Ka
1 X 1010 , jauh
10
18
sampai 10
. Alasan
C6 H 5 O
akibat muatan
II
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
satu metode, yang diperkenalkan pada tahun 1924 dan saat
ini masih digunakan dalam jumlah kecil, melibatkan
klorinasi cincin benzena yang diikuti oleh reaksi dengan
natrium hidroksida:
C6 H 6 +Cl 2 HCl+ C6 H 5 Cl
++ NaCl+ H 2 O
Na
C6 H 5 Cl+2 NaOH C 6 H 5 O
Pendekatan ini menggambarkan perbedaan yang khas
antara reaksi senyawa-senyawa aromatiik dengan alkena. Bila
klorin bereaksi dengan alkena, senyawa ini mengadisi-silang
ikatan rangkap (seperti ditunjukkan pada produksi 1,2dikloroetana). Bila cincin aromatik terlibat, yang terjadi
ialah substitusi klorin hidrogen, dan struktur pengikatan
II
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
meregenerasi ion
+ .
Fenol murni
berupa
kristal tidak
berwarna,
berbau (karbol),
bersifat
antiseptik
(membunuh
kuman), sedikit
larut dalam
air, bereaksi
dengan basa
II
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
yang lebih lama. Mekanisme kerjanya berdasarkan denaturasi
protein sel bakteri yakni perubahan rumus bangunnya hingga
sifat khasnya hilang. Khasiatnya dikurangi oleh zat organis
dan ditiadakan oleh sabun, karena dengan alkali terbentuk
fenolat inaktif. Karena sifat mendenaturasi juga berlaku
untuk jaringan utuh manusia, fenol berdaya korosif
(membakar) terhadap kulit dan sangat merangsang, sehingga
jarang digunakan lagi sebagai antiseptikum kulit.
Berdasarkan sifat anestetik lokalnya, adakalanya senyawa
ini digunakan dalam lotion anti-gatal, misalnya lotion
alba. (Obat-Obat Penting. 2007)
Fenol dapat dimanfaatkan sebagai:
-
Zat antiseptik
Zat desinfektan
Pembuatan pewarna
Resin
II
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
larut dalam alkohol, eter dan zat pelarut organik lainnya.
Asam pikrat stabul, perlahan-lahan terbakar sendiri dalam
lingkungan biasa, bereaksi dengan logam-logam membentuk
garam-garam pikrat yang sangat mudah meledak. (Ensiklopedi
umum. 1973)
Uji asam pikrat
Trinitrofenol atau asam pikrat jenuh dalam suasana
basa dapat digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat
pereduksi pada 5 ml larutan karbohidrat pereduksi
ditambahkan 2-3 ml asam pikrat dan 1 ml natrium karbonat
10%. Pada pemanasan, terjadi perubahan warna kuning menjadi
merah. Reaksi yang terjadi dalam uji ini adalah oksidasi
karbohidrat pereduksi menjadi asam onat dan reduksi asam
pirat yang berwarna kuning menjadi asam pikramat yang
berwarna merah. (Pengantar Kimia.2009)
II
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
konsentrasi asam pikrat terhadap absorbansi senyawa
kreatinin-pikrat yang terbentuk. Penentuan kreatinin diukur
dengan metode sequential injection analysis-valve mixing
dengan variasi konsentrasi 0,010; 0,015; 0,020; 0,025;
0,030 M. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi
asam pikrat 0,020 M dipilih sebagai compromise
concentration untