Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Variabel


1. Motivasi Belajar
a. Motivasi dan Motif
Secara umum motivasi dapat didefinisikan sebagai faktor-faktor yang
menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku. Sedangkan motif adalah setiap
kondisi dari organisme yang mempengaruhi kesiapannya untuk memulai atau
melanjutkan rangkaian tingkah laku. Motive Is an inner state that energizes,
activates, or moves, and that directs or channelsbehavior toward goals (Harold
Koontz). Definisi lain dari motif is an inner drive, impulse,etc., that causes one to
act (Websters New World Dictionary). Secara umum ada dorongan, hasrat,
keinginan, tenaga penggerak dan ada tujuan.
Ngalim Purwanto (2006 : 70-71) berpendapat, bahwa setiap motif itu
bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi
yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya sehingga motif itu sangat berguna
bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Guna atau fungsi dari motif-motif itu
adalah:
1) Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu
berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi
(kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
2) Motif itu menentukan arah perbuatan yakni ke arah perwujudan suatu
tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang

harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin
jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.
3) Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan mana
yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan
menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu.
Menurut Mc. Donald yang di kutip oleh Sardiman (2003: 198), motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling dan didahului dengan tanggapan terhadapadanya tujuan. Dari pengertian
yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu; (1)
bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia, (2) motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi
seseorang, (3) motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Motivasi adalah suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya
(energy), atau dapat juga dikatakan sebagai suatu keadaan yang kompleks (a
complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu
(organisme) untuk bergerak (to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu, baik
disadari ataupun tidak disadari. Motivasi ini muncul dan tumbuh berkembang
dalam diri seseorang dengan jalan datang dari dalam diri individu itu sendriri
(intrinsic) dan datang dari lingkungan (ekstrinsic). Faktor lingkungan yang
memadai mendukung pencapaian dan perwujudan motivasi sehingga dapat
berlangsung tanpa banyak kesulitan. Namun faktor lingkungan yang memadai
dapat menghambat pencapaian motivasi tersebut (Makmun, 2001, h.37)
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
sesuatu yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan dalam diri individu yang

mempengaruhi gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi untuk melakukan sesuatu


yang didorong oleh adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Menurut Thursan Hakim (2000) yang dikutip Winastwan Gora dan
Sunarto (2010 : 16), belajar adalah suatu proses perubahan perubahan didalam
manusia, ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitan dan kuantitas tingkah
laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir dan lain-lain. Jadi dalam kegiatan belajar terjadi adanya
suatu usaha yang menghasilkan perubahan-perubahan itu dapat diamati secara
langsung

maupun

tidak

langsung.

Hal

ini

juga

dikemukakan

oleh

DimyatiMahmud (1989 : 121-122) yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu


perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati
secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman.
Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan, belajar dapat diartikan
sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang
tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
atau pengalaman.
Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan dan
mengarahkan siswa dalam belajar (Endang Sri Astuti, 2010 : 67). Motivasi belajar
sangat erat sekali hubungannya dengan prilaku mahasiswa dikampus. Motivasi
belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan peserta didik untuk mempelajari
sesuatu yang baru. Bila pendidik membangkitkan motivasi belajar anak didik,
maka meraka akan memperkuat respon yang telah dipelajari (TIM Pengembang
IlmuPendidikan FIP-UPI, 2007 : 141). Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari

ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang
oleh berbagai kesulitan.
b. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Motivasi yang ada pada diri mahasiswa sangat penting dalam kegiatan
belajar. Ada tidaknya motivasi seseorang individu untuk belajar sangat
berpengaruh dalam proses aktivitas belajar itu sendiri. Seperti dikemukakan oleh
Sardiman AM (2003 : 83) motivasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktuyang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapai).
3) Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang
dewasa. (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,
keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak
kriminal, moral dan sebagainya).
4) Lebih senang bekerja mandiri
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Jika ciri-ciri tersebut terdapat pada seorang mahasiswa berarti mahasiswa
tersebut memiliki motivasi belajar yang cukup kuat yang dibutuhkan dalam
aktifitas belajarnya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan menunjukkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Keinginan mendalami materi
2) Ketekunan dalam mengerjakan tugas

