Anda di halaman 1dari 2

BELLS PALSY

Kelainan pada saraf wajah yang


menyebabkan kelemahan atau
kelumpuhan tiba-tiba pada otot
di
satu
sisi
wajah
dan
mengakibatkan wajah menjadi
asimetris (wajah perot).

Penyebab
Palsy?

Bells

Sampai
saat
ini
penyebab pasti Bells
Palsy belum diketahui

Oleh:
Nindya Riesmania Pratiwi
30101206686

Rumah Sakit Umum Daerah


Tugurejo
Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sultan Agung Semarang
2016

Bells Palsy itu apa


ya?

Menyerang
pada siapa saja?
Biasanya pada :
1. Orang yang terlalu sering
terkena
AC/
kipas
angin
langsung ke wajah
2. Orang yang mengendarai
motor
tanpa
helm
yang
menutup wajah dengan rapat
3. Orang yang sedang terinfeksi
virus.
4. Orang yang sering begadang
(kurang tidur)

Bagaimana
Gejalanya?

1. Mendadak
2. Bangun tidur
3. Mengenai satu sisi wajah
4. Wajah/mulut tertarik ke salah
satu sisi
5. Salah satu sudut mulut
menurun
6. Kelopak mata pada sisi yang
terkena tidak bisa dipejamkan
7. Kerut dahi salah satu sisi
menghilang

Jika Anda terkena


Bells Palsy?
Segera periksa dan berobat ke
tempat
pelayanan
kesehatan.
JIKA TIDAK berobat?
Saraf
yang
kaku
dapat
mengganggu otak
yang menyebabkan
penderita
lumpuh
dan
sulit
dikembalikan
ke
bentuk aslinya.

Bagaimana
pencegahannya?

1. Gunakan helm yang menutup


wajah saat naik motor
2. Gunakan kecepatan rendah
saat
menyalakan
kipas
angin,
jangan
langsung
diarahkan ke wajah.
3.
Gunakan
masker
dan
pelindung mata bila pergi ke
tempat-tempat yang
dingin,
contohnya orang yang hobi naik
gunung
4. Gunakan penutup wajah atau
tutupi dengan

kain saat Anda menjalankan


proses pengobatan agar tidak
terkena angin langsung.

Fisioterapi wajah itu


perlu
untuk
penanganan??
YA... Karena latihan wajah dapat
meningkatkan aliran darah pada
otot-otot wajah. Gerakannya:
-tersenyum

-memajukan mulut, lalu bersiul


-mengatupkan bibir
-mengerutkan dahi
-gunakan jari telunjuk dan ibu
jari untuk menarik sudut mulut
secara manual
-mengangkat alis secara manual
dengan keempat jari

Bisa sembuh?
BISA... Bells Palsy memiliki
prognosis yang baik, 80-90%
sembuh tanpa gejala sisa/
kelainan. Namun 10-15% dapat
terjadi kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai