FISIKA TERAPAN
ACARA IV
PERPINDAHAN PANAS
Penanggung Jawab:
Hisyam Ibrahim Raiz
(A1F015075)
Fitrie Widya
(A1F015065)
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan pindah panas dalam sebuah industri sangat penting. Dalam
sebuah industri pindah panas dapat berupa pemanasan pada saat pengolahan
bahan baku dan saat pengeringan. Pengaturan untuk melakuakn pindah panas
maupun pindah dingin dalam industri diperlukan untuk menjaga mutu dari
bahan itu sendiri.
Oleh karena itu diperlukan untuk mengetahui lebih banyak mengenai
pindah panas dan pindah dingin. Sehingga dapat diketahui bagaimana cara
kerja pindah panas dan pindah dingin itu sendiri terhadap bahan yang akan
diolah. Pindah panas didalam pengolahan hasil pertanian sangat berperanan,
antara lain bahwa hampir seluruh hasil pertanian mengalami proses
pemanasan atau pengeringan sedangkan untuk hasil ternak mengalami proses
pendinginan. Untuk pengolahan hasil pertanian, beberapa prinsip dasar
haruslah selalu diingat, yaitu Panas bergerak dari obyek panas ke obyek yang
dingin, Bertambah besar perbedaan kedua obyek, bertambah besar panas yang
dipindahkan, Makin tipis dinding pengantara/penyekat kedua obyek, makin
baik proses pemindahan panas , Obyek yang gelap menyerap panas yang
dipancarkan lebih cepat dari pada obyek yang terang dan Pemanasan
sebaiknya dilakukan di bagian bawah/dasar ruangan, sedangkan pendinginan
dilakukan di bagian atas ruangan sehingga memungkinkan pindah panas
secara konveksi.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari perpindahan panas konduksi
pada alat pemasak dan bahan padat
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Panas dalam bahasa Indonesia bisa mengandung dua arti, satu berarti kata
sifat dan yang lain berarti kata benda, sedangkan Kalor sudah pasti kata benda.
Definisi sederhana menyatakan Perpindahan Kalor adalah ilmu yang mempelajari
perpindahan kalor dari satu system ke system lain dengan berbagai aspek yang
menjadi implikasinya (Koestoer, 2008).
Suhu adalah ukuran rata - rata energi kinetik partikel dalam suatu benda. Kalor
yang diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu untuk
merubah wujud benda dan untuk menaikkan suhu benda itu. Besar kalor yang
diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu tergantung
pada (Rudiwarman, 2011):
1. kalor jenis benda
2. perbedaan suhu kedua benda
3. massa benda
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah
maka kalor yang dikandung sedikit (Purnomo, 2008). Kalorimeter adalah alat
yang digunakan untuk mengukur kalor atau energi panas. Kalor adalah suatu
energi panas suatu zat yang dapat diukur dengan alat termometer dengan perantara
air yang telah didihkan. Kalor jenis suatu benda memiliki masa yang berbedabeda tergantung pada energi panas yang dimiliki oleh benda tersebut.
Samapi pada abad pertengahan abad 18, orang masih menyamakan pengertian
suhu dan kalor. Baru pada tahun 1760, Joseph Black membedakan pengertian
kalor dan suhu. Suhu adalah sesuatu yang diukur melalui termometer, sedangkan
kalor adalah sesuatu yang mengalir (fluida) dari benda yang panas ke benda yang
dingin dalam rangka mencapai kesetimbangan termal. Thompson kemudian
menyimpulkan bahwa kalor bukan fluida, tetapi kalor dihasilkan oleh usaha yang
dilakukan oleh kerja mekanis (misalnya gesekan). Satu kalori (satuan kalor waktu
itu) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar 10 C
(Foster, 2000). Kalor jenis suatu benda didefinisikan sebagai jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1k. Kalor jenis ini
Sedangkan pada konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi akan langsung
diarahkan tujuannya olehsebuah blower atau pompa (Masyithah, 2009).
Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung
antara permukaan-permukaan benda. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh
atau menghubungkan permukaan-permukaan yang mengandung panas. Setiap
benda mempunyai konduktivitas termal (kemampuan mengalirkan panas) tertentu
yang akan mempengaruhi panas yang dihantarkan dari sisi yang panas ke sisi
yang lebih dingin. Semakin tinggi nilai konduktivitas termal suatu benda, semakin
cepat ia mengalirkan panas yang diterima dari satu sisi ke sisi yang lain (Darwish,
2010).
Radiasi
ialah
pemindahan
panas
atas
dasar
gelombang-gelombang
temperaturnya. Ini terjadi selama perubahan fasa, artinya ketika kondisi fisis zat
itu berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Jenis perubahan fasa adalah
pembekuan (perubahan cairan menjadi padatan), penguapan (perubahan cairan
menjadi uap atau gas), sublimasi (perubahan padatan menjadi gas). Ada juga
perubahan fasa lain, seperti bila padatan berubah dari satu bentuk kristalin ke
bentuk lain (Foster, 2000)
Perubahan fasa dapat dimengerti dengan teori molekuler. Kenaikan temperatur
zat menggambarkan kenaikan energi kinetik gerakan molekul-molekul. Bila suatu
zat berubah dari cairan menjadi bentuk gas, molekul-molekulnya yang dekat
dalam bentuk cairan digerakkan saling menjauh. Ini perlu usaha untuk melawan
gaya-gaya tarik yang mempertahankan molekul berdekatan, artinya diperlukan
energi untuk memisahkan mereka. Energi ini beralih menjadi energi potensial
molekul. Karena itu, temperatur zat yang merupakan ukuran energi kinetik ratarata molekulnya tidak berubah (Tipler, 2009).
III.
METODE
Wajan aluminium
Wajan teflon
Wajan tanah
kompor
Bahan :
-
Tahu putih
B. Prosedur Kerja
1. Transfer panas pada wajan
kompor dinyalakan dengan api sedang, diukur suhu di pusat wajan pada detik
ke-0, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60.
diletakkan tahu dengan tebal dan luas tertentu di atas kompor sampai sisi bahan
yang lain terasa hangat
A. Hasil
Transfer Panas pada Wajan
1. Wajan Alumunium
Waktu
0s
10 s
20 s
30 s
40 s
50 s
60 s
Suhu
32C
42C
62C
78C
88C
98C
108C
60
40
20
0
0
10
20
30
40
Waktu (s)
Suhu Wajan
2. Wajan Teflon
Waktu
0s
10 s
20 s
30 s
40 s
50 s
60 s
Suhu
28C
29C
41C
58C
78C
93C
113C
50
60
60
40
20
0
0
10
20
30
40
Waktu (s)
Suhu Wajan
3. Wajan Tanah
Waktu
0s
10 s
20 s
30 s
40 s
50 s
60 s
Suhu
28C
28C
29C
32C
42C
53C
68C
50
60
40
30
20
10
0
0
10
20
30
40
Waktu (s)
Suhu Wajan
Suhu
29C
42C
43C
45C
47C
49C
50
60
40
Suhu (C)
30
20
10
0
0
10
12
14
18
20
Waktu (s)
Suhu Tahu
Suhu
28C
50C
53C
54C
54C
51C
50
40
Suhu (C)
30
20
10
0
0
10
12
14
18
Waktu (s)
Suhu Tahu
20
Suhu
30C
54C
55C
56C
58C
55C
50
40
Suhu (C)
30
20
10
0
0
10
12
14
18
Waktu (s)
Suhu Tahu
20
: 78 cm2
T : 42-29
x
3
: 4,3 C/m
Q : -k. A. T
x
: - (0,5424 . 78 . 4,3)
: 181,92 W
2. Tahu dengan Wajan Teflon
Dik : Panjang : 5 cm
Lebar : 4 cm
Tinggi : 3 cm
T1 : 28 C
T2 : 50 C
W : 80 %
k : 0,148 + 0,00493 W
Dit : Q
Jawab : k : 0,148 + (0,00493 x 80)
: 0,148 + 0,3944
: 0,5424
A : 2 (p.l + p.t + l.t)
: 2 (5.4 +5.3 + 4.3)
: 94 cm2
T : 50-28
x
4
: 5,5 C/m
Q : -k. A. T
x
: - (0,5424 . 94 . 5,5)
: 280,42 W
3. Tahu dengan Wajan Tanah
Dik : Panjang : 4 cm
Lebar : 3 cm
Tinggi : 5 cm
T1 : 30 C
T2 : 54 C
W : 80 %
k : 0,148 + 0,00493 W
Dit : Q
Jawab : k : 0,148 + (0,00493 x 80)
: 0,148 + 0,3944
: 0,5424
A : 2 (p.l + p.t + l.t)
B. Pembahasan
Perpindahan kalor adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau
material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga
tercapainya kesetimbangan panas. Terdapat tiga macam proses perpindahan energi
kalor, yaitu secara konduksi, konveksi dan radiasi. Pada praktikum ini dilakukan
percobaan yang bertujuan untuk mempelajari perpindahan panas secara konduksi
pada alat pemasak dan bahan pangan padat. Konduksi adalah proses perpindahan
kalor dari suatu bagian benda padat atau material ke bagian lainnya. Pada
perpindahan kalor secara konduksi tidak ada bahan dari logam yang berpindah.
