Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PERCOBAAN FOTOSINTESIS

Oleh:
M. Firmansyah Addzaky
140210103078
Kelas c

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

I.
II.

Judul
Percobaan Fotosintesis
Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan terbentuknya oksigen dan berat tumbuhan air
pada proses fotosintesis

III.

Tinjauan Pustaka
Fotosintesis adalah proses dimana organisme hidup mengubah energi cahaya

menjadi energi kimia dalam bentuk molekul organik. CO2 adalah salah satu bahan
yang diperlukan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis pada tumbuhan tergantung
kepada beberapa hal di antaranya adanya suplai CO2 ke sisi aktif dari enzim
fotosintesis. Hasil fotosintesis berupa bobot kering yang dihasilkan tumbuhan
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak
henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti
karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh
dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya ,adalah proses
sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2 dan H2O) pada tumbuhan
berpigmen dengan bantuan energi cahaya matahari. Fotosintesis terdiri atas 2 fase,
yaitu fase I yang berlangsung pada grana dan menghasilkan ATP dan NADPH2 serta
fase II yang berlangsung pada stroma dan menghasilkan karbohidrat. Molekul air
tidak dipecah dalam fotosintesis primitif dan setelah evolusi molekul air dipecahkan
melalui 2 fotosistem sehingga O2 dilepaskan ke atmosfir. Fotosintesis berkembang
menjadi lebih kompleks secara biokimia sampai terjadinya pemisahan antara respirasi
dan fotosintesis beserta regulasinya. Evolusi tipe-tipe fotosintesis seperti C4 dan
CAM merupakan akibat menurunnya rasio CO2/O2 dan radiasi yang intensif pada
atmosfir (Nio, 2012).
Fotosintesis meliputi dua tahap reaksi, yaitu reaksi terang membutuhkan cahaya yang
di ikuti reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya.

Reaksi Terang : mengubah energy matahari menjadi energy kimia yang


berlangsung pada grana. Klorofil menangkap foton dari cahaya matahari dan
mengubahnya menjadi energy penggerak electron terjadi pemecahan molekul air oleh
cahay sehingga dilepaskan electron, hydrogen dan oksigen (fotolisis)
Reaksi Siklik : pada fotosistem I (P700) terjadi perputaran electron yang
dihasilkan dan ditangkap oleh akseptor sebagai hasil dari reaksi reduksi dan oksidasi.
Proses ini menghasilkan ATP sebagai hasil penambahan electron pada ADP
(fotofosforilasi).
Reaksi Non Siklik : memerlukan tambahan fotosistem II (P680). Pompa
electron menggerakkan satu H+ yang akan digunakan pada pembentukan ATP dari
ADP (fotofosforilasi). Pada proses ini di hasilkan energy berupa 1 ATP dan 1 NA
Reaksi Gelap : energy yang dihasilkan dari reaksi terang digunakan sebagai
bahan baku pembentukan karbohidrat proses fiksasi CO2 di stroma. Karbondioksida
di ikat oleh molekul kimia yang disebut ribulosa bifosfat (RuBP). Karbondioksida
akan berikatan dengan RuBP yang mengandung 6 gugus C menjadi bahan utama
pembentukan glukosa yang di bantu enzim rubisko, disebut siklus Calvin-Bensin.
RuBP yang berikatan dengan Karbondioksida membentuk fosfogliserat (PGA) yang
memiliki gugus C. energy yang berasal dari ATP dan NADPH akan digunakan PGA
menjadi fosfogliseraldehid (PGAL) yang mengandung 3 gugus C. 2 molekul PGAL
akan menjadi bahan baku glukosa yang merupakan produk utama fotosintesis, sisanya
kembali menjadi RuBP dengan bantuan ATP (Ferdinand, 2007).
Fotosintesis terjadi pada semua bagian berwarna hijau pada tumbuhan karena
memiliki kloroplas, tetapi tempat utama berlangsungnya fotosintesis adalah daun.
Pigmen warna hijau yang terdapat pada kloroplas disebut dengan klorofil dan dari zat
inilah warna daun berasal. Klorofil menyerap energy cahaya yang menggerakkan
sintesis molekul makanan dalam kloroplas untuk menghasilkan energi (Campbell,
2002).
Bahan dasar yang diperlukan bagi fotosintesis berupa karbondioksida dan aor.
Hasil dari proses fotosintesis nantinya berupa senyawa kompleks berupa karbohidrat,

