Rangkaian kata indah penuh makna berjejer penuhi selembar kertas putih.
Bukan sebagai noda
melainkan cerita indah. Gundah gulana dan suka ria bertumpah ruah di dalamnya. Dengan telaten, tangan menulis satu per satu abjad hingga menghasilkan karya yang luar biasa untuknya. Teruntuknya yang kini tengah menjalin asamara bersama gadis usia sebaya. Tak cukup berat menerima kenyataan seperti itu. Sudah biasa bagiku justru dari kisah merekalah banyak memberiku inspirasi di setiap waktu. Sejuta harapan terbayang jauh di masa depan. Meski tiada kenyataan yang sesuai keinginan. Sedari masa sekolah ku sudah kagum padanya. Kekaguman yang amat sangat luar biasa hingga tak lagi terlihat kekurangan dalam dirinya. Sungguh sempurna bak merpati putih yang terbang dengan kepakan sayap seirama. Tiada puas ku melihat setiap kali berjumpa. Bibir tak sanggup menyapa juga tangan tak mampu melambai. Seketika itu hati bergetar hebat membuatku terpaku. Lirikan mata yang sungguh tajam ditambah aura berkarisma menjadi daya tarik tersendiri. Pantas saja banyak yang mengharap akan dirinya. Sebagai gadis biasa, hanya bisa kupendam dalamdalam pengharapanku untuknya. Keberanian akan pengucapan bukan bagian dalam diri. Namun tekad semakin kuat setiap saat. Selalu ada semangat untuk raih semua keinginan hati. Perasaan iri jelas adanya. Sampai pernah hingga ku merasa sesak dalam dada. Tiada hak atas semua perasaan yang kurasa. Sering kali seolah hati bertengkar hebat juga sesaat diam tak berucap. Satu keyakinan memaksaku untuk bertahan meski terkadang merasa tak sanggup harus menerima begitu banyak tempaan. Pertahanan hati tak semudah mempertahankan diri. Dikala terdapat luka goresan akan terlihat dan mudah untuk diobati. Namun ketika hati yang terluka, siapa yang mau untuk bertindak dan siapa pula yang peduli? Karena semua itu tak terlihat jauh di dasar nurani. Hanya diri sendiri yang mampu mengatasi. Sebesar apapun luka hati, tiada insan yang mampu untuk mengerti. Sebenarnya semua ini hanyalah perjuangan sederhana tapi tidak sembarang orang bisa melakukannya. Kosekuensi akan akan hati menjadikan nilai lebih bagi siapapun yang berhasil mencapai tujuan. Tak hanya itu, kepuasan juga kebanggan bagai medali perlombaan. Bukan berebut kekuasaan, bukan pula perusak hubungan orang namun semua ini masalah kekuatan. Kuat akan segala macam cibiran, olokan bahkan makian menyakitkan. Pandangan sebelah mata pun menjadi salah satu yang harus dihadapi dari sekian banyak bahan ujian. Disaat seperti itu, hati seolah membeku tiada peduli dengan pendapat orang. Meski hati terus menangis tiada henti, kesempurnaan akan bayangnya berhasil menutupi. Betapa besar harapku padanya. Hingga selalu terinspirasi di setiap hari. Perasaan dalam diri yang tak pernah ia ketahui saat ini atau mungkin nanti. Dan entah sampai kapan pengharapanku selalu tertuju padanya. Padahal ku paham betul sama sekali ia tak menganggapku bahkan tak menggenalku. Jalinan pertemanan pun kupikir tiada antara aku dan dirinya. Terkadang ku terbayang akan perasaan. Apa yang sedang ia rasakan ketika ku merindukan? Terganggukah, kagumkah atau malah tiada pernah ia rasa? Pertanyaan konyol penuhi benakku yang pada akhirnya hati harus menanggung rasa akan angan semata. Malam ini terasa begitu sunyi. Kupejamkan mata dan berharap ia datang dalam mimpi. Meski tak ada dalam nyata setidaknya mampu untukku bersamanya hari ini. Sekali saja sudah cukup bagiku. Beribu kegembiraan akan datang padaku ketika itu. Lagi-lagi khayalanku melambung tinggi akan sosoknya yang selalu terekam dalam memori. Seketika kerinduan penuhi ruang hati. Bagaimana ia melewati hari-hari? Bersama siapakan ia menceritakan isi hati? Mustahil bila ia sama sepertiku yang hanya bisa terdiam di relung terdalam. Waktu yang tepat untukku meluapkan rasa rindu di atas kertas putih bergariskan warrna merah hati. Sungguh warna yang melambangakan ketulusan. Senyuman seringkali terlontar dari bibirku tanpa kusadari. Sembari kugoreskan tinta hitam, kembali bayangku melambug jauh ke awan. Cukup tinggi memang, hingga akhirnya tercipta satu cerita mendalam dengan penuh kejujuran.