3) Keinginan berprestasi
4) Keinginan untuk maju
c. Jenis-jenis Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar di kampus merupakan hal yang penting
setidaknya para mahasiswa memiliki motivasi untuk belajar karena kegiatan akan
berhasil baik apabila anak yang bersangkutan mempunyai motivasi yang kuat.
Sri Hapsari (2005 : 74) membagi motivasi membagi dua jenis yaitu
motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan mendefinisikan kedua jenis
motivasi itu sebagai berikut yaitu Motivasi instrinsik adalah bentuk dorongan
belajar yang datang dari dalam diri seseorang dan tidak perlu rangsangan dari luar.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan belajar yang datangnya dari luar
diri seseorang.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi terdiri dari dua
macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berkenaan dengan
kegiatan belajar motivasi instrinsik mempunyai sifat yang lebih penting karena
daya penggerak yang mendorong seseorang dalam belajar dari pada motivasi
ekstrinsik. Keinginan dan usaha belajar atas dasar inisiatif dirinya sendiri akan
membuahkan hasil belajar yang maksimal, sedang motivasi ekstrinsik yaitu
motivasi yang mendorong belajar itu timbul dari luar dirinya. Apabila keinginan
untuk belajar hanya dilandasi oleh dorongan dari luar dirinya maka keinginan
untuk belajar tersebut akan mudah hilang.
1) Motivasi Intrinsik
Menurut Singgih (2008 : 50), motivasi intrinsik merupakan dorongan
yang kuat berasal dari dalam diri seseorang. Sedangkan John W Santrock
(2003 : 476) mengatakan motivasi intrinsik adalah keinginan dari dalam diri
seseorang untuk menjadi kompeten, dan melakukan sesuatu demi usaha itu

sendiri. Thursan (2008 : 28) mengemukakan motif intrinsik adalah motif yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan motivasi
intrinsik adalah motivasi yang kuat berasal dari dalam diri individu tanpa
adanya pengaruh dari luar yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu kegiatan. Semakin kuat motivasi intrinsik yang dimiliki, semakin
memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan (Singgih, 2008
: 50).
Menurut Sri Hapsari (2005 : 74) motivasi Intrinsik pada umumnya
terkait dengan bakat dan faktor intelegensi dalam diri mahasiswa. Motivasi
intrinsik dapat muncul sebagai suatu karakter yang telah ada sejak seseorang
dilahirkan, sehingga motivasi tersebut merupakan bagian dari sifat yang
didorong oleh faktor endogen, faktor dunia dalam, dan sesuatu bawaan
(Singgih, 2008 : 50).
Menurut Thursam (2008 : 29), seorang siswa yang memiliki motivasi
intrinsik akan aktif belajar sendiri tanpa disuruh dosen maupun orang tua.
Motivasi intrinsik yang dimiliki mahasiswa dalam belajar akan lebik kuat lagi
apa bila memiliki motivasi eksrtrinsik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik
Menurut Sri Hapsari (2005 : 74) faktor yang mempengaruhi motivasi
intrinsik pada umumnya terkait denganfaktor intelegensi dan bakat dalam diri
mahasiswa. Sri Esti berpendapat, bahwa motivasi intrinsik dipengaruhi oleh
faktor pribadi seperti kepuasan.
Singgih (2008 : 50-51), mengemukakan bahwa motivasi intrinsik
dipengaruhi oleh faktor endogen, faktor konstitusi, faktor dunia dalam, sesuatu
bawaan, sesuatu yang telah ada yang diperoleh sejak dilahirkan. Selain itu,

motivasi intrinsik dapat diperoleh dari proses belajar. Seseorang yang meniru
tingkah orang lain, yang menghasilkan sesuatu yang menyenangkan secara
bertahap, maka dari proses tersebut terjadi proses internalisasi dari tingkah
laku yang ditiru tersebut sehingga menjadi kepribadian dari dirinya.
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor
yang mempengaruhi motivasi intrinsik antara lain :
a) keinginan diri
b) kepuasan
c) kebiasaan baik
d) kesadaran
2) motivasi ekstrinsik
Menurut Supandi (2011 : 61), motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
timbul manakala terdapat rangsangan dari luar individu. Menurut Thomas
(2010 : 39) motivasi ekstrinsi adalah motivasi penggerak atau pendorong dari
luar yang diberikan dari ketidak mampuan individu sendiri. Menurut Jhon W
Santrock (2003: 476) berpendapat, motivasi ekstrinsik adalah keinginan
mencapai sesuatu dengan tujuan untuk mendapatkan tujuan eksternal atau
mendapat hukuman eksternal.
John W Santrock (2003 : 476), motivasi ekstrinsik adalah keinginan
untuk mencapai sesuatu didorong karena ingin mendapatkan penghargaan
eksternal atau menghindari hukuman eksternal. Motivasi ekstrinsik adalah
dorongan untuk berprestasi yang diberikan oleh orang lain seperti semangat,
pujian dan nasehat dosen, orang tua, dan orang lain yang dicintai.
Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
motivasi ektrinsik dipengaruhi atau dirangsang dari luar individu. Faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik antara lain:
a) pujian
b) nasehat
c) semangat
d) hadiah

