Anda di halaman 1dari 28

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN REMI PRAKTIKUM GEOHIDROLOGI

OLEH :
PUPUT SUTOPO
410013213
Diajukan sebagai laporan akhir praktikum geohidrologi tahun ajaran
2014/2015
Jurusan Teknik Geologi
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogayakarta

Yogyakarta, 21 Januari 2015

LABORATORIUM GEOHIDROLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirobbil alamin, Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah S.W.T
atas kasih dan anugerah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Geohidrologi dengan judul LAPORAN PEKERJAAN PEMBUATAN SUMUR DALAM
KARANGASEM BESERTA KELENGKAPANNYA ini dengan baik.
Laporan Praktikum Geohidrologi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh nilai praktkum geohidrologi di Jurusan Teknik Geologi, Sekolah Tinggi
Teknologi Nasional Yogyakarta.
Dengan selesainya penyusunan Laporan Praktikum Geohidrologi, tidak lupa penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Joko Sungkono selaku dosen matakuliah geohidrologi dan pengampu
praktikum geohidrologi.
2. Direktur Utama PDAM Tirtamarta
3. Direksi PDAM Tirtamarta
4. Pemimpin Proyek dan Pengawas Lapangan Pekerjaan tersebut di atas
5. Semua pihak yang telah membantu sehingga terlaksana pekerjaan ini

Dalam penyusunan Laporan Praktikum Geohidrologi ini, penyusun mengharapkan


saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan dalam penulisan Laporan Praktikum
Laporan Praktikum Geohidrologi
Puput Sutopo / 410013213

Geohidrologi ini. Akhir kata, semoga Laporan Praktikum Geohidrologi ini bisa berguna bagi
kita semua terutama dalam usaha mengembangkan sumber daya air tanah PDAM Tirtamarta
untuk berbagai keperluan demi suksesnya pembangunan dan kami berharap dapat
bekerjasama pada waktu mendatang

Yogyakarta,

Januari 2015

Puput Sutopo

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

BAB I
PENDAHULUAN
Laporan ini disusun berdasarkan hasil pemboran sumur dalam Pengok beserta
kelengkapannya di Karangasem, Seloharjo, Pundong, Bantul.
Sesuai dengan maksud dan tujuan dari pemboran sumur produksi yaitu memperoleh
data geologi, geohidrologi, dan data lain yang berhubungan dengan hal tersebut seperti data
kualitas dan kuantitas air tanah serta kemungkinan pengembangannya.
Untuk menunjang data, maka dalam pelaksanaan pekerjaan telah diambil langkahlangkah seperti berikut :
1. Pemboran pilot hole yang dilanjutkan electrical logging
2. Pembesaran lubang bor (reaming) sesuai dengan petunjuk Pemimpin Proyek
3. Pelaksanaan konstruksi sumur berdasarkan gambar yang telah disetujui Pemimpin
Proyek.
4. Pengembangan sumur (development) dengan compressor sampai sumur benar-benar
bersih dari lumpur pemboran dan kandungan pasir.
5. Pengujian sumur dengan cara pemompaan pendahuluan selama 4 jam, step draw down
test selama 4 x 2 jam, pemompaan uji continues discharge test selama 36 jam untuk
sumur produksi, recovery test selama 12 jam.
6. Pekerjaan analisa mutu air untuk mengetahui kandungan kimia contoh air yang
diambil.
7. Pembuatan laporan akhir untuk mengumpulkan keseluruhan hasil-hasil yang telah
didapat.
Menyadari bahwa kondisi alat sangat berpengaruh terhadap kualitas data yang
diperoleh maka dalam pelaksanaan pekerjaan ini digunakan peralatan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mesin bor
Compressor
Mud pump
Peralatan testing
Peralatan logging
Truk lapangan
Mobil lapangan
Serta alat bantu lainnya

: XY 42
: IR. DXL 525
: SBW- 650
: OYO 3000
: Isuzu TSD 45
: a.Taft b. Isuzu Panther

Untuk memudahkan dan memperjelas pengertian, maka dalam laporan ini juga
dilampirkan foto-foto selama pekerjaan dari 0% sampai dengan 100%.
Laporan Praktikum Geohidrologi
Puput Sutopo / 410013213

BAB II
GEOGRAFI
1. Umum
Lokasi pemboran sumur produksi secara administratif terletak di dusun Karangasem,
Seloharjo, Pundong, Kabupaten Bantul (Gambar 1.1)

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

Pada umumnya penduduk bermata pencaharian sebagai wiraswasta, buruh, dan


beberapa sebagai pegawai pemerintah.

LOKASI
PEMBORAN

Gambar 1.1 Lokasi Pemboran terdapat pada wilayah Pundong,

2. Morfologi
Daerah Yogyakarta merupakan daerah dataran yang merupakan hasil erupsi vulkanik
Gunung Merapi.
Dari pengamatan di lapangan daerah Yogyakarta merupakan daerah dengan stadia
erosi muda dan sebagian stadia erosi dewasa, hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya
dataran banjir pada daerah aluvial serta lembah sungai berbentuk huruf U.
3. Iklim
Pada umumnya musim kering berlangsung pada bulan Mei sampai September, sedang
musim hujan pada bulan Oktober sampai Maret.
4. Keadaan Sosial dan Ekonomi
Pada umumnya penduduk Kota Yogyakarta dan sekitarnya khususnya lokasi
pemboran mempunyai mata pencaharian sebagai wiraswasta, buruh, dan beberapa
pegawai negeri.
Daerah sekitar lokasi pemboran sebagian merupakan daerah perkampungan yang
mendapatkan air pada musim hujan dan kemarau, pada musim kemarau di sekitar
lokasi pemboran.

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

BAB III
GEOLOGI
3.1

Geologi Regional
Daerah pemboran Yogyakarta secara regionak termasuk dalam dataran yang

terdiri atas pasir, breksi laharik, dan aliran lava serta batulempung vulkanik
(tuffaceous) yang merupakan hasil erupsi Gunung Merapi pada masa kwarter. Secara
detail akan dibahas seperti ulasan di bawah ini :
3.1.1

Fisiografi Regional
Secara umum fisiografi daerah yang akan diteliti dapat dibagi menjadi 2 zona

(Van Bemmelen, 1949) yaitu Zona Cekungan Pusat dan Zona Pegunungan Selatan.
Zona Cekungan Pusat dibagi menjadi Kerucut Gunung Merapi, Dataran Yogyakarta
Surakarta dan Perbukitan Jiwo Bayat. Zona Pegunungan Selatan dibagi menjadi Sub
Zona Baturagung ,Sub Zona Wonosari, dan Sub Zona Gunung Sewu ( Gambar 2.1)

Gambar 2.1 Fisiografi daerah penelitian dan sekitarnya


( modifikasi dari Van Bemmelen, 1949)
Laporan Praktikum Geohidrologi
Puput Sutopo / 410013213

Berdasarkan pembagian fisiografi tersebut, daerah penelitian termasuk dalam


Dataran Yogyakarta ( Zona Solo ) berbatasan dengan Sub Zona Kulonprogo di sebelah
barat.

3.1.2 Stratigrafi Regional

Stratigrafi wilayah Yogyakarta dan sekitarnya telah banyak dikemukakan oleh


Bemmelen (1949), Raharjo, dkk (1996), dan Sampurno dan Samudro (1997) dan
Prihatmoko (2007). Berdasarkan stratigrafi yang disusun oleh Raharjo, dkk (1996),
(dalam Pandita, 2008 ), urutan stratigrafi dari yang tertua sampai ke muda adalah sebagai
berikut.
Batuan tertua yang tersingkap di daerah penelitian adalah Formasi Nanggulan yang
diperkirakan terbentuk pada Kala Eosen. Formasi ini disusun oleh batupasir dengan sisipan
lignit, napal pasiran, batulempung dengan konkresi limonit, sisipan batugamping dan napal
serta batupasir dan tuff. Formasi Nanggulan diperkirakan terbentuk pada endapan laut
dangkal dan merupakan bagian dari sisa-sisa laut Thethys pada Kala Eosen ( Surono, dkk.
1992 ).
Secara tidak selaras di atas Formasi Nanggulan diendapkan Formasi Kebo
Butak yang terbentuk pada Kala Oligosen Akhir. Bemmelen (1949) menyebut satuan
ini sebagai Old Andesit Formation yang penyebarannya dari Pegunungan Selatan
Jawa Barat hingga Pegunungan Selatan Jawa Timur.
Sesudah Formasi Kebo Butak, terjadi dua seri sedimentasi yang berbeda di
bagian Barat dengan di bagian Timur Yogyakarta. Di bagian barat terbentuk cekungan
Kulonprogo, dan di bagian timur terbentuk cekungan Pegunungan Selatan. Pemisahan
kedua cekungan terjadi pada Miosen Awal sampai Pliosen.
Laporan Praktikum Geohidrologi
Puput Sutopo / 410013213

Di cekungan Kulonprogo, Formasi Jonggrangan diendapkan secara tidak


selaras di atas Formasi Kebo-Butak pada Kala Miosen Awal. Bagian bawah dari
Formasi Jonggrangan disusun oleh konglomerat ditindih oleh napal tufan dan
batupasir karbonatan dengan sisipan lignit. Ke arah atas Formasi Jonggrangan berubah
menjadi batugamping berlapis dan batugamping koral. Ketebalan Formasi
Jonggrangan diperkirakan mencapai 250 m (Rahardjo,dkk,1995).
Menjemari dengan Formasi Jonggrangan diendapkan Formasi Sentolo yang
diperkirakan terbentuk pada Miosen Awal sampai Pliosen. Bagian bawah dari Formasi
Sentolo ini berupa konglomerat alas yang ditumpangi oleh napal tufan dengan sisipan
tuf gelas. Batuan ini ke arah atas berangsur-angsur menjadi batugamping berlapis
yang kaya akan foraminifera dan berselang-seling dengan batugamping tufan
(Pandita,dkk,2008).
Sementara itu perkembangan sedimentasi di cekungan Pegunungan Selatan
dimulai pada Formasi Semilir yang diendapkan secara selaras di atas Formasi KeboButak (Surono, dkk,1992 dan Rahardjo, dkk,1995). Aktivitas volkanik yang mulai
muncul pada saat pembentukkan Formasi Kebo-Butak semakin terlihat intensif pada
saat pembentukkan Formasi Semilir. Formasi Semilir diperkirakan juga terbentuk
pada Miosen Awal. Formasi Semilir disusun oleh tuff, breksi, batuapung, batupasir
tufan, dan serpih.
Puncak aktivitas volkanik terjadi pada saat pembentukkan Formasi
Nglanggran pada Kala Miosen Awal Miosen Tengah (Surono, 1992 ). Formasi itu
disusun oleh batuan berupa breksiplomik, aglomerat, breksi piroklastik, dan lava.
Aktivitas volkanik mulai menurun pada Miosen Tengah dengan diendapkannya
Formasi Sambipitu. Pada formasi ini pembentukkan satuan-satuan turbidit berupa
berselang-selang dengan batupasir tufan. Formasi ini juga banyak mengandung fosil
jejak yang terbentuk oada lingkungan bathyal di bagian bawah dan berkembang ke
Neritik di bagian atas (Pandita, 2008)
Perubahan lingkungan pada cekungan Pegunungan Selatan semakin terlihat
dengan diendapkannya Formasi Oyo pada laut dangkal. Formasi ini disusun oleh
batupasir gampingan, kalsilutit tufan dan konglomerat berfragmen batugamping.
Formasi Oyo diperkirakan terbentuk pada Miosen Akhir (Pandita, dkk, 2008).
Laporan Praktikum Geohidrologi
Puput Sutopo / 410013213

Perkembangan batugamping makin terlihat jelas dengan pembentukkan


Formasi Wonosari. Formasi ini disusun oleh litologi barupa batugamping berlapis dan
batugamping terumbu. Bagian bawah dari Formasi Wonosari diperkirakan memiliki
hubungan menjemari dengan bagian atas Formasi Oyo. Umur formasi ini diperkirakan
adalah Miosen Akhir-Pliosen (Pandita,dkk, 2008).
Di atas Wonosari secara selaras diendapkan satuan batuan dari Formasi Kepek.
Ciri litologi berupa napal dan batugamping berlapis. Formasi ini diperkirakan
terbentuk pada Pliosen.
Sesudah Pliosen batuan-batuan berumur Tersier yang terletak di cekungan
Yogyakarta dan depresi tengah Pulau Jawa ditutupi oleh endapan-endapan volkanik
muda. Endapan tersebut diperkirakan terjadi sejak Kala Pleistosen sampai sekarang.
Stratigrafi daerah Bantul dan sekitarnya menurut Prihatmoko,dkk (2007)
tersusun oleh batuan Tersier yang terdiri dari batuan sedimen klastik vulkanik, batuan
gunung api, dan sedimen klastik karbonatan, serta endapan permukaan berumur
Kuarter.
Berdasarkan sifat-sifat batuan dapat diperinci menjadi tujuh formasi pada Zona
Pegunungan Selatan yaitu Formasi Yogyakarta, Formasi Sentolo, Formasi Sambipitu,
Formasi Semilir dan Formasi Nglanggran, Formasi Wonosari. (Sampurno dan
Samudro,1997) ( Tabel 2.1).
Tabel 2.1. Kolom Stratigrafi Pegunungan Selatan
(Sampurno dan Samudro, 1997)

