Anda di halaman 1dari 31

PujisyukurpenyusunpanjatkankepadaTuhan Yang

MahaEsaatassegalanikmat, rahmatdananugerah yang


selaludiberikankepadapenyusunsehinggadapatmenyelesaikanmak
alahini..
Dalampenyusunanmakalahini,
tentunyapenyusuntidakmenyelesaikannyaseorangdiri.Penyusunm
endapatbantuandaribanyakpihak yang
telahmemberikanbantuanbaikdarisegimorilmaupunmateril.Olehka
renaitu, penyusunbanyakmengucapkanterimakasihkepadapihak
pihaktersebut.
Penyusunmenyadaribahwamakalahinimasihjauhdarisempurnad
anmasihbanyakkekurangan yang
disebabkankarenaketerbatasanpengetahuansertakarenakesempu
rnaanhanyalahmilikTuhan.Penyusunmengharapkankritikdan saran
yang sifatnyamembangundarisemuapihak demi
perbaikanmakalahinidimasamendatang.Penyusunberharap agar
makalahinidapatbermanfaatbagiparapembaca.

Malang, 16 oktober 2014

Anwa
r

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..i
DAFTAR ISI....ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...1
B. RumusanMasalah.1
C. Tujuan1
D. Manfaat..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Baja..2
B. Sifat Baja4
C. KelebihandanKekuranganStruktur
Baja6
D. Proses Pembuatan
Baja.7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......10
B. Kritikdan Sara..10
DAFTAR
PUSTAKA..11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin beragam


pula kebutuhanmanusia.Ini dapat dilihat dari aspek teknik sipil.
Pada

jaman

dahulu

orang

membuat

jalan hanya

dengan

menyusun batu-batuan atau kerikil-kerikil, tapi kini semuanya


telah

berubah,manusia

sarana transportasi

berusaha

dengan

membuat

kualitas

yang

jalan

sebagai

baik menggunakan

teknologi rekayasa guna memenuhi kebutuhannya.Pembangunan


dalam setiap bidang yang berhubungan dalam teknik sipil dimulai
dari bangunan

gedung,

jembatan,

jalan dan

bangunan

lainnya tidak akan terpisahkan dari bahan yang berasal dari


dalam perut bumi. Mulai dari batuan, batu bara, minyak bumi
sampai berbagai

macam

mineral

yang

langsung

digunakan

maupun yang diolah terlebih dahulu. Untuk itu dalam kesempatan


ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini diangkat karena ingin
mengetahui jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta syarat
apa saja yang harus dipenuhi oleh baja sebagai bahan pembuatan
baja .Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, timbulah
suatu permasalahan dalam diri kami dan menjadi suatu dorongan
bagi kami untuk melaksanakan suatu analisa tentang jenis-jenis
baja, proses pembuatan baja serta syarat apa saja yang harus
dipenuhi oleh baja.
1.
2.
3.
C.

B.
Rumusan masalah
Apakah yang dimaksud dengan baja?
Bagaimana sifat baja?
Bagaimana proses pembuatan baja?
Tujuan
1. Untuk mengenal apa itu baja
2.
D.

memahami proses pembuatan baja dan jenis baja.

Manfaat
1. Agar dapat membedakan mana baja yang baik untuk
digunakan
bangunan

baik

dalam

industry

maupun

konstruksi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai
dasar

dengan karbon sebagai

unsur

unsur

paduan

utamanya.Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara


0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam
baja

adalah

sebagai

unsur

pengeras

dengan

mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice)


atom besi.
Unsur

paduan

lain

yang biasaditambahkanselain

karbon

adalah (titanium), krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan


tungsten (wolfram). Penambahan kandungan karbon pada baja
dapat

meningkatkan

tariknya(tensile

kekerasan

strength),

(hardness)

namun

di

sisi

dan

lain

kekuatan

membuatnya

menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).


Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah
senyawa besi yang mengandung setidaknya 10,5% Kromium
untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam). Kemampuan
tahan

karat

diperoleh

dari

terbentuknya

lapisan

film

oksidakromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses


oksidasi

besi

(Ferum).

Stainless

Steel

sering

dalam perlengkapan Stainless Steel untuk industri makanan.


B.

Sifat Baja

digunakan

Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :


Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau
lentur

Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas batas
pembebanan tertentu, sesudahnya pembebanan ditiadakan
kembali kepada bentuk semula.

Kekenyalan / keliatan (tenacity)


Kemampuan/kesanggupan

untuk

dapat

menerima

perubahan perubahan bentuk yang besar tanpa menderita


kerugian-kerugian

berupa

cacat

atau

kerusakan

yang

terlihat dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek

Kemungkinan ditempa (maleability)


Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan
plastis sehingga dapat dirubah bentuknya

Kemungkinan dilas (weklability)


Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu
sama lain dengan memakai atau tidak memakai bahan
tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya

Kekerasan (hardness)
Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.
C.

Kelebihan dan Kekurangan Struktur Baja


Kelebihan Baja
Kuat tarik tinggi.

Tidak dimakan rayap

Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut

Bisa di daur ulang

Dibanding Stainless Steel lebih murah

Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan

Dibanding alumunium lebih kuat

Kekurangan Baja :

Bisa berkarat.

Lemah terhadap gaya tekan.

Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan


dibentuk berbagai profile
Tidak kokoh
Tidak tahan api
D. Proses Pembuatan Baja
1. Proses konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong
dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja
Dipanaskan dengan kokas sampai 1500 0c,
Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. ( 1/8
dari volume konvertor)
Kembali ditegakkan.

Udara dengan tekanan 1,5 2 atm dihembuskan dari


kompresor.

Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk


mengelaurkan hasilnya.
proses bassemer (asam)
lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang
mengandung kwarsa asam atau aksid asam (sio2), bahan yang
diolah besi kasar kelabu cair, cao tidak ditambahkan sebab dapat
bereaksi dengan sio2, sio2 + cao casio3
proses thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api
bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (caco3 +
mgco3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung p
antara 1,7 2 %, mn 1 2 % dan si 0,6-0,8 %. Setelah unsur mn
dan si terbakar, p membentuk oksida phospor (p2o5), untuk
mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (cao),3 cao +
p2o5ca3(po4)2 (terak cair)
2. Proses siemens martin
Menggunakan sistem regenerator ( 3000 0c.) Fungsi dari
regenerator adalah :
a. Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur
dapur
b. Sebagai fundamen/ landasan dapur
c. Menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,

Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (sio2),

3.

Besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % mgco3 +


60 % caco3)
Proses basic oxygen furnace

Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu


ditegakkan)

Oksigen ( 1000) ditiupkan lewat oxygen lance ke ruang


bakar dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %o2) tiap satu ton
muatan) dengan tekanan 1400 kn/m2.

Ditambahkan bubuk kapur (cao) untuk menurunkan kadar p


dan s.
Keuntungan dari bof adalah:
bof menggunakan o2 murni tanpa nitrogen
proses hanya lebih-kurang 50 menit.
tidak perlu tuyer di bagian bawah
phosphor dan sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
biaya operasi murah
4. Proses dapur listrik
Temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode
dan induksi listrik.
Keuntungan :
mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
temperatur dapat diatur
efisiensi termis dapur tinggi
cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan
sehingga kualitasnya baik
kerugian akibat penguapan sangat kecil
5. Proses dapur kopel
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau
besi tuang.
Proses

Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.

Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama 15


jam.

Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah


hingga kokas mencapai 700 800 mm dari dasar tungku.

Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 15 % ton/jam


dimasukkan.

15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.


Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar p dan s
ditambahkan batu kapur (caco3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:
Gas co yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
6. Proses dapur cawan
proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja
bekas dan besi kasar dalam cawan,
kemudian dapur ditutup rapat.
kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan
sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.

baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja


istimewa denganmenambahkan unsur-unsur paduan yang
diperlukan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar
dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya.Kandungan
unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal
(crystal lattice) atom besi.
Baja pada dasarnya adalah besi (Fe) dengan tambahan
unsur karbon (C) sampai dengan 1,67 % (maksimal). Jenisjenis baja dibagi menjadi beberapa macam, yaitu baja
karbon, baja paduan dan baja tahan karat (Stainless Steel).
Proses pembuatan baja terbagi menjadi tiga, yaitu : proses

konvertor, proses terbuka (Open Hearth Furnace) dan proses


dapur listrik (Electric Arc Furnace).
B. Saran
Dalam makalah kami tentunya banyak terdapat
kekurangan maupun kesalahan baik dalam penulisan,
maupun pemaparannya.Dan juga mungkin materi yang kami
sampaikan mungkin banyak kekuranganya.Maka dari itu
kritik dan saran yang membangundari pembaca sangat kami
harapkan untuk perbaikan makalah kami kedepannya.

Daftar Pustaka
http://satriopage.blogspot.com/2012/12/makalah-pembuatanbaja-konvertor.html
http://pelajarandanpengalamanhidup.blogspot.com/2011/10/baja.html
http://pelajarandanpengalamanhidup.blogspot.com/2011/10/maka
lah-baja.html

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ini. Sholawat beserta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, Beserta keluarga-Nya,
sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, hal ini karena kemampuan dan pengalaman

kami yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk itu, kami mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya konstruktif, demi perbaikan dalam makalah
ini yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat sebagai penambah pengetahuan
terutama bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih semoga Allah Swt
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah..............................................................................................
1.3
Tujuan............................................................................................................
....

BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................
2.1 Sejarah
Baja.......................................................................................................
2.2 Pembuatan Baja dari Besi
Kasar.......................................................................
2.3 Proses Pembuatan baja dengan sistem
konverter..............................................
2.3.1 Proses Bassemer
(asam).....................................................................

2.3.2 Proses Thomas


(basa).........................................................................
2.3.3 Proses Siemens
Martin.......................................................................
2.3.4 Proses Basic Oxygen
Furnace...........................................................
2.3.5 Proses Dapur
Kopel.........................................................................
2.3.6 Proses Dapur
Cawan.........................................................................
2.3.7 Proses Dapur
Listrik..........................................................................
2.3.8 Proses Dapur Cupola (Cupola
Furnace)............................................

BAB III
PENUTUP.................................................................................
3.1
Kesimpulan....................................................................................................
....

DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Baja merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai di
seluruh dunia untuk keperluan kehidupan manusia, khususnya di dunia
industri. Ditemukan buat pertama kali olehorang Mesir lebih dari 4000
tahun yang lalu untuk perhiasan dan alat rumah tangga yangkemudian
berkembang menjadi bahan berharga dan dimanfaatkan orang setiap hari
saat ini.Untuk menjadikan baja, banyak proses yang dilakukan, sehingga
membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat dipakai dalam
berbagai keperluan.
Pembikinan baja/konvertor merupakan salah satu proses pembuatan
alat-alat atau komponen mesin yang membutuhkan pengetahuan dalam
pengolahannya, karena itu penting untuk diketahui proses-proses dan
pencampuran bahan yang ada dalam penbikinan baja dengan konvertor
sebab sangat mempengaruhi kualitas hasil dari proses konvertor.
Makalah ini dibuat sebagai bahan pengetahuan untuk pembikinan
baja dengan konvertor melalui proses yang efektif dan efisien serta
pencampuran bahan mentah secara proporsional sehingga dapat
memperoleh hasil yang maksimal.

1.2

Rumusan Masalah
1) Bagaimana proses
2) Bagaimana proses
3) Bagaimana proses
4) Bagaimana proses
5) Bagaimana proses
6) Bagaimana proses
7) Bagaimana proses
8) Bagaimana proses

kerja
kerja
kerja
kerja
kerja
kerja
kerja
kerja

dari
dari
dari
dari
dari
dari
dari
dari

konvertor
konvertor
konvertor
konvertor
konvertor
konvertor
konvertor
konvertor

bessemer?
thomas?
siemens martin?
basic oxygen furnace?
dapur kopel?
dapur cawan?
listrik ?
dapur cupola?

1.3

Tujuan
Makalah ini dibuat untuk mengetahui apakah yang dimaksud
dengan pembuatan baja secara konvertor baik secara proses maupun
pencampuran bahan bakunya sehingga pembuatan baja untuk bahan
teknik dapat disesuaikan menurut kekuatan kebutuhan material karena
masing-masing konvertor tersebut saling memiliki kekurangan dan
kelebihan untuk hasil dari dapur konvertor.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Baja

Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM

Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan


tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada
tahun tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.

Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians


dan asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi
dalam kehidupannya.

Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi


oleh bangsa arya.

Tahun 700 600 SM, Cina belajar membuat besi.

Tahun 400 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di


eropa.

Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja

Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan


pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut
dengan baja damascus.

1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.

1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di


eropa.

Bijih besi antara lain :


Hematite - Fe2O3 - 70 % iron

Magnetite - Fe3O4 - 72 % iron


Limonite - Fe2O3 + H2O - 50 % to 66 % iron
Siderite - FeCO3 - 48 % iron
Pemurnian Besi

Prinsip dasar : Menghilangkan kandungan oksigen dalam bijih


besi.

Cara tradisional : blomery, pada proses ini bijih besi dibakar


dengancharcoal, dimana banyak mengandung carbon sehingga
terjadi pengikatan oksigen, pembakaran tersebut menghasilkan
karbondiokasida dan karbon monoksida yang terlepas ke udara,
sehingga
besi
murni
didapat
dan
dikeluarkan
dari
dapur,kekurangnya tidak semua besi dapat melebur sehingga
terbentuk spoge, spoge berisi besi dan silica.

Proses lebih modern adalah dengan blas furnace, blast furnace


diisi oleh bijih besi, charcoal atau coke (coke adalah charcoal yang
terbuat dari coal) dan limestone (CaCO3). Angin secara kencang
dan kontinu ditiupkan dari bawah dapur. Hasil peluburan besi akan
berada di bawah, cairan besi yang keluar ditampung dan disebut
dengan pig iron.

2.2 Pembuatan Baja Dari Besi Kasar


Besi kasar sebagai hasil dari dapur tinggi masih banyak
mengandung unsurunsur yang tidak cocok untuk bahan konstruksi,
misalnya zat arang (karbon) yang terlalu tinggi, fosfor, belerang, silisium
dan sebagainya. Unsur-unsur ini harus serendah mungkin dengan
berbagai cara.
Untuk menurunkan kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari
besi kasar digunakan dengan cara sebagai berikut.
1). Proses Konvertor :
a. Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.
b. Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.
c. Proses Oksi, proses LD, Kaldo dan Oberhauser
2). Proses Martin (dapur Siemen Martin)
a. Proses Martin asam untuk besi kasar dengan kadar fosfor rendah.
b. Proses Martin basa untuk besi kasar dengan kadar fosfor tinggi.
3). Dapur Listrik untuk baja Campuran
a. Dapur listrik busur nyala api.
b. Dapur listrik induksi.