lemak, protein dan oksigen. Tumbuhan hasil fotosintesis tanaman berupa karbohidrat,
protein dan lemak, umumnya disimpan pada batang, buah, biji ataupun polong
(Suhartono, 2008).
Klorofil sangat penting bagi tumbuhan untuk melaksanakan fotosintesis dan
menghasilkan energi. Untuk itu kita perlu mengetahui banyaknya klorofil yang
terdapat pada selembar daun dan kandungan dari klorofil itu sendiri. Oleh karena itu,
dilakukanlah praktikum mengenai pigmen fotosintetik ini dengan menggunakan
beberapa metoda. Klorofil merupakan pigmen kloroplast yang terdapat dalam plastid.
Plastid merupakan struktur khusus, diselimuti oleh system membran rangkap ditemui
hanya pada tumbuhan dan beberapa protista. Plastid mengandung DNA dan ribosom
yang terbenam (bersama membrane) dalam cair yang disebut stroma (Salisbury dan
Ross, 1995).
Kandungan klorofil yang tinggi akan meningkatkan fotosintesis tanaman, karena
semakin banyak klorofil maka semakin banyak cahaya yang diserap untuk digunakan
dalam fotosintesis, dan semakin banyak pula energi yang dihasilkan untuk
mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Bahri (2010) yaitu klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis,
kekurangan air akibat cekaman abiotik akan mempengaruhi kandungan klorofil dalam
kloroplas pada jaringan. (Damanik, 2013).
Ada 6 tipe klorofil yaitu klorofil a, b, dan c, dorobium serta klorofil 650 dan 660.
klorofil a dan b terdapat pada semua organisme yang melakukan fotosintesis. Uluran
kloroplas bervariasi pada setiap spesies, pada tanaman tingakat tinggi diameter
kloroplas antara 4-6 mm. Kloroplas pad sel polipoid lebih besar dibandingkan
tanaman yang selnya bukan polipoid. Perubahan bentuk dan volume kloroplas dapat
disebabkan oleh cahaya, keadaan yang gelap kloroplas dapat direduksi dengan
penambahan ATP. Beberapa faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan
klorofil adalah : faktor pembawaan, cahaya, oksigen, karbohidrat, nitrogen, Mg, Fe,
juga unsure unsure Mn, Cu. Zn, air dan temperature, Kloroplas merupakan organel
yang berbentuk lensa dan berukuran kira-kira dua micrometer dikali lima micrometer.

Kloroplas ini dilingkupi oleh dua membrane yang dipisahkan oleh ruang inter
membran yang sempit. Membran dalam melingkupi cairan yang disebut stroma.
Stroma mengelilingi ruangan ketiga, yang dibatasi oleh membrannya sendiri
(membrane tilakoid). Diseluruh kloroplas, kantung tilakoid ditumpuk membentuk
grana yang dihubungkan satu sama lain oleh tubula tipis diantara masing-masing
tilakoid (Campbell, 2002).
IV.

Metode Penelitian

4.1 Alat dan Bahan


4.1 ALAT

Beaker glass

Timbangan

Pengaduk

Pelubang kertas

Syringe

Labu ukur
4.2 BAHAN

Daun bougenville

Soda kue

Aquades

Cairan pencuci piring

4.2 Cara Kerja


Mengisi 3 buah beaker glass masing-masing dengan 300 mL air,
menambahkan 1 tetes cairan pembersih piring. Mengaduk hungga
tercampur rata, jangan sampai terbentuk busa.

Menimbang soda kue dengan berat 1 gram, 2 gram dan 3 gram.


Memasukkan kedalam beaker glass, mengaduk hingga larut. Memberi
tanda untuk masing-masing konsentrasi

Membuat 30 piringan daun dengan menggunakan pelubang kertas,


menghindari bagian tulang daun. Memilih piringan ynag mempunyai
pinggiran rata dan tidak rusak.

Memisahkan syringe dari piston, memasukkan piringan daun kedalam


silinder syringe, memasukkan lagi piston dan menekan hati-hati hingga
hanya menyisakan sedikit ruang (10 %) untuk daun dan udara. Satu
syringe berisi 10 piringan

Memasukkan sedikit larutan soda kue ke dalam syringe, mengetukmengetuk perlahan.

