Nim : H2A009010
Fakultas : FK Unimus
Arti kata Islam secara harfiah adalah Kedamaian dimana hal ini menjadi tujuan utama
bagi semua penganut Islam yang disebut sebagai umat Muslim. Islam adalah agama yang
memberikan petunjuk yang lengkap dan jelas tentang cara bagaimana mencapai kedamaian
dan keselerasan dalam kehidupan kita.
Dalam profesi saya sebagai seorang dokter, saya telah mempelajari bagaimana semua
jaringan dan organ tubuh manusia bekerja dalam suatu harmoni terkendali dalam upaya
mencapai keselesaan dan kedamaian. Bentuk kedamaian internal atau kesehatan ini juga
yang menjadi sasaran mendasar dalam agama Islam.
Sebagai seorang dokter, yang juga menyedihkan adalah saya juga harus menyaksikan
adanya kesakitan, penderitaan dan kematian berulang kali. Penderitaan merupakan bagian
yang harus ada untuk kehidupan di muka bumi. Tanpa adanya penderitaan maka tidak akan
ada motivasi yang akan mendorong manusia menggapai perbaikan spiritual mau pun
ilmiah yang pada akhirnya akan mendekatkan manusia kepada Tuhan. Hanya saja banyak
sekali dari penderitaan yang saya saksikan di rumah-rumah sakit sepertinya ditimbulkan
oleh diri pasien sendiri dan karena itu muncul pertanyaan: Apakah ada tuntunan di dalam
Al-Quran yang bisa memperbaiki kesehatan atau kedamaian phisikal kita dalam bentuk
pemahaman ilmiah modern?
Saya akan membahas filsafat dari beberapa ajaran Islam, khususnya yang berkaitan dengan
daging babi, minuman alkohol, kebiasaan makan dan kebersihan. Pada akhirnya sains
modern secara berangsur dan dengan berjalannya waktu untuk mengembangkan
pemahaman, mengakui kebenaran pengaturan cara makan dan pembatasan yang diberikan
Islam meski pun pada awalnya menganggap prinsip-prinsip itu sebagai tidak berdasar dan
hanya sebagai mengekang saja.
Al-Quran menyatakan:
Diharamkan bagimu daging hewan yang mati dengan sendirinya dan darah dan daging
babi dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama yang lain dari Allah . . . tetapi
barangsiapa terpaksa memakan sesuatu yang haram karena kelaparan dan bukan sengaja
cenderung kepada dosa, maka ketahuilah bahwa Allah itu Maha Pengampun dan Maha
Penyayang. (S.5 al-Maidah:4)
Filsafat ajaran Islam mengemukakan gagasan bahwa makan suatu jenis makanan
mempunyai dua pengaruh. Yang pertama mempengaruhi tubuh dan yang kedua
mempengaruhi jiwa. Karena itu jika kita makan hewan yang kotor maka juga akan ada
pengaruh buruknya pada jasmani dan ruhani kita.
Pengaruh jasmaniah dari memakan daging babi antara lain adalah kejangkitan virus
influenza babi yang menimbulkan penyakit seperti flu umumnya, kejangkitan parasit
seperti cacing pita yang bisa bertahan di saluran pencernaan gastrointestinal manusia dan
mengakibatkan malnutrisi dan anemi. Daging babi juga mengandung kadar lemak yang
luar biasa tinggi yang akan membawa penyakit tekanan darah tinggi serta tersumbatnya
saluran-saluran darah oleh tumpukan lemak yang akhirnya menimbulkan serangan dan
stroke jantung.
Pengaruh daging babi atas jiwa menurut filsafat Islamiah adalah menurunkan atau merusak
nilai-nilai moral seperti kesucian diri, rasa malu, harga diri, kejujuran dan integritas. Pada
umumnya orang sama berpendapat bahwa apa yang anda makan adalah cerminan diri
anda dimana dikemukakan contoh perbedaan kepribadian dari orang-orang yang biasa
memakan daging dengan mereka yang hanya makan sayuran (vegetarian). Pemakan daging
biasa digambarkan sebagai orang yang agresif dan kompetitif, sedangkan vegetarian
umumnya lebih lembut dan lemah. Banyak dari gejala kejiwaan seperti apathi, depresi,
mudah tersinggung dan uring-uringan seringkali terkait dengan kelebihan atau kekurangan
vitamin yang dimakan. Pada dasarnya kita baru mulai memahami bahwa apa yang
diajarkan Islam sejak awal ialah apa yang kita makan besar pengaruhnya atas diri kita dan
bukan hanya sebagai material pertumbuhan dari tubuh jasmani semata karena ruhani dan
kepribadian kita pun terpengaruh.
. tetapi barangsiapa terpaksa memakan sesuatu yang haram karena kelaparan . . . maka
ketahuilah bahwa Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang. (S.5 al-Maidah:4)
Dari sini bisa disimpulkan bahwa terkadang ada manfaat sesaat yang bisa diperoleh karena
melampaui batasan demi mencegah kelaparan dan kematian. Salah satu contohnya adalah
penggunaan insulin babi guna pengobatan diabetes yang sudah menjadi cara pengobatan
utama selama 20 tahun terakhir, walau sekarang secara berangsur telah digantikan oleh
insulin manusia. Katup jantung babi masih dipakai untuk transplantasi jantung manusia
ketika katup jantungnya telah melemah atau menyempit. Jadi kita lihat bahwa Islam
tidaklah sekaku sebagaimana anggapan orang.
Kitab suci Al-Quran juga menyatakan bahwa daging hewan yang mati dengan sendirinya
tidak boleh dimakan. Pada intinya hal ini berarti bahwa kita dilarang memakan daging
hewan yang mati karena penyakit atau sebab alamiah. Belum lama di negeri ini kita bisa
melihat bagaimana karkas hewan yang dihancurkan, termasuk sumsum tulang
belakangnya, yang dijadikan pakan ternak secara luas, ternyata telah menimbulkan
penyakit sapi gila. Sayangnya penyakit ini bisa menular kepada manusia dengan akibat
yang berat atau fatal, dimana semua itu hanya karena daging hewan yang mati dan
berpenyakitan telah dilumatkan dan dijadikan pakan hewan lainnya.
Selanjutnya tentang cara makan atau diet dimana Rasulullah saw bersabda Jika seseorang
makan berkecukupan saja tidak sampai kenyang maka dalam dirinya akan terisi nur.
Beliau juga mengemukakan berbagai manfaat jasmaniah dari laku puasa. Sekarang ini kita
sudah memahami sepenuhnya bahwa makan berlebihan sama sekali tidak sehat. Demikian
jelasnya tidak sehat laku demikian sehingga saya tidak akan menyia-nyiakan waktu anda
dengan mengurut berbagai penyakit akibat berlebihan makan seperti macam-macam jenis
penyakit pembuluh darah sampai pada gangguan psikologi dan emosional yang terkait
dengan berat badan.
Kebersihan dan Pencegahan Penyakit
Secara ringkas saya akan beralih kepada masalah kebersihan dan pencegahan penyakit.
Islam mengharuskan kita untuk berwudhu yang sifatnya membersihkan tangan, kepala dan
kaki kita sebelum shalat, lima kali sehari dengan air yang mengalir. Semua ini menjadi
bukti nyata bahwa dengan cara ini bisa dihindari berbagai macam penyakit termasuk
seperti penyakit gusi, infeksi kulit dan masalah kaki. Di masa lalu, banyak rumah sakit
yang dikritik karena tidak menyediakan fasilitas membasuh tangan yang sederhana
padahal cara ini dianggap bisa mengurangi infeksi rumah sakit lebih dari 60%. Dalam
rumah-rumah sakit besar dan modern sekarang ini sepertinya kita baru menyadari bahwa
membasuh tangan dengan air itu akan mengurangi penyebaran penyakit menular.
Saya juga akan menyinggung penyakit kejiwaan. Dalam agama Islam, peran dari nilai-nilai
kekeluargaan dan pendidikan anak yang baik memperoleh penekanan secara khusus.
Rasulullah saw bersabda bahwa Bagi seorang ayah, tidak ada pemberian yang lebih
berharga dari pendidikan yang baik kepada anak-anaknya. Sekarang ini diakui betapa
banyak masalah kesehatan kejiwaan dan kepribadian ganjil yang berawal pada masa kecil
yang sulit, teraniaya atau terabaikan. Kekurangan di dalam pendidikan masa kanak-kanak
mereka telah membekas pada relung-relung dari pikiran seorang anak yang kemudian
menjadi dasar dari perilaku tidak normal di masa dewasanya. Semua itulah yang kemudian
menjadi dasar dari psikoterapi modern, atau apa yang masih tersisa tentunya.
Berkaitan dengan alkohol, kitab suci Al-Quran menyatakan:
Mereka bertanya kepada engkau tentang arak dan judi. Katakanlah Di dalam keduanya
ada dosa dan kerugian besar dan juga beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa dan
kerugiannya lebih besar dari manfaatnya. . . (S.2 Al-Baqarah:220)
Satu dari lima laki-laki yang masuk rumah-rumah sakit di Inggris mempunyai penyakit
yang berkaitan dengan alkohol. Lima persen dari cedera kepala yang ada di ruang Gawat
Darurat berkaitan dengan alkohol. Alkohol menimbulkan masalah-masalah phisikal, sosial
dan psikologikal. Saya pernah melihat pasien yang badannya bergetar hebat, halusinasi,
berkeringat atau kejang-kejang akibat dari usaha menghentikan alkohol. Saya juga pernah
melihat pasien lain dengan gejala depresi berat disamping juga mereka yang harus
mengikuti program konsel keluarga untuk menjaga perkawinan mereka yang diakibatkan
oleh aniaya phisikal di bawah pengaruh alkohol. Semua itu baru aspek psikologis dari
penyakit yang terkait dengan alkohol.
Beralih ke masalah jasmaniah, saya melihat banyak pasien yang masuk ruang bedah
dengan pendarahan lambung yang parah, muntah darah dari mulut dan buang air darah,
karena penyakit yang sepenuhnya diakibatkan kerusakan oleh alkohol. Yang juga rusak
karena alkohol adalah otak, hati dan pankreas.
Islam mengakui juga bahwa alkohol memang ada kegunaannya dan kita juga bisa melihat
banyak obat-obatan homeopati atau pun allopati yang menggunakan alkohol sebagai
pelarut, namun secara keseluruhan penggunaannya tidak dianjurkan. Islam
mengedepankan kedamaian sosial, sedangkan dalam alkohol orang menemukan kedamaian
semu yang bersifat sementara dari realitas dan tanggungjawab kehidupan. Kalau orang
sampai tidak bisa bicara atau makan tanpa bantuan alkohol maka masyarakat bersangkutan
akan runtuh. Angka kejahatan akan menjulang karena sekarang ini banyak dari laku
kriminal yang terkait dengan alkohol. Sebuah pepatah Cina menyatakan Mula-mula
manusia mengambil minuman dan akhirnya minuman yang mengambil manusia.
Rasulullah saw bersabda Tidak ada penyakit yang tidak disediakan obatnya oleh Tuhan.
Di masa kini kita menyadari bahwa banyak dari obat-obatan yang berasal dari tanaman
seperti misalnya antibiotika penisilin yang berasal dari sejenis jamur
bernama Penicillium yang tumbuh pada buah dan roti yang membusuk, serta stimulan
hati digoxin yang berasal ekstraksi daun kering tanaman foxglove (digitalis purpurea).
Dalam usaha mencapai kedamaian jasmani dan kesehatan, Islam telah banyak memberikan
petunjuk, sebagian sudah kita ketahui, sebagian sedang terungkap dan yang lainnya akan
diketahui nanti. Semoga saya telah berhasil memberikan alasan-alasan mengenai
pembatasan yang diberikan Islam sepanjang yang saya ketahui berkaitan dengan masalah
kesehatan namun saya ingin menyudahinya dengan menekankan bahwa manusia
sesungguhnya terbatas dalam segala hal, termasuk pengetahuannya dan tidak bisa
memuaskan semua keinginannya dengan sarana materialistis yang tersedia, untuk mana
perlu baginya menutup atau menunjangnya dengan doa.