Anda di halaman 1dari 3

Resume wawancara

Bagaimana alir anggaran SKPD untuk dinas Pendidikan Kota Yogyakarta?


Anggaran SKPD dimulai dari RKPD (Rencana Kegiatan Pemerintah
Daerah) yang dibuat oleh Pemerintah Daerah. Platform anggaran yang
berada di dalam RKPD merupakan nominal yang dianggarkan untuk
kegiatan 1 tahun, dan pada 2017 Dinas pendidikan Kota Yogyakarta
mendapatka anggaran 151 Milyar Rupiah yang berbeda dengan dinasdinas lainnya. Besaran anggaran 151 Milyar ini didapatkan dari besarnya
anggaran tahun sebelumnya yang diberi kenaikan 3-5%. Namun besarnya
anggaran ini dapat berubah sesuai dengan rencana dari Pemerintah Pusat
maupun Daerah. Anggaran 151M ini didalamnya terkandung anggaran
untuk belanja langsung maupun tidak langsung, belanja tidak langsung
ialah belanja yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan misalnya gaji
pegawai sebab ada tidaknya kegiatan seorang pegawai akan tetap
menerima gaji. Nominal belanja tidak langsung tiap tahun hamper sama
sedangka untuk belanja langsung besarnya anggaran tergantung SKPD
masing-masing. Besarnya nominal belanja langsung dapat dilihat dari
PAGU anggaran. Pertama PAGU anggaran ini berbentu Gelobal atau masih
sangat besar baru kemudian di bagi ke kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan. Untuk di Dinas Pendidikan Yogyakarta sendiri PAGU dibagi
ke 4 bidang yaitu : Bidang SD, Bidang SMP, Bidang guru dan tenaga
pendidik PMM dan Sekretaris. Besarnya pembagian dan didasarkan atas
tujuan masing-masing bidang
Setelah itu barulah RKA (Rencana Kegiatan dan Anggaran) muncul
yang lalu di eksaminasi (dirapatkan) dan dilakukan ceking apakah
platform dan tujuan dan standar barang dan harga sudah benar dan
sesuai. Setelah semua rincian sudah benar barulah bias melakukan
kegiatan. Rencana anggaran tahun mendatang akan mulai disusun pada
bulan Oktober November yang menerima PAGU ANggaran lalu disusunlah
semua rancangan kegiatan beserta isi-isinya yang selanjutnya diajukan ke
DPR lalu didiskusikan dalam KUA (Kebijakan Umum Anggaran). Bila sudah

disetjui oleh DPR maka langsung dibuat DPA, dan pada 1 januari harus
langsung dilaksanakan.
Lalu bagaimana kalua anggaran yang sudah dibuat itu tidak optimal
dalam penggunaannya?
Dinas Pendidikan maupun yang lainnya tetap akan melaksanakan
kegiatan seperti yang sudah direncanakan, dan tidak akan melakukan
kegiatan

yang

melebihi

atau

kurang

dari

anggaran

yang

sudah

ditentukan. Berarti bila terjadi tidak optimalnya kegiatan itu bias


disebabkan Karena perencanaan yang jelek. Lalu kegagalan itu jelas akan
menimbulkan masalah, sebab penilaian kinerja dilakukan dengan sebutan
anggaran berbasis kinerja. Sehingga baik atau tidak kinerja seseorang
dilihat dari penggunaan anggaran yang sudah tepat atau belum.
Apakah anggaran harus habis? Jawabannya tidak harus namun akan
lebih baik bila mendekati target biaya yang sudah ada. Dinas Pendidikan
Yogyakarta selalu mengevaluasi kinerja dari tiap bidang dan memberikan
doroang pada bidang yang kurang.
Lalu apakah pada Dinas Pendidikan Yogyakarta, bila diakhir tahun masih
tersisa banyak anggaran akan dilakukan usaha untuk membuatnya
mendekati dengan target?
Dinas Pendidikan Yogyakarta mengiyakan pertanyaan tersebut
dengan melakukan pembelanjaan sesuai dengan Laporan Akuntabilitas
yang ada. Disini penggunaan anggaran memang harus dimaksimalkan
terutama untuk bagian yang kurang bias memanfaatkannya. Salah satu
cara yang selalu dilakukan yaitu melakukan list atau pencatatan setiap
kebutuhan yang diperlukan agar tidak ada yang tertinggal. Lewat
akuntabilitas ini juga spesifikasi barang diberikan standar operasional
yang harus dipenuhi. Sehingga inti dari penggunaan anggaran ini berada
pada perencanaan awal yang harus sempurna. Salah satunya pada
penarikan dana tiap triwulan yang juga harus sesuai dengan DPA yang
sudah dibuat. Hal ini juga didukung denga sistim pengendalian yang
sering disebut Sim di Dinas Pendidika Yogyalarta, sistim ini yang menjaga

agar tidak ad program yang terlewatkan dan juga terlalaikan. Sebab


program yang sudah dijadwalkan harus berjalan sesuai dengan jadwal
yang ada dan tidak boleh terlambat. Itulah sebuah wawancara dengan Pak
Rohma yang menjabat Kepala Sub Perencanaan Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai