Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin

mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam


tata cara pemilihan kata atau diksi.
Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa
Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik
lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan
kata, frasa, paragraf, dan wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien,
pemahaman yang baik ihwal penggunaan diksi atau pemilihan kata
dirasakan sangat penting, bahkan mungkin

vital, terutama

untuk

menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi.


Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya
mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau
kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi
pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa.
Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki
banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
yang

digunakan

juga

memiliki

karakter

berbeda-beda

sehingga

penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan


identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak
bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas.
Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang
berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan
menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat
ataupun dikarenakan salah paham.

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.1

Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan


penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan
hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek
kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan.
Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga
digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata
(diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata
yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan
relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan
kata serapan.

B.

Rumusan masalah

Adapun yang menjadi rumusan makalah ini adalah:


- Pengertian Diksi (Plihan Kata)
- penerapan diksi (pilihan kata) dalam kalimat ragam formal
- pembahagian Diksi (Pilihan Kata)

C.

TujuanPenelitian

1. Mengetahui pengertian makna kata, diksi, dan gaya bahasa, serta kata
kajian dan kata poluler.
2. Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi.

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.2

BAB II
PEMBAHASAN
A.
2.1

PENGERTIAN DIKSI
Pengetian Diksi
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat

dan selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga


memperoleh efek tertentu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat
penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur
setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat
pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham
terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk
mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan yang
diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang
tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan
pendengar atau pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti diksi yang lebih
umum digambarkan dengan kata seni berbicara jelas sehingga setiap
kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas
terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi,
daripada pemilihan kata dan gaya.

Harimurti (1984) dalam kamus

linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal
untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam karang
mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng
tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi
berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal
tulis-menulis, serta tutur sapa.

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.3

2.2.

Persyaratan Diksi
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata,

yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang


dipilih

itu

dapat mengungkapkan

dengan

tepat apa

yang

ingin

diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami pembaca


dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud
dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian
dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan :
a.

Kaidah kelompok kata/ frase

b.

Kaidah makna kata

c.

Kaidah lingkungan sosial

d. Kaidah karang-mengarang
Hal ini di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :
a) Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase
Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase,
seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.
o Tepat
Contohnya :
Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi
kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan
mata.
o Seksama
Contohnya :
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang
bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.4

kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari tinggi.
Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat digantikan dengan jaksa
besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi karena kata tersebut tidak
seksama.
o Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang
tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan
membingungkan pengertian saja.
Contohnya :
Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat mengatakan
Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan.

Kemudian kata

santapan rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan rohani.


Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama
serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakain-nya.
2.
a.

Kata umum dan kata khusus


Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan

yang luas dari kata yang lain.


b.

Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan

yang sempit dari kata yang lain.


Contoh kata umum dan kata khusus
Kata umum

kata khusus

- Ikan

- Gurame, lele, sepat, tuna, dll.

- Bunga

- mawar, ros, melati, anggrek, dan

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.5

dahlia

Makna Bersinonim
Kata bersinonim

adalah

kata yang bentuknya berbeda namun pada

dasarnya memiliki makna yang hampir mirip atau serupa.


Dalam penggunaan kata bersinonim harus memilih kata yang tepat dalam
kalimat ragam formal.Karena meskipun bersinonim pada dasarnya
memiliki perbedaan dalam konteks penggunaannya.

Contoh kata bersinonim :

Cerdas

= cerdik, hebat, pintar

Besar

= agung,raya

Mati

= wafat, mangkat, meninggal

Ilmu

= pengetahuan

Penelitian = penyelidikan

1. Contoh : membedakan

nuansa-nuansa makna dari gagasan yang

disampaikan dan menemukan kata yang sesuai dengan konteks


pemakaiannya.
Kata pahit bersinonim dengan kata getir. Ketika ingin menggunakan kedua
kata tersebut kita harus memperhitungkan konteksnya kata pahit dan
getirberterima pada konstruksi pengalaman yang pahit dan pengalaman
yang getir, tetapi tidak berterima pada konstruksi obat itu getir.
2. Contoh : kesesuaian pilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti
situasi pemakaian, sasaran penulis, dan lain-lain.
Kata Kamu, Anda,dan Saudara, merupakan kata-kata yang bersinonim,
yaitu kata yang digunakan untuk menyebut lawan bicara, tetapi bukanlah