2.3 Proses Pembuatan Baja

Konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat dari


pelat baja. Bagian dalam dilapisi dengan batu tahan api yang berfungsi
untuk menyimpan panas yang hilang sekaligus menjaga supaya pelat baja
tidak lekas aus. Bejana tersebut dapat diputar pada kedua porosnya. pada
bagian bawah konvertor terdapat saluran-saluran yang berdiameter
antara 15 - 20 mmsebanyak 120 - 150 buah. Melewati poros yang satu
dialirkan udara yang bertekanan 1.5 - 2 atmosfer. Sedangkan pada poros
yang lain dihubungkan dengan roda gigi untuk mengatur kedudukan
konvertor.
Cara Kerja Konvertor

Gambar 1 Cara Kerja Konverter


Proses pembuatan baja dapat diartikan sebagai proses yang bertujuan
mengurangi kadar unsur C, Si, Mn, P dan S dari besi mentah dengan
proses oksidasi peleburan.
Konventer untuk proses oksidasi berkapasitas antara 50-400
ton. Besi kasar dari tanur yang dituangkan ke dalam konventer
disemburkan oksigen dari atas melalui pipa sembur yang bertekanan kirakira 12 atm.
Reaksi yang terjadi:
C

Penyemburan Oksigen berlangsung antara 10-20 menit. Penambahan


waktu penyemburan akan mengakibatkan terbakarnya C, P, Mn dan Si.

Konvertor dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku
keling. Bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api. Konvertor disangga
dengan alat penyangga yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur
posisi horizontal atau vertikal Konvertor.
Pada bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin
(tuyer)sebagai saluran udara penghembus (air blast). Batu tahan api yang
digunakan untuk lapisan bagian dalam Konvertor dapat bersifat asam
atau basa tergantung dari sifat baja yang diinginkan.
Secara umum proses kerja konverter adalah :
a. Dipanaskan dengan kokas sampai suhu 15000C.
b. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+1/8 dari volume
konverter).
c. Konverter ditegakkan kembali.
d. Dihembuskan udara dengan tekanan 1,5 2 atm dengan kompresor.
e. Setelah 20 25 menit konverter dijungkirkan untuk mengeluarkan
hasilnya.

2.3.1 Proses Bassemer (asam)


Proses bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan
di dalam konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa
asam atau oksidasi asam
, sehingga proses ini disebut Proses
Asam. Besi kasar yang diolah dalam konvertpr ni adalah besi kasar
kelabuyang kaya akan unsur silikondan rendah fosfor (kandungan fosfor
maksimal adalah 0,1%). Besi kasar yang mengandung fosfor rendah
diambil karena unsur fosfortidak dapat di reduksi dari dalam besi kasar
apabila tidak diikat dengan batu kapur. Disamping itu, fosfor dapat
bereaksi dengan lapisan dapuryang terbuat dari kuarsa asam, reaksi
dapat membahayakan atau menghabiskan lapisan konvertor. Oleh karena
itu, sangat menguntungkan apabila besi kasar yang diolah dalam proses
ini adalah besi kasar kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5% - 2%.

Gambar 2 Konvertor Bessemer


Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu
konvertor dalam posisi horizontal ( kemiringannya sekitar 30 0). Sementara
itu, udara diembuskan dalam posisi vertikal atau disebut juga kedudukan
proses.
Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur
silikon yang menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses
oksidasi unsur fosfor dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan
oksida mangan, ditandai dengan adanya bunga api yang berwarna
kehijau-hijauan.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini
berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih
dengan panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api mengcil. Sebelum
nyala api padam, ditambahkan besi kasar yang banyak mengandung
mangan, kemudian baja cair dituangkan ke dalam panci-panci tuangan
dan dipadatkan dalam bentuk batang-batang baja.

2.3.2 Proses Thomas (basa)


Proses thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di
dalam konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api
dari bahan karbonat kalsium dan magnesium karbonat (CaCO +MgCO)
yang disebut dolomit. Proses ini disebut juga proses basa karena lapisan
konvertor terbuat dari dolomit dan hanya mengolah besi kasar putih yang
kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 2) dan mengandung unsur silikon rendah
(sekitar 0,6 0,8). Proses ini makin baik hasilnya apabila besi kasar yang
diolah mengandung unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di dalam
konvertor melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksaidasi di

dalam cairan terhadap unsur-unsur campuran. Pertama kali unsur yang


dioksidasi adalah silikon (Si), kemudian mangan (Mn), dan fosfor (P).
oksidasi unsur fosfor terjadi cepat sekali, sekitar 3 5 menit dan proses
oksidasi yang terakhir adalah unsur karbon yang disertai suara gemuruh
dan nyala api yang tinggi. Apabila nyala api sudah mengecil dan
kemudian dalam berarti proses oksidasi telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi kasar
menghasilkan oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan
menambahkan batu kapur ke dalam konvertor. Selanjutnya terak cair
dikeluarkan dari dalam konvertor, diikuti dengan penuangan baja cair ke
dalam panci-panci tuangan kemudian dipadatkan menjadi batangan baja.
2.3.3 Proses Siemens Martin
Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang
disesuakan dengan nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini
digunakan untuk menghasilkan baja yang mengandung karbon sedang
dan rendah dengan cara proses asam atau basa, sesuai dengan sifat
lapisan dapurnya.
Proses ini berlangsung di dalam dapur tungku terbuka atau dapur
Siemen Martin yang mempunyai kapasitas 150 300 ton, bahan bakarnya
gas yang dihasilkan dengan pembakaran kokas di atas tungku atau bahan
bakar minyak. Dapur ini menggunakan prinsip regenerator (hubungan
balik) dan tungku pemanas dapat mencapai temperatur sekitar 900
1.200, tungku pemanas ini bisa mencapai temperatur tinggi apabila
diperlukan, dan pada waktu yang sama menghemat bahan bakar. Dalam
proses ini dapur diisi dengan besi kasar dan baja bekas, kemudian
dicairkan sehingga beberapa unsur campuran terbentuk menjadi terak di
atas pemukaan cairan besi, tambahkan bijih besi atau serbuk besi yang
berguna untuk mereduksi karbon, maka lubang pengeluaran dapur
dibuka dan dicairan dituangkan kedalam panci-panci tuangan.

