yg
kurang
sempurna.
Proses
pembentukan
ada
kemungkinan
mengalami
gangguan.
(Penyakit
Jantung
Bawaan)
Asianotik
adalah
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum
dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan
angka kejadian penyakit jantung bawaan :
a) Faktor Prenatal
Ibu alkoholisme.
b) Faktor Genetik :
C. KLASIFIKASI
a. PJB Non Sianotik
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) non sianotik adalah
kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir
yang tidak ditandai dengan sianosis baik itu dengan
vaskularisasi
paru
bertambah
atau
dengan
antar
bilik
jantung
yang
menyebabkan
oksigen
kembali
ke
paru-paru
sehingga
menghalangi darah rendah oksigen memasuki paruparu. Bila lubangnya kecil, VSD tidak memberikan
masalah berarti. Bila besar, bayi dapat mengalami
gagal jantung.
VSD adalah kelainan jantung bawaan yang paling
sering
terjadi
(30%
kasus).
Gejala
utama
dari
dada
bertambah,
sering
terlihat
pendek
dan
retraksi
pada
jugulum,
sela
kontinyu
yang
khas
seperti
suara
mesin
14
bulan
dimana
tahanan
vaskuler
paru
pulmonal
akan
mengeras
dan
bising
terhadap
oksigen
dan
kadar
sehingga
proses
penurunan
tahanan
baru
timbul
saat
usia
dewasa.
Hanya
dan
gejalanya
sama
seperti
pada
mungkin
sering
mengalami
kelelahan
dan
sternum,
diagnosa
ditegakkan
berdasarkan
tidak
segera
kontriksi
berat.
Untuk
skrening
anak
saat
diketahui,
itu,
kecuali
penting
memeriksa
pada
melakukan
kesehatannya,
proksimal
pada
kelainan
dan
penurunan
pada
katup,
normal
tetapi
puncaknya
Anak
dapat
mengalami
dyspnea
dan
di
diagnosis
berdasarkan
murmur
jantuing
Fallot
(TF)
merupakan
kombinasi
klinis
TF
mencerminkan
derajat
setelah
berumur
bulan.
Salah
satu
bertambah,
lemas,
bahkan
dapat
pula
Tricuspid Atresia
Istilah
Atresia
Trikuspid
(AT)
menggambarkan
biasanya
muncul
segera
setelah
lahir,
aliran
darah
pulmonal
(Bernstein,
Kelainan
perubahan
jantung
congenital
hemodinamik
menyebabkan
utama.
Shunting
dua
atau
menyebabkan
mengalir
ke
pulmonal
dalam
dan
darah
sirkulasi
tekanan
yang
sistemik.
darah
teroksigenisasi
Aliran
meningkat
bila
darah
ada
jantung,
perfusi
tidak
adekuat
dan
kongesti
pulmonal.
E. PATHWAYS ( TERLAMPIR )
F. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi yang dapat ditemukan pada penyakit jantung
bawaan:
a. Adanya tanda-tanda gagal jantung
b. Mur-mur persisten
c. Tekanan
nadi
besar
atau
nadi
menonjol
dan
Kateterisasi
jantung
hanya
dilakukan
untuk
restriksi
cairan
untuk
meningkatkan
untuk
pemberian
mempermudah
antibiotik
penutupan
profilaktik
untuk
I.
KOMPLIKASI
Endokarditis
CHF
Enterokolitis nekrosis
gawat
nafas
atau
displasia
bronkkopulmoner)
Aritmia
Gagal tumbuh
nafas,
retraksi,
bunyi
jantung
tambahan
menunjukkan
tanda
tanda
respiratory
anak,
koping
digunakan,
kebiasaan
pertukaran
gas
berhubungan
dengan
cardiac
output
berhubungan
dengan
aktivitas
ketidakseimbangan
antara
berhubungan
dengan
suplai
dengan
oksigen
kebutuhan.
4. Kurang pengetahuan mengenai penatalaksanaan terapi
dan perawatan b/d misinterpretasi informasi.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan
pertukaran
gas
berhubungan
dengan
Tujuan:
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
pasien.
Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
Pantau saturasi O2
Observasi adanya sianosis terutama di mukosa mulut.
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
Kolaborasi pemberian oksigen sesuai indikasi.
i. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator
dengan
nebulaizer.
2. Penurunan
Cardiac
Output
berhubungan
dengan
dan
anjurkan
tentang
pentingnya
aktivitas
ketidakseimbangan
kebutuhan.
antara
berhubungan
dengan
suplai
dengan
oksigen
keterbatasan
klien
dalam
melakukan
aktivitas.
b. Kaji faktor yang menyebabkan kelelahan.
c. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
(takikardi, sesak nafas, diaporesis, pucat).
d. Monitor pola tidur dan lamanya tidur.
e. Bantu klien untuk mengidetifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan.
b. Memotivasi klien untuk meningkatkan aktivitas sesuai
dengan kemampuan.
4. Kurang pengetahuan mengenai penatalaksanaan terapi
dan perawatan b/d misinterpretasi informasi.
Tujuan:
Kebutuhan
pengetahuan
terpenuhi
secara
adekuat.
Intervensi:
a. Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap
ancaman atau situasi.
b. Dorong
mengekspresikan
dan
jangan
menolak
tapi
jangan
beri
penguatan
terhadap
penolakan
e. Orientasikan klien atau keluarga terhadap prosedur
rutin
dan
aktifitas,
tingkatkan
partisipasi
bila
mungkin.
f. Jawab pertanyaan dengan nyata dan jujur, berikan
informasi yang konsisten, ulangi bila perlu.
g. Dorong
kemandirian,
perawatan
diri,
libatkan
DAFTAR PUSTAKA
Bambang M, Sri endah R, Rubian S, 2005, Penanganan Penyakit
Jantung pada Bayi dan Anak.
Betz, Cecily Lynn & Sowden, Linda A. 2009. Buku Saku
Keperawatan Pediatri. Ed-5. Jakarta EGC.
Carpenito
J.Lynda, 2001,
Diagnosa
Keperawatan,
edisi
8,
Jakarta, EGC.
Hull, David & Johnston, Derek I.2008. Dasar-dasar Pediatri. Ed3. Jakarta: EGC.
Speer, Kathleen Morgan. 3007. Rencana Asuhan Keperawatan
Pediatrik Dengan Clinical Pathways. Ed-3. Jakarta EGC.