Anda di halaman 1dari 4

keuntungan Loperamide adalah mampu menormalkan keseimbangan resorpsisekresi dari sel-sel mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada

dalam keadaan
hipersekresi ke keadaan resorpsi sehingga normal kembali. Mulai kerja loperamide
lebih cepat dan bertahan lebih lama. Sehingga di indikasikan untuk Diare nonspesifik dan Diare kronis pada dewasa.

Sampai saat ini diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di indonesia. Namun
sebagian besar diare akut akan sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus, namun
apabila diare tidak segera sembuh dan dalam beberapa hari semakin bertambah parah maka diare
ini harus diobati. Tidak jarang banyak masyarakat yang membeli sendiri obat diare agar diarenya
cepat berhenti. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah mengkonsumsi obat diare tanpa dosis
yang tepat. Penggunaan obat diare ini juga mesti hati-hati, karena lebih banyak efek merugikan
daripada menguntungkannya. Oleh karena itu kenalilah obat tersebut sebelum
mengkonsumsinya.

Salah satu obat anti-diare yang sering dibeli masyarakat adalah loperamid. Loperamid
hidroklorida merupakan nama generik dari salah satu obat antimotilitas yang sering digunakan
untuk terapi diare. Masyarakat lebih sering mengenalnya dengan sebutan imodium. Loperamide
merupakan derivat difenoksilat (dan haloperidol, suatu anti-psikotikum) dengan khasiat obstipasi
yang 2-3 kali lebih kuat tetapi tanpa efek terhadap sistem saraf pusat (SSP) karena tidak bisa
menyeberangi sawar-darah otak oleh karena itu kurang menyebabkan efek sedasi dan efek
ketergantungan dibanding golongan opiat lainnya seperti difenoksilat dan kodein HCl. Obat
antimotilitas ini bekerja dengan mengurangi gerakan peristaltik usus sehingga diharapkan akan
memperpanjang waktu kontak dan penyerapan di usus. Salah satu keuntungan Loperamide
adalah mampu menormalkan keseimbangan resorpsi-sekresi dari sel-sel mukosa, yaitu
memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi ke keadaan resorpsi sehingga

normal kembali. Mulai kerja loperamide lebih cepat dan bertahan lebih lama. Sehingga di
indikasikan untuk Diare non-spesifik dan Diare kronis pada dewasa. Obat Loperamid ini juga
tersedia dengan atau tanpa resep.

Masih banyak kontroversi tentang penggunaan obat loperamid karena efek samping yang
ditimbulkan, terutama penggunaan antimotilitas loperamid pada anak-anak < 2 tahun. Obat ini
tidak boleh diberikan pada anak di bawah usia 2 tahun, karena fungsi hati belum berkembang
dengan sempurna untuk dapat menguraikan obat ini, begitu pula untuk pasien dengan penyakit
hati disarankan tidak menggunakan obat ini. Di Inggris, obat ini tidak diperbolehkan pada anakanak di bawah usia 4 tahun.
Kontraindikasi:
-Anak-anak di bawah usia 2 tahun.
-Wanita hamil dan menyusui.
-Kolitis akut, dapat menyebabkan megakolon toksik.
-Pada keadaan konstipasi.
-Jangan diberikan pada awal-awal diare (karena kotoran dan racun harusnya dikeluarkan).
-Jangan melibihi dosis yang ditetapkan.
-Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini.
-Pada penderita insufisiensi hati dan penyakit ginjal.
-Diare berdarah (disentri).
-Diare dengan suhu tubuh diatas 38oC
-Tidak diberikan pada diare akut karena infeksi bakteri seperti Shigella, Salmonella, dan kolitis
pseudomembran akan memperburuk diare yang diakibatkan bakteri enteroinvasif akibat
perpanjangan waktu kontak antara bakteri dan epitel usus.

Perlu diingat! bahwa diare sendiri merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk
mengeluarkan kontaminasi (termasuk bakteri) dari dalam tubuh. Pada kasus-kasus tertentu,
antimotilitas tidak boleh digunakan karena hanya akan memperlama keberadaan bakteri di dalam
tubuh. Sasaran dari pengobatan diare yaitu faktor penyebab diare, dehidrasi dan kerja usus.
Pengobatan bertujuan untuk mengeliminasi faktor penyebab diare (apabila diare disebabkan
karena infeksi), mencegah dehidrasi dan menormalkan kerja usus. Walaupun beberapa obat ini
dijual bebas, sebaiknya anda konsultasikan dulu ke dokter. Penggantian cairan dan elektrolit
sebaiknya diberikan sesuai kebutuhan, terutama pada kasus diare berat. Pasien diminta untuk
memeriksakan diri ke dokter jika selama 2 hari pemakaian Loperamid masih mengalami diare
atau gejala bertambah buruk, timbul demam, dan pembengkakan perut.

