Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA


DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA

DOSEN PENGAMPU:
Walimin, S.Pd.I., M.Pd.
Disusun Oleh
Karnila Desi Aminingrum

NIM : 904.016.012

Maria Ulfah

NIM :

Riana Ilsa Nilawati

NIM : 904.016.016

Yoni Arianto

NIM : 904.016.032

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES DUTA GAMA KLATEN
TAHUN 2016/2017
Jl. Solo Jogja Km. 5 Ngaran, Mlese, Ceper, Klaten Kode pos 57465
Telp. (0272) 332362 Fax. 332363
1

DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 3
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama ....................................................... 4
2.2. Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama ........................................................... 4
2.3. Kendala Kerukunan Antar Umat Beragama ............................................................ 5
2.4. Faktor Penyebab Timbulnya Masalah Kerukunan Antar Umat Beragama ......... 6
2.5. Solusi Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama ............................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 9
3.2. Saran ............................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam
agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu mempunyai
kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing-masing dan berpotensi konflik.
Namun dengan kendala tersebut warga Indonesia selalu optimis, bahwa dengan beragam
agama yang ada di Indonesia, maka banyak pula solusi untuk menghadapi berbagai
konflik yang terjadi.
Dari berbagai pihak telah sepakat untuk mencapai tujuan kerukunan antar umat
beragama di Indonesia seperti masyarakat dari berbagai golongan, organisasi-organisasi
agama yang berperan aktif di masyarakat dan tentunya dari pihak pemerintah sendiri
selalu mengupayakan terjadinya kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama yang
sejati, tiap umat beragama harus mengerti dan paham mengenai nilai dasar dari agama itu
sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati dan tolongmenolong
1.2 Perumusah Masalah
1. Apa pengertian kerukunan umat beragama ?
2. Apa manfaat kerukunan antar umat beragama ?
3. Apa kendala-kendala kerukunan antar umat beragama ?
4. Apa faktor-faktor penyebab timbulnya masalah kerukunan antar umat beragama ?
5. Apa solusi masalah kerukunan antar umat beragama ?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Agar pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud kerukunan umat beragama
2. Agar pembaca dapat mengerti manfaat kerukunan antar umat beragama
3. Agar pembaca dapat mengerti kendala-kendala kerukunan antar umat beragama
4. Agar pembaca mengerti faktor-faktor penyebab timbulnya masalah Kerukunan antar
umat beragama
5. Agar pembaca dapat mengerti solusi masalah kerukunan antar umat beragama.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kerukunan Umat Beragama

Kerukunan umat beragama yaitu keadaan hubungan sesama umat beragama yang
dilandasi dengam toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai
dalam kesabaran pengalaman ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Indonesia yang sesuai UUD 1945 dan nilai Pancasila,
kerukunan umat beragama merupakan suatu proses tiap umat beragama yang memiliki
kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan dan bersama dengan damai serta
tentram. Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses
waktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta cinta kasih.
Manusia ditakdirkan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial bukan makhluk
individual, dimana makhluk sosial merupakan makhluk yang membutuhkan hubungan
dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial manusia
memerlukan kerjasama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik
kebutuhan material maupun spiritual.
Kerukunan merupakan kebutuhan bersama yang tidak dapat dihindarkan ditengah
perbedaan. Perbedaan yang ada bukan penghalang untuk hidup rukun dan berdampingan
dalam bingkai persaudaraan dan persatuan.
Setiap umat beragama diharapkan memiliki paradigma dan arah baru dalam
pemikiran keagamaan, dimana tidak lagi bersikap/berpikir negative dan apriori terhadap
agama lain. Mendorong terjadinya saling pengertian terhadap tradisi agama lain dan
tidak menganggap agama selain agama sendiri sebagai lawan yang sesat serta penuh
kecurigaan terhadap berbagai aktivitas agama lain. Maka dari itu, mulai sekarang perlu
untuk kita lebih lagi mengedepankan sikap keterbukaan, tenggang rasa dan saling
menghargai satu sama lain.
2.2 Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama
a. Terciptanya suasana yang damai dalam bermasyarakat
b. Toleransi antar umat beragama meningkat
c. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi semua penganut agama dalam
melaksanakan ibadahnya masing-masing.
d. Meminimalisir konflik yang terjadi yang mengatasnamakan agama
e. Terhindar dari adanya perpecahan antar umat beragama.
f. Pembangunan Negara akan lebih terjamin dalam pelaksanaanya
2.3 Kendala - Kendala Kerukunan Antar Umat Beragama
a. Rendahnya Sikap Toleransi