Menutup ujung syringe dengan ujung jari, menarik piston keluar untuk
menciptakan ruang vakum. Menahan Selama 10 detik sambil
digoyang-goyang. Perlahan melepaskan ujung jari dan mengamati
piringan daun yang mulai tenggelam.

Memasukkan isi silinder syringe kedalam gelas plastik, menambahkan


larutan soda kue hingga ketinggian 3 cm. meletakkan dibawah nyala
lampu atau dibawah sinar matahari langsung.

Menghitung jumlah piringan daun yang naik ke permukaan maksimal


30 menit penyinaran.

4.3 Hasil Pengamatan


Perlakuan
1gr
2gr
3gr
4 gr
V.

Kelompok
1
2
3
4

Jumlah piringan yang naik


10
10
10
10

Waktu
15 menit 33 dtk
7 mnt 19 dtk
7 menit
12 menit 37 dtk

Pembahasan
Percobaan ini tentang pengaruh konsentrasi CO 2 dalam proses fotosintesis

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan terbentuknya oksigen dan berat


tumbuhan air pada proses fotosintesis. Kita ketahui bahwa proses fotosintesis
menghasilkan oksigen. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan percobaan dengan
menggunakan daun bougenville. Pada percobaan ini kita mengamati daun
bougenville yang akan digunakan sebagai bahan percobaan akan diberi dua perlakuan
yang berbeda, yaitu meletakkan bougenville pada tempat yang terik dan memberikan
konsentrasi berbeda soda kue disetiap gelas.
Langkah pertama yang dilakukan adalah Mengisi 3 buah beaker glass masingmasing dengan 300 ml air kemudian menambahkan 1 tetes cairan pembersih piring
(Sunlight) lalu mengaduk hungga tercampur rata, namun jangan sampai terbentuk
busa. Selanjutnya akan terbentuk 3 beaker glass dengan larutan yang sama. Kemudian
menimbang soda kue dengan berat 1 gram, 2 gram dan 3 gram, lalu emasukkan
kedalam masing-masing beaker glass, mengaduk hingga larut. Agar tidak tertukar
antara larutan satu dengan larutan lainnya, maka harus diberi label untuk masingmasing konsentrasi. Setelah larutan berbeda konsentrasi soda kue telah terbentuk,
langkah selanjutnya adalah membuat 30 piringan daun bougenville dengan

menggunakan pelubang kertas, menghindari bagian tulang daun karena akan lebih
memperlama proses fotosintesis. Memilih piringan yang mempunyai pinggiran rata
dan tidak rusak.
Setelah terpilih 10 buat piringan daun bougenville, lalu memisahkan syringe
dari piston, memasukkan piringan daun kedalam silinder syringe masing-masing 10
buah piringan daun bougenville setiap syringe. memasukkan lagi piston dan menekan
hati-hati hingga hanya menyisakan sedikit ruang (10 %) untuk daun dan udara.
Menutup ujung syringe dengan ujung jari, menarik piston keluar untuk menciptakan
ruang vakum. Menahan Selama 10 detik sambil digoyang-goyang. Perlahan
melepaskan ujung jari dan mengamati piringan daun yang mulai tenggelam.
Memasukkan isi silinder syringe kedalam gelas plastik, menambahkan larutan soda
kue hingga ketinggian 3 cm. meletakkan dibawah nyala lampu atau dibawah sinar
matahari langsung. Menghitung jumlah piringan daun yang naik ke permukaan
maksimal 30 menit penyinaran. Mencatat kedalam tabel hasil pengamatan.
Adapun fungsi dari pemberian sunlight adalah untuk merusak lapisan kutikula
pada permukaan daun. Sedangkan fungsi dari pemberian soda kue dengan konsentrasi
berbeda adalah soda kue digunakan sebagai pengganti CO 2 yang akan berpengaruh
terhadap proses fotosintesis. Konsentrasi soda kue yang berbeda menandakan
pengaruh konsentrasi CO2 dalam proses fotosintesis, karena CO 2 diganti dengan soda
kue. Sedangkan fungsi pemberian ruang vakum pada piston adalah untuk
menghilangkan oksigen yang terkandung dalam daun. Kemudian Soda kue adalah
bikarbonat soda yang bersifat basa. Soda kue ini akan mengeluarkan gelembunggelembung udara jika ditambahkan dengan cairan yang bersifat asam. Pada
tumbuhan, soda kue dapat mempercepat laju reaksi fotosintesis. Dapat dilihat pada
reaksi dibawah ini:
Reaksi Soda Kue:
CO32- + H2O OH- + CO2 + H2O
Reaksi diatas tersebut merupakan penguraian dari soda kue jika ditambah air.
Hasilnya berupa CO2 yang merupakan faktor utama dari pembentukan reaksi

fotosintesis. Jadi semakin banyak soda kue yang diberikan semakin banyak CO 2 yang
dihasilkan dan semakin cepat proses fotosintesis yang dilakukannya sehingga hasil
dari fotosintesis yang berupa oksigen akan banyak yang dihasilkan. Sehingga
semakin banyak konsentrasi soda kue yang digunakan maka semakin banyak dan
cepat piringan daun yang naik dipermukaan.
Kemudian kami menghindari pertulangan daun ketika membuat piringan
karena untuk mendapat hasil data yang optimal diamana jika terdapat tulang daun
maka jumlah stomata tidak merata dipiringan tersebut sehingga kita mengambil organ
yang seutuhnya berfungsi dalam proses fotosintesis saja dimana daun tanpa adanya
tulang daun ikut dipiringan, selain itu tulang daun juga mempengaruhi berat piringan
menyebabkan kurang optimalnya nanti ketika melihat jumlah daun yang
mengambang di syringe.
Kemudian kita membuat ruang fakum pada syringe yakni bertujuan
menenggelamkan piringan dimana ruang fakum dibuat menyedot udara pada piringan
yang nantinya membuat piringan mendapat berat aslinya sehingga membuatnya
tenggelam diair sehingga ketika kita melihat uji co2 ketika penambahan soda akan
nampak daun yang mendapat co2 mengambang dipermukaan air.
Hasil yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan oleh kelompok 1 yaitu
pada konsentrasi soda kue 1 gram dengan waktu kurang lebih 15 menit piringan daun
yang naik ke permukaan sebanyak 10 pada kelompok 2 dengan perlakuan 2 gr jumlah
piringan yang naik ke permukaan sebanyak 10 piringan dalam waktu 7 menit 19
detik. Kemudian pada kelompok 3 dengan perlakuan penambahan soda kue sebanyak
3 gr jumlah piringan yang naik sebanyak 10 piringan dan membutuhkan waktu 7
menit. Kemudian pada kelompok 4 dengan perlakuan 4 gr soda kue jumlah piringan
yang naik ke permukaan sebanyak 10 piringan dalam waktu 12 menit 37 detik.
Dari hasil pengamatan kelompok tersebut sudah tidak sesuai dengan literatur,
yaitu piringan daun pada soda kue dengan konsentrasi 3 dan 4 gram paling cepat naik
ke permukaan. Hal ini menandakan bahwa pada laju fotosintesis cepat terjadi pada
konsentrasi soda kue yang tinggi.