Gambar 3 Tungku Terbuka Siemens Martin


Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan beberapa terak
dapat dicegah meninggalkan dapur sampai seluruh baja cair dikeluarkan,
kemungkinan terak itu tertuang ke dalam panci yang mengapung di atas
baja cair sehingga perlu dikeluarkan dan dituangkan ke dalam panci yang
berukuran kecil.
Baja cair yang telah penuh di dalam panci dituangkan ke dalam
cetakanmelalui bagian bawah cetakan, sehingga terak tetap di dalam
panci dan terakhir dikeluarkan. Selain itu, dapat pula dipisahkan dengan
cara menuangnya ke dalam cetakan yang lebih kecil.
Setiap melakukan proses pemurnian besi kasar dan bahan tambahan
lainnya berlangsung selama 12 jam, kemudian diambil sejumlah baja cair
sebagai contoh untuk dianalisis komposisinya. Sementara itu, terak yang
dihasilkan dari proses basa digunakan sebagai pupuk bahan.
2.3.4 Proses Basic Oxygen Furnace
Proses ini menempati 70% proses produksi baja di Amerika Serikat.
Merupakan modifikasi dari proses Bessemer. Proses Bessemer
menggunakan uap air panas ditiupkan pada besi kasar cair untuk
membakar zat kotoran yang tersisa. Proses BOF memakai oksigen murni
sebagai ganti uap air. Bejana BOF biasanya berdiameter dalam 5m
mampu memproses 35 200 ton dalam satu pemanasan.
Peleburan Baja Dengan BOF ini juga termasuk proses yang paling
baru dalam industri pembuatan baja. Konstruksi tungku BOF relative
sederhana, bagian luarnya dibuat dari pelat baja sedangkan dinding
bagian dalamnya dibuat dari bata tahan api (firebrick).
Proses tanur oksigen basa ( Basix Oxygen Furnace, BOF)
menggunakan besi kasar cair (65 85%) yang dihasilkan oleh tanur tinggi
sebagai bahan dasar utama dicampur dengan besi bekas (skrap baja)
sebanyak (15 35%), batu kapur dan gas oksigen (kemurnian

99,5%). Panas ditimbulkan oleh reaksi dengan oksigen. Gagasan ini


dicetuskan oleh Bessemer sekitar tahun 1800.

Gambar 4 Tungku Basic Oxygen Furnace


Besi bekas sebanyak 30% dimasukkan kedalam bejana yang dilapisi
batu tahan api basa. Logam panas dituangkan kedalam bejana tersebut. Suatu
pipa aliran oksigen yang didinginkan dengan air dimasukkan kedalam bejana 1
sampai 3 m diatas permukaan logam cair. Gas oksigen akan mengikat karbon
dari besi kasar berangsur angsur turun sampai mencapai tingkat baja yang
dibuat. Proses oksidasi berlangsung terjadi panas yang tinggi sehingga dapat
menaikkan temperatur logam cair sampai diatas 1650 C. Pada saat oksidasi
berlangsung ke dalam tungku ditambahkan batu kapur. Batu kapur tersebut
kemudian mencair dan bercampur dengan bahan bahan impuritas (termasuk
bahan bahan yang teroksidasi) membentuk terak yang terapung diatas baja
cair. Bila proses oksidasi selesai maka aliran oksigen dihentikan dan pipa
pengalir oksigen diangkat / dikeluarkan dari tungku. Tungku BOF kemudian
dimiringkan dan benda uji dari baja cair diambil untuk dilakukan analisa
komposisi kimia. Bila komposisi kimia telah tercapai maka dilakukan penuangan
(tapping). Penuangan tersebut dilakukan ketika temperature baja cair sekitar
1650 C. Penuangan dilakukan dengan memiringkan perlahan lahan sehingga
cairan baja akan tertuang masuk kedalam ladel. Di dalam ladel biasanya
dilakukan skimming untuk membersihkan terak dari permukaan baja cair dan
proses perlakuan logam cair (metal treatment). Metal treatment tersebut terdiri
dari proses pengurangan impuritas dan penambahan elemen elemen pemadu
atau lainnya dengan maksud untuk memperbaiki kualitas baja cair sebelum
dituang ke dalam cetakan. Jenis Baja yang dihasilkan oleh proses ini adalah Baja
karbon & Baja paduan 0,1 % < c < 2,0 %

Kelebihan proses BOF dibandingkan proses pembuatan baja


lainnya :

Dari segi waktu peleburannya yang relatif singkat yaitu hanya


berkisar sekitar 60 menit untuk setiap proses peleburan.
Tidak perlu tuyer dibagian bawah.
Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon.
Biaya operasi murah.

2.3.5 Proses Dapur Kopel


Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi
tuang.
Proses
Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama 15 jam.
kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga
kokas mencapai 700 800 mm dari dasar tungku.
besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 15 % ton/jam dimasukkan.
15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan
batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:

Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat


dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
2.3.6 Proses Dapur Cawan

Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja


bekas dan besi kasar dalam cawan,

kemudian dapur ditutup rapat.

Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan


sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.

Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja


istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang
diperlukan

2.3.7 Proses Dapur Listrik


Baja yang berkualitas tinggi dihasilkan apabila dilakukan
pengontrolan temperatur peleburan dan memperkecil unsur-unsur
campuran di dalam baja yang dilakukan selama proses pemurnian. Proses
pengolahan seperti ini dilakukan dengan menggunakan dapur listrik. Pada
awal pemurnian baja menggunakan dapur tungku terbuka atau konvertor,

selanjutnya dilakukan di dalam dapur listrik sehingga diperoleh baja yang


berkualitas tinggi. Dapur listrik terdiri dari dua jenis, yaitu dapur listrik
busur nyala dan dapur induksi frekuensi tinggi.
1) Dapur listrik busur nyala
Dapur ini mempunyai kapasitas 25 100 ton dan dilengkapi dengan
tiga buah elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas atau atap
dapur, disetel secara otomatis untuk menghasilkan busur nyala yang
secara langsung memanaskan dan mencairkan logam.
Dapur ini dapat mengolah logam dengan proses asam atau basa
dengan lapisan batu tahan apinya dan bahan yang dimasukkan ke dalam
dapur (besi kasar), termasuk logam keras (baja atau besi) yang terlebih
dahulu diketahui komposisinya. Apabila dilakukan proses basa maka
terjadi oksidasi terak dari batu kapur atau bubuk kapur untuk mereduksi
unsur-unsur
campuran.
Selanjutnya
diperoleh
pemisahan
terak
(mengandung batu kapur) dari baja cair. Juga dapat ditambahkan dengan
logam campur sebelum cairan dikeluarkan dari dalam dapur untuk
mencegah oksidasi.

Gambar 5 Dapur Listrik Busur Nyala

Gambar 6 Dapur Induksi


2)

Dapur induksi frekuensi tinggi


Dapur ini terdiri dari kumparan yang dililiti kawat mengelilingi cawan
batu tahan api, ketika tenaga yang dialirkan dari listrik, akan
menghasilkan arus listrik yang bersirkulasi di dalam logam yang
menyebabkan terjadinya pencairan. Apabila bahan logam telah cair maka
arus listrik membuat gerak mengaduk (berputar). Kapasitas dari dapur
jenis ini adalah 350 kg 6 ton pada umumnya dapur ini digunakan untuk
meproduksi baja paduan yang khusus.
2.3.8 Dapur Cupola ( Cupola Furnace)
Dapur Cupola (Cupola Funace) digunakan pada peleburan besi
tuang, dan konstruksinya diperlihatkan seperti gambar dibawah ini. Ini
menyerupai sebuah dapur sumber kecil tapi tidak bisa bekerja terus
menerus. Pada umumnya digunakan untuk menghasilkan peleburan
sehari-hari berdasarkan pada kapasitas dari pabrik (foundry). Kupolakupola biasanya dioperasikan sepasang, jadi pemeliharaannya bisa diatur
untuk yang satu sedangkan yang lainnya tetap beroperasi, demikian
seterusnya secara bergantian.
Proses Kerja :
Saat akan digunakan dapur upola di lakukan pemanasan terlebih
dahulu agar dapur kering dan tidak mengandung uap air.Selain itu
agar pembakaran arang kayu dan kokas berjalan sempurna.
Dilakukan penambahan kokas dan udara dari blower.

Setelah kokas terbakar habis kemudian dimasukan kepingan baja


dan besi kasa.
Beberapamenit baja/besi cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran
cairan baja yang ditampung panci penampung.
Untuk pembentukan terak dalam dapur ditambahkan CaCO3 pada
pemasukan pertama terjadi penguraian seperti berikut
CaCO3 CaO + CO2 dan gas CO2 yang dihasilkan akan bereaksi
dengan kokas sbb : CO2 + C -41.09 kkal, gas CO2 yang dihasilkan
dikeluarkan melalui cerobong sebagai gas asap dengan temperatur
sekitar 300C dan dapat dimanfaatkan untuk tenaga mesin yang lain.
Setelah terjadi reaksi silica dengan batu kapur kemudian dimasukan
besi kasar dan kokas baru.Apabila kokas baru tersebut sudah mulai
terbakar,dimasukan udara melalui blower yang menimbulkan reaksi
antara zat arang dengan oxygen sbb:
C + O2 CO2 +94,22 kcal/mol
Setelah proses dalam dapur ,maka terak diatas cairan dari dalam
dapur dan kemudian dikeluarkan baja cair yang ditampung panci
panci untuk dibawa ke tempat penuangan besi atau baja.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat dari
pelat baja. Bagian dalam dilapisi dengan batu tahan api yang berfungsi
untuk menyimpan panas yang hilang sekaligus menjaga supaya pelat baja
tidak lekas aus.
Dalam proses pembuatan baja dengan sistem konverter terdapat
proses sebagai berikut :
Proses Bassemer (asam)
Proses Thomas (basa)
Proses Siemens Martin
Proses Basic Oxygen Furnace
Proses Dapur Kopel
Proses Dapur Cawan

Proses Dapur Listrik


Proses Dapur Cupola (Cupola Furnace

MAKALAH BAJA
LANGSUNG MULAI AJ LAH KITA YA MASBROO..

