Analgetika PDF
Analgetika PDF
DISUSUN OLEH :
Ahmad piki
Della jenisa
Evilianti
Lisna
Oktarina dewi
Rio renaldi
Sri putri andini
Zie-zie mutia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai-hambanya yang berada di jalanNya.
Terimakasih sebelum dan sesudahnya kepada semua pihak yang telah banyak
membimbing, menasehati penulis dalam bersikap yang baik dalam menuntut ilmu dan
memberikan banyak pengajaran dalam menyelesaikan tugas yang beliau berikan kepada
penulis selama ini dan orang tua yang telah memberikan motivasi untuk dapat lebih semangat
dalam meraih cita-cita yang diinginkan oleh penulis serta teman-temans ekalian yang tela
hmembantu baik bantuan moril maupun materil, sehingga makalah ini dapa tterselesaikan
dalam waktu yang di tentukan.
Penulis menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangan, baik dari segi bahasa maupun dalam
pengkonsolidasian kepada dosen sertateman-teman sekalian, yang kadang kalaanya menuruti
egois pribadi, untuk itu besar harapan penulis jika ada kritik dan saran yang membangun
untuk lebih menyempurnakan makalah ini di lain waktu, agar pengembangan tata bahasa
penulis lebih baik lagi dan juga hal-hal yang diangkat dalam menyelesaikan makalah ini tidak
secara gegabah ataupun egois semata.
Harapan paling besar dari penyusunan makalah ini adalah, mudah-mudahan apa yang
penulis susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman serta orang lain yang ingin
membaca dan menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan
dalam menambah referensi yang telah ada dan dapat memberikan manfaat bagi yang
membaca untuk dapat menjadi acuan bahan diskusi dan dapat mengembangkan kreatifitas
bagi mahasiswa.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
A. Latarbelakang ...................................................................................................... 4
B. Identifikasimasalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................ 5
BAB III. PENUTUP .......................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 21
B. Saran ...................................................................................................................... 21
BAB IV. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Analgetika (Obat Penghilang rasa nyeri) ialah obat yang digunakan untuk
mengurangi/ menekan rasa sakit, misalnya rasa sakit kepala, otot, perut, gigi dan
sebagainya. Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh. Antispasmodik
adalah obat yang membantu mengurangi atau menghentikan kejang otot di usus. Analgetik
dapat meringankan rasa nyeri Tanpa menghilangkan kesadaran penderita. Karena khasiat
dari obat analgetika ini dapat mengurangi rasa sakit/ nyeri, maka obat analgetika ini
menjadi sangat populer dan disenangi oleh masyarakat, meskipun tidak dapat
menyembuhkan/menghilangkan penyakit dari penyebabnya.
Obat analgetik,antipiretik,dan antispasmodik merupakan suatu kelompok obat yang
heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia.Walaupun demikian, obatobat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping.
Karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai sifat-sifat dari obat golongan
analgetik,baik dari struktur kimianya, pengaruh terhadap lingkungan maupun cara
pembuatan obat itu sendiri.
B. Identifikasi maslaah
Bagaimana struktur kimia dari senyawa obat analgetika?
Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap senyawa-senyawa obat analgetika?
Bagaimana sifat obat golongan analgetika?
Bagaimana cara pembuatan obat golongan analgetika?
C. Tujuan
Mengetahui sifat-sifat obat, struktrur kimia,pengaruh lingkungan,dan cara pembuatan
obat-obat analgetika
Mempelajari macam-macam senyawa obat analgetika
Mempermudah mahasiswa dalam mengenal senyawa-senyawa obat anlalgetika
BAB II
PEMBAHASAN
Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem syaraf pusat secara selektif,
digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgetika bekerja
dengan meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit.Rasa nyeri dalam kebanyakan hal
hanya merupakan suatu gejala, yang fungsinya adalah melindungi dan memberikan tanda
bahaya tentang adanya gangguan-gangguan di dalam tubuh,seperti peradangan (rematik,
encok), infeksi-infeksi kuman atau kejang-kejang otot. Penyebab rasa nyeri adalah
rangsangan-rangsangan mekanis, fisik, atau kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakankerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator
nyeri yang letaknya pada ujung-ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir, atau jaringanjaringan (organ-organ) lain. Dari tempat ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf sensoris
keSistem Saraf Pusat (SSP) melalui sumsum tulang belakang ke thalamus dan kemudian ke
pusatnyeri di dalam otak besar, dimana rangsangan dirasakan sebagai nyeri.
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri timbul bila ada jaringan
tubuh yang rusak, dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara
memindahkan stimulus nyeri. Dengan kata lain, nyeri pada umumnya terjadi akibat adanya
kerusakan jaringan yang nyata.
Menurut Torrance & Serginson (1997), ada tiga jenis sel saraf dalam proses penghantaran
nyeri yaitu sel syaraf aferen atau neuron sensori, serabut konektor atau interneuron, dan sel
saraf eferen atau neuron motorik. Sel-sel syaraf ini mempunyai reseptor pada ujungnya yang
menyebabkan impuls nyeri dihantarkan ke sum-sum tulang belakang dan otak.Reseptorreseptor ini sangat khusus dan memulai impuls yang merespon perubahan fisik dan kimia
tubuh.Reseptor-reseptor yang berespon terhadap stimulus nyeri disebut nosiseptor.Mediator
nyeri antara lain mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor
nyeri di ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa, dan jarigan lainnya. Nociceptor ini terdapat
diseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di system saraf pusat.Dari sini rangsangan
disalurkan ke otak melalui jaringan yang hebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sinaps yang
amat banyak melalui sum-sum tulang belakang, sum-sum tulang lanjutan dan otak
tengah.Dari thalamus impuls diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls
dirasakan sebagai nyeri.Stimulus pada jaringan akan merangsang nosiseptor melepaskan zatzat kimia, yang terdiri dari prostaglandin, histamin, bradikinin, leukotrien, substansi p, dan
enzim proteolitik. Zat-zat kimia ini akan mensensitasi ujung syaraf dan menyampaikan
impuls ke otak (Torrance & Serginson, 1997).
Daya penghilang rasa nyeri morfin jauh lebih besar dari pada codeina. Sifat
analgetika dari morfina berdasarkan penekanannya pada susunan saraf sentral yang
disertai dengan perasaan nyaman, menghambat pernafasan dan dapat menyembuhkan
batuk.
Penggunaannya; Untuk mengobati rasa sakit yang tidak dapat disembuhkan dengan
analgetika antipiretika, misalnya pada kanker, menahan rasa sakit pada waktu operasi
dan sebagainya.
Kerja ikutannya; dapat mengakibatkan sembelit yang hebat, perasaan mual dan
muntah muntah, alergi (gatal gatal) dan yang terutama adalah mengakibatkan
gatal gatal.
Morfina tak boleh diberikan kepada penderita radang hati atau asma, karena
morfina menekan pusat pernafasan. Juga tak boleh diberikan kepada bayi. Pemberian
morfina kepada orang tua dan anak anak harus hati hati, sebab mereka sangat
peka.
Morfin tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi dapat diabsorsi melalui kulit luka.
Morfin dapat diabsorpsi usus, tetapi efek analgesik setelah pemberian oral jauh lebih
rendah daripada efek analgesik yang timbul setelah pemberian parenteral dengan
dosis yang sama. Setelah pemberian dosis tunggal, sebagian morfin mengalami
konyugasi dengan asam glukoronat di hepar, sebagian dikeluarkan dalam hasil
ekskresi.Morfin yang terkonyugasi ditemukan dalam empedu.Sebagian yang sangat
kecil dikeluarkan bersama cairan lambung.
b. Metadone
Mempunyai efek analgesik mirip morfin, tetapi tidak begitu menimbulkan efek
sedatif. Dieliminasi dari tubuh lebih lambat dari morfin (waktu paruhnya 25 jam) dan gejala
withdrawal-nya tak sehebat morfin, tetapi terjadi dalam jangka waktu lebih lama.
