Disusun oleh
Kelompok
:1
Tingkat
: 3A
Nama Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Afifah Irbah
Aulia Octaviani
Dian Eka Susanti
Irma Astianti
Mega Surya Sukma Jaya
Meliyanti Rahayu
Wulan Kurniasih
(P27903114002)
(P27903114004)
(P27903114011)
(P27903114018)
(P27903114022)
(P27903114024)
(P27903114045)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Pemeriksaan AFP (Alpha Fetoprotein) dan CEA (Carcinoembryonic
antigen).
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita untuk meningkatkan kinerja dan mutu
perencanaan program kesehatan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................
11
21
22
Lampiran
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumor marker adalah substansi yang dihasilkan oleh sel tumor atau oleh
sel lain di dalam tubuh akibat respon dari adanya sel kanker.(National Cancer
Institute). Substansi tersebut dapat ditemukan pada bermacam cairan tubuh atau
spesimen jaringan.
Tumor marker merupakan substansi protein ; hormon, enzim, atau antigen
yang dapat timbul dan meningkat secara signifikan pada berbagai tipe dari kanker.
Tumor marker sangat penting untuk memperkuat diagnosa, follow up, dan melihat
efektifitas pengobatan kanker.Setiap tumor marker memiliki profil yang berbeda.
Tumor marker dapat dideteksi melalui serum penderita atau melalui
spesimen jaringan tumornya secara radioimmunoassai, immunoradiometric assay
dan enzyme-linked immunosorbent. Pendeteksian melalui spesimen jaringan
tumornya adalah melalui pemeriksaan imunohistokimia
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tumor marker ?
2. Apa yang dimaksud dengan AFP dan CEA beserta fungsinya ?
3. Bagaimana prosedur pemeriksaan AFP dan CEA ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari tumor marker
2. Untuk mengetahui definisi serta fungsi dari AFP dan CEA
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan AFP dan CEA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Petanda Tumor Maker
Pentanda tumor adalah substansi biologi yang diproduksi oleh sel sel
tumor, masuk dalam aliran darah, dan dapat dideteksi jumlah/nilainya dengan
pemerikaan. Petanda-petanda
tumor,
idealnya
mempunyai
potensi
untuk
membantu ahli klinik dengan cara memberi sinyal aktivitas penyakit dalam
keadaan tidak adanya manifestasi klinik, sehingga dengan demikian memberikan
suatu metode skrining untuk penyakit pre-klinik, memantau status tumor selama
pengobatan, dan mendeteksi kekambuhan dini. Karena kemajuan dalam teknologi
antibodi monoklonal, banyak petanda tumor sekarang dapat terdeteksi dalam
sampel cairan tubuh yang sedikit misalnya serum, urin, atau asites. Untuk dapat
dipakai secara klinik maka petanda tumor harus memiliki sensitivitas dan
spesifitas tertentu, tetapi yang menjadi masalah pada pemakaian klinis suatu
petanda tumor adalah spesifitas.
Dalam teori, petanda tumor yang ideal harus mempunyai beberapa
atribut:
1. Petanda tumor harus dibuat oleh tumor tersebut dan tidak terdapat pada
individu sehat atau pada individu yang mengalami kelainan non
neoplastik.
2. Petanda tumor disekresikan kedalam sirkulasi dalam jumlah banyak
sehingga kadar dalam serum meningkat dalam keadaan adanya sejumlah
relatif kecil sel-sel yang bersifat kanker.Kadar petanda tumor akan seusuai
dengan volume dan luasnya neoplasia sehingga kadar serialnya secara
akurat akan mencerminkan perkembangan klinis penyakit dan regresi ke
kadar normal akan terkait dengan kesembuhan.
2.2.1 Produk yang dihasilkan oleh sel Tumor itu sendiri (tumor-derived
product)
Berupa antigen onkofetal, yang terdiri dari senyawa-senyawa yang
dihasilkan oleh sel embrio dan sel tumor. Senyawa ini juga dihasilkan oleh sel
normal yang undifferentiated tetapi dalam jumlah yang sangat kecil. Kadar
senyawa ini akan meningkat secara bermakna pada penderita kanker. Contoh :
Carcinoembryonic Antigen (CEA), Alfa Fetoprotein (AFP).
2.2.3 Produk yang menyertai proses keganasan (tumor associated
product)
Produk ini merupakan senyawa yang dibentuk secara sekunder sebagai
akibat dari proses keganasan, dan kadarnya juga akan meningkat secara bermakna
pada penderita kanker. Contoh: Carbohydrate Antigen 19-9 (CA 19-9), Cancer
Antigen 125 (CA 125), Ferritin, B2-microglobulin. Nilai Cut-Off values
Penentuan batas (Cut-Off) pada penggunaan petanda tumor, baik untuk diagnosis
uji saring, prognosis maupun pemantauan terapi sangat mempengaruhi interpretasi
hasil pemeriksaan. Karena penentuan cut-off akan menentukan sensitivitas dan
spesifisitas diagnosis yang kita kehendaki. Sebagai contoh bila kita menggunakan
nilai cut-off 35 U/ml pada pemeriksaan CA 125 untuk kanker ovarium (35 U/ml =
rata-rata wanita normal + 3 SD). Peningkatan kadar di atas 35 U/ml ini akan
terlihat pada 82% penderita dengan kanker ovarium, 1% pada wanita normal dan
6% pada penyakit yang bukan keganasan.
(AFP,
alpha-1-fetoprotein,
alpha-
normal diproduksi oleh hati (liver) dan kantung kuning telur (yolk sac) ketika
terjadi pembentukan bayi selama proses kehamilan. Pengukuran AFP di dalam
tubuh manusia umumnya dilakukan untuk membantu mendeteksi adanya kelainan
atau penyakit hati, pemantauan terapi atau pengobatan beberapa jenis kanker, dan
juga uji saring kelainan pada perkembangan bayi selama masa kehamilan.
2.3.2 Fungsi
Pengukuran kadar AFP memiliki manfaat besar sebagai indeks
kekambuhan penyakit. Pada pasien karsinoma hepatoselular yang diterapi,
hilangnya AFP mengisyaratkan eliminasi sel-sel ganas, dan peningkatan kadar
mencerminkan rekurensi kanker.
Setelah intervensi terapeutik, pengukuran AFP sebaiknya diulang setiap
satu bulan untuk memberikan waktu agar AFP yang sudah ada dapat dibersihkan
dari sirkulasi.
Menetapnya AFP setelah interval tersebut mengisyaratkan sintesis yang
berkelanjutan oleh tumor, karena kadar AFP serum proporsional dengan massa
tumor.
Penderita dengan sirosis atau hepatitis B kronis, sebaiknya dimonitor AFP
nya secara reguler karena mempunyai resiko menjadi kanker hati. Jika penderita
sudah terdiagnosa sebagai kanker hepato seluler AFP harus diperiksa secara
periodik untuk membantu mengetahui respon terapinya. Disamping berperan
sebagai suatu petanda yang bermanfaat untuk kanker hati, AFP juga berperan
sebagai petanda adanya kanker testikular, dan tumor-tumor sel germinal tertentu
pada ovarium. AFP juga meningkat pada penyakit hati jinak dan dalam persentase
yang kecil dari kanker paru dan gastrointestinal.
2.3.3 Jenis AFP
AFP pada kehamilan
Protein ini mulai terbentuk di plasma saat janin (fetus) berusia empat
minggu dan dihasilkan paling banyak pada usia kandungan mencapai 12-16
minggu. Setelah melahirkan, AFP umumnya tidak terdeteksi di dalam darah.
Untuk membantu memperkirakan adanya kelainan pada janin, seperti sindrom
down (kelainan genetik), sindrom turner, dan spina bifida, pemeriksaan AFP
biasanya dilakukan terhadap wanita dengan usia kandungan 16-22 minggu.
Jumlah AFP di dalam darah juga dapat meningkat bila pasien sedang mengandung
Kondisi sampel:
serum
plasma (EDTA, Heparin)
Stabilitas spesimen:
refrigerated 7 hari
beku 90 hari
Prinsip:
Access
alpha-fetoprotein
(AFP)
immunoassay
terdiri
dari
Gestational diabetes.
Jika pernah melakukan tes medis yang menggunakan radio aktif dalam
waktu 2 minggu sebelumnya.
Prinsip
AFP cepat tes adalah sandwich immunoassay. Ketika sampel serum
ditambahkan untuk sampel pad, bergerak melalui konjugat pad dan mobilizes
emas-antibodi monoklonal anti-AFP tikus konjugat. Yang dilapisi pada konjugat
pad. Prosedur perlakuan yang bergerak sepanjang membran oleh aksi kapiler dan
bereaksi dengan antibodi monoklonal anti-AFP tikus yang dilapisi pada tes
wilayah. Jika AFP hadir, hasilnya adalah pembentukan pita berwarna dalam tes
wilayah. Emas konjugat akan terus untuk bermigrasi sampai adalah ditangkap di
daerah kontrol oleh menghentikan kambing Anti-tikus ig antibodi dan
mengumpulkan dalam garis merah, yang menunjukkan validitas uji .
Prosedur
1. Membawa semua bahan dan spesimen sampai suhu kamar.
2. Menghapus menguji dari foil tertutup kantong.
3. Menempatkan test kit di sebuah flat kering sripurface.
4. Menggunakan disediakan pipet plastik, membuang 30l serum
sampel (1 tetes) dan 1 tetes baik dari kartu tes solusi untuk sampel.
mulai waktu.
5. Membaca hasil pada 10 menit setelah menambahkan sampel.
Catatan: Hasil setelah 20 menit mungkin tidak akurat .
Interpretasi Hasil
Positif : Jika dua berwarna band yang terlihat dalam waktu 10 menit,
hasil tes positif dan valid.
Negatif : Jika daerah uji tidak memiliki warna band dan area kontrol
menampilkan pita berwarna, hasilnya adalah negatif dan valid.
10
Hasil yang tidak valid : Hasil tes tidak valid jika berwarna band tidak
membentuk
di
daerah
kontrol.
Sampel
harus
kembali-diuji,
khususnya
ardenocarcinoma.
Pemeriksaan
CEA
merupakan
uji
laboratorium yang tidak spesifik karena hanya 70% kasus didapatkan peningkatan
CEA pada kanker usus besar dan pankreas. Peningkatan kadar CEA dilaporkan
pula pada keganasan esophagus, lambung, usus halus, dubur, kanker payudara,
kanker serviks, sirosis hati, pneumonia, pankreatitis akut, gagal ginjal, penyakit
inflamasi dan trauma pasca operasi. Yang penting diketahui pula bahwa kadar
CEA dapat meningkat pada perokok.
Petunjuk ASCO tidak menganjurkan CEA untuk pemeriksaan penapisan,
diagnosis, penentuan stadium, atau surveilans rutin pada pasien dengan kanker
payudara setelah terapi awal, juga tidak untuk memantau respon penyakit
metastasis terhadap pengobatan. Namun, peningkatan kadar CEA dapat digunakan
untuk mendeteksi rekurensi apabila tidak ada parameter penyakit yang lain
(Sacher, 2004).
12
Berdasarkan kit untuk CEA serum rapid test (sumber dari kit ams,
Carcinoembryonic Antigen (CEA) Device (2-30C)):
Prinsip :
Perangkat CEA Rapid Test mendeteksi antigen Carcinoembryonic
manusia (CEA) melalui interpretasi visual pembangunan warna pada strip
internal. Antibodi CEA bergerak diwilayah uji membran. Selama
pengujian, spesimen berekasi dengan natibodi CEA konjungasi partiker
berwarna
dan
precoated
ke
sampel
test.
Setelah
tercampur
untuk
spesimen
uji (T).
Negatif : hanya satu band/pita berwarna muncul, di daerah kontrol
(C). Tidak ada pita/band berwarna jelas muncul di wilayah uji (T).
Invalid : kontrol band/pita gagal untuk muncul. Hasil dari setiap tes
yang belum menghasilkan band/pita kontrol pada saat membaca
ditentukan harus dibuang. Harap tinjau prosedur dan ulangi
14
Rujukan :
Dewasa:
o Tidak merokok
o Merokok
o Gangguan inflamasi akut
o Neoplasma
: <2,5 ng/ml,
: <3,5 ng/ml,
: 10 ng/dl,
: 12 ng/dl.