Baja adalah logam aloy yang komponen utamanya adalah


besi, dengan karbon sebagai material pengaloy utama. Baja
mengandung elemen utama Fe dan C. Baja karbon merupakan
salah satu jenis logam paduan besi karbon terpenting dengan
prosentase berat karbon hingga 2,11%. Baja karbon memiliki
kadar C hingga 1.2% dengan Mn 0.30%-0.95%. Elemen-elemen
prosentase maksimum selain bajanya sebagai berikut: 0.60%
Silicon, 0.60% Copper.
Karbon adalah unsur kimia dengan nomor atom 6, tingkat
oksidasi 4.2 dan Mangan adalah unsur kimia dengan nomor atom
25, tingkat oksidasi 7.6423. Karbon dan Manganese adalah bahan
pokok untuk meninggikan tegangan (strength) dari baja
murni. Karbon (C) adalah komponen kimia pokok yang
menentukan sifat baja. Semakin tinggi kadar karbon di dalam
baja, semakin tinggi kuat tarik serta tegangan leleh, tetapi
koefisien muai bahan turun, dan baja semaikn getas. Karbon
mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap sifat mampu
las. Semakin tinggi kadar karbon menjadikan sifat mampu las
turun.
Fasa-fasa padat yang ada didalam baja :
a. Ferit (alpha) : merupakan sel satuan (susunan atom-atom yang
paling kecil dan teratur) berupa Body Centered Cubic
(BCC=kubus pusat badan), Ferit ini mempunyai sifat : magnetis,
agak ulet, agak kuat, dll.
b. Autenit : merupakan sel satuan yang berupa Face Centered
Cubic (FCC =kubus pusat muka), Austenit ini mempunyai sifat :
Non magnetis, ulet, dll.
c. Sementid (besi karbida) : merupakan sel satuan yang berupa
orthorombik, Semented ini mempunyai sifat : keras dan getas.
d. Perlit : merupakan campuran fasa ferit dan sementid sehingga
mempunyai sifat Kuat.
e. Delta : merupakan sel satuan yang berupa Body Centered Cubic
(BCC=kubus pusat badan).

STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON


Baja karbon rendah atau sangat rendah, banyak digunakan
untuk proses pembentukan logam lembaran, misalnya untuk
badan dan rangka kendaraan serta komponen-komponen otomotif
lainnya. Baja jenis ini dibuat dan diaplikasikan dengan
mengeksploitasi sifat-sifat ferrite. Ferrite adalah salah satu fasa
penting di dalam baja yang bersifat lunak dan ulet. Baja karbon
rendah umumnya memiliki kadar karbon di bawah komposisi
eutectoid dan memiliki struktur mikro hampir seluruhnya ferrite.
Pada lembaran baja kadar karbon sangat rendah atau ultra
rendah, jumlah atom karbon-nya bahkan masih berada dalam
batas kelarutannya pada larutan padat sehingga struktur
mikronya adalah ferrite seluruhnya

Struktur Mikro Baja Karbon Ultra Rendah. Seluruhnya


Ferrite.
Pada kadar karbon lebih dari 0,05% akan terbentuk endapan
karbon dalam bentuk hard intermetallic stoichiometric compound
(Fe3C) yang dikenal sebagai cementite atau carbide. Selain
larutan padat alpha-ferrite yang dalam kesetimbangan dapat
ditemukan pada temperatur ruang terdapat fase-fase penting
lainnya,
yaitu delta-ferrite dan gamma-austenite. Logam
Fe

bersifat polymorphism yaitu memiliki struktur kristal berbeda


pada temperatur berbeda. Pada Fe murni, misalnya, alpha-ferrite
akan berubah menjadi gamma-austenite saat dipanaskan
melewati temperature 910oC. Pada temperatur yang lebih tinggi,
mendekati 1400oC gamma-austenite akan kembali berubah
menjadi delta-ferrite. (Alpha dan Delta) Ferrite dalam hal ini
memiliki struktur kristal BCC sedangkan (Gamma) Austenite
memiliki struktur kristal FCC.
Pada kadar karbon lebih tinggi akan mulai terbentuk
endapan cementite atau fase pearlite pada batas butirnya

Struktur Mikro Baja Karbon Rendah


Sifat cementite atau carbide yang keras dan getas berperan
penting di dalam meningkatkan sifat-sifat mekanik baja. Salah
satu parameter penting yang menunjukkan hal tersebut,
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya adalah a mean ferrite
path. A mean ferrite path menunjukkan jarak antar cementite,
baik pada pearlite maupun sphreodite. Jarak antar carbide di
dalam pearlite secara khusus dikenal sebagai interlamellar
spacing atau spasi antar lamel atau lembaran.