Diberikan secara per oral, injeksi IM, dan SC.Diindikasikan untuk analgesik pada nyeri hebat,
dan juga digunakan untuk mengobati keterganungan heroin.
c. Meperidin (petidin)
Menimbulkan efek analgesik, efek euforia, efek sedatif, efek depresi nafas dan efek samping lain
seperti morfin, kecuali konstipasi.Efek analgesiknya muncul lebih cepat daripada morfin, tetapi durasi
kerjanya lebih singkat, hanya 2-4 jam.Diindikasikan untuk obat praoperatif pada waktu anestesi dan
untuk analgesik pada persalinan.
d. Fentanil
Merupakan opioid sintetik, dengan efek analgesik 80x lebih kuat dari morfin, tetapi depresi
nafas lebih jarang terjadi.Diberikan secara injeksi IV, dengan waktu paruh hanya 4 jam dan
dapat digunakan sebagai obat praoperatif saat anestesi.
Efek analgesik
Morfin
Metadon
Indikasi
Diindikasikan untuk
nyeri berat yang tak
bisa
dikurangi
dengan
analgesik
non-opioid atau obat
analgesik opioid lain
yang lebih lemah
efeknya.
Diindikasikan untuk
analgesik pada nyeri
hebat,
dan
juga
digunakan
untuk
mengobati
keterganungan
heroin.
10
Meperidin
(petidin)
Fentanil
Menimbulkan
efek
analgesik, efek euforia, efek
sedatif, efek depresi nafas
dan efek samping lain
seperti
morfin,
kecuali
konstipasi.
Merupakan opioid sintetik,
dengan efek analgesik 80x
lebih kuat dari morfin, tetapi
depresi nafas lebih jarang
terjadi.
Efek
analgesiknya
muncul lebih cepat
daripada
morfin,
tetapi durasi kerjanya
lebih singkat, hanya
2-4 jam.
Diberikan
secara
injeksi IV, dengan
waktu paruh hanya 4
jam
dan
dapat
digunakan sebagai
obat praoperatif saat
anestesi.
Diindikasikan untuk
obat praoperatif pada
waktu anestesi dan
untuk analgesik pada
persalinan.
biosintesis prostaglandin.Kerjanya
11
b. Salisilamid
Salisilamid adalah amida asam salisilat yang memperlihatkan efek analgesic dan
antipiretik mirip asetosal, walaupun dalam badan salisilamid tidak diubah menjadi
salisilat.Efek anlgesik antipiretik salisilamid lebih lemah daripada salisilat, karena
salisilamid dalam mukosa usus mengalami metabolism lintas pertama, sehingga
hanya sebagian salisilamid yang diberikan masuk sirkulasi sebagai zat aktif.Obat ini
mudah diabsorpsi usus dan cepat didistribusi ke jaringan. Obat inimenghambat
glukoronidasi obat anlagesik lain di hati misalnya Na salisilat dan asetaminofen,
sehingga pemberian bersama dapat meningkatkan efek terapi dan toksisitas obat
tersebut. Salisilamida adalah turunan dari asam salisilat, sering dikombinasi dengan
parasetamol dan kofeina. Merupakan analgetika yang daya kerjanya kurang kuat bila
dibandingkan dengan asetosal, tetapi banyak dipakai karena sifatnya tidak terlalu
asam, sehingga tidak menimbulkan radang dan pendarahan pada lambung.Dosis;
dewasa (oral 3 X sehari 500 mg)
c. Diflunisial
Obat ini merupakan derivate difluorofenil dari asam salisilat, tetapi dalam tubuh
tidak diubah menjadi asam salisilat.Bersifat analgesic dan anti-inflamasi tetapi
hampir tidak bersifat antipiretik.Obat ini juga berperan dalam penghambatan
prostaglandin melalui penghambatan enzim COX.
ini
berguna
untuk
nyeri
ringan
sampai
sedang
seperti
nyeri
kepala,mialgia,nyeri pasca persalinan dan keadaan lain. Efek samping kadangkadang timbul peningkatan ringan enzim hati.
