Anda di halaman 1dari 5

INDEKS BIAS

Oleh
Ni Komang Kartika Saraswati
Kelas A1 Farmasi Klinis
NIM 161200034

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN
MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2016

Fisika merupakan disiplin ilmu yang kompleks. Fisika mempelajari konsep-konsep


tentang gejala alam yang terjadi dimuka bumi ini. Salah Satu konsep yang diterangkan dalam
fisika adalah indeks bias. Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya dalam
udara dengan kecepatan cahaya dalam gas. Indeks bias juga merupakan perbandingan antara
kecepatan cahaya di dalam udara dengan kecepatan cahaya di dalam zat tersebut pada suhu
tertentu contohnya yaitu indeks bias minyak asiri dimana berhubungan erat dengan komponenkomponen yang tersusun dalam minyak asiri yang dihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis
dimana komponen penyusun minyak asiri dapat memengaruhi nilai indeks biasnya. Semakin
banyak komponen berantai panjang seperti sesquiterpen atau komponen bergugus oksigen ikut
tersuling maka kerapatan medium minyak asiri akan bertambah sehingga cahaya yang datang
akan lebih besar. Menurut Guenther, nilai indeks bias juga dipengaruhi salah satunya dengan
adanya air dalam kendungan minyak tersebut.
Penerapan indeks bias dimanfaatkan diberbagai bidang. Dalam bidang farmasi misalnya,
untuk mengetahui kadar dan konsentrasi suatu sediaan ataupun obat-obatan sebelum dipasarkan.
Indeks bias berguna untuk mengidentifikasi zat dan mendeteksi ketidakmurnian minyak .
Indeks bias juga berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada
suhu 200 c dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat
mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi
empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm.
Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk
mengukur indeks bias adalah refraktometer Abbe. Untuk mencapai kestabilan, alat harus
dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart.
Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan
dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0
sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan
sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian sampai
0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di dalam. Pengukurannya
didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma cahaya hanya bisa melewati
bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas
tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas. Refraktometer Abbe pertama

kali di temukan oleh Ernst abbe pada tahun 1840-1905 yang bekerja untuk perusahaan Zeiss di
Jena, Jerman pada akhir tahun 1800.
Pengukuran indeks bias penting untuk :

Menilai sifat dan kemurnian suatu medium salah satunya berupa cairan.

Mengetahui konsentrasi larutan-larutan.

Mengetahui nilai perbandingan komponen dalam campuran dua zat cair.

Mengetahui kadar zat yang diekstrasikan dalam pelarut.

Rumus : n = c/v
ket :

n : indeks bias

c : kecepatan cahaya di udara


v : kecepatan cahaya dalam zat
Adapun Pringsip kerja Refractometer abbe adalah pembiasan, Dasar pembiasan adalah
penyinaran yang menembus dua macam media dengan kerapatan yang berbeda, karena
perbedaan kerapatan tersebut akan terjadi perubahan arah sinar. Prinsip pengukuran dengan sinar
yang ditransmisikan sinar kasa atau sumber sinar prisma sampel telescope. Prinsip kerja
refactometer abbe terdapat 3 bagian yaitu : sampel, prisma dan papan skala. Refractiveindex
prisma jauh lebih besar dibandingkan dengan sampel. Jika sampel adalah larutan berkonsentrasi
rendah, maka sudut refraksi akan lebar. Sehingga di papan skala sinar a akan jatuh pada skala
rendah. Jika larutan sampel pekat, maka sudut refraksi akan kecil. Sehingga papan sinar b
jatuh pada skala besar.

Cara penggunaan refactometer abbe :


1. Lensa refactometer dibersihkan dari kotoran-kotoran dengan kapas yang telah dibasahi
dengan xylol.
2. Alirkan air melalui refactometeragar alat berada pada suhu pembacaan (suhu ini tidak
boleh berada lebih kecil atau besar 20 c dari suhu pembanding).
3. Kemudian dicoba mengukur indeks bias air suling terlebih dahulu.
4. Cairan yang akan ditetapkan indeks biasnya diteteskan pada lensa prisma dengan pipet
tetes.
5. Setelah terlihat adanya perbedaan terang dan gelap, kemudian bacalah besarnya indeks
bias pada angka yang telah ditunjukan oleh skala.
6. Setelah terlihat jelas adanya perbedaan terang dan gelap pembacaan dilakukan beberapa
kali dan setiap pembacaan hanya boleh dilakukan apabila suhu dalam keadaan stabil.
Angka rata-rata dari pembacaan adalah indeks bias bahan.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai