Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN


KEBUTUHAN NUTRISI
Diajukan dalam rangka memenuhi salah-satu tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah I

Disusun oleh : kelompok 10


Kelas 2B
1.
2.
3.

Nisa Siti Nuraisah


Nisrina Yumna Wardani
Nita Rahmawati

(34403515094)
(34403515095)
(34403515096)

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD )
Jalan Raya Gede Raya No.19.Telp. (0263) Fax.270953 cianjur 43216
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan
judul Tindakan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi yang disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I.
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan
makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait,
baik secara moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak
lupa pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen
yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami
membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan
datang. Akhir kata, besar harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Cianjur, 28 November 2016

Penyusun,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................2
D. Sistematika Penulisan .............................................................................2
BAB II : TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN
NUTRISI ............................................................................................................3
A. Konsep Dasar Nutrisi .............................................................................3
1. Faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi................................3
2. Masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi..............3
3. Tindakan pemenuhan kebutuhan nutrisi ...........................................5
B. Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi ...............................................6
1. Pemasangan Selang NGT..................................................................6
2. Pemberian Makan Lewat Selang NGT .............................................13
BAB III : PENUTUP.........................................................................................18
A. Kesimpulan ............................................................................................18
B. Saran .......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................19

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan
tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel
yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh.
Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme
(pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme
tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan
metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang
menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.
Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan
fital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk
bagi tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang
menyebabkan penyakit dikemudian hari. Nutrisi sangat bermanfaat bagi
tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh
kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk oleh karena
itu kita harus memperbanyak nutrisi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa penegertian dari nutrisi?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi?
3. Apa saja masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi?
4. Bagaimana tindakan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui konsep dasar
nutrisi dan tindakan pemenuhan nutrisi.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian nutrisi.
b. Untuk memahami faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
nutrisi.
c. Untuk mengetahui masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi.
d. Untuk mengetahui tindakan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

D. Sistematika Penulisan
Agar makalah ini dapat dipahami pembaca, maka penulis membuat
sistematika penulisan makalah sebagai berikut :
Bab 1 pendahuluan: terdiri dari latar belakang , rumusan masalah, tujuan
penulisan , dan sistematika penulisan.
Bab ii pembahasan: terdiri dari pembahasan tentang tindakan keperawatan
gangguan

kebutuhan

nutrisi,

konsep

dasar

nutrisi,

Faktor

Yang

Mempengaruhi Pemenuhan Nutrisi, Masalah yang Timbul dalam Pemenuhan


Kebutuhan Nutrisi , dan tindakan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Bab iii penutup: terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
A. Konsep Dasar Nutrisi
1. Definisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan
kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap
organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energy.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Nutrisi


a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi
tinggi dapat mempengaruhi gizi seseorang.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu dapat mempengaruhi status gizi.

d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian
yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya di
bandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
f. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah
dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun
energy basal relative konstan.
g. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di
bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg
BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
h. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar
pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga
menjadi lebih besar.
i. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia
(kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena

efek

samping obat.
j. Faktor Psikologis seperti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan
persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat.

Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis.
Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
k. Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi
pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol
daripada makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ
gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat
menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan
zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam
intestine.

3. Masalah yang Timbul dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan
dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi,
Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan
akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah
asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala
umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang

cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan


otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa,
konjungtiva dan lain- lain.
e. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
B. Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1. Pemasangan Selang Nasogastrik
a.

Definisi
Memasukkan selang berlubang ke dalam lambung lewat nasofaring.

b.

Tujuan
1) Dekompresi lambung (mengeluarkan cairan dan gas)
2) Mencegah atau meredakan mual dan muntah pasca-operasi atau
trauma dengan cara mendekompresi lambung.
3) Menentukan jumlah tekanan dan aktivitas motorik saluran
pencernaan (tujuan diagnostik)
4) Mencuci lambung (mengirigasi lambung pada kasus perdarahan
aktif atau keracunan)
6

5) Mendapatkan

bahan

(bahan

lambung)

untuk

pemeriksaan

laboratorium.
6) Memberikan obat
7) Memberi makan (memberi makan langsung ke dalam lambug)
c.

Perangkat alat
Sebuah nampan berisi:
1) Nampan ginjal-2
2) Perlak dan handuk
3) Kapas usap
4) NaCl
5) Selang levine atau selang ryles ukuran 8-12 Fr
6) Pelumas yang larut dalam air seperti gliserin atau parafin cair
7) Plester dan gunting
8) Potongan kasa
9) Spuit bersih ukuran 10-20 ml
10) Gelas ukur atau gelas minum yang sudah ditandai
11) Mangkuk berisis air
12) Klem untuk menjepit selang nasogastrik
13) Peralatan pengisap(opsional)
14) Senter pena/senter
15) Spatula
16) Gelas air

d.

Prosedur
Tindakan Keperawatan
1. Identifikasi pasien

Rasionalisasi
Membantu

menentukan

ukuran selang nasogastrik


yang sesuai untuk pasien
2. Periksa intruksi dokter untuk
perhatian khusus seperti posisi
atau pergerakan tertentu.
3. Pastikan tingkat kesadaran dan Menghindari
kemampuan

untuk

mengikuti aspirasi cairan

resiko

instruksi
4. Pastikan
untuk

kemampuan

mempertahankan

yang

diinginkan

pasien Memudahkan pemasukkan


posisi selang
selama

memasukkan selang.
5. Periksa riwayat medis pasien Mungkin

memerlukan

apakah ada lesi masal, polip perubahan rute pemberian


berdarah atau deviasi septum nutrisi,
nasal

misalnya:

memasukkan

secara

orogastrik
6. Cuci tangan

Mencegah infeksi

7. Jelaskan prosedurnya pada pasien

Mengurangi

kecemasan

dan membantu pasien agar


dapat

bekerjasama

saat

memasukan selang.
8. Posisikan

pasien

pada

posisi Memudahkan pemasukan

fowler tinggi (pasien koma pada selang dan mengurangi


posisi semi fowler )

risiko aspirasi .

9. Letakkan perlak dan handuk di Mencegah agar pakaian


atas dada.

pasie tidak kotor.

10. Ukur panjang selang ,yaitu dari Panjang

yang

diukur

ujung hidung ke ujung daun merupakan perkiraan jarak


telinga dan ke ujung prosesus dari hidung ke lambung
xiphoideus dan tandai dengan (

untuk

memasukkan

pita. Untuk intubasi orogastrik, sampai ke duodenum atau


selang diukur dari bibir ke ujung jejunum
prosesus xiphoideus sternum.

tambahkan

sampai 30cm ).

20

11. Potong plester sepanjang 10 cm


dan siapkan untuk memfiksasi
selang.
12. Pakai sarung tangan.

Mencegah

kontaminasi

akibat sekret.
13. Lumasi

ujung

selang

sekitar Pelumasan

dengan pelumas yang larut dalam mengurangi


air,

akan
gesekan

dengan

menggunakan antara membran mukosa

potongan kasa.

dan selang. Pemulas yang


larut

dalam

ait

akan

mudah larut bila secara


tidak

sengaja

masuk

kedalam paru-paru.

14. Masukan selang lewat lubang

Kontur

hidung ke bagian belakang

memudahkan

tenggorokan, dengan

selang.

alami
lewatnya

mengarahkan ke belakang dan ke


bawah menuju telinga

15. Fleksikan kepala pasien ke arah Mengurangi

resiko

dada setelah selang melewati masuknya selang ke dalam

nasofaring.

trakea.

16. Intruksikan pasien untuk menelan Memudahkan

lewatnya

dengan memberikan seteguk air selang. Proses menelan


bila memungkinkan.

akan membuat epiglotis


menutup

trakea

memudahkan

dan

lewatnya

selang kedalam esofagus.

17. Dorong selang 7-10 cm setiap Mengurangi rasa nyaman


kali

pasien

menelan

sampai dan trauma.

panjang yang diinginkan sudah


masuk semua. jangan memaksa
masuk selang. Bila ada tahanan Selang dapat melingkar
atau pasien mulai muntah, batuk, atau tertekuk diorofaring
tersedak, atau menjadi sianosis, atau trakea
berhenti mendorong selang dan
tarik kembali selang. Periksa
posisi

selang

belakang

pada

bagian

tenggorokan

dengan

menggunakan spatula dan senter.


18. Bila ada tanda stres seperti Selang mungkin masuk ke
kesulitan bernafas, batuk, atau trakea
sianosis, tarik kembali selang
sedikit dan periksa apakah stres
pasien sudah hilang atau belum.
Bila

sudah

hilang,

dorong

kembali selang beberapa detik


dan

kemudian.

kembali

Jika

mengalami

gangguan

pernafasan cabut selang.

