Pendahuluan
Tektonik adalah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari hubungan dan evolusi deformasi
skala besar di bagian luar bumi yang diakibat oleh gaya-gaya yang bekerja didalam bumi.
Secara umum arti kata tektonik sama dengan strukrut geologi yaitu membangun atau
merekonstruksi dalam skala yang lebih besar (global atau regional). Tektonofisik adalah
bagian dari ilmu tektonik yang mempelajari mekanisme tektonik dari sudut sifat fisika bumi.
Tektonik Lempeng adalah suatu kesatuan teori yang berdasarkan observasi serta bukti-bukti
dari fisika, kimia, biologi, mekanika serta kinematika dari bumi. Teori sebenarnya sudah
dimulai pada tahun 1920 dan baru dikembangkan secara luas sejak tahun 1960 oleh para ahli
kebumian, dimana teori ini dianggap sangat penting karena dapat menjelaskan phenomena
alam seperti gempa bumi, vulkanisme, palung, pegunungan lipatan dan juga pengapungan
benua (Continental Drift).
Batasan umum dalam adalah bahwa bagian luar dari struktur bumi bersifat rigid yang
dinamakan lithosphere yang terpecah-pecah menjadi kira-kira 10 pecahan yang besar dan
mungkin 20 pecahan yang kecil2. Pecahan ini dinamakan sebagai Lempeng (Plate) yang
biasanya mempunyai ketebalan rata-rata: 60 100 km.
TEKTONIKA LEMPENG
Lempeng-lempeng tektonik di bumi barulah dipetakan pada paruh kedua abad ke-20.
Teori Tektonika Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam
bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti
pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga
menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama
abad ke-20 dan konsep seafloor spreadingyang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratasmantel bumi yang kaku dan padat.
Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir
seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama
karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian
mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu
yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi,
terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempenglempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang
lainnya di batas-batas lempeng,
mantel dari gaya apung (buoyancy forces) Bagaimana konveksi mantel berhubungan secara
langsung dan tidak dengan pergerakan planet masih menjadi bidang yang sedang dipelajari
dan dibincangkan dalam geodinamika. Dengan satu atau lain cara, energi ini harus
dipindahkan ke litosfer supaya lempeng tektonik bisa bergerak. Ada dua jenis gaya yang
utama dalam pengaruhnya ke pergerakan planet, yaitu friksi dan gravitasi.
Gaya Gesek
Basal drag
Arus konveksi berskala besar di mantel atas disalurkan melalui astenosfer, sehingga
pergerakan didorong oleh gesekan antara astenosfer dan litosfer.
Slab suction
Arus konveksi lokal memberikan tarikan ke bawah pada lempeng di zona subduksi di palung
samudera. Penyerotan lempengan (slab suction) ini bisa terjadi dalam kondisi geodinamik di
mana tarikan basal terus bekerja pada lempeng ini pada saat ia masuk ke dalam mantel,
meskipun sebetulnya tarikan lebih banyak bekerja pada kedua sisi lempengan, atas dan
bawah
Gravitasi
Runtuhan gravitasi: Pergerakan lempeng terjadi karena lebih tingginya lempeng di oceanic
ridge. Litosfer samudera yang dingin menjadi lebih padat daripada mantel panas yang
merupakan sumbernya, maka dengan ketebalan yang semakin meningkat lempeng ini
tenggelam ke dalam mantel untuk mengkompensasikan beratnya, menghasilkan sedikit
inklinasi lateral proporsional dengan jarak dari sumbu ini. :Dalam teks-teks geologi pada
pendidikan dasar, proses ini sering disebut sebagai sebuah doronga. Namun, sebenarnya
sebutan yang lebih tepat adalah runtuhan karena topografi sebuah lempeng bisa jadi sangat
berbeda-beda dan topografi pematang (ridge) yang melakukan pemekaran hanyalah fitur yang
paling dominan. Sebagai contoh, pembengkakan litosfer sebelum ia turun ke bawah lempeng
yang bersebelahan menghasilkan kenampakan yang bisa mempengaruhi topografi.
Lalu, mantel plume yang menekan sisi bawah lempeng tektonik bisa juga mengubah
topografi dasar samudera.
Slab-pull (tarikan lempengan)
Pergerakan lempeng sebagian disebabkan juga oleh berat lempeng yang dingin dan padat
yang turun ke mantel di palung samudera. Ada bukti yang cukup banyak bahwa konveksi
juga terjadi di mantel dengan skala cukup besar. Pergerakan ke atas materi di mid-oceanic
ridge mungkin sekali adalah bagian dari konveksi ini. Beberapa model awal Tektonik
Lempeng menggambarkan bahwa lempeng-lempeng ini menumpang di atas sel-sel seperti
ban berjalan. Namun, kebanyakan ilmuwan sekarang percaya bahwa astenosfer tidaklah
cukup kuat untuk secara langsung menyebabkan pergerakan oleh gesekan gaya-gaya itu. Slab
pull sendiri sangat mungkin menjadi gaya terbesar yang bekerja pada lempeng. Model yang
lebih baru juga memberi peranan yang penting pada penyerotan (suction) di palung, tetapi
lempeng seperti Lempeng Amerika Utara tidak mengalami subduksi di manapun juga, tetapi
juga mengalami pergerakan seperti juga Lempeng Afrika, Eurasia, dan Antarktika. Kekuatan
penggerak utama untuk pergerakan lempeng dan sumber energinya itu sendiri masih menjadi
bahan riset yang sedang berlangsung
Gaya dari luar
Dalam studi yang dipublikasikan pada edisi Januari-Februari 2006 dari buletin Geological
Society of America Bulletin, sebuah tim ilmuwan dari Italia dan Amerika Serikat berpendapat
bahwa komponen lempeng yang mengarah ke barat berasal dari rotasi Bumi dan gesekan
pasang bulan yang mengikutinya. Mereka berkata karena Bumi berputar ke timur di bawah
bulan, gravitasi bulan meskipun sangat kecil menarik lapisan permuikaan bumi kembali ke
barat. Beberapa juga mengemukakan ide kontroversial bahwa hasil ini mungkin juga
menjelaskan mengapa Venus dan Mars tidak memiliki lempeng tektonik, yaitu karena
ketiadaan bulan di Venus dan kecilnya ukuran bulan Mars untuk memberi efek seperti pasang
di bumi. Pemikiran ini sendiri sebetulnya tidaklah baru. Hal ini sendiri aslinya dikemukakan
oleh bapak dari hipotesis ini sendiri, Alfred Wegener, dan kemudian ditentang
fisikawan Harold Jeffreys yang menghitung bahwa besarnya gaya gesek oasang yang
diperlukan akan dengan cepat membawa rotasi bumi untuk berhenti sejak waktu lama.
Banyak lempeng juga bergerak ke utara dan barat, bahkan banyaknya pergerakan ke barat
dasar Samudera Pasifik adalah jika dilihat dari sudut pandang pusat pemekaran (spreading) di
Samudera Pasifik yang mengarah ke timur. Dikatakan juga bahwa relatif dengan mantel
bawah, ada sedikit komponen yang mengarah ke barat pada pergerakan semua lempeng
Signifikansi relatif masing-masing mekanisme
Pergerakan lempeng berdasar pada data satelit GPS NASA JPL. Vektor di sini menunjukkan
arah dan magnitudo gerakan.
Vektor yang sebenarnya pada pergerakan sebuah planet harusnya menjadi fungsi semua gaya
yang bekerja pada lempeng itu. Namun, masalahnya adalah seberapa besar setiap proses
ambil bagian dalam pergerakan setiap lempeng Keragaman kondisi geodinamik dan sifat
setiap lempeng seharusnya menghasilkan perbedaan dalam seberapa proses-proses tersebut
secara aktif menggerakkan lempeng. satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
melihat laju di mana setiap lempeng bergerak dan mempertimbangkan bukti yang ada untuk
setiap kekuatan penggerak dari lempeng ini sejauh mungkin. Salah satu hubungan terpenting
yang ditemukan adalah bahwa lempeng litosferik yang lengket pada lempeng yang
tersubduksi bergerak jauh lebih cepat daripada lempeng yang tidak. Misalnya, Lempeng
Pasifik dikelilingi zona subduksi (Ring of Fire) sehingga bergerak jauh lebih cepat daripada
lempeng di Atlantik yang lengket pada benua yang berdekatan dan bukan lempeng
tersubduksi. Maka, gaya yang berhubungkan dengan lempeng yang bergerak ke bawah (slab
pull dan slab suction) adalah kekuatan penggerak yang menentukan pergerakan lempeng
kecuali untuk lempeng yang tidak disubduksikan. Walau bagaimanapun juga, kekuatan
penggerak pergerakan lempeng itu sendiri masih menjadi bahan perdebatan dan riset para
ilmuwan
Lempeng-lempeng utama
Peta lempeng-lempeng tektonik
Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:
Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut Lempeng
benua
Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng
Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca,Lempeng Cocos, Lempeng
Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia.
Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua seiring
berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang mencakup hampir semua
atau semua benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu
dan mencakup hampir semua atau semua benua di Bumi dan terpecah menjadi delapan benua
sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi
superkontinen lain yang disebut Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah
menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi
benua sisanya).
ERUPSI
BENTUK GUNUNG API
Ekstruksi/Erupsi magma adalah proses keluarnya magma sampai permukaan bumi.