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.6

sinonim mutlak. Nilai-nilai social menjadikan ketiga kata itu memiliki


nuansa yang berbeda.
Seperti :

Saya sama besar dengan kamu

Saya sama besar dengan anda

Saya sama besar dengan saudara

Sinonim ini dipergunakan untuk mengalihkan pemakaian kata pada


tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan.
Sinonim mutlak :
Kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan apa
pun tanpa mengubahmakna struktural dan makna leksikal dalam
rangkaian kata /frasa / klausa / kalimat.
Contoh Sinonim mutlak :
Kosmetik

= alat kecantikan

laris

= laku, larap

leksikografi

= perkamusan

kucing

= meong

Sinonim semirip :
Kata-kata yang dapat bertukar tempatdalam konteks kebahasaan tertentu
tanpa mengubahmakna struktural dan leksikal dalam rangkaian kata /
frasa /klausa / kalimat tersebut saja.
contoh Sinonim semirip :
melatis = menerobos lahiriah = jasmaniah
Sinonim selingkung :

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.7

Kata-kata yang dapat saling menggantidalam satu konteks kebahasaan


tertentu saja secarastruktural dan leksikal.
Contoh Sinonim selingkung :
Lemah

= lemas

Binatang

= fauna

bohong

= dusta

haus

= dahaga

pakaian

= baju

bertemu

= berjumpa

Cerdas

= cerdik

Agung

= besar = raya

o Makna denotatif dan makna konotatif


Makna denotatif atau makna referensial adalah makna yang menunjuk
langsung pada acuan atau makna dasarntya.Makna konotatif atau makna
evaluasi/emotif adalah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang
berupa nilai rasa atau gambaran tertentu.
Contoh :
Merah warna seperti warna darah (denotatif)
Merah berani, dilarang (konotasi)
Makan hati makan hati lembu/ayam (denotataif)
Makan hati susah karena perbuatan orang lain (konotatif)

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.8

Kata-kata yang bermakna denotatif biasa digunakan dalam bahasa ilmiah


yang bersifat lugas atau tidak menimbulkan interpretasi tambahan. Makna
denotatif disebut juga dengan istilah :

Denotasional, konseptual, ideasional, referensial, proposional :karena


makna itu mengacu pada referen, konsep, atau ide tertentu dari suatu

referen.
Kognitif : karena makna itu berhubungan dengan kesadaran,
pengetahuan, dan menyangkut rasio manusia.

Makna

denotatif

dapat

dibedakan

menjadi

dua

macam

hubungan.Pertama, hubungan antara sebuah kata dengan barang


individual yang diwakilinya.Kedua, hubungan sebuah kata dengan ciri-ciri
atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Makna konotatif atau sering juga disebut makna kiasan, makna
konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif.Makna konotatif adalah
suatu jenis makna dimana stimulus dan respon mengandung nilai-nilai
emosional.Kata-kata yang bermakna konotatif atau kiasan biasanya
dipakai pada pembicaraan atau karangan nonilmiah.Seperti berbalas
pantun, peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi, dan lain-lain.
Karangan nonilmiah sangat mementingkan nilai-nilai estetika.Nilai estetika
dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata konotatif
agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah.Pada karangan ini
kurang memperhatikan ke akuratan informasi dan kelogisan makna.
Dalam penyampaian pesan, ada dua macam cara. Pertama, penyampaian
pesan secara langsung. Hampir sama dengan penyampaian pesan dalam
karangan ilmiah. Kedua, penyampaian pesan secara tidak langsung.Harus
menggunakan bahasa figuratif dengan kata-kata konotataif. Kita tidak kan
bisa langsung memahami pesan atau amanat yang ingin disampaikan
oleh pengarang kalau tidak mempunyai kemampuan mengapresiasinya.[2]
Contoh kata-kata denotasi dan konotasi :

Selva cantik seperti model (denotatif)

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.9

3.