10

pasien

19. Lakuan

salah

satu

tindakan

a. Adanya

bahan

berikut untuk memeriksa posisi

yang

transpirasi

selang :

menandakan

a. Aspirasi cairan lambung dan

bahwa

selang

cek PH dengan menggunakan

berada

dalam

kertas litmus bila ada.

lambung.
b. Gelembung udara
yang

terus-

menerus
menandakan
bahwa

selang

berada

dalam

saluran
pernapasan.
c. Pasien tidak dapat
b. Letakan ujung selang didalam
mangkuk berisi air untuk
melihat

apakah

ada

gelembung udara yang terus


menerus dalam air atau tidak.
c. Intruksikan

pasien

untuk

berbicara.
d. Dapat dibuat foto rontegen.

20. Fiksasi selang dan plester jangan


sampai menekan hidung
Gunakan plester 10cm, belah
salah satu ujungnya (rekatkan
ujung plester yang utuh pada
batang

hidung.

Rekatkan

ke

ujung yang lain mengelilingi

11

berbicara

bila

selang

berada

dalam

saluran

pernapasan.

selang).

21. Rekatkan ujung selang ke jubah Mengurangi gesekan pada


pasien

hidung

ketika

pasien

bergerak.
22. Buat

pasien

diatas

merasa

ranjang

dan

nyaman Memberikan kenyamanan


berikan dan

menjaga

keutuhan

perawatan higyene oral setiap 4-6 membran mukosa oral.


jam.
23. Buang sampah bersih dan simpan
kembali

alat

yang

dapat

digunakan kembali.
24. Lepaskan sarung tangan

Mengurangi

tranmisi

organisme
25. Catat

jenis

selang

tang Catat

prosedur

secara

digunakan, aspirat yang keluar, tepat .


dan toleransi pasien.

e.

Perhatian khusus
Memasukkan udara ke dalam selang yang kemudian diikuti oleh
auskultasi, sudah tidak dapat lagi dipercaya untuk menentukan letak
selang, karena bunyi yang dihantarkan oleh insuflasi dapat
dihantarkan dari rongga pleura ke perut atas sehingga memberikan
penilaian yang salah terkait posisi selang.

12

2. Pemberian makan lewat selang nasogastrik


a. Definisi
Pemberian makan secara langsung ke dalam lambung lewat selang
yang dimasukkan ke dalam lambung melalui hidung (nasogastrik) atau
mulut (orogastrik).
b. Tujuan
1) Memberikan nutrisi yang adekuat kepada pasien yang tidak dapat
makan sendiri.
2) Memberikan obat
3) Memberikan nutrisi kepada pasien yang tidak dapat diberi makan
lewat mulut, misalnya operasi rongga mulut, keadaan tidak
sadar/koma.
c. Indikasi
1) Cedera kepala dan leher
2) Koma
3) Obstruksi esofagus/ orofaring
4) Anoreksia nervosa berat.
5) Episode aspirasi berulang.
6) Peningkatan kebutuhan metabolik luka bakar, kanker, dll.
7) Intake oral yang sulit.
d. Perangkat alat
1) Makanan formula
2) Wadah ukur
3) Spuit besar (30-60 ml)
4) Air dalam wadah
5) Stetoskop
6) Nampan ginjal
7) Handuk
8) Sarung tangan bersih

13

e. Prosedur
Tindakan keperawatan

Rasionalisasi

1. Identifikasi pasien dan jelaskan Penjelasan yang benar akan


prosedurnya

pada

pasien menghilangkan

kecemasan

bahwa proses memberi makan dan memastikan kerja sama


tersebut akan memakan waktu dari

pasien.

Penjelasan

sekitar 10-20 menit. Jelaskan diberikan pula pada pasien


pula bahwa pasien akan merasa yang koma a/ tidak sadar,
penuh setelah selesai makan.

karena

mereka

masih

bisa

mungkin
mendengar

intruksi.
2. Periksa

apakah

ada

alergi Pemeriksaan yang benar akan

makan, waktu makan terakhir, mencegah resiko komplikasi .


bising

usus

dan

hasil

pemeriksaan laboratorium.
3. Letakkan

wadah

berisi Menghangatkan cairan yang

makanan dalam air hangat.

akan diberikan pada pasien.

4. Bantu pasien untuk berada Posisi fowler meningkatkan


dalam posisi fowler (35-45 aliran
derajat)

gravitasi

makanan

melalui selang dan mencegah


aspirasi.