Yang terjadi adalah molekul-molekul logam yang diletakkan di atas nyala api
membentur molekul-molekul yang berada di dekatnya dan memberikan sebagian
panasnya. Molekul-molekul terdekat kembali membentur molekul molekul
terdekat lainnya dan memberikan sebagian panasnya, dan begitu seterusnya di
sepanjang bahan sehingga suhu logam naik. Jika padatan adalah logam, maka
perpindahan energi kalor dibantu oleh elektron-elektron bebas, yang bergerak
diseluruh logam, sambil menerima dan memberi energi kalor ketika bertumbukan
dengan atom-atom logam. Banyak faktor yang mempengaruhi peristiwa konduksi.
Diantaranya pengaruh luas penampang yang berbeda, pengaruh luas penampang
yang berbeda, pengaruh geometri, pengaruh permukaan kontak, pengaruh adanya
insulasi dan lain-lainnya. Dalam proses perpindahan kalor secara konduksi
terdapat laju hantaran kalor. Laju hantaran kalor menyatakan seberapa cepat kalor
dihantarkan melalui medium itu (Buchori, 2011).
Dalam praktikum ini dilakukan uji transfer panas pada wajan dan bahan
pangan yaitu tahu putih. Wajan yang digunakan antara lain wajan alumunium,
wajan teflon, dan wajan tanah. Percobaan transfer panas pada wajan diawali
dengan mempersiapkan alat dan bahan kemudian dilanjutkan dengan penuangan
minyak goreng secukupnya ke dalam wajan. Lalu, nyalakan kompor dengan api
sedang, ukur shu di pusat wajan pada detik ke 0, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60.
Terakhir catat suhunya. Dari pengukuran yang dilakukan didapatkan hasil yang
berbeda-beda diantara ketiga wajan yang digunakan. Suhu tertinggi yang
diperoleh pada transfer panas pada wajan adalah sebesar 113C dengan percobaan
menggunakan wajan teflon. Suhu tertinggi yang terukur pada wajan alumunium
adalah sebesar 108C dan pada wajan tanah hanya mencapai suhu 68C. Selain
itu, kenaikan suhu yang terjadi setiap penambahan waktu pada wajan alumunium
dan teflon relatif hampir sama dan cukup tinggi, namun hal tersebut tidak terjadi
pada wajan tanah. Kenaikan suhu pada wajan tanah relatif rendah dan suhu yang
terukur pun tidak setinggi wajan alumunium dan teflon. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan bahan penyusun masing-masing wajan. Perbedaan hasil ini sesuai
dengan teori yang disampaikan oleh Buchori (2004) bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi peristiwa konduksi, diantaranya pengaruh luas penampang yang
berbeda, pengaruh luas penampang yang berbeda, pengaruh geometri, pengaruh
permukaan kontak, pengaruh adanya insulasi dan lain-lainnya.
