Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Merkuri
Merkuri (Hg) adalah unsur logam yang sangat penting dalam teknologi
diabad modern saat ini. Merkuri (Hg) merupakan salah satu jenis logam yang
banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu-batuan, bijih tambang, tanah,
air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik (Setiawati, 2012).
Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA ; 80) serta
mempunyai massa molekul relatif (MR : 200,59). Merkuri diberikan symbol
kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargricum,
merkuri atau raksa (Zul Alfian, 2006).
Sebagai unsur, merkuri berbentuk cair keperakan pada suhu kamar.
Merkuri membentuk berbagai persenyawaan baik anorganik maupun organik.
Merkuri dapat menjadi senyawa anorganik melalui oksidasi dan kembali menjadi
unsur merkuri (Hg) melalui reduksi. Merkuri anorganik menjadi merkuri lambat
berdegradasi menjadi merkuri anorganik. Merkuri mempunyai titik leleh 38,87
dan titik didih 35,00 (Lubis Sari Halida, 2002).
Merkuri (Hg) adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu
ruang. Merkuri, baik logam maupun metal merkuri (CH 3 Hg+) biasanya masuk
tubuh manusia lewat pencernaan dan pernafasan. Namun bila dalam bentuk
logam, biasanya sebagian besar bisa diekreksikan. Sisanya akan menumpuk
8
Universitas Sumatera Utara
diginjal dan system saraf, yang suatu saat akan menganggu bila akumulasinya
makin banyak. Merkuri dalam bentuk logam tidak begitu berbahaya, karena hanya
15% yang bisa terserap tubuh manusia. Tetapi begitu terpapar ke alam, dalam
kondisi tertentu merkuri bisa bereaksi dengan metana yang berasal dari
dekomposisi senyawa organik membentuk metal merkuri yang bersifat toksis.
Dalam bentuk metal merkuri, sebagian besar akan berakumulasi di otak. Karena
penyerapannya besar, dalam waktu singkat bisa menyebabkan berbagai gangguan
(Palar Heryanto, 2008).
Logam merkuri dihasilkan dari bijih sinabar, HgS, yang mengandung
unsur merkuri antara 0,1% - 4%.
HgS + O 2 Hg + SO 2
Merkuri yang telah dilepaskan kemudian dikondensasi, sehingga diperoleh
logam cair murni. Logam cair inilah yang dikemudian digunakan oleh manusia
untuk bermacam-macam keperluan termasuk bagi penambang emas tradisional.
Berdasarkan pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh badan survey
geologi di Amerika Serikat pada tahun 1974, dapat diketahui konsentrasi merkuri
dilingkungan dekat penambangan.
Secara umum logam merkuri memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Berwujud cair pada suhu kamar (250C) dengan titik beku paling rendah sekitar
-390C
2. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan
logam-logam yang lain.
1. Absorbsi
Merkuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru - paru dalam bentuk
uap atau debu. Sekitar 80 % uap merkuri yang terinhalasi akan diabsorbsi.
Absorbsi merkuri logam yang tertelan dari saluran cerna hanya dalam jumlah
kecil yang dapat diabaikan, sedangkan senyawa merkuri larut air mudah
diabsorbsi. Beberapa senyawa merkuri organik dan anorganik dapat diabsorbsi
melalui kulit.
2. Biotransformasi
Unsur merkuri yang diabsorbsi dengan cepat dioksidadi menjadi ion
Hg2+, yang memiliki afmitas berikatan dengan substrat-substrat yang kaya gugus
tersebut. Merkuri ditemukan dalam ginjal (terikat pada metalotionen) dan hati.
Merkuri dapat melewati darah-otak dan plasenta. Metil merkuri mempunyai
afmitas yang kuat terhadap otak. Sekitar 90% merkuri darah terdapat dalam
eritrosit. Metabolisme senyawa alkil merkuri serupa dengan metabolisme merkuri
logam atau senyawa anorganiknya. Senyawa fenil dan metoksietil merkuri di
metabolisme dangan lambat.
3. Ekskresi
Sementara unsur merkuri dan senyawa anorganiknya dieliminasi lebih
banyak melalui kemih daripada feses, senyawa merkuri anorganik terutama
diekskresi melalui feses sampai 90 %. Waktu paruh biologis merkuri anorganik
mendekati 6 minggu.
terserap oleh paru-paru serta dapat menembus kulit dan juga dapat terserap oleh
lambung apabila tertelan. Banyak penyakit yang disebabkan oleh merkuri
anorganik ini bagi manusia diantaranya mengiritasi kulit, mata dan membran
mucus. Merkuri organik dapat masuk ketubuh melalui paru-paru, kulit dan juga
lambung. Merkuri apapun jenisnya sangatlah berbahaya pada manusia karena
merkuri akan terakumulasi pada tubuh dan bersifat neurotoxin. Merkuri yang
digunakan pada produk-produk kosmetik dapat menyebabkan perubahan warna
kulit yang akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, iritasi
kulit, hingga alergi, serta pemakaian dalam dosis tinggi bisa menyebabkan
kerusakan otak secara permanen, ginjal, dan gangguan perkembangan janin,
bahkan pemakaian dalam jangka pendek dalam kadar tinggi bisa menimbulkan
muntah-muntah, diare, kerusakan paru-paru, dan merupakan zat karsinogenik
yang menyebabkan kanker (Gatot, 2007 dalam Lestarisa 2010).
2.1.5. Pengaruh Merkuri terhadap Kesehatan
Beberapa hal terpenting yang daapat dijadikan patokan terhadap efek yang
ditimbulkan oleh merkuri terhadap tubuh, adalah sebagai berikut:
1. Semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh
2. Senyawa merkuri yang berbeda, menunjukkan karakteristik yang berbeda pula
dalam daya racun, penyebaran, akumulasi dan waktu retensi yang dimilikinya
di dalam tubuh.
3. Biotransformasi tertentu yang terjadi dalam suatu tata lingkungan dan atau
dalam tubuh organisme hidup yang telah kemasukan merkuri, disebabkan oleh
perubahan bentuk atas senyawa - senyawa merkuri dari satu tipe ke tipe
lainnya.
4. Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri dalam tubuh adalah
menghalangi kerja enzim dan merusak selaput dinding (membran) sel.
Keadaan itu disebabkan karena kemampuan merkuri dalam membentuk ikatan
kuat dengan gugus yang mengandung belerang, yang terdapat dalam enzim
atau dinding sel.
5. Kerusakan yang diakibatkan oleh logam merkuri dalam tubuh umumnya
bersifat permanen.
Dalam bidang kesehatan kerja dikenal istilah keracunan akut dan
keracunan kronis. Keracunan akut didefinisikan sebagai suatu bentuk keracunan
yang terjadi dalam jangka waktu singkat atau sangat singkat. Peristiwa keracunan
akut ini dapat terjadi apabila individu secara tidak sengaja menghirup atau
menelan bahan beracun dalam dosis atau jumlah besar. Adapun keracunan kronis
didefinisikan dengan terhirup atau tertelannya bahan beracun dalam dosis rendah
tetapi dalam jangka waktu yang panjang. Keracunan kronis lebih sering diderita
oleh para pekerja di penambangan emas.
Penggunaan merkuri dalam waktu lama menimbulkan dampak gangguan
kesehatan hingga kematian pada manusia dalam jumlah yang cukup besar.
Meskipun kasus kematian sebagai akibat pencemaran merkuri belum terdata di
Indonesia hingga kini namun diyakini persoalan merkuri di Indonesia perlu
penanganan tersendiri. Tentu saja hal ini sebagai akibat dari pengelolaan dan
Keracunan akut
Keracunan akut adalah keracunan yang terjadi dalam waktu singkat atau
seketika, dapat terjadi karena keracunan dalam dosis tinggi dan atau akibat daya
tahan yang rendah. Keracunan akut yang disebabkan oleh logam merkuri
umumnya terjadi pada pekerja - pekerja industri pertambangan dan pertanian yang
menggunakan merkuri sebagai bahan baku, katalis dan atau pembentuk amalgam
atau pestisida. Keracunan akut yang ditimbulkan oleh logam merkuri dapat
diketahui dengan mengamati gejala - gejala berupa : peradangan pada tekak
(pharyngitis), dyspaghia, rasa sakit pada bagian perut, mual - mual dan muntah,
disertai dengan darah dan shock. Bila gejala - gejala awal ini tidak segera diatasi,
penderita selanjutnya akan mengalami pembengkakan pada kelenjar ludah, radang
pada ginjal (nephritis), dan radang pada hati (hepatitis). Senyawa atau garam garam merkuri yang mengakibatkan keracunan akut, dalam tubuh akan
mengalami proses ionisasi.