Selva cantik bagaikan bunga (konotatif)

Makna konstektual

Ialah makna yang ditentukan oleh konstek pemakainnya.Contoh :


Dian sedang belajar.Kehidupan mereka sedang saja.Dia mendapat nilai
sedang.
Kata yang merupakan satuan bebas terkecil mempunyai dua aspek, yakni
aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi atau makna. Bentuk bahasa
adalah sesuatu yang dapat dicerna oleh panca indra, baik didengar
maupun dilihat. Isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi atau
respon dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan atau
stimulus aspek bentuk tadi.
Wujud reaksi itu bermacam-macam yakni berupa tindakan atau perilaku,
berupa pengertian, serta berupa tindakan. Hal ini bergantung pada apa
yang didengarnya, dengan kata lain respon akan muncul berdsasarkan
stimulusnya.
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam ujaran itu, yaitu :

Pengertian merupakan landasan dasar untuk menyampaikan sesuatu

kepada pendengar atau pembaca dengan mengharapkan suatu perilaku.

Perasaan merupakan ekspresi pembicara terhadap pembicaraannya,

hal ini berhubungan dengan nilai rasa terhadap hal yang dikatakan
pembicara.
Nada mencakup sikap pembicara atau penulis kepada pendengar atau
pembacanya.
Tujuan yaitu sesuatu yang ingin di capai oleh pembicara atau penulis.

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.10

Makna kata merupakan hubungan antar bentuk dengan sesuatu yang


diwakilinya atau hubungan lambang bunyi dengan sesuatu yang diacunya.
Hubungan antara bentuk dan referen akan menimbulkan makna ataui
referensi.
Perubahan Makna Kata
Bahasa bersifat dinamis sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi
pemakai yang kurang mengikuti perubahannya.Ketepatan suatu kata
untuk mewakili atau melambangkan suatu benda, peristiwa, sifat, dan
keterangan, bergantung pada maknanya, yaitu hunungan antara lambing
bunyi (bentuk/kata) dengan referennya.
Perubahan makna kata bukan hanya ditentukan oleh perubahan jaman,
juga disebabkan oleh tempat bahasa itu tumbuh dan berkembang. Makna
bahasa mulanya dikenal oleh masyarakatnya, tetapi pada suatu waktu
akan bergeser maknanyapada suatu wilayah tertentu, sedangkan
masyarakat bahasa pada wilayah yang lain masih mempertahankan
makna yang aslinya. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam
menggunakan atau memilih kata apalagi dalam hal-hal yang bersifat
ilmiah.

Pemakaian

kata

dengan

makna

tertentu

harus

bersifat

nasional(masalah tempat), terkenal, dan sementara berlangsung.


Dahulu kita mengenal kata daulat, dalam KBBI (2001: 204) mengandung
arti : 1. Berkat kebahagiaan (yang ada pada raja); bahagia; 2.
Kekuasaan; pemerintah. Tetapi pada waktu revolusi fisik kata daulat
bermakna lain yakni, merebut hak dengan tidak sah, memecat dengan
paksa. Misalnya: tanah-tanah Belanda banyak yang didaulat oleh rakyat;
gubernur itu didaulat oleh rakyatnya karena melakukan korupsi. Setelah
masa revolusi kata daulat tidak dipakai lagi, sehingga kata itu hamper mati
meskipun

dalam

KBBI

masih

tercantum

pemakaiannya.[3]

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.11

tetapi

sudah

jarang

D.

Diksi dalam Kalimat

Adalah pilihan kata yang tepat untuk ditempatkan dalam kalimat sesuai
dengan makna, kesesuaian, kesopanan, dan bisa mewakili maksud atau
gagasan. Makna kata secara leksikal banyak yang sama, tetapi
penggunaanya

tidak

sama.