5. Cuci tangan

Mengurangi resiko transisi


mikroorganisme

6. Buka handuk dan perlak dia Melindungi pasien dan seprai


atas dada pasien.
7. Pakai

sarung

agar tidak kotor.


tangan

dan

tempelkan spuit pada selang


nasogastrik
8. Aspirasi isi lambung bila ada Bila
keraguan

terhadap

sisa

posisi melebihi

selang. beritahukan dokter dan pemberian

isi
100

lambung
ml

makan

untuk
secara

dapatkan intruksi untuk photo intermitten atau lebih dari 1,5

14

rontgen.

kali laju per jam

untuk

pemberian

secara

makan

kontinyu, tunda pemberian


makan dan beritahu dokter.

9. Jika sisa isi lambung berada Mengembalikan isi lambung


dalam batas normal dan posisi ke dalam lambung mencegah
selang

sudah

dipastikan, terjadinya ketidakseimbangn

kembalikan isi lambung ke cairan dan elektrolit.


dalam

lambung

menggunakan

dengan

spuit

yang

menggunakan daya gravitasi


untuk mengatur aliran.
10. Bila

posisi

dipastikan

selang
dalam

sudah Mencubit

tekanan

selang

lambung, makan akan mencegah udara

cubit tekanan selang makan memasuki

lambung

dan

dan pasang tabung spuit makan menyebabkan kembung


ke selang.
11. Isi tabung spuit dengan air dan Air membersihkan selang dan
biarkan cairan mengalir masuk kecepatan
akibat daya gravitasi, dengan dengan

aliran
menaikkan

diatur
atau

meninggikan tabung di atas menurunkan spuit.


kepala pasien.
12. Tuangkan
tabung

makanan

spuit

dan

dalam Mencegah udara memasuki


biarkan selang.

mengalir akibat daya gravitasi.


Teruskan menuang makanan/
formula ke dalam tabung bila
sudah kosong. Cubit tekanan
selang kapanpun diperlukan
untuk

menghentikan

ketika sedang menuang.

15

aliran

13. Setelah

selesai

memberi Mencegah sumbatan selang

makan, bila selang dengan makan.


paling sedikit 30 ml air putih.
14. Setelah selang sudah selesai Mencegah kebocoran
dibilas, tutup ujung selang.
15. Bilas peralatan dengan air Mencegah
hangat dan keringkan.

pertumbuhan

bakteri.

16. Tetap naikkna kepala ranjang Mencegah aspirasi.


selama 30-60 menit setelah
selesai makan.
17. Cuci tangan.

Mengurangi resiko transmisi


mikrooraganisme.

18. Catat

jenis

dan

makanan,

jumlah

diberikan

dan

jumlah
air

yang

toleransi

pemberian makan.
19. Pantau

suara

nafas,

bising Mengevaluasi efek aspirasi

usus, distensi lambung, diare, pada saluran pencernaan dan


konstipasi serta masukan dan efek terapi dari pemberian
keluaran.
20. Instruksikan

makan.
pasien

untuk Dapat

mengindikasikan

memberitahu perawat jika ia intoleransi pemberian makan.


merasa kenyang, mual, atau

16

muntah.

f. Perhatian khusus
1) Pada beberapa keadaan, pemberian makan secara intermitten/
berkelanjutan dalam bentuk larutan memerlukan tiang intravena
dan pengaturan kecepatan pemberian oleh regulator kecepatan.
2) Metode selang pemindahan dapat digunakan untuk memberikan
cairan jernih. Hal ini dilakukan dengan mencelupkan ujung selang
dalam makanan, dengan menjaga jangan sampai udara memasuki
selang kemudian meninggikan wadah 30 cm di atas kepala pasien
dan pantau aliran cairan.
3) Ganti selang nasogastrik sesuai peraturan institusi.
4) Ganti peralatan setiap 24 jam atau menurut peraturan institusi.

17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia
yang sangatpenting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber
energy untuk segalaaktivitas dalam sistem tubuh. Jumlah dari seluruh
interaksi antara organisme danmakanan yang dikonsumsinya. Tujuan dari
pemasangan NGT adalah agar kebutuhannutrisipasien terpenuhi. Prosedur
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang sakit yangtudak mampu secara
mandiri

dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinyamelalui

oral(mulut), enteral ( pipa lambung ), Parenteral.


B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah yang akan datang.

18

DAFTAR PUSTAKA
Jacob, Annamma, dkk. 2014. Buku Ajar Clinical Nursing Procedures jilid satu.
Tangerang Selatan: Bina Rupa Aksara Publisher.
Hidayat, Azis Alimul, S.kp. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia ( Buku Saku
Praktikum ). Edisi Revisi. Jakarta: Buku kedokteran EGC.
http://www.mitrahomecare.com/2013/04/prosedur-tindakan-memberikanmakanan.html (diakses pada 15 November 2016)

19

Anda mungkin juga menyukai