2. Keracunan kronis
Keracunan kronis adalah keracunan yang terjadi secara perlahan dan
berlangsung dalam selang waktu yang panjang. Penderita keracunan kronis
biasanya tidak menyadari bahwa dirinya telah menumpuk sejumlah racun dalam
tubuh mereka, sehingga pada batas daya tahan yang dimiliki tubuh, racun yang
telah mengendap dalam selang waktu yang panjang tersebut bekerja. Pengobatan
akan menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Keracunan kronis yang disebabkan
oleh merkuri, peristiwa masuknya sama dengan keracunan akut, yaitu melalui
jalur pernafasan dan makanan.
Akan tetapi pada peristiwa keracunan kronis, jumlah merkuri yang masuk
sangat sedikit sekali sehingga tidak memperlihatkan pengaruh pada tubuh. Namun
demikian masuknya merkuri ini berlangsung secara terus menerus sehingga lama
kelamaan jumlah merkuri yang masuk dan mengendap dalam tubuh menjadi
sangat besar dan melebihi batas toleransi yang dimiliki tubuh sehingga gejala
keracunan mulai terlihat Peristiwa keracunan kronis tidak hanya menyerang
orang-orang yang bekerja secara langsung dengan merkuri, melainkan juga dapat
diderita oleh mereka yang tinggal di sekitar kawasan industri yang banyak
menggunakan merkuri. Hanya saja masa keracunan yang terjadi berjalan dalam
selang waktu yang berbeda. Untuk mereka yang bekerja langsung dengan
menggunakan merkuri, proses keracunan kronis mungkin sudah memperlihatkan
gejala dalam selang waktu beberapa minggu. Sedangkan pada mereka yang tidak
terkena langsung, proses keracunan kronis merkuri ini baru dapat diketahui
setelah waktu bertahun - tahun.
Akibat yang ditimbulkan tentu saja berbeda, dimana mereka yang
mengalami proses keracunan kronis setelah kemasukan merkuri dalam waktu
tahunan akan lebih sulit untuk diobati, bila dibandingkan dengan mereka yang
mengalami keracunan kronis dalam selang waktu beberapa minggu. Pada
peristiwa keracunan kronis oleh merkuri, ada dua organ tubuh yang paling sering
mengalami gangguan, yaitu gangguan pada sistem pencernaan dan sistem syaraf.
Radang gusi (gingivitis) merupakan gangguan paling umum yang terjadi pada
sistem pencernaan. Radang gusi pada akhirnya akan merusak jaringan penahan
gigi, sehingga gigi mudah lepas. Gangguan terhadap sistem syaraf dapat terjadi
dengan atau tanpa diikuti oleh gangguan pada lambung dan usus. Ada dua bentuk
gejala umum yang dapat dilihat bila korban mengalami gangguan pada sistem
syaraf sebagai akibat keracunan kronis merkuri, yaitu tremor ringan (gemetar),
dan parkinsonisme yang juga disertai dengan tremor pada fungsi otot sadar.
Biasanya, satu dari kedua gejala ini akan mendominasi gejala keracunan
kronis dan ada kemungkinan terjadinya komplikasi dengan psikologis. Hal ini
diperlihatkan dengan terjadinya gangguan emosional, seperti cepat marah yang
diluar kewajarannya dan mental hiperaktif yang berat. Gejala tremor biasanya
dimulai dari ujung jari tangan atau ujung jari kaki. Gejala pada ujung jari tangan
akan terus menjalar sampai pada otot wajah, lidah, dan pangkal tenggorokan
(larynx). Tremor tersebut biasanya akan berhenti bila penderita tidur, namun
demikian seringkali terjadi gangguan kram secara tiba-tiba dan kontraksikontraksi lainnya. Tanda-tanda seorang penderita keracunan kronis merkuri dapat
dilihat pada organ mata. Biasanya pada lensa mata penderita terlihat warna abuabu sampai gelap, atau abu-abu kemerahan, yang semua itu dapat dilihat dengan
mikroskop mata. Disamping itu, gejala keracunan kronis merkuri yang lainnya
adalah terjadinya anemia ringan
pada darah.