Seperti

kata

penelitian,

penyelidikan,

pengamatan, dan penyidikan. Kata-kata tersebut bersinonim, tetapi tidak


bisa ditempatkan dalam kalimat yang sama. Contoh dalam kalimat:
Mahasiswa tingkat akhir harus mengadakan penelitian sebagai tugas
akhir studinya; Penyelidikan kasus penggelapan uang negara di
Kejagung sudah dimulai.
Kalimat-kalimat tersebut tidak bisa ditukar meskipun bermakna sama.
Seandainya

ditukar, tidak akan sesuai sehingga membingungkan

pendengar atau pembaca. Dari segi kesopanan, kata mati, meniggal,


gugur, magkat, wafat, dan pulang ke rahmatullah, dipilih berdasarkan jenis
makhluk, tingkat social, dan waktu. Contoh: Kucing saya mati setelah
makan ikan busuk; Ayahnya meniggal tadi malam; Pahlawanku gugur di
medan laga; Beliau wafat tahun 1452 H. Frase biasa dipakai dalam
pengumuman kematian yang belum lama kira-kira beberapa menit atau
jam yang lalu atau dalam surat kabar, seperti Innalilahi wa Inna Ilaihi
Rojiun, telah pulang ke rahmatullah kakek Jono... Dari segi makna, kata
Islam dan muslim sering salah penggunaanya. Contoh: Setelah menjadi
Islam dia rajin bersedekah seharusnya Setelah masuk Islam dia rajin
bersedekah. Jika kita ingin menggunakan kata menjadi kalimat yang
seharusnya adalah Setelah menjadi muslim dia sering bersedekah.
Islam adalah nama agama yang berarti lembaga, sedangkan muslim
adalah orang yang beragama Islam. Kata menjadi tepat dipasangkan

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.12

dengan

orangnya

dan

kata

masuk

tepat

dipasangkan

dengan

lembaganya.

Kata Konkret dan Abstrak


Kata yang acuannyasemakin mudah diserappancaindradisebut kata
konkret ,seperti meja, rumah, mobil, dan lain-lain. Jikasuatu kata
tidakmudah diserappancaindramaka kata itu disebut kata abstrak ,seperti
gagasan dan saran. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan
gagasan rumit.Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan
yang bersifatteknisdankhusus.Akan tetapi jikadihambur-hamburkan dalam
suatu karangan, karangan itu dapat menjadi samardan tidak cermat.
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata
konkret mempunyai referensi objek yang diamati.
Contoh :
Kata abstrak
Kebaikkan seseorang kepada orang lain merupakan sifat terpuji.
kebenaran pendapat itu begitu meyakinkan

Kata konkret
APBN RI mengalami kenaikkan lima belas persen.
angka kelulusan SMA tingkat sumatera barat mengalami kenaikan
hinggasembilan persen. Membicarakan membahas, mengkaji.

4.

Kata baku dan non-baku

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.13

Kata baku dan non-baku dapat dilihat berdasarkan beberapa


seperti :
a.

Ranah finologis

Kata baku yang memiliki kata non-baku karena


- penambahan fonem
Kata baku

kata non baku

Imbau

himbau

Andal

handal

Utang

hutang

- pengurangan fonem
Kata baku

kata non-baku

Terap

trap

Terampil

trampil

Tetapi

tapi

Tidak

tak

- pengubahan fonem
Kata baku

kata non-baku

Telur

telor

Ubah

obah

Tampak

nampak

b.

Ranah morfologis

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.14

ranah

Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses morfologis.
- pengurangam fonem
Kata baku

kata non-baku

Memfokuskan

memokukan

Memprotes

memrotes

Memfitnah

memitnah

- pengubahan fonem
Kata baku

kata non-baku

Mengubah

merubah

- penggantian afiks
Kata baku

kata non-baku

Menangkap

nangkap

Menatap

natap

Mengambil

ngambil

Menahan

nahan

- kelebihan fonem
Kata baku

kata non-baku

Beracun

berracun

Beriak

berriak

Beribu

berribu

Becermin

bercermin

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.15

c.