Obat Imodium : Kegunaan, Dosis, Efek Samping Obat imodium atau loperamide HCl merupakan
obat yang termasuk golongan antimotilitas. Obat ini biasa diresepkan dokter dan juga sudah
umum digunakan oleh masyarakat pada pengobatan diare. Pada Artikel ini akan dijelaskan
mengenai imodium obat apa beserta imformasi imodium lainnya. Daftar Isi: Pengertian Indikasi
Kontraindikasi Dosis Efek samping keamanan obat imodium Mengenal Imodium Imodium
merupakan obat anti spasmodik yang memiliki loperamide Hcl sebagai bahan aktifnya.
Loperamide merupakan obat turunan difenoksilat dan haloperidol. Loperamdie bekerja dengan
cara cara mengurangi peristaltik usus dengan harapan obat ini akan memperpanjang lama kontak
dan penyerapan air di usus. Loperamide juga mampu menormalkan kembali keseimbangan
sekresi dan resorpsi sel sel mukosa usus dengan cara memulihkan kembali sel sel yang
mengalami hipersekresi menjadi resorpsi sehingga dicapai keseimbangan kembali. Dengan cara
kerjanya tersebut Loperamide dapat menurunkan volume feses, meningkatkan kembali viskositas
dan kepadatan feses serta menghentikan hilangnya cairan dan elektrolit. Obat loperamide dapat
bekerja lebih cepat dan lama kerja bertahan lebih lama dibanding difenoksilat dan kodein. Obat
ini juga memiliki efek obstipasi yag lebih kuat 2 sampai 3 kali lipat, dan obat ini juga tidak dapat
menembus sawar darah otak sehingga tidak memberikan efek terhadap saraf pusat. Indikasi
imodium Sebagai obat anti spasmodik fungsi obat imodium adalah untuk : mengatasi diare akut
yang sebabnya tidak diketahui mengatasi diare kroni Kontraindikasi imodium tidak dianjurkan
untuk digunakan oleh penderita yang diketahui : mempunyai riwayat hipersensitif atau alergi
terhadap imodium dan komposisi obat. mempunyai kolitis akut karena berpotensi untuk
menyebabkan megacolon toksik tidak boleh mengalami konstipasi mempunyai usia kurang dari
12 tahun. Dosis Imodium imodium obat diare di apotik tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis
obat imodium 2 mg. Adapun dosis imodium yang dianjurkan untuk digunakan adalah : Pada
penderita diare akut nonspesifik dosis awal obat Imodium yang dianjurkan adalah 4 mg,
kemudian diikuti 2 mg setiap mengalami buang air besar, dan dosis imoidum yang digunakan
tidak boleh lebih dari 16 mg sehari. Pada pederita diare kronik dosis awal obat Imodium yang
dianjurkan adalah 4 mg, kemudian diikuti 2 mg setiap mengalami buang air besar dan dosis
imodium yang digunakan tidak boleh melebihi 16 mg sehari. Pemberian obat imodium harus
dihentikan apabila tidak terjadi perbaikan klinis setelah 48 jam pemberian Efek Samping Obat
imodium dapat memberikan beberapa efek samping berikut ini : mengalami flatulen atau sering
buang angin mengalami konstipasi, mual muntah da nyeri perut. mengalami reaksi alergi berupa
kemerahan pada kulit. mengalami perasaan pusng, mengantuk dan letih mengalami megakolon
toksik. Informasi Keamanan Obat imodium tidak boleh digunakan pada hari pertama diare
karena kotoran hari pertama harus dikeluarkan. Jangan menggunakan obat ini melebihi dosis
yang dianjurkan karena dapat menyebabkan terjadinya konstipasi. Hindari penggunaan pada
diare yang diikuti demam tinggi atau pada tinja yang mengandung darah Obat imodium tidak
boleh digunakan pada keadaan diare akut yang disebabkan oleh infeksi Salmonella, Shigella dan
Eschericia Coli Obat imodium sebaiknya digunakan secara hati hati pada penderita dengan
gangguan fungsi hati dan penyakit hati Gunakan obat loperamide ini secara hati hati pada
wanita hamil dan menyusui. Obat ini harus dijauhkan agar tidak terjangkau anak anak. Obat
naloksoon dapat diberikan sebagai antidotum apabila terjadi overdosis imodium.
Bersumber dari: Obat Imodium : Kegunaan, Dosis, Efek Samping | Mediskus

Anda mungkin juga menyukai