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

10

3.1.3 Struktur Geologi Regional


Struktur Geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah sesar geser
(sesar mendatar) dan sesar normal berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Nurwidyanto, dkk. (2007). Di sepanjang Sungai Opak terdapat sesar normal yang
berada di sepanjang hampir 40 km dari Pantai Selatan Jawa di mulut sungai ke arah
Prambanan, Kabupaten Klaten dengan arah 30 derajat sampai 40 derajat ke timur laut
(Prihatmoko dkk., 2002) (Gambar 2.2).
Sesar Opak memotong Yogya Low dan Wonosari High dengan batuan Andesit
Tua (OAF) sebagai penyusun utama batuan dari adanya struktur pemotongan sesar,
sedangkan di timur Sungai Opak masih terdapat Formasi Semilir dan Nglanggran
yang juga terlibat dalam sistem sesar.

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

11

Gambar 2.2. Struktur Geologi Utama di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah


(Prihatmoko dkk., 2002)

3.2 Geologi Daerah Pemboran


Berdasarkan hasil pemboran dan kenampakan di sekitar lokasi pemboran maka
dapat dijelaskan bahwa untuk sumur dalam Karangasem terdiri dari batupasir hasil
vulkanisme sehingga aquifernya didominasi batupasir dan breksi vulkanik.

BAB IV
GEOHIDROLOGI
Aquifer atau lapisan pembawa air untuk sumur Karangasem, Seloharjo, Pundong,
Kabupaten Bantul pada umumnya terdiri atas batupasir dan breksi vulkanik hasil erupsi pada
Kuarter sehingga kandungan air yang ada sangat melimpah. Batupasir berwarna hitam,
subangular-subrounded dengan urutan pasir sedang sampai pasir sangat kasar. Aquifer pada
breksi vulkanik sangat sedikit kandungan airnya karena adanya fragmen batuan.

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

12

BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN SUMUR PRODUKSI
Rencana kerja kegiatan Pemboran Sumur dalam Karangasem, Seloharjo, Pundong
Kabupaten Bantul, meliputi bebe
rapa tahapan kegiatan :
1. Pekerjaan Persiapan Lokasi Pemboran
- Setelah semua perizinan pelaksanaan pemboran diselesaikan maka lokasi
pemboran segera disiapkan dengan pembuatan jalan masuk ke lokasi
-

pemborandan pengerasan landasan untuk mesin bor.


Apabila dalam persiapan lokasi tersebut dijumpai tanaman maka tanaman tersebut

diberikan ganti rugi.


Pembuatan base camp untuk Direksi, pemasangan papan nama dan gudang bahan
serta penyimpanan peralatan dibuat sesuai petunjuk Pemimpin Poyek.

2. Mobilisasi Peralatan Pemboran


- Setelah persiapan lokasi selesai, maka dengan sepengetahuan dan ijin Pemimpin
Proyek semua peralatan bantunya dimobilisasikan ke lokasi pemboran dari
workshop.
3. Pekerjaan Pemboran Sumur
a. Pemboran sumur produksi di Kota Yogyakarta, mengingat batuannya adalah
batupasir, breksi, dan lava hasil erupsi gunung Merapi, maka sistem pemboran
adalah Direct Circulation With Mud Flush (pembilas campuran bentonit dan
air).
b. Pemboran pilot hole dengan diameter 12 5/8 sampai kedalaman 95 m kemudian
dilaksanakan electrical logging dilanjutkan reaming diameter 17 7/8 juga sampai
kedalaman 85 m.
c. Deskripsi batuan tiap meter meliputi warna, bentuk butir, ukuran butir, komposisi,
hubungan antar butir, dan data lain sesuai petunjuk Pemimpin Proyek.
Laporan Praktikum Geohidrologi
Puput Sutopo / 410013213

13

Pengambilan contoh cutting kurang lebih 1 kg dimasukkan kantong plastik diberi


label dan di kotak sampel.
d. Pencatatan log pemboran mulai dari waktu penetrasi, kejadian-kejadian selama
pemboran, Static Water Level (SWL) setiap pagi sebelum pemboran dimulai
menggunakan mata bor (bit) serta data lain yang sesuai dengan petunjuk
Pemimpin Proyek.
4. Pelaksanaan Konstruksi Sumur
Pelaksanaan konstruksi sumur dalam Karangasem, Seloharjo, Pundong,
Kabupaten Bantul menggunakan pipa PVC diameter 10 dan saringan slotted PVC
diameter 10 susunan saringan berdasarkan hasil electrical logging.
5. Pengujian Kelurusan lubang bor dan Sumur
Lubang bor harus tegak lurus untuk mempermudah masuknya casing dan
screen kedalaman bor. Pengujian ketegaklurusan lubang bor dengan Bobin test dan
diawasi Pemimpin Proyek. Adapun kelurusan sumur dapat diuji dengan memasukkan
pompa submersible dengan baik dan benar.
6. Pencucian Sumur
Setelah sumur produksi dikonstruksi sesuai petunjuk Pemimpin Proyek maka
dilakukan pencucian sumur (development) untuk membersihkan semua kotoran yang
berada di dalam casing, sehingga air yang akan masuk ke dalam saringan tidak
terhalang. Development dilaksanakan selama 36 jam. Adapun metode development
sesuai dengan petunjuk Pemimpin Proyek.
7. Pelaksanaan Pemompaan Uji (Pumping test)
Setelah sumur selesai dicuci maka dilaksanakan pekerjaan pemompaan uji
(pumping test) yang terdiri atas :
-

Trial Test dilaksanakan selama 4 jam yang bertujuan untuk mengetahui debit

maksimum yang dapat diambil.


Pemompaan uji bertingkat (step draw down test) yang dilaksanakan 4 step x 2 jam
= 8 jam, pemompaan uji bertingkat ini menggunakan debit yang berbeda-beda,
pencatatan data pemompaan uji dan waktu kambuh (time recovery) adalah sama
dan sesuai dengan interval waktu yang ditentukan. Data step test ini digunakan
untuk penghitungan well loss, aquifer loss, dan well effesiensi atau penghitungan
lain sesuai petunjuk Pemimpin Proyek.

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

14

Continues Discharge Test (Long Period)


Pemompaan uji long period dilaksanakan pada setiap sumur setelah waktukambuh
(time recovery) step draw down test selesai. Penurunan muka air pada sumur uji
dan sumur pengamat atau sumur penduduk terdekat sesuai tabel yang disetujui
Pemimpin Proyek dan air yang keluar dijaga supaya tidak masuk ke sumur dengan
cara mengalirkan melalui pipa pembuang. Debit air yang keluar diukur dengan
plat orifice agar lebih teliti.
Data pemompaan uji long periode digunakan untuk perhitungan spesific Capasity
(debit jenis sumur), debit optimum sumur, koefisien transmisibility ataupun

perhitungan lain sesuai dengan petunjuk Pemimpin Proyek.


Lamanya continues discharge test untuk sumur produksi selama 36 jam
Recovery Test selama 12 jam untuk mengetahui waktu kambuh dari sumur dalam
tersebut setelah dipompa.