CARA PEMBUATAN BAJA

Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi


kasar baik padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa
paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :
1. Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan
menghadap kesamping.
Sistem kerja

Dipanaskan dengan kokas sampai 1500 0C,


Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. ( 1/8
dari volume konvertor)
Kembali ditegakkan.
Udara dengan tekanan 1,5 2 atm dihembuskan dari
kompresor.
Setelah
20-25
menit
konvertor
dijungkirkan
untuk
mengelaurkan hasilnya.
Proses konverter terdiri dari:
Proses Bassemer (asam)
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang
mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan
yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan
sebab dapat bereaksi dengan SiO2,
SiO2 + CaO
CaSiO3
Proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api
bisa atau dolomit [kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3
+ MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang
mengandung P antara 1,7 2 %, Mn 1 2 % dan Si 0,6-0,8 %.
Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida
phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan
zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5
Ca3(PO4)2 (terak cair)

2. Proses Siemens Martin


Menggunakan sistem regenerator ( 3000 0C.). Fungsi dari
regenerator adalah:
memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur
dapur
sebagai Fundamen/ landasan dapur
menghemat pemakaian tempat
bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60
% CaCO3)
3. Proses Basic Oxygen Furnace
logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu
ditegakkan)
Oksigen ( 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang
bakar dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton
muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P
dan S.
Keuntungan dari BOF adalah:

BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen

Proses hanya lebih-kurang 50 menit.

Tidak perlu tuyer di bagian bawah

Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon


Biaya operasi murah

4. Proses dapur listrik


Temperatur tinggi dengan
electrode dan induksi listrik.

menggunkan

busur

cahaya

Keuntungan :

Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat

Temperatur dapat diatur

Efisiensi termis dapur tinggi

Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh


lingkungan sehingga kualitasnya baik

Kerugian akibat penguapan sangat kecil


5. Proses dapur kopel
mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau
besi tuang.

Proses

pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.


Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama 15

jam.

kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah


hingga kokas mencapai 700 800 mm dari dasar tungku.
besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 15 % ton/jam
dimasukkan.
15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S
ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:

Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat


dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
6. Proses dapur Cawan

proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan


baja bekas dan besi kasar dalam cawan,

kemudian dapur ditutup rapat.

kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan


sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.

baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja


istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang
diperlukan.

Bagan proses pembuatan baja


Proses pembuatan baja dimulai dengan proses ekstraksi
bijih besi. Proses reduksi umumnya terjadi di dalam tanur tiup
(blast furnace) di mana di dalamnya bijih besi (iron ore) dan batu
gamping (limestone) yang telah mengalami pemanggangan
(sintering) diproses bersama-sama dengan kokas (cokes) yang
berasal dari batubara. Serangkaian reaksi terjadi di dalam tanur
pada waktu dan lokasi yang berbeda-beda, tetapi reaksi penting
yang mereduksi bijih besi menjadi logam besi adalah sebagai
berikut:
Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
Luaran utama dari proses ini adalah lelehan besi mentah
(molten pig iron) dengan kandungan karbon yang cukup tinggi
(4%C) beserta pengotor-pengotor lain seperti silkon, mangan,
sulfur, dan fosfor . Besi mentah ini belum dapat dimanfaatkan
secara langsung untuk aplikasi rekayasa karena sifat-sifat
(mekanis)-nya belum sesuai dengan yang dibutuhkan karena
pengotorpengotor tersebut. Besi mentah berupa lelehan atau
coran selanjutnya dikirim menuju converter yang akan
mengkonversinya menjadi baja.
Proses pembuatan baja umumnya berlangsung di tungku
oksigen-basa (basic-oxygen furnace). Di dalam tungku ini besi
mentah cair dicampur dengan hingga 30% besi tua (scrap) yang
terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tanur. Selanjutnya, oksigen
murni ditiupkan dari bagian atas ke dalam leburan, bereaksi
dengan Fe membentuk oksida besi FeO. Beberapa saat sebelum

reaksi dengan oksigen mulai berlangsung, fluks pembentuk slag


dimasukkan dalam jumlah tertentu.
Oksida besi atau FeO selanjutnya akan bereaksi dengan
karbon di dalam besi mentah sehingga diperoleh Fe dengan kadar
karbon lebih rendah dan gas karbon monoksida. Reaksi penting
yang terjadi di dalam tungku adalah sebagai berikut:
FeO + C Fe + CO
Selama proses berlangsung (sekitar 22 menit), terjadi penurunan
kadar karbon dan unsur-unsur pengotor lain seperti P, S, Mn,
dalam jumlah yang signifikan.

Klasifikasi Baja Karbon


A. Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu;

Baja karbon rendah (low carbon steel) machine,


machinery dan mild steel
- 0,05 % - 0,30% C.
Sifatnya
mudah
ditempa
dan
mudah
di
mesin.
Penggunaannya:
- 0,05 % - 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes,
chains, rivets, screws, nails.
- 0,20 % - 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges,
buildings.

Baja karbon menengah (medium carbon steel)


- Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
- Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.
Penggunaan:
- 0,30 % - 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
- 0,40 % - 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers,
auger bits, screwdrivers.
- 0,50 % - 0,60 % C : hammers dan sledges.

Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel


- Sifatnya
sulit
dibengkokkan,
dilas
dan
dipotong.
Kandungan 0,60 % - 1,50 % C
Penggunaan
- screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives,
screws,hammers, vise jaws, knives, drills. tools for turning
brass and wood, reamers, tools for turning hard metals,
saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.

p = kekuatan patah, u = kekuatan tarik maksimum, y =


kekuatan

Anda mungkin juga menyukai