Anda di halaman 1dari 3

Studi Penerapan Perencanaan Penataan

Kota Hijau Terhadap Pusat Kota


Pekanbaru

Dosen Pembimbing :
Ir. Mardianto Manan, M.T
Oleh
Tommy Kurnia (133410487)
Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota
Fakultas Teknik

Universitas Islam Riau


1.1.

Latar Belakang
Kota merupakan kawasan yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan yang

mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung


kehidupan warganya secara mandiri. Di Indonesia sendiri kota memiliki berbagai fungsi
seperti pusat pemerintahan, kesehatan, permukiman maupun sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi. Dibalik dari berbagai fungsi dan pesatnya perkembangan perkotaan,
berbanding terbalik dengan terus menurunnya kualitas lingkungan maupun ruang
terbuka sebagai paru-paru perkotaan.
Berdasarkan Undang Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang secara
tegas mengamanatkan bahwa 30% dari wilayah kota harus berwujud Ruang Terbuka
Hijau (RTH),

dengan komposisi

20% RTH publik dan 10% RTH privat.

Pengalokasian 30% RTH ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang RTRW
Kota dan RTRW Kabupaten, Namun seiring dengan pesatnya pembangunan, kawasan
peruntukan ruang terbuka semakin sedikit, bahkan terus dialih fungsikan sebagai
kawasan yang bernilai ekonomis. Hal ini juga terjadi di Propinsi Riau yang mayoritas
penggunaan lahannya ditanami tanaman kelapa sawit maupun kawasan perkebunan
lainnya.
Pekanbaru merupakan ibukota dan pusat pemerintahan dari Propinsi Riau, dengan
penduduk kurang lebih 1,2 juta jiwa dan pesatnya pembangunan Kota Pekanbaru
menjadikan kota ini sebagai kota metropolitan dimana pusat perekonomian baru yang
strategis di pulau sumatera. Sama dengan Kota metropolitan lainya, Kota Pekanbaru
juga memiliki masalah degradasi lingkungan dan ruang terbuka akibat pembangunan,
pencemaran, polusi maupun eksploitasi sumberdaya khususnya pada pusat-pusat Kota
Pekanbaru. Untuk mengatasi hal ini baik pada saat sekarang maupun dimasa akan
datang diperlukan penerapan perencanaan penataan kota hijau. Kota Hijau merupakan
kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan secara efektif

dan

efisien

sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi


terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, mensinergikan lingkungan alami dan buatan,

berdasarkan Perencanaan Perancangan kota Hijau (P2KH) yang sesuai dengan prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan.
P2KH merupakan inisiatif untuk mewujudkan kota hijau secara inklusif dan
komprehensif untuk mewujudkan 8 (delapan) atribut kota hijau, yang meliputi: (1)
perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan, (2) ketersediaan ruang
terbuka hijau, (3) konsumsi energi yang efisien, (4) pengelolaan air yang efektif, (5)
pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, (6) bangunan hemat energi atau bangunan hijau,
(7) penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan, dan (8) peningkatan peran
masyarakat sebagai komunitas hijau. Pada tahap inisiasi, P2KH difokuskan pada
perwujudan 3 (tiga) atribut, yaitu: perencanaan dan perancangan kota yang ramah
lingkungan, perwujudan ruang terbuka hijau 30% dan peningkatan peran masyarakat
melalui komunitas hijau.
1.2.

Masalah Penelitian
1. Kenapa penerapan P2KH diperlukan terhadap pusat-pusat Kota Pekanbaru.
2. Bagaimana strategi, manajemen dan cara penerapan P2KH dengan 8 atribut
Kota Hijau pada pusat-pusat Kota Pekanbaru.
3. Bagaimana pengaruh penerapan P2KH terhadap pusat-pusat Kota Pekanbaru.

1.3.

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui alasan pentingnya penerapan P2KH diperlukan terhadap pusat-pusat
Kota Pekanbaru
2. Mengkaji manajemen dan cara penerapan P2KH dengan 8 atribut Kota Hijau
pada pusat-pusat Kota Pekanbaru.
3. Mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan P2KH terhadap pusat-pusat Kota
Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai