGGAL 7 NOVEMBER 2017
KOMENTAR DENGAN SUHU YANG TERJADI SELAMA DUA
MINGGU
LAMPIRAN
PEMBAHASAN
KOMPOSISI UDARA
Udara bila mengandung dinamakan udara lembab sedangkan udara yang tidak
mengandung air dikatakan udara kering. Adapun komposisi dari udara kering adalah seperti
pada tabel berikut :
Tabel. Komposisi udara kering
N2
02
Ar
CO2
Volume %
78.09
20.95
0,93
0,03
Berat %
75,53
23.14
1.28
0,03
Sifat termal dari udara basah pada umumnya ditunjukkan dengan menggunakan
diagram psikrometri seperti terlihat pada diagra dan memakai beberapa istilah dan simbol
seperti :
Garis jenuh (saturation line)
Garis jenuh ini adalah salah satu istilah pada diagram psikometri koordinat-koordinat
dimana suhu (t) sebagai basis dan tekanan uap air (ps) sebagai ordiat. Untuk jelasnya dapat
dilihat pada diagram psikrometri. Garis jenuh dapat ditarik pada diagram tersebut seperrti
gambar 2.9. data untuk garis jenuh dapat dilihat langsung pada tabel tentang air jenuh.
Daerah sebelah kanan garis jenuh adalah daerah uap air panas lanjut.
Jika uap ini didinginkan dengan tekanan tetap maka akan dicapai garis nuh yaitu
batas uap air mulai mengembun gambar 2.9 dapat dianggap berlaku untuk campuran udara
uap air. Pada gambar menunjukkan apabila titik A merupakan keadaan suatu campuran
udara agar terjadi pengembunan, maka suhu campuran tersebut harus diturunkan hingga B
udara pada titik A dikatakan mempunyai suhu titik embun B.
PSIKROMETRIK (PSYCHROMETRIC)
Psikrometrik adalah bidang yang mempelajari tentang bagaimana menentukan sifatsifat fisis dan termodinamika suatu gas yang didalamnya terdapat campuran antara gas-uap.
Sebagai contoh adalah menentukan sifat-sifat dari campuran udara dan uap air. Adapun sifatsifat tersebut anatara lain: Dry Bulb Temperature, Wet Bulb Temperature, Dew Point,
Relative Humidity, Humidity Ratio, Enthalpy, Volume Spesific.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing sitat-sifat tersebut:
1. Dry Bulb temperature (DBT)
Yaitu suhu yang ditunjukkan dengan thermometer bulb biasa dengan bulb dalam
keadaan kering. Satuan untuk suhu ini bias dalam celcius, Kelvin, fahrenheit. Seperti yang
diketahui bahwa thermometer menggunakan prinsip pemuaian zat cair dalam thermometer.
Jika kita ingin mengukur suhu udara dengan thermometer biasa maka terjadi perpindahan
kalor dari udara ke bulb thermometer. Karena mendapatkan kalor maka zat cair (misalkan:
air raksa) yang ada di dalam thermometer mengalami pemuaian sehingga tinggi air raksa
tersebut naik. Kenaikan ketinggian cairan ini yang di konversika dengan satuan suhu
(celcius, Fahrenheit, dll).
Temperatur tersebut dapat dibaca pada termometer dengan sensor kering dan terbuka.
Tetapi perlu diperhatikan bahwa penunjukkannya tidak selalu tepat karena ada pengaruh
radiasi panas kecuali jika sensornya memperoleh ventilasi yang cukup baik
teknik pengkondisian udara dapat digunakan persamaan gas ideal dimana uap air dan
udara dapat dianggap sebagai gas ideal sehingga berlaku persamaan :
PV = Rt .. (2.2)
Jika rasio kelembaban disimbolkan dengan W, maka
W = 0,622 X (Ps/(Pt-Ps))
Dimana :
W
pt
pa
Ra
Rs
Ps
v=
Ra x Ta
Pt PS
7. Enthalpy (h)
Yaitu banyaknya kalor (energy) yang ada dalam udara setiap satu satuan massa.
Enthalpy ini merupakan jumlah total energi yang ada dalam udara terebut, baik dari udara
maupun uap air yang terkandung didalamnya.
Dimana :
Cp = Kalor spesifik udara kering pada tekanan konstan = 1,0 kj/kg K
hg
DIKETAHUI :
=92
SEHINGGA;
Ra=0,287
Cp a=1
Kj
kg . K (ketetapan)
Kj
kg . K
(ketetapan)
(ketetapan)
kj
kg
dimana=12 3
T =30 31 32
h g=2556,4 X 2560
DIINTROPOLASI MENJADI,
h 3X
T 3T 2
= g
T 3T 1
hg 3hg 1
)(
2560
kj
X
kg
=
( 3231
3230 )
kj
kj
2560 2556,4
kg
kg
kj
kg
( 12 )=
kj
X
kg
kj
3,6
kg
2560
)
(0,5 x 3,6 kgkj )=(2560 kgkj X )
(
X = (25601,8)
kj
kj
=2558,2
kg
kg
KELEMBABAN RELATIF (
=100 x
PS
=92
PJ
( )
RASIO KELEMBABAN (
PS
Pt PS
=0,622 x
=0,622 x
kPa
KgUap Air
( 101,3254,1334
)(
kPa4,1334 kPa Kg Udara Kering )
=0,622 x 0,0422
=0,026
)(
KgUap Air
Kg Udara Kering
Kg Uap Air
( KgUdara
Kering )
Uap Air
( KgKgUdara
Kering )
ENTALPI ( h
Cp
( a x T )+( x hg )
h=
h=(1
kj
KgUap Air
kj
x 3 1)+(0,026
x 2558,2 )
kg . K
Kg Udara Kering
kg
h=97,51
kj
kg Udara Kering
v=
Ra x Ta
Pt PS
Kj
x ( 31+ 273 ) K
kg . K
v=
( 101,3254,1334 ) kPa
0,287
v=
87,248
m3
97,1916 kg Udara Kering
v =0,90
m3
kg Udara Kering
LAMPIRAN