Perbedaan waktu yang dibutukan untuk menaikkan 10 piringan daun pada


hasil pengamatan dapat terjadi karena berat tumbuhan yang dibutuhkan dalam
praktikum berbeda, semakin berat sutu tumbuhan maka untuk naik kepermukaan
semakin lambat sedangkan jika tumbuhan tersebut ringan maka semakin cepat naik
dipermukaan. Hal tersebut juga dapat terjadi karena daun yang digunakan tidak sama
bisa saja daun yang digunakan merupakan daun yang muda atau tua. Telah kita
ketahui bahwa daun yang lebih muda biasanya ringan sehingga untuk naik
kepermukaan cepat, sedangkan untuk daun yang lebih tua semakin lambat karna
memilki bobot yang lebih berat dari daun muda. Perbedaan itu juga dapat disebabkan
intensitas cahaya yang masuk dalam beaker glass tidak sama sehingga dapat
memperlambat proses fotosintesis.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya oksigen adalah :
1.
Berat tumbuhan, semakin berat suatu tumbuhan, oksigen yang dihasilkan
semakin tinggi karena pada tumbuhan dengan berat yang tinggi kebutuhan sel
terhadap glukosa sebagai hasil dari proses fotosintesis juga tinggi untuk bahan
respirasi seluler, sehingga meningkatkan laju fotosintesis dan menyebabkan oksigen
sebagai hasil dari proses fotosintesis juga tinggi, sebaliknya semakin rendah berat
suatu tumbuhan oksigen yang terbentuk semakin sedikit.
2. Intensitas cahaya, semakin tinggi intensitas cahaya semakin tinggi terbentuknya
oksigen, karena cahaya berperan terhadap perombakan air yang menghasilkan ion
hidrogen dan oksigen. Dengan tingginya intensitas cahaya perombakan air
membentuk H+ dan oksigen semakin tinggi sehingga menghasilkan oksigen yang
lebih banyak.
3. Kandungan Air dalam sel sel asimilasi, semakin tinggi kandungan air pada sel
sel yang mengalami proses fotosintesis (sel mesofil dan palisade) menyebabkan
semakin tingginya oksigen yang terbentuk. Hal ini dikarenakan air adalah bahan
terbentuknya oksigen setelah mengalami perombakan oleh cahaya. Sehingga
kandungan air didalam sel berpengaruh terhadap terbentuknya oksigen.

4.

Klorofil, semakin tinggi kandungan klorofil didalam kloroplas menyebabkan

semakin tinggi kecepatan pembentukan oksigen, dan sebaliknya. Klorofil berperan


sebagai tempat terjadinya fotosistem II yaitu perombakan air membentuk ion
hidrogen dan oksigen, sehingga semakin banyak klorofil, proses fotosistem II
semakin banyak efektif dan oksigen semakin banyak terbentuk.
5. Konsentrasi CO2, dimana semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin tinggi proses
fotosintesis sehingga oksigen dan glukosa yang dihasilkan akan semakin banyak,
begitu sebaliknya.
6.
Penimbunan hasil fotosintesis, dimana semakin tinggi penimbunan hasil
fotosintesis, proses fotosintesis semakin rendah karena suplay energi sel telah
terpenuhi, dengan rendahnya proses fotosintesis menyebabkan rendahnya oksigen dan
glukosa yang terbentuk, begitu sebaliknya.

VI.
Penutup
6.1 Kesimpulan
1. Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk
membentuk karbohidrat dengan memakai karbondioksida (CO2) dari
udara dan air (H2O) dari dalam tanah dengan bantuan cahaya matahari
dan klorofil Tumbuhan di tempat gelap tidak dapat melakukan proses
fotosintesis sebaik pada tumbuhan di tempat terang, karena pada
tumbuhan di tempat gelap tidak ada cahaya yang menjadi factor utama
dalam proses fotosintesis
2. Faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis antara lain cahaya,
tahap pertumbuhan, pigmen penyerapan cahaya, suhu / temperature,

kadar hasil fotosintesis (Fotosintat) dan ketersediaan CO 2 dan air


(H2O)
6.2 Saran
Pada praktikum ini sangat di butuhkan ketelitian ketika membuat piringan.
Karena ketika membuat piringan sebisa mungkin potongan piringan tidak
mengenai tulang daun.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A. 2002. Biologi Jilid I. Jakarata: Erlangga.
Damanik, Andriany F, Rosmayati dan Hasmawi Hasyim. 2013. Respons Pertumbuhan
Dan Produksi Kedelai Terhadap Pemberian Mikoriza Dan Penggunaan Ukuran Biji
Pada Tanah Salin. Jurnal Online Agroekoteknologi. Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan. Vol.1, No.2. ISSN No. 23376597
Ferdinand, Fiktor P. dan Moekti Ariwibowo. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta :
Grafindo Media Pratama.
Nio, song. 2012. Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains. Program
Studi Biologi FMIPA, Universitas Sam Ratulangi . Vol. 12 No. 1.
Salisbury, dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Press.
Suhartono, Sidqi dan Khoiruddin. 2008. Pengauh Interval Pemberian Air Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine max L. Merril) Pada Berbagai
Jenis Tanah. Jurusan Agroteknologi Fak.Pertanian Un

LAMPIRAN

Kelompok

Hasil
Sebelum

Sesudah

Anda mungkin juga menyukai