2.1.6. Merkuri dalam urine
Sampel urine merupakan indikator terbaik terhadap kandungan merkuri dalam
tubuh pada paparan merkuri anorganik jangka panjang karena paparan uap logam
merkuri. Hal ini dikarenakan merkuri dalam urine mencapai puncaknya + 2 - 3
minggu setelah pemaparan dan berkurang dengan sangat lambat dengan waktu
paruh 40 - 60 hari untuk pemaparan jangka pendek dan 90 hari untuk pemaparan
jangka panjang. Pemaparan pada masyarakat umum kadar merkuri dalam urine
jarang melebihi 10g/l, sedangkan pada pekerja berbanding lurus antara
konsentrasi merkuri di udara dan urine.
Kadar Merkuri
Jumlah merkuri yang digunakan pekerja sebagai bahan pecampur pada
berapa hari dalam seminggu (dalam satuan hari), sehingga semakin lama jam
kerja orang tersebut dalam sehari maka akan semakin banyak jumlah paparan
merkuri yang diterima oleh tubuhnya, dan terakumulasi dalam berapa hari kerja
selama seminggu.
3.
4.
Masa Kerja
Adalah lama seseorang bekerja (dalam satuan tahun), dan selama itu pula
2.2. Ginjal
2.2.1. Anatomi Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak pada dinding posterior abdomen,
didaerah lumbal, disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan
lemak yang tebal, dibelakang peritoneum. Ginjal jumlahnya ada dua buah kiri dan
kanan, ginjal kanan lebih tebal dari yang kiri. Masing masing ginjal memiliki
facies anterior dan posterior, margo medialis dan lateralis, ekstremitas posterior
dan inferior. Ginjal berbentuk seperti kacang dengan warna kemerahan (Price dan
Wilson, 2006). Posisi hati menyebabkan ginjal kanan terlatak 1-2 cm lebih rendah
dibandingkan ginjal kiri. Masing masing ginjal memiliki berat 130-150 gram
dengan ukuran panjang 11 cm, lebar 4-5 cm dan tebal 3 cm (Gartner dan Hialt
2007). Ginjal merupakan organ terpenting dalam tubuh. Ginjal memiliki tiga
bagian utama yaitu korteks (bagian luar), medulla, dan pelvis renalis ( Guyton,
1995)
Bagian korteks ginjal mengandung nefron, sisi medial ginjal merupakan
daerah lekukan yang disebut hilum. Hilum merupakan tempat lewatnya arteri dan
vena renalis, cairan limfatik, suplai darah dan ureter yang membawa urin akir dari
ginjal ke vesika urinaria (Ganong, 2003).
Sumber
Merkuri
Makanan /
Minuman
Terkontaminasi
Jenis
Merkuri
Senyawa Merkuri
(Merkuri
Organik)
Proses
Amalgamasi
Oral
Proses
Penggarangan
Logam Merkuri
(Merkuri
Anorganik)
Uap Merkuri
(Merkuri
Anorganik)
Dermal
Inhalasi
Karakteristik
Individu
Kadar Merkuri
Lama Kontak
Frekuensi Pemakaian
Masa Kerja
Penggunaan APD
Paparan Jangka
Pendek Dengan
Konsentrasi
Tinggi
Paparan
Jangka
Panjang
Kadar Merkuri
Dalam :
Rambut
Darah
Penambang Emas
Tradisional
Merkuri (Hg)
Paparan
Kontak
Langsung
Pemeriksaan Urine
Terhirup
Merkuri (Hg)
Kadar Merkuri
(Hg)
Ureum
Kreatinin
Gangguan Fungsi
Ginjal