e) hukuman
f) meniru sesuatu
d. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi berhubungan erat dengan suatu tujuan. Dengan demikianmotivasi
dapat mempengaruhi adanya kegiatan. Dalam kaitannya dengan belajar motivasi
merupakan daya penggerak untuk melakukan belajar.
Sardiman AM (2003 : 85), mengemukakan bahwa motivasi mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1) Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi motivasi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak yang akan digerakkan.
2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang akan dicapai. Jadi
motivasi dapat memberi arah kegiatan yang harus dikerjakan agar sesuai
dengan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan yang harus dikerjakan
yang sesuai untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang
tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Ngalim purwanto (2006 : 70-71) berpendapat bahwa setiap motif itu
bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi
yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya sehingga motif itu sangat berguna
bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Guna atau fungsi dari motif-motif itu
adalah:
1) Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu
berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi
(kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
2) Motif itu menentukan arah perbuatan yakni ke arah perwujudan suatu
tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan darijalan yang

harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin
jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.
3) Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatanperbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan
itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai pendorong dan pengarah seseorang
atau mahasiswa pada aktifitas mereka dalam pencapaian tujuan belajar.

2. Prestasi Akademik
a. Pengertian Prestasi
Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi adalah To
overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well
and as quickly as possible Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi
hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik
dan secepat mungkin.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan
kegiatan. Menurut Bloom dalam Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar
dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi
merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau
periode tertentu.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,
baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan

tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan (Qohar,
2000).
Prestasi menyatakan hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan
sebagainya, dengan hasil yang menyenangkan hati dan diperoleh dengan jalan
keuletan kerja (Nasrun, 2000).
b. Pengertian Akademik
Kata akademik berasal dari bahasa Yunani yakni academos yang berarti
sebuah taman umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena. Sesudah itu, kata
acadomos berubah menjadi akademik, yaitu semacam tempat perguruan. Para
pengikut perguruan tersebut disebut academist, sedangkan perguruan semacam itu
disebut academia. Berdasarkan hal ini, inti dari pengertian akademik adalah
keadaan orang-orang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, ilmu
pengetahuan, dan sekaligus dapat mengujinya secara jujur, terbuka, dan leluasa
(Fadjar, 2002 : 5). Dapat dikatakan, secara umum pengertian akademik berarti
proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas atau dunia persekolahan.
Kegiatan akademik meliputi tugas-tugas yang dinyatakan dalam program
pembelajaran, diskusi, obesrvasi, dan pengerjaan tugas. Dalam satu kegiatan
akademik diperhitungkan tidak hanya kegiatan tatap muka yang terjadwal saja
tetapi juga kegiatan yang direncanakan (terstruktur) dan yang dilakukan secara
mandiri.
c. Pengertian Prestasi Akademik
Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, prestasi akademik dalam
penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai mahasiswa dalam proses

pembelajaran. Prestasi belajar merupakan salah satu bagian dari prestasi akademik
karena pengertian akademik sendiri merupakan proses pembelajaran didalamnya
yang meliputi kegiatan belajar, pemberian tugas dan evaluasi.
Prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah
laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan
tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan
bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan,
dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai
dengan menggunakan tes yang terstandar (Sobur, 2006).
Prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian
tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah
dilakukan oleh seseorang secara optimal (Setiawan, 2006).
Sejalan dengan pandangan di atas, Qohar, (2000) berpendapat bahwa
pengertian prestasi adalah hasil dari suatu yang telah dikerjakan, diciptakan, baik
secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak pernah dihasilkan tanpa suatu
usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan.
Prestasi akademik adalah perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku,
ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak
disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk
hasil proses tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan
keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat dinilai atau diukur dengan
menggunakan test yang terstandar (Sobur, 2006). Selain itu, prestasi akademik
adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang

suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan seseorang secara optimal
(Setiawan, 2000).
Secara umumnya, pencapaian akademik adalah penentu kepada taraf
pencapaian individu dalam sesuatu pemeriksaan yang standar. Pencapaian adalah
sebagai penyelesaian dan efisiensi yang diperoleh dalam sesuatu kemahiran,
pengetahuan atau kemajuan yang diperoleh secara alami yang tidak terlalu
bergantung kepada kecerdasan akal pikiran. Selain itu, prestasi akademik adalah
mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar (Azwar, 2002). Selanjutnya
dikemukakan, karena prestasi akademik tak lain dari hasil dari proses belajar,
maka prestasi akademik juga dimaknai sebagai prestasi belajar.
Menurut Azwar (2004) secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi
prestasi akademik seseorang, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi antara lain faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor fisik
berhubungan dengan kondisi fisik umum seperti penglihatan dan pendengaran.
Faktor psikologis menyangkut faktor-faktor non fisik, seperti minat, motivasi,
bakat, intelegensi, sikap dan kesehatan mental. Faktor eksternal meliputi faktor
fisik dan faktor sosial. Faktor fisik menyangkut kondisi tempat belajar, sarana dan
perlengkapan belajar, materi pelajaran dan kondisi lingkungan belajar. Faktor
sosial menyangkut dukungan sosial dan pengaruh budaya.
d. Ketentuan umum tentang Prestasi Akademik Mahasiswa
1) Keberhasilan mahasiswa menempuh suatu mata kuliah dan praktikum
diukur atas dasar sekurang kurangnya dua kali evaluasi. Yaitu satu kali
pada saat semester sedang berjalan (tengah semester) dan satu kali lagi
pada akhir semester.

2) Jenis evaluasi dan cara melakukannya disesuaikan dengan sifat mata


kuliah yang bersangkutan. Bila digunakan lebih dari satu jenis evaluasi,
maka data evaluasi keseluruhan disajikan dalam bentuk pembobotan, yang
harus mencerminkan ciri mata kuliah yang bersangkutan.
3) Penilaian hasil belajar mahasiswa dalam suatu mata kuliah dilaksanakan
pada akhir semester, dan sekurang-kurangnya merupakan gabungan dari
penilaian berikut :
a) Tugas (pekerjaan rumah, pembuatan makalah, referat, terjemahan).
b) Kuis (baik yang dipersiapkan maupun yang dadakan).
c) Laporan hasil praktikum, kerja lapangan, laboratorik.
d) Ujian Tengah Semester (UTS)
e) Ujian Praktikum/praktek.
f) Ujian Akhir Semester (UAS)
4) Nilai evaluasi akhir untuk setiap mata kuliah diberikan kepada mahasiswa
yang mempunyai jumlah kehadiran yang cukup dalam mata kuliah yang
bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu kehadiran dalam
praktikum harus 100%, sedangkan kehadiran dalam perkuliahan adalah
sebagai berikut :
a) >=80% : boleh mengikuti ujian
b) 75 84% : boleh mengikuti ujian dengan penugasan
c) <75% : tidak diperbolehkan mengikuti ujian
5) Apabila setelah mengikuti ujian ternyata mahasiswa memperoleh nilai D
atau E, maka kepada mahasiswa yang bersangkutan diberi kesempatan
untuk mengikuti ujian her.
6) Ujian her adalah ujian ulang tanpa proses bimbingan terlebih dahulu, yang
bertujuan untuk memperbaiki nilai teori/praktek yang tidak memenuhi
syarat untuk lulus. Ujian her hanya dilakukan pada Ujian Akhir Semester.
Mahasiswa berhak menerima ujian her sebanyak 1 kali dalam satu
semester untuk suatu mata kuliah.
e. Derajat Keberhasilan Akademik Mahasiswa