Test
: CEA ELISA
Metode
Prinsip
: Peroksidase-konjugasi ELISA
Uji kualitatif CEA kit didasarkan pada uji ELISA fase padat enzymelinked. Sistem uji menggunakan satu monoklonal anti-CEA antibodi untuk fase
padat (sumur mikrotiter) imobilisasi dan antibodi anti-CEA monoklonal tikus
yang berada di dalam larutan konjugat antibodi-enzim (horseradish peroxidase).
Standard dan specimen (serum) ditambahkan ke dalam sumur mikrotiter yang
telah dilapisi CEA antibodi. Kemudian CEA antibodi berlabel dengan horseradish
peroxidase (konjugasi) ditambahkan. Jika CEA manusia hadir dalam spesimen, itu
akan menggabungkan dengan antibodi pada baik dan kongjugat enzim
menghasilkan molekul CEA yang terjepit diantara fase padat dan antibodi enzyme
linked. Setelah 1 jam inkubasi pada suhu kamar, sumur dicuci dengan air untuk
menghapus antibodi terikat berlabel. Sebuah solusi dari TMB ditambahkan dan
diinkubasi selama 20 menit, sehingga dalam pengembangan warna biru.
Pengembangan warna dihentikan dengan penambahan 2 N HCl. Warna berubah
15
menjadi kuning dan diukur spektrofotometri pada 450 nm. Konsentrasi CEA
adalah berbanding lurus dengan intensitas warna dari sampel uji.
Ketika test belum dibuka harus disimpan pada 2-8C setelah menerima.
Pelat microtiter harus disimpan pada 2-8C, dalam segel didalam bag, untuk
meminimalkan paparan lembab udara. Membuka test kit akan tetap stabil sampai
tanggal kadarluasa, asalkan kits disimpan seperti dijelaskan diatas. Sebuah
microtiter plate reader dengan bandwidth 10 nm atau kirang dan optik berbagai
kepadatan 0-2 OD atau lebih besar, di 450 nm panjang gelombang, dapat diterima
untuk digunakan dalam absorbansi pengukuran.
Preparasi reagen
1. Semua reagen harus dibawa ke suhu kamar (18-22C) dan dicampur
dengan homogen. Jangan sampai berbusa.
2. Melarutkan dengan 0,5 ml aquades, bahan dilarutkan setidaknya 20
menit. Standar dilarutkan harus didimpan disegel pada 2-8C.
3. Encerkan 1 volume wash buffer (50X) dengan 49 volume air suling.
Misalnya, encerkan 15 ml wash buffer (50X) ke dalam air suling
untuk mempersiapkan 750 ml cuci penyangga (1x). Aduk rata sebelum
digunakan.
Prosedur
1. Ambil 50l dari standar spesimen, dan kontrol ke sumur yang sesuai.
2. Tambahkan 100 l enzim konjugat reagen untuk setiap sumur.
3. Homogenkan selama 10 menit.
4. Inkubasi pada suhu kamar (18-22C) selama 60 menit.
5. Hapus campuran inkubasi dengan mengosongkan isi piring ke dalam
wadah limbah.
6. Bilas dan mengosongkan sumur mikrotiter 5 kali dengan mencuci
penyangga (1x).
7. Lap tetesan yang tersisa dengan kertas serap atau dengan kertas
handuk.
8. Tambahkan 100 l larutan TMB ke masing-masing dengan baik.
Homogenkan selama 5 detik
9. Inkubasi pada suhu kamar selama 20 menit.
17
10. Untuk menghentikan reaksi dengan larutan stop solution sebanyak 100
l.
11. Homogenkan selama 30 detik untuk memastikan bahwa warna biru
benar-benar berubah menjadi kuning.
12. Baca pada panjang gelombang 450 nm dengan pembaca microtiter
plate dalam waktu 15 menit.
2.4.3 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu kriteria penolakan sampel seperti
hemolisis, beku, sampel tidak boleh mengandung fibrin, sel darah merah atau
partikel lain.
2.4.5 Peningkatan Kadar
Yang memiliki Indeks CEA melebihi batas normal memiliki risiko kanker
hingga 60%. Penelitian menunjukan, bahwa 97% CEA dari orang normal adalah
5,2 ng/ml, walaupun terdapat 3% orang-orang sehat yang melebihi batas normal,
tetapi biasanya masih berada di rentang 5,2-7,5 ng/ml. Pasien diwajibkan waspada
dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut ketika indeks CEA melebihi 10 ng/ml.