8. Pelaksanaan Analisa Air


Pada akhir pemompaan uji diambil contoh air sebanyak kurang lebih 5 liter dan
dimasukkan ke dalam botol plastik (jerigen) yang bersih dan tidak bercampur bendabenda lain dan dikirim ke laboratorium yang disetujui oleh Pemimpin Proyek untuk
dianalisa kimia kandungan kation dan anion serta data lainnya sesuai hasil
laboratorium yang disetujui Pemimpin Proyek.
9. Pelaksanaan Penyelesaian Sumur
Untuk menjaga stabilitas casing setelah terpasang kemudian digrouting sesuai
petunjuk Pemimpin Proyek dan dipasang drum casing sepanjang kurang lebih 2 meter
yang diisi dengan beton cor campuran 1 PC : 1 PS : 2 Kr dan casing yang terjepit
drum ini diberi pengait agar casing terikat kuat pada beton, di samping itu dibuat
apron beton ukuran 1m x 1m x 1m sebagai penguat teratas sumur yang rapat dan
terkunci.
Selain itu semua laporan dan dokumentasi disusun dengan baik dan benar serta
dikonsultasikan dengan Pemimpin Proyek. Laporan pelaksanaan pekerjaan yang
menyangkut semua aspek kegiatan pemboran dari persiapan lokasi sampai dengan
konstruksi sumur dan hasil analisa air, perhitungan pumping test disusun berdasar
petunjuk Pemimpin Proyek.
Laporan Praktikum Geohidrologi
Puput Sutopo / 410013213

15

BAB VI
ANALISA AQUIFER
Berdasarkan hasil pelaksanaan pumping test yang meliputi trial test, step test,
continues discharge test, dan recovery test didapatkan hasil sebagai berikut :
I.

Lokasi : Sumur Karangasem, Seloharjo, Pundong, Kabupaten Bantul

1.

Step Draw Down Test


DATA STEP
STEP
I
II

Q (L/dt)
0,445
0,777

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

S (m)
5,9
8,1
16

S/Q
8,314
10,424

III
IV

1,226
1,802

Dari data step didapatkan :


Aquifer Lost Coeficient
Well Lost Coeficient
Efisiensi Well

6,3
10,6
B = 0,106
C = 0,05
EW

BQ
BQ +CQ 2

=
=

2.

5,138
5,882

x 100 %

0,106(1,802)
0,106 (1,802 ) +(0,05 x 1,802)2

0.191
0,191+ 0,008

0,191
0,199

95. 97%

x 100 %

x 100 %

x 100 %

Data Continues Discharge Test


-

Continues Discharge Test


Pumping Duration
Static Water Level
Final Pumping Water Level
Final Draw Down
Specific Capacity

= 1,802
= 24
= 1,19
= 27,30
= 26,11
= 0,0690

lt/dt
hours
meter
meter
meter
l/dt/m

Saran :
Sumur tersebut dapat diambil debitnya 1,802 lt/dt dengan pomp submersible
ditempatkan pada kedalaman 31 meter

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

17

PERHITUNGAN HARGA Q MAX DAN Q OPTIMUM SUMUR


KARANGASEM, SELOHARJO
Q = 1,802 lt/dt = 155,5628 m3/hari
S = 2,2 m
A. Perhitungan Koefisien Transmisibility (T)
2,3 x Q
T
=
4 x n x S

2,3 x 155,5628
4 x 3,14 x 2,2

357,79444
27,632

12,94 m2 / hari

B. Perhitungan Koefisien Permeability (K)


K

T
B

12,94
33

=
=

( B = tebal aquifer = 33 meter)

0,3921212 m / hari
4.538 x 10-6 m / dt

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

18

C. Re = Radius efektif Sumur


=

r lubang+r saringan
2

18 +6
2

= 12
= 12 x 2,5 cm
= 30,00 cm
= 0,30 m

D. Perhitungan debit optimum (Safe Yield)


Q max = 2 x n x Re x b x

K
15

= 2 x 3,14 x 0,30 x 30 x

4.538 x 106
15

= 2 x 3,14 x 0,30 x 30 x 0,002130258


= 0,014046921 m3 / dt
= 14,046921 l / dt
Q optimum = 0,75 x 14,046921 l / dt
= 10,5351908 l / dt
CATATAN :
Q max
Q optimum

= debit maksimum yang dapat diambil


= debit paling aman diambil dimana recharge = discharge

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

19

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Lokasi pemboran sumur dalam Karangasem yang terletak di Selorejo, Pundong,
Kabupaten Bantul, DIY. Aquifer pada lokasi tersebut di atas dijumpai pada satuan
batupasir yang berwarna hitam, ukuran pasir sedang sampai kasar dengan bentuk
subangular subrounded, beberapa dijumpai pada lempung pasiran.
Lokasi pemboran tersebut di atas potensial dengan air tanahnya. Hal ini ditunjukkan
dengan hasil pumping test yang baik.
Sumur Dalam Selorejo dapat diproduksi dengan debit 1,802 l / dtdengan pompa
submersible yang dipasang di kedalaman 89 meter.
Untuk menjaga agar sumur dapat diproduksi dengan maksimal sebaiknya setiap tahun
pompa diangkat untuk dibersihkan dan sumur didevelopment kembali agar kotoran
ataupun endapan lainnya tidak menyumbat saringan