12
Farmakodinamik
Efek analgesic paracetamol serupa dengan salisilat, yaitu menghilangkan atau
mengurangi nyeri ringan sampai sedang.Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan
mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.Efek
antiimflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan
sebagai antireumatik.Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang
lemah.PG dihambat akibat adanya penghambatan enzim COX.
13
1.
2.
3.
4.
2. Analgetika antipiretika
Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh.Pada keadaan demam,
thermostat di hipotalamus terganggu, menyebabkan suhu tubuh meningkat. Obat
analgetika-antipiretika bekerja mengembalikan fungsi thermostat ke suhu tubuh normal,
dengan cara rangsangan pusat pengatur kalor di hipotalamus. Sehingga terjadi vasodilatasi
perifer dikulit danpengeluaran kalor disertai keluarnya banyak keringat.
Berdasarkan struktur kimianya obat analgetika-antipiretika dibagi menjadi dua kelompok
yaitu :
A. Turunan anilin dan para aminofenol
Turunannya seperti acetaminofen,asetanilid, dan fanasetin,mempunyai aktivitas
analgesik-antipiretik sebanding dengan aspirin,tetapi tidak mempunyai efek antiradang
dan antirematik. Turunan ini digunakan untuk mengurangi rasa nyeri kepala dan nyeri
pada otot atau sendi, dan obat penurun panas yang cukup baik. Efek samping yang
dittimbulkan antara lain adalah methoglobin dan hepatotoksik.
Anilin mempunyai efek antifiretik cukup tinggii tetapi toksisitasnya juga besar karena
menimbulkan methemoglobin suatu bentuk hemoglobin yang tidak berfungsi sebagai
pembawa oksigen.pada dosis terapi relatif aman tetapi pada dosis yang lebih besar
menyebabkan pembentukan methemoglobin dan mempengaruhhi jantung
14
B. Turunan 5-pirazolon
Turunannya seperti antipirin, amindopirin dan metampiron,aspirin. Turunan
ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada keadaan nyyeri kepala,nyeri spasma
usus, ginjal, saluran empedu, dan urin,neuralgia, migrain, dismenorhu,nyeri gigi,dan
nyeri rematik. Efek samping yang ditimbulkan oleh turunan 5-pirazolon adalah
agranulositosis,yang dalam beberapa kasus dapat berakibat fatal. Di pasaran
piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin. Obat ini amat manjur
sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Namun piralozon diketahui
menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangnya sel darah putih),
karena itu penggunaan analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep
dokter.
Antipirin (fenazon) mempunyai aktivitas analgesik hampir sama dengan
asetanilid dengan awal kerja yang lebih cepat. Efek samping agranulosistisnya cukup
besar sehingga besar sehingga sekarang tidak lagi digunakan untuk pemakain
sistemik. Antipirin mempunyai efek paralitik pada syaraf sensori dan motorik
sehingga digunakan untuk anestesi setempat dan vasokontriksi pada pengobatan
rinitis dan laringitis dosis : 5-15%
Amidopirin
(pyramidon,aminopirin,aminofenazon) mempunyai aktivitas
analgesik serupa dengan antipirin ,awal kerjanya lebih lambat dan masa kerjanya
lebih panjang.adsorbsi obat dalam saluran saluran cerna cepat,dan kurang lebih 25-
15
30%. Efek sampingnya cukup besar dan berakibat fatal sehingga sekarang tidak lagi
digunakan.