Karena jika sudah melebihi batas normal CEA, ini berarti pasien memiliki risiko
terkena kanker hingga 60%. Mungkin saja orang-orang ini tidak mengalami gejala
apapun, karena tumor dalam tubuhnya masih sangat kecil, sehingga masih sulit
terdeteksi melalui CT, MRI, PET/CT dan Endoskopi, tetapi menurut pengamatan
para ahli, kanker akan terdeteksi 6 bulan hingga 5 tahun setelahnya. Jika
ditemukan indeks CEA melebihi batas normal, pasien dapat melakukan upaya
peningkatan kekebalan tubuh, memperbaiki lingkungan mikro tumor, menghindari
faktor-faktor pertumbuhan kanker dan upaya pencengahan lainnya. Hal ini dapat
secara efektif mengontrol perkembangan tumor, memperpanjang kelangsungan
hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Peningkatan CEA dapat terjadi pada siapa saja. Penelitian saat ini
menunjukan, CEA pada pasien dengan penyakit kardiovaskular, radang paru-paru
dan radang lambung akan mengalami peningkatan. Jenis penyakit lainnya antara
lain penyakit bronkitis kronis, tumor paru-paru, maag, gastritis atrofi, kolesistitis,
dan sebagainya. Tentu saja, jika indeks CEA melebihi 7.5 ng/ml atau bahkan
18
melebihi
10
ng/ml,
anda
sebaiknya
wasapada.
Mencari
dokter
yang
memiliki
riwayat
merokok,
disarankan
untuk
melakukan
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tumor marker adalah substansi yang dihasilkan oleh sel tumor atau oleh
sel lain di dalam tubuh akibat respon dari adanya sel kanker. Substansi tersebut
dapat ditemukan pada bermacam cairan tubuh atau spesimen jaringan dan dapat
dideteksi secara radioimmunoassai, immunoradiometric assay dan enzyme-linked
immunosorbent dan pemeriksaan imunohistokimia.
20
AFP (alpha fetal protein) adalah suatu protein yang pada kondisi normal
diproduksi oleh hati (liver) dan kantung kuning telur (yolk sac) ketika terjadi
pembentukan bayi selama proses kehamilan. Pengukuran AFP di dalam tubuh
manusia umumnya dilakukan untuk membantu mendeteksi adanya kelainan atau
penyakit hati, pemantauan terapi atau pengobatan beberapa jenis kanker, dan juga
uji saring kelainan pada perkembangan bayi selama masa kehamilan. AFP juga
berperan sebagai petanda adanya kanker testikular, dan tumor-tumor sel germinal
tertentu pada ovarium serta meningkat pada penyakit hati jinak dan dalam
persentase yang kecil dari kanker paru dan gastrointestinal.
Carcinoembryonic antigen (CEA) adalah protein yang dihasilkan oleh
epitel saluran cerna janin yang juga dapat diekstraksi dari tumor saluran cerna
orang dewasa/kanker usus besar (ardenocarcinoma) dan sebagai petanda tumor
untuk kanker kolorektal, oesofagus, pankreas, lambung, hati, payudara, ovarium
dan paru-paru. Pemeriksaan CEA merupakan uji laboratorium yang tidak spesifik
karena hanya 70% kasus didapatkan peningkatan CEA pada kanker usus besar dan
pankreas. Peningkatan kadar CEA dilaporkan pula pada keganasan esophagus,
lambung, usus halus, dubur, kanker payudara, kanker serviks, sirosis hati,
pneumonia, pankreatitis akut, gagal ginjal, penyakit inflamasi dan trauma pasca
operasi. Yang penting diketahui bahwa kadar CEA dapat meningkat pada perokok.
DAFTAR PUSTAKA
Biomedika.
2012.
Pemeriksaan
Petanda
Tumor.
Clinic,
http://www.mayomedicallaboratories.com/test-catalog/Clinical
Yossi.
2016.
Petanda
tumor.
http://analiskesehatansederhana.blogspot.co.id/2016/01/petanda-tumor.html.
diakses pada 18 Oktober 2016 pukul 20:08
Prasetyo,
Dimas.
2008.
Petanda
Tumor
(Tumor
Markers).
22