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

20

DAFTAR PUSTAKA
Asikin, S. 2003. Diktat Geologi Struktur (Tektonik) Indonesia. Kelompok Bidang
Keahlian Geologi Dinamis Jurusan Teknik Geologi. Bandung. Institut
Teknologi Bandung.
Bemmelen R.W.Van, 1949. The Geology of Indonesia. The Goge, Martinus Nijhoff,
vol.IA.
Pandita, H, Pambudi,S, Winarti, 2008. Analisis Model Facies Formasi Sentolo dan
Formasi Wonosari sebagai Identifikasi Awal Dasar Cekungan Yogyakarta.
Laporan HIBER tahun 1. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.
(tidak dipublikasikan)
Pandita, H, Isnawan, D, Winarti, 2012. Identifikasi Awal Keberadaan Struktur Sesar
berarah Barat Laut- Tenggara ( NW-SE ) di wilayah Yogyakarta Bagian
Selatan. Prosiding Seminar ReTii ke-7 tahun 2012. Sekolah Tinggi Teknologi
Nasional Yogyakarta.
Sampurno, Samudro ,1997. Peta Geologi Lembar Ponorogo skala 1:1000. Direktorat
P3G Bandung.
Sungkono, Joko, 2006. Laporan Pekerjaan Pembuatan Sumur Dalam Pengok Beserta
Kelengkapannya. CV Geokarya, Yogyakarta

LAMPIRAN
1. Step Draw Down Test
Laporan Praktikum Geohidrologi
Puput Sutopo / 410013213

21

2. Continous Discharge Test


3. Recovery Test

STEP DRAWN DOWN TEST


WELL
: 03 / BTL/ PAG
WELL DETAILS : GIP & Sc Lc dia 6
PUMP UNIT DETAILS: Grundfoss

LOCATION
TOTAL SUCTION
OBSERVER

: Karangasem,Seloharjo,
Pundong, Bantul
: 90 M
: PUPUT SUTOPO
PT.GEOKARSA

STEP
I
Clock
Time

STEP II
t
(mi
n)

D.W.L
(mete
r)

H
(cm
)

Q
(lt/d
t)

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12

1.19
1.21
1.35
1.47
2.65
2.01
3.12
3.21
3.35
4.42
4.51
5.63

0.44
5

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

S
(mete
r)

Clock
Time

22

t
(mi
n)

D.W.L
(meter
)

H
(cm
)

Q
(lt/d
t)

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12

7.10
8.32
8.43
8.69
9.12
9.21
9.35
10.46
10.75
10.12
10.25
11.39

0.77
7

S
(mete
r)

14
16
18
20
25
30
35
40
45
50
55
60
70
80
90
100
110
120

Q
S
Q/S
S/Q

5.72
5.80
6.81
6.92
6.21
6.31
6.42
6.53
6.61
6.72
7.81
7.90
7.92
7.93
7.96
7.98
7.01
7.10

14
16
18
20
25
30
35
40
45
50
55
60
70
80
90
100
110
120

5.91

:0.445 l /
dt
: 5.91 mt
: 0.075 lt / dt /
mt
: 8.314

Q
S

11.48
11.21
11.52
12.61
12.77
12.21
12.61
13.75
13.86
13.89
13.01
14.62
14.65
14.75
14.31
14.52
15.78
15.20

8.10

:0.777 l / dt
: 8.10 mt

Q/S
S/Q

: 0.095 lt / dt / mt
: 10.424

STEP DRAWN DOWN TEST


WELL
: 03 / BTL/ PAG
WELL DETAILS : GIP & Sc Lc dia 6
PUMP UNIT DETAILS: Grundfoss

LOCATION
TOTAL SUCTION
OBSERVER

: Karangasem,Seloharjo,
Pundong, Bantul
: 90 M
: PUPUT SUTOPO
PT.GEOKARSA

STEP
III
Clock
Time

STEP IV
t
(mi
n)

D.W.L
(mete
r)

H
(cm
)

Q
(lt/d
t)

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

15.20
16.25
16.61
16.92
17.41
17.62
17.75
17.25
18.51
18.71
18.21

1.22
6

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

S
(mete
r)

Clock
Time

23

t
(mi
n)

D.W.L
(meter
)

H
(cm
)

Q
(lt/d
t)

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

21.50
22.47
22.81
23.52
23.91
23.42
24.81
24.35
24.67
24.67
25.75

1.80
2

S
(mete
r)

12
14
16
18
20
25
30
35
40
45
50
55
60
70
80
90
100
110
120

Q
S
Q/S
S/Q

18.58
18.85
18.21
19.35
19.82
19.35
19.61
19.82
19.35
19.61
20.91
20.25
20.52
20.75
20.21
21.35
21.80
21.21
21.50

12
14
16
18
20
25
30
35
40
45
50
55
60
70
80
90
100
110
120

6.30

:1.226 l /
dt
: 6.30 mt
: 0.194 lt / dt /
mt
: 5.138

Q
S

25.25
25.80
26.35
26.90
26.21
26.80
26.25
27.61
28.80
28.95
29.06
30.52
30.12
30.61
31.90
31.90
32.52
32.01
32.10

10.60

:1.802 l / dt
: 10.60 mt

Q/S
S/Q

: 0.17 lt / dt / mt
: 5.882

CONTINOUS DISCHARGE TEST


WELL
WELL DETAILS

: 03 / BTL/ PAG
: GIP & Sc Lc dia 6

LOCATION

S.W.L CASSING TOP

: 1.19 M

TOTAL SUCTION

: 90 M

DURING PUMPING

: 24 hours

OBSERVER

: PUPUT SUTOPO
PT.GEOKARSA

Clock
9.00

Minut
e

Hours

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

D.W.L
(meter)
1.19
2.23
2.56
2.40
3.43
4.81
4.76
4.88
5.61
5.53

24

S
(meter
)

: Karangasem,Seloharjo,
Pundong, Bantul

cm
7

lt/ sc
1.70

remar
ks

10
12
14
16
18
20
25
30
35
40
45
50
55
60
70
80
90
100
110
120
135
150
165

12.00

13.00
14.00
15.00
16.00
17.00

180
200
220
240
270
300
360
420
480
540
600
660
720
780
840
900
960
1020
1080

5.47
6.39
6.64
6.77
7.29
7.49
7.64
8.82
8.97
8.17
9.66
9.95
10.16
10.27
11.68
12.90
13.27
14.80
14.01
15.53
15.53
16.90
17.06

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

18.27
19.30
19.31
20.29
21.31
22.30
23.30
24.30
25.30
26.30
27.30

25

26.11

1140
1200
1260
1320
1380
1440
1560
1680
1800
1920
2040
2160
2280
2400
2520
2640
2760
2880
3060
3240
3420
3600
3780
3960
4140
4320

19
20
21
22
23
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
51
54
57
60
63
66
69
72

RESIDUAL DRAWDOWN = 26.11 METER

Q : 1.802 Lt / dt
S : 26.11 M

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

Q/S
S/Q

26

: 0.0690 l / dt / m
: 14.48

RECOVERY TEST
WELL
DATE

: 03 / BTL/ PAG
: 08 September 2012

Clock
Time

t'
Minute

Hours

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
14
16
18
20
25
30
35
40
45

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

D.W.L
(meter
)
27.30
25.61
24.25
23.14
22.80
21.71
20.35
19.61
19.26
18.51
17.70
16.80
15.75
14.80
14.60
13.50
13.40
12.50
11.60
11.25
10.75

27

LOCATION

: Karangasem,Seloharjo,
Pundong, Bantul

OBSERVER

: PUPUT SUTOPO
PT.GEOKARSA

S
(mete
r)

t/t'

Remarks

50
60
70
80
90
100
110
120
135
150
165
180
200
220
240
270
300
360
420
480
540
600
660
720

4
5
6
7
8
9
10
11
12

Laporan Praktikum Geohidrologi


Puput Sutopo / 410013213

9.85
8.61
8.31
7.45
6.80
6.75
6.60
6.51
5.45
5.71
4.80
4.31
3.80
3.76
2.48
2.25
2.40
1.19
1.19
1.19
1.19
1.19
1.19
1.19

28

Anda mungkin juga menyukai