Menurut Dr. Mukti Ali , M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi antar
agama sekarang ini, khusunya di Indonesia adalah munculnya sikap toleransi malasmalasan (lazy tolerance) sebagaimana diungkapkan P. Knitter. Sikap ini muncul
sebagai akibat dari pada perjumpaan tak langsung ( Inderect Encounter) antar agama,
khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitive. Sehingga kalangan umat
beragama merasa enggan mendiskusikan masalah keimanan. Tentu saja dialog yang
lebih mendalam tidak terjadi, karena baik pihak yang berbeda keyakinan/agama samasama menjaga jarak satu sama lain. Masing-masing agama mengakui kebenaran
agama lain, tetapi kemudian membiarkan satu sama lain bertindak dengan cara yang
memuaskan masing-masing pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak langsung,
bukan perjumpaan sesungguhnya, sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan
diantara beberapa pihak yang berbeda agama, maka akan timbul yang dinamakan
konflik.
b. Kepentingan Politik
Faktor politik, faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala
dalam mencapai tujuan kerukunan antar umat beragama khusunya di Indonesia, jika
bukan yang paling penting diantara faktor-faktor lainya. Bisa saja sebuah kerukunan
antar umat beragama telah dibangun dengan bersusah payah selama bertahun-tahun
atau bahkan berpuluh-puluh tahun dan dengan demikian kita pun hampir memetik
buahnya. Namun tiba-tiba saja muncul kekacauan politik yang ikut mempengaruhi
hubungan antar agama dan bahkan meporak-porandakannya seolah petir menyambar
dengan mudah merontokkan bangunan dialog yang sedang kita selesaikan. Tanpa
politik kita tidak

bisa hidup secara tertib teratur dan bahkan tidak mampu

membangun sebuah Negara tetapi dengan alasan politik juga kita seringkali
menunggangi agama dan memanfaatkanya.
c. Sikap Fanatisme
Dikalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan
berkembang. Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang
pemahamam keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan
fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang menekankan praktik keagamaan
tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya diadaptasikan dengan
situasi dan kondisi masyarakat. Mereka masih berpandangan bahwa Islam adalah
satu-satunya agama yang benar dan dapat menjamin keselamatan manusia. Jika
manusia ingin selamat, ia harus memeluk Islam. Segala perbuatan orang non muslim,
5

menurut perspektif aliran ini, tidak dapat diterima di sisi Allah. Pandangan
pandangan semacam tidak mudah dikikis karena masing-masing sekte atau aliran
dalam agama tertentu, Islam misalnya juga memiliki agen-agen dan para
pemimpinnya sendiri-sendiri. Islam tidak bergerak dari satu komando dan satu
pemimpin. Ada banyak aliran dan ada banyak pemimpin agama dalam Islam yang
antara satu sama lain memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang agamanya dan
kadang bertentangan. Tentu saja, dalam Agama Kristen juga ada kelompok eksklusif
seperti ini. Kelompok evangelis, misalnya berpendapat bahwa tujuan utama gereja
adalah mengajak mereka yang percaya untuk meningkatkan keimanan dan mereka
yang berada diluar untuk masuk dan bergabung. Bagi kelompok ini, hanya mereka
yang bergabung dengan gereja yang akan dianugerahi salvation atau keselamatan
abadi. Dengan saling mengandalkan pandangan setiap sekte atau aliran dalam agama
tersebut, maka timbullah sikap fanatisme yang berlebihan
2.4 Faktor - Faktor Penyebab Timbulnya Masalah Kerukunan Antar Umat Beragama
Terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan masalah dalam keurukunan antar umat
beragama diantaranya :
a. Pendirian Tempat Ibadah
Tempat ibadah yang didirikan tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi
lingkungan umat beragama setempat sering menciptakan ketidakharmonisan umat
beragama yang dapat menimbulkan konflik antar umat beragama
b. Penyiaran Agama
Penyiaran agama, baik secara lisan, melalui media cetak seperti brosur, pamflet
selebaran dan media elektronika serta media lain yang dapat menimbulkan kerawanan
dibidang kerukunan hidup umat beragama, terlebih yang ditujukan kepada orang yang
telah memeluk agama lain
c. Bantuan Luar Negeri
Bantuan dari luas negeri untuk pengembangan dan penyebaran suatu agama, baik
berupa bantuan materiil/finasial ataupun bantuan tenaga ahli keagamaan, bila tidak
mengikuti peraturan yang ada dapat menimbulkan konflik dalam kerukunan hidup
umat beragama, baik intern umat beragama yang dibantu, maupun antar umat
beragama.
d. Penodaan Agama / Penistaan Agama

Perbuatan yang bersifat melecehkan atau menodai agama dan keyakinan suatu agama
tertentu yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, dapat menyebabkan
timbulnya kerawanan dibidang kerukunan hidup antar umat beragama.
e. Kegiatan Aliran Sempalan
Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang didasarkan pada
keyakinan terhadap suatu agama tertentu secara menyimpang dari ajaran agama yang
bersangkutan dapat menimbulkan keresahan terhadap kehidupan beragama, sehingga
dapat pula menyebabkan timbulnya kerawanan dibidang kerukunan hidup antar umat
beragama.
2.5 Solusi Masalah Kerukunan Antar Umat Beragama
a. Dialog Antar Pemeluk Agama
Untuk mengatasi hubungan yang tidak harmonis antar umat beragama ini dan
untuk mencari jalan keluar bagi pemecahan masalahnya, maka Dr. Mukti Ali , M.Ag,
(Menteri Agama Tahun 1971) melontarkan gagasan untuk dilakukanya dialog agama.
Dalam dialog kita tidak hanya saling beradu argumen dan mempertahankan pendapat
kita masing-masing yang dianggap benar. Karena pada dasarnya dialog-dialog agama
ini adalah suatu percakapan bebas, terus terang dan bertanggung jawab yang didasari
cara saling pengertian dalam menanggulangi masalah kehidupan bangsa baik berupa
materiil maupun spiritual. Diharapkan dengan adanya dialog agama ini tidak terjadi
kesalahpahaman yang nantinya dapat memicu terjadinya konflik.
b. Pendidikan Multikultural
Perlu ditanamkanya pemahaman mengenai pentingnya toleransi antar umat
beragama sejak dini. Hal ini dapat dilakukan melalui jalur pendidikan sebagai Negara
yang memiliki keanekaragaman kita harus saling menghormati dan menghargai antar
sesama. Apalagi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman dalam hal adat-istiadat,
suku, ras/etnis, bahasa dan agama. Perbedaan yang ada tersebut kita anggap sebagai
kekayaan bangsa yang menjadi ciri khas bangsa kita.
Perlu ditanamkannya rasa nasionalisme dan cinta tanah air dalam generasi
penerus bangsa sejak dini dapat membuat mereka semakin memahami dan akhirnya
dapat saling menghargai setiap perbedaan yang ada.
c. Menonjolkan segi-segi persamaan dalam agama
Sikap dimana tidak memperdebatkan segi-segi perbedaaan dalam agama.
Persamaan dalam setiap ajaran agama yang mengajarkan cinta kasih, perdamaian,
kerukunan serta menyerukan kebajikan dan mencegah kemungkaran/kejahatan
7

d. Melakukan kegiatan sosial bersama pemeluk agama lain


Melakukan kegiatan sosial yang melibatkan para pemeluk agama yang berbeda
saling menolong dalam situasi dan kondisi yang sulit seperti dalam kondisi tertimpa
bencana tanpa memandang perbedaaan agama
e. Meningkatkan pembinaan individu
Pembinaan individu ini diarahkan pada terbentuknya pribadi yang memiliki
budi pekerti luhur, tiap individu mampu memahami ajaran agama masing-masing
secara benar dan utuh. Sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama dalam
kehidupan sosial tanpa mempersoalkan agama/akidah masing-masing.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam
agama. Namun keanekaragaman agama tersebut bukan penghalang untuk terciptanya
kerukunan antar umat beragama. Karena pada dasarnya apabila setiap individu berupaya
dan berusaha untuk saling tenggang rasa, saling pengertian, saling menghargai dan saling
8

menyadari bahwa hakekatnya manusia saling membutuhkan pasti akan tercipta


keurukunan antar umat beragama.
3.2 Saran
Sudah saatnya bukan perbedaan lagi yang kita cari atau yang kita bicarakan, tapi
persamaanlah yang seharusnya kita cari, karena dari persamaanlah hidup ini akan saling
menghargai, lewat persamaan kita bisa menjalin persaudaraan dan mempererat tali
silaturahmi dengan begitu akan tercipta kerukunan dengan sendirinya

DAFTAR PUSTAKA
http://dinaeni.wordpress.com/2012/01/08/kerukunan antar-umat beragama
http://elsietelibertador76.wordpress.com/2013/01/22/kerukunan-umat-beragama
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmadul/

agama

Islam

/bab

annisa

teknik

industri.blogspot.com
dezhi-myblogger.blogspot.com

10

Anda mungkin juga menyukai