Berdasarkan kekuatan letusannya, ekstrusi dibedakan sebagai berikut :
1) Erupsi Efusif
Erupsi Efusif adalah proses keluarnya magma dari gunung api yang berupa lelehan lava dan
lahar. Jenis ini terjadi jika magma relatif encer.
2) Erupsi Eksplosif
Erupsi Eksplosif adalah keluarnya magma ke permukaan bumi yang disertai letusan/ledakan
yan cukup dahsyat. Jenis ini terjadi jika cairan magma kental dan memiliki kandungan gas
yang relatif banyak.
Berdasarkan celah/lubang keluar, ekstrusi magma dibedakan sebagai berikut :
1) Erupsi Linier
Proses keluarnya magma melalui celah/retakan yang memanjang, sehingga membentuk
deretan gunung api. Misalnya, deretan gunung api sepanjang pulau Jawa.
2) Erupsi Areal
Proses keluarnya magma yang terjadi karena letak magma yang dekat dengan permukaan
bumi, sehingga magma membakar dan melelehkan lapisan batuan yang berada diatasnya.
Lubang magma berukuran besar, contohnya seperti pegunungan di Argentina dan Paraguay.
3) Erupsi Sentral
Proses keluarnya magma melalui satu lubang sehingga membentuk kerucut gunung api yang
terpisah-pisah. Erupsi sentral menghasilkan bentuk gunung sebagai berikut:
Pembeda
Strato
Perisai/Tameng
Maar
Efusif
Eksplosif
cair
padat/kental
Sedang
lemah
kuat
Sedang
dangkal
kerucut/berlapis-lapis
tameng/landai
seperti danau
Sifat letusan
Sifat magma
Tekanan gas
bentuk gunung
contoh gunung
G. Merapi
G. Maona Lea
G. Lamongan
G. Merbabu
G. Maona Kea
G. Kelud
G. Semeru
G. Kelimutu
G. Kelud
Gambar
Tipe gunung api ditentukan berdasarkan kedalaman dapur magma, volume dapur magma dan
kekentalan (viscositas) magma. Menurut tipe letusan, gunung api dibedakan sebagai berikut :
sifat lava
tekanan
gas
letak dapur
magma
hasil letusan
contoh
Hawaii
encer
rendah
dangkal
lava cair
Stromboli
encer
sedang
dangkal
eflata
Vulkano kuat
dalam
eflata
Vulkano lemah
Merapi
Perret/Plinian
encer
sampai
kental
Tinggi
Pelee
Sint Vincent
kental
kental
Tinggi
sedang
dangkal
eflata
sangat dangkal lava pijar,
awan panas,
lahar dingin
sangat dalam gas sangat
tinggi dan
dihiasi awan
berbentuk
bunga kol
dalam
awan pijar
dangkal
lahar panas
- G. Maona
Loa- G.
Maona KeaG. Kilauea
- G.
Vesuvius- G.
Raung- G.
Batur (Bali)
- G. BromoG. EtnaG. Semeru
G. Merapi
G. Krakatau
G. Pelee
G. Kelud
1) Bom
2) Kerikil
3) Lapili,
4) Pasir Vulkanik
5) Abu Vulkanik
6) Scoria
7) Batu Apung
b.
1) Lava
2) lahar panas
3) lahar dingin
c.
1) Solfator
2) Fumarol
3) Mofet
Gunungapi adalah suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava)
yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat
erupsi. Erupsi adalah fenomena keluarnya magma dari dalam bumi. Erupsi dapat dibedakan
menjadi erupsi letusan (explosive erupstion) dan erupsi non-letusan(non-explosive eruption).
Jenis erupsi yang terjadi ditentukan oleh banyak hal seperti kekentalan magma, kandungan
gas di dalam magma, pengaruh air tanah, dan kedalaman dapur magma (magma chamber).
Pada erupsi letusan, proses keluarnya magma disertai tekanan yang sangat kuat sehingga
melontarkan material padat yang berasal dari magma maupun tubuh gunungapi ke angkasa.
Pada erupsi non-letusan, magma keluar dalam bentuk lelehan lava atau pancuran lava (lava
fountain), gas atau uap air.
Berdasarkan bentuknya, jenis gunungapi dibedakan atas :
a. Stratovolcano
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat
menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk
suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi
A.Wegener, lahirnya teori ini di dukung oleh berbagai macam data geologi dan
paleoclimatalogi , saya percaya bahwa continental drift terjadi karena teori ini
membawa kesimpukan pada kita bahwa memang benar dahulu kalahkan
sebelum zaman es terjadi selu benua di dunia ini bersatu dalam daratan yang
besar yang di sebut PANGEA, dan berikut ini akan saya paparkan bukti- bukti
yang mendukung bahwa teori ini benar.