DI PROVINSI BALI
Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa, berikut
merupakan ulasan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2002.
Perda No. 08 Tahun 2002 menyatakan nama LPD hanya dapat digunakan oleh badan
usaha keuangan sesuai dengan kriteria yang dijelaskan yaitu LPD merupakan badan usaha
keuangan milik desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa dan untuk krama
desa. (Bab II pasal 1;2)
LPD dapat didirikan pada desa dalam kabupaten/kota, dimana dalam tiap-tiap desa hanya
dapat didirikan satu LPD. Desa yang wilayahnya kecil dan letaknya berdekatan dapat secara
bersama-sama membentuk LPD atas dasar kesepakatan. Syarat-syarat untuk mendirikan LPD
antara lain : telah memiliki awig-awig tertulis; ditinjau dan segi sosial ekonomi, desa tersebut
cukup potensial untuk berkembang. Ijin pendirian LPD ditetapkan dengan keputusan Gubernur
setelah mendapat rekomendasi Bupati/ Walikota dan MUDP( Majelis Utama Desa dipilih dan
dibentuk utusan Desa Pekraman se-Bali dalam paruman agung di tingkat ibukota provinsi) (Bab
III pasal 3-6)
Lapangan Usaha LPD, yang mencakup :
a) Menerima/menghimpun dana dari krama desa dalam bentuk tabungan dan deposito;
b) Memberikan pinjaman hanya kepada krama desa;
c) Menerima pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan maksimum sebesar 100% dari
jumlah modal, termasuk cadangan dan laba ditahan, kecuali batasan lain dalam jumlah
pinjaman atau dukungan/bantuan dana
d) Menyimpan kelebihan likuiditasnya pada BPD dengan imbalan bunga bersaing dan
pelayanan memadai
Untuk melasanakan kegiatan tersebut LPD wajib mentaati Keputusan Gubernur tentang
prinsip kehati-hatian yang dijelaskan dalam Pergub No. 12 Tahun 2013 tentang Prinsip Kehatihatiian Pengelolaan LPD. (Bab IV pasal 7)
LPD dapat didirikan dengan modal sekurang-kurangnya Rp 20.000.000,00. Modal LPD terdiri
dari :
a) Setoran desa pekraman;
b) Bantuan pemerintah atau sumber lain yang tidak mengikat ; dan
c) Laba ditahan. (Bab V pasal 9)
Organisasi LPD terdiri dari pengurus dan pengawas. Pengurus teridiri dari Kepala, Tata
Usaha dan Kasir. Pengurus dipilih oleh krama desa. Pengurus bertugas untuk jangka waktu 4
tahun dan dapat dipilih kembali. Pengurus dapat mengangkat dan memberhentikan karyawan
untuk melaksanakan kegiatan dan pengelolaan LPD atas persetujuan Prajuru Desa berdasarkan
hasil Paruman Desa.
Pengawas terdiri dari Ketua dan sekurang-kurangnya dua orang anggota. Ketua dijabat oleh
Bendesa karena jabatannya. Anggota pengawas dipilih oleh krama desa. Ketua dan anggota
pengawas tidak dapat merangkap sebagai pengurus. (Bab VI pasal 11;12)
Setiap tahun pengurus membuat Rencana Kerja (RK) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja (RAPB) untuk tahun berikutnya, yang disampaikan paling lama 3 (tiga) bulan sebelum
tahun buku berkahir kepada prajuru desa untuk mendapatkan persetujuan dan disampaikn kepada
pengawas internal untuk mendapat pengesahan, apabila sampai akhir tahun tidak mendapatkan
persejutuan diberlakukan RK dan RAPB tahun lalu. Setiap perubahan RK dan RAPB dalam
tahun berjalan harus mendapat persetujuan Prajuru Desa dan disampaikan kepada Pengawas
internal untuk mendapat pengesahan paling lama 1 bulan sejak usulan perubahan diajukan,
apabila tidak mendapat persetujuan dan pengesahan diberlakukan RK dan RAPB tahun berjalan.
Pengurus menyampaikan laporan tentang kegiatan, perkembangan keuangan dan kinerja LPD
kepada bendesa dan LPLPD secara tertaur setiap bulan, tiga bulan dan tahun.
Pembagian keuntungan bersih LPD pada akhir tahun pembukuan ditetapkan sebgai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
Cadangan modal 60 %;
Dana pembangunan desa 20%;
Jasa produksi 10%
Dana pemberdayaan 5%
Dana sosial 5%
BMPK dikenakan sanksi berupa penurunan nilai kesehatan dalam penilaian tingkat kesehatan
LPD.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN
LPD melaksanakan klasifikasi pinjaman yang diberikan. Klasifikasi pinjaman yang
diberikan digunakan sebagai dasar untuk melakukan tindakan manajemen perkreditan.
Kualitas pinjaman yang diberikan diklasifikasikan dalam 4 (empat) kategori, yaitu:
a.
b.
c.
d.
Lancar;
Kurang Lancar;
Diragukan, dan
Macet.
LPD harus membentuk CPRR; CPRR digunakan untuk menanggulangi pinjaman yang diberikan
bermasalah.
Pembentukan CPRR sebagaimana didasarkan kepada kualitas pinjaman yang diberikan yang
besarnya ditetapkan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
0,5% (setengah persen) dari pinjaman yang diberikan yang memiliki kualitas lancar;
10% (sepuluh persen) dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas kurang lancar;
50% (lima puluh persen) dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas diragukan; dan
100% (seratus persen) dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas macet.