Ranah leksikon

Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat
dalam ragam percakapan.
Cotoh pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai
berikut :
Frasa baku

frasa non-baku

Tidak terlalu

tidak begitu

Belum masak

belum matang

Tidak mau

enggak mau

Hanya nasi

nasi doang

Selain menggunakan kalimat ragam formal, juga menggunakan


ragam percakapan,
contoh nya :
frasa baku

frasa non-baku

waktu lain

lain waktu

Amat besar

besar amat

Amat mahal

mahal amat

pertama kali

kali pertama

Dalam kalimat ragam formal, kita sering membuat kata-kata yang


maknanya redundan.

Artinya,kata-kata yang di gunakan sudah

melebihi makna, contohnya :


MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.16

frasa baku

frasa non-baku

Sangat pedih

amat sangat pedih, amat pedih

Paling kaya

paling terkaya terkaya

Dalam bahasa indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing


atau bahasa daerah (sanskerta) terdapat pasangan kata baku dan nonbaku. Maka harus memilih dan menggunakan kata serapan yang sudah di
bakukan.
Kata baku

kata non-baku

Apotek

apotik

Asas

azas

Asasi

azasi

Analisis

analisa

5.

Penggunaan kata secara tepat

Dalam kalimat ragam formal, kita perlu menggunakan kata-kata secara


tepat dalam hal penggunaan kata depan.4
Seperti :
-

Kata di seharusnya di gunakan pada, contoh

Penggunaan kata yang tepat

penggunaan kata yang tidak tepat

Pada siang hari

di siang hari

Pada pagi hari

di pagi hari

Pada kita

di kita

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.17

Kata ke yang seharusnya di gunakan kepada, contoh :

Penggunaan kata yang tepat

penggunaan kata yang tidak tepat

Kapada kami

ke kami

Kapada kita

ke kita

Kepada ibu

ke ibu

Dalam penggunaan kata depan dan kata penghubung harus digunakan


secara tepat, yang sesuai dengan jenis keterangan dalam jenis kalimat,:
1.

Untuk keterangan tempat di gunakan kata di, ke, dari, di dalam,

pada.
2.

Untuk keterangan waktu digunakan kata pada, dalam, setelah,

sebelum, sesudah, selama, sepanjang.


3.
4.

Untuk keterangan alat di gunakan kata dengan.


Untuk keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk, bagi,

demi.
5.

Untuk keterangan cara digunakan kata dengan, secara, dengan

cara, dengan jalan.


6.

Untuk keterangan penyerta di gunakan kata dengan, bersama,

beserta.
7.

Untuk keterangan perbandingan atau kemiripan digunakan kata

seperti, bagaikan,laksana.

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.18

8.

Untuk keterangan sebab di gunakan kata karena, sebab.

6.

Penulisan kata secara benar

Dalam kalimat ragam formal, harus menuliskan kata secara benar seperti :
-

Penulisan kata depan di yang benar adalah di tulis secara terpisah

dari kalimat yang sesudahnya.


-

Penulisan kata depan ke yang benar adalah di tulis secara terpisah

dari kalimat yang sesudahnya.


-

Penulisan kata depan dari yang benar adalah di tulis secara

terpisah dari kalimat yang sesudahnya.

Selain kesalahan penulisan kata depan (preposisi), sering pula kesalahan


sebagai
-

berikut :

penulisan partikel non seperti pada contoh :

penulisan yang benar

penulisan yang salah

Non-Indonesia

non Indonesia

Non-batak

non batak

Nonformal

non formal, non-formal

penulisan partikel sub seperti pada contoh :

penulisan yang benar

penulisan yang salah

subbab

sub bab, sub-bab

subbagian

sub bagian, sub-bagian

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.19

penulisan pertikel per seperti pada contoh :

penulisan yang benar

penulisan yang salah

per jam

perjam

per bulan

perbulan

per tahun

pertahun

penulisan kata per

kata per yang memiliki arti menjadikan lebih atau memperlakukannya


sebagai
Penulisan yang benar

penulisan yang salah

Perbesar

per besar

Persingkat

per singkat

Dalam bahasa indonesia, kata pun yang mempunyai arti :


juga harus di tuliskan secara terpisah dengan kata yang di ikutinya
Penulisan yang benar

penulisan yang salah

Aku pun

akupun

Sedikit pun

sedikitpun

kata pun pada kata tertentu yakni ungkapan yang sudah padu harus di
tuliskan serangkai dengan kata yang diikutinya.
Penulisan yang benar

penulisan yang salah

Meskipun

meski pun

Bagaimanapun

bagaimana pun

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.20

Dalam kata pasca, bentuk terikat pasca di tulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya.
Penulisan yang benar

penulisan yang salah

Pascasarjana

pasca sarjana, pasca-sarjana

Pascapanen

pasca panen, pasca-panen

Selain itu dalam penulisan awalan tertentu, seperti :


Penulisan yang benar

penulisan yang salah

Betolak belakang

betolaktolang

Mendarah daging

mendarahdaging

7.

Homonim, Homofon, Homograf

a.

Homonim

Homo artinya sama, nym berarti nama, jdi homonim adalah sama nama,
sama bunyi tetapi beda makna, contoh : bandar sama dengan pelabuhan,
dan dan pemegang uang dalam perjudian.

b.

Homofon

Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan berbeda
makna contoh :
Bank : tempat menyimpan uang
Bang : panggilan untuk kakak laki-laki

c.

Homograf

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.21

Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna, contoh :


Ular kobra itu bisanya mematikan
Aku bisa memastikan ayah tidak akan marah jika aku telat pilang karena
latihan
8.

Kata abstrak dan kata konkrit

Kata abstrak berupa konsep


Contoh : kebenaran pendapat itu begitu meyakinkan

Kata kponkrit berupa objek yang dapat diamati


Contoh : angka kelulusan SMA tingkat sumatera barat mengalami
kenaikan hingga sembilan persen. Membicarakan membahas, mengkaji.

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.22

BAB III
PENUTUP
A.
1.

KESIMPULAN
Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh

kemampuan pangguna bahasa yang terkait dengan kemampuan yang


memahami, mengetahui, menguasai dan penggunaan kata aktif dan
efektif kepada pembaca dan pendengarnya.
2.

Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan

makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna


pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
3.

Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang

umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang


mengalami penambahan.
4.

Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan

yang luas dari kata yang lain.


5.

Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan

yang sempit dari kata yang lain.


6.

Kata makna bersinonim

Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada


dasarnya memiliki makna yang hampir mirip atau serupa.
7.

Homonim artinya sama, nym berarti nama, jdi homonim adalah

sama nama.
8.

Homofon adalah Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda

tulisan dan berbeda makna.

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.23

9.

Homograf adalah Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna.

B.

KRITIK DAN SARAN

a.

Kritik

Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah


bahasa

indonesia

yang

baik

dan

benar,

akan

tetapi

dalam

pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi dan


kokondisi berbahasa yang tidak mendukung.
maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata
bahasa Indnesia yang baik danbenar dalam komunikasinya seharihari,masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah.
b.

Saran

Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf


hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan.
Untuk

membaca

singkatan

kata

(termasuk

kata

asing

selain

akronim),begitu juga dengan dalam pemilihan kata (diksi ) yang dibaca


huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya
harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.24

Daftar pustaka :
http://wikipedia.org.widjono,bahasa

indonesia,

(jakarta:

Gramedia,2005),H.87
Andre Ardiyansyah,Ejaan yang di sempurnakan,(surabaya:Pustaka Agung
Harapan),H.15
https://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/makalah-bahasa-indonesiadiksi-atau.html.
http://dedimulyana96.blogspot.co.id/2015/03/makalah-diksi-pilihankata.html
[1] Heryati, Yeti, Cecep Wahyu, Enung K. Rukianti, Heri Jauhari.2013.
Bahasa Indonesia.Bandung : BCM Digital Printing. hal. 45
[2] Heryati, Yeti, Cecep Wahyu, Enung K. Rukianti, Heri Jauhari.2013.
Bahasa Indonesia.Bandung : BCM Digital Printing. hal. 48
[3] Heryati, Yeti, Cecep Wahyu, Enung K. Rukianti, Heri Jauhari.2013.
Bahasa Indonesia.Bandung : BCM Digital Printing. hal. 50

MakalahBahasaIndonesia :Diksi

Hal.25

Anda mungkin juga menyukai