1) Derajat keberhasilan akademik mahasiswa dalam satu mata kuliah


dinyatakan dengan huruf mutu dan angka mutu (AM).
2) Skore
Nilai Angka Mutu
Nilai Huruf
80 100
4
A
68 79
3
B
56 67
2
C
45 55
1
D
0 44
0
E
3) Selain huruf mutu A, B, C, D, dan E terdapat huruf T dan K.
4) Huruf T (tidak lengkap) diberikan kepada mahasiswa yang belum
memenuhi sebagian penilaian yang ditetapkan.
5) Huruf K (kosong), diberikan bagi seluruh mata kuliah semester
bersangkutan dalam hal mahasiswa mengundurkan diri atas dasar alasan
yang dapat dibenarkan (sakit, kecelakaan, musibah yang memerlukan
perawatan lama). Huruf K tidak digunakan untuk penghitungan IP dan
IPK.
6) Derajat keberhasilan mahasiswa dalam satu semester dinyatakan dengan
Indeks Prestasi (IP). IP adalah angka yang menunjukkan prestasi atau
kemajuan belajar mahasiswa dalam satu semester. IP dihitung pada tiap
akhir semester. Rumus perhitungannya sebagai berikut :
IP = Jumlah (AMx SKS)
Jumlah SKS
7) Derajat keberhasilan mahasiswa dalam satu tahap pendidikan dinyatakan
dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IPK merupakan angka yang
menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif
mulai dari semester pertama sampai dengan semester paling akhir yang
telah ditempuh. IPK dihitung pada tiap akhir semester. Rumus
penghitungannya sebagai berikut :
IPK = Jumlah (AM x SKS) seluruh semester yang ditempuh
Jumlah SKS seluruh semester yang ditempuh

8) Setiap mata kuliah hanya diperhitungkan satu kali dalam perhitungan


IP/IPK, dan digunakan nilai keberhasilan tertinggi.
9) Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus pendidikan jika yang
bersangkutan mempunyai IPK tidak kurang dari 2,00.
f. Yudisium Kelulusan
1) Setiap lulusan diberi yudisium kelulusan berdasarkan pada suatu penilaian
akhir yang mencerminkan kinerja akademik yang bersangkutan selama
menjalani pendidikan.
2) Yudisium kelulusan diberikan dalam tiga jenjang yaitu jenjang tertinggi
dengan predikat cumlaude (dengan pujian), jenjang menengah dengan
predikat sangat memuaskan dan jenjang dibawahnya dengan predikat
memuaskan.
3) Pemberian yudisium kelulusan mengikuti ketentuan di bawah ini
a) Yudisium cumlaude (dengan pujian) diberikan kepada lulusan yang
memenuhi persaratan berikut :
(1) Menunjukkan penghayatan yangbaik tentang hakikat lulusan dan
norma norma masyarakat akademik.
(2) Menunjukkan derajat kemandirian akademik yang tinggi.
(3) Berhasil secara konsisten memelihara prestasi akademiknya pada
atau mendekati nilai tertinggi dengan skala penilaian yang berlaku
yaitu IPK lebih tinggi daripada 3,50.
b) Yudisium sangat memuaskan diberikan kepada lulusan yang
memenuhi persyaratan berikut :
(1) Menunjukkan penghayatan yang cukup tentang hakikat dan
norma-norma masyarakat akademik.
(2) Berhasil mencapai prestasi akademik dengan IPK antara
2,76 3,50.
c) Yudisium memuaskan diberikan kepada lulusan yang memiliki IPK
2,00 2,75.

B. Kerangka Konsep
Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah mahasiswa
akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar serta

tekun dalam proses belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar mahasiswa
dapat diwujudkan. Mahasiswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi
yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal itu disebabkan
karena ada tiga fungsi motivasi yaitu, mendorong manusia untuk berbuat dan
melakukan

aktivitas,

menentukan

arah

perbuatannya,

serta

menyeleksi

perbuatannya. Sehingga perbuatan mahasiswa senantiasa selaras dengan tujuan


belajar yang akandicapainya.
Dalam hal proses belajar mengajar, motivasi sangat menetukan prestasi
belajar. Bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan oleh dosen, namun
jika motivasi belajar mahasiswa kurang atau tidak ada, maka mahasiswa tidak
akan belajar dan akibatnya prestasi belajarnya pun tidak akan tercapai. Sehingga
boleh jadi mahasiswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal
karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat
motivasi yang tepat.
INPUT

Gambar 1.1. Kerangka Konsep


PROSES

Faktor
Internal
Motivasi

PBM

Belajar

OUTPUT

Prestasi
Akademik

C. Faktor
Hipotesis Penelitian
Eksternal

Hipotesis adalah pernyataan sementara tentang hubungan yang diharapkan

antara dua variable atau lebih.


Hipotesis yang ditegakkan oleh peneli dalam penelitian ini adalah ada
hubungan yang positif antara motivasi belajar dan prestasi akademik mahasiswa
di Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.

Anda mungkin juga menyukai