Metampiron NA (metamizol Na,antalgin,novalgin,dipiron) merupakan
antipiretik yang cukup populer di indonesia.adsorbsinya sangat cepat dan cepat
termetabolisme di hati. Efek samppingnya sangat berat sehingga di larang beredar di
amerika serika,inggris,jepang,dan australia. Dosis : 500 mg 4dd
Profifenazon ( isopiriin,larodon) digunakan terutama sebagai antirematik. Senyawa
dapat menimbulkan spasma pada otot bergaris dan penggunaannya sering di
kombinasi dengan obat analgesik lain. Dosis : 500mg 4dd
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini
digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada
anak obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan parasetamol dan aspirin dalam
penggunaan yang terpisah. Karena obat ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak
boleh digunakan untuk anak yang mengidap Sindrom Reye.
Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika
digunakan sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM
(intramuskular) Fentanyl digunakan untuk menghilangkan sakit yang disebabkan
kanker. Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan menghilangkan rasa
sakit secara menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang
persisten/menetap. Obat Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang siap
menggunakan analgesik narkotika. Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat
untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa efek samping juga disebabkan oleh aksinya
di dalam sistem syaraf pusat. Pada pemakaian yang lama dapat menyebabkan
ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai dengan aturan.
Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga
untuk mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara
bertahap dengan periode tertentu sebelum pengobatan dihentikan.
16
3. Antispasmodik
Antispasmodik adalah obat yang membantu mengurangi atau menghentikan kejang
otot di usus yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya
Antiantikolinergik dengan efek antispasmodik bekerja secara antagonis kompetitif
dengan asetilkolin pada reseptor muskarinikdalam kelenjar eksokrin dan otot
polos,sehingga mmengahambat syaraf para simpetik,mengurangi sekresi dan pergerakan
saluran cerna.antikoligernik digunakan sebagai pramedikasi pada anestesi. Antispasmodik
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Alkaloida solanaceae dan turunannya
Fungsinya sebagai pemblok kolinergik. Atropin sulfat memiliki efek midriatik
karena menyebabkan paralisis otot siliari dan iris mata,digunakan untuk obat mata
pada peradangan dan luka karena kornea dan iris. Dosis setempat pada
konjungtiva mata : larutan 0.5-1%,1 tetes 1-3 dd.
Homatropin HBr mempunyai efek midriatik serupa dengan atropin yaitu
menyebabkan paralisis otot siliari dan iris mata. Homtropin digunakan untuk
pengobatan keradangan mata dan luka pada kornea atau iris. dosis : larutan 1-2% ,
1 tetes 2-3dd.
Hiosiamin sulfat mempunyai efek perangsang sistem syaraf pusat lebih rendah
dan aktifitas perifer lebih tinggi dibanding atropin. Digunakan untuk meringankan
spasmae atau kolik saluran uroginetal dan tukok lambung. Dosis oral : 0,1250,250 mg 3-4 dd.
Hiosin Br dapat ,menimbulkan efek narkootik atau sedatif dan bekerja sebagai
penekan syaraf parasimpatik sebanding dengan atropin.digunakan sebagai
antikolinergik dapat diberikan secara parenteral.setempat pada mata dan secara
oral.dosis larutan : 0,25%,1 tetes 3dd. Dosis oral : 0,4-0,8 mg 1dd
17
18
19
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Obat analgetik golongan narkotika ketika dikonsumsi tidak sesuai dengan aturan atau
penempatan pemakaiaan mengakibatkan ketagihan dan merusak kesehatan masyarakat,
maka pemakaian obat ini diatur oleh undang undang dan diawasi ketat oleh
pemerintah.
2. Obat analgetik golongan antipiretik penggunaanya harus sesuai petunjuk dokter karena
apabila dikonsumsi dengan dosis berlebih dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati
dan ginjal
3. Obat golongan analgetik antispasmodik penggunaannya harus sesuai petunjuk
pemakaian,karena apabila disalahgunakan dapat mengakibatkan gangguan pada saluran
cerna.dan efek sampinggnya dapat mengakibatkan ketidaknyamanan abdominal, mual,
diare, konstipasi, dan mengantuk.
B. Saran
Untuk menyempurnakan makalah ini penulis mengharapkan saran dan kritiknya dari
pembaca yang membangun.karena penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan.
21
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
22