Alumunium merupakan salah satu logam non ferrous dan termasuk dalam
logam sejati. Dalam sektor perindustrian, alumunium dikembangkan dengan
begitu pesat dan dapat diolah menjadi berbagai macam produk dengan lebih
ekonomis. Alumunium merupakan logam ringan dengan berat jenis 2.643 g/cm3
dan titik cairnya 660 C. Dalam kondisi standar aluminium adalah logam yang
cukup lembut, kuat, dan ringan. Warnanya abu keperakan dan menunjukkan kilap
yang khas. Aluminium murni adalah unsur yang sangat reaktif dan jarang
ditemukan di bumi dalam bentuk bebas. Aluminium bertindak sebagai konduktor
yang sangat baik listrik dan panas, tetapi non-magnetik. Ketika aluminium terkena
udara, lapisan tipis aluminium oksida terbentuk pada permukaan logam. Hal ini
untuk mencegah korosi dan berkarat. Karakteristik penting lainnya dari
aluminium termasuk kepadatan rendah (yang hanya sekitar tiga kali lipat dari air),
daktilitas (yang memungkinkan untuk ditarik ke dalam kawat), dan kelenturan
(yang berarti dapat dengan mudah dibentuk menjadi lembaran tipis) (Purba dan
Sunardi, 2012).
Teflon merupakan sebuah fluoropolimer thermoplastik. Teflon adalah
nama dagang terdaftar dari bahan plastik yang sangat berguna yaitu Poly Tetra
Fluoro Ethylene (PTFE). PTFE adalah salah satu kelas dari plastik yang dikenal
sebagai fluoropolymers.Teflon adalah bahan sintetik yang sangat kuat, umumnya
berwama putih. Teflon mempunyai performa yang baik pada temperatur ekstrim,
tahan pada temperatur -240C dan tahan terhadap panas sampai kira-kira 250C.
Di atas 250C teflon mulai melunak, di dalam api akan meleleh dan sulit menjadi
arang. Teflon juga anti radiasi Ultra Violet dan tahan segala cuaca, dan anti
lengket.
Sementara, jenis tanah yang digunakan sebagai bahan pembuatan wajan
tanah adalah tanah liat. Tanah liat disebut juga sebagai tanah lempung. Dinamakan
tanah liat mungkin dilihat dari teksturnya yang liat, sehingga mudah sekali
dibentuk- bentuk. Tanah liat atau lempung ini pada dasarnya merupakan sebuah
partikel mineral yag mempunyai kerangka dasar silikat yang mempunyai ukuran
sangat kecil, yakni berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Meskipun bentuknya
yang mudah diubah-ubah, tanah liat bukan merupakan bahan yang termasuk
dalam golongan penghantar panas yang baik. Tanah atau tanah liat dapat
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perpindahan
panas dapat terjadi dengan berbagai cara, salah satunya yaitu secara konduksi.
Pada uji coba transfer panas pada wajan, suhu tertinggi yang diperoleh terjadi
pada wajan teflon dengan suhu akhir 113C, sedangkan wajan tanah memperoleh
suhu akhir yang paling rendah yaitu hanya mencapai 68C. Sementara, hasil yang
diperoleh pada uji coba transfer panas pada bahan pangan menunjukkan laju
perpindahan panas terbesar terjadi pada tahu dengan wajan tanah kemudian diikuti
dengan tahu dengan wajan teflon dan terakhir tahu dengan wajan alumunium yang
B. Saran
Sebelum dilaksanakannya praktikum diharapkan praktikan telah membaca
petunjuk praktikum dengan baik dan dapat memahami urutan-urutan di dalamnya
sehingga praktikum dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat serta teliti untuk
mengurangi resiko gagalnya percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adimsyah. S . 2010 .Perpindahan Panas. Gramedia. Jakarta.
Bouche. 2012. Teknik Perpindahan Panas. ITB press. Bogor.
Buchori, Lukman. 2011. Perpindahan Panas (Heat Transfer). Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik UNDIP Semarang. Semarang.
Foster, B. 2002. Fisika Terpadu 2a. Erlangga. Jakarta.
Masyithah, Z dan Haryanto, B. 2009. Perpindahan Panas. USU. Medan
Purba, M dan Sunardi. 2012. Kimia 3 untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga.
Jakarta.
Rokhimi, I. N dan Pujayanto. 2015. Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran
Kalor Konduksi. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika
(SNFPF) Ke-6. Vol. 6. No. 1.
Tripler. 2009. Fisaka Jilid II. Erlangga. Jakarta
LAMPIRAN
b. Wajan Teflon
c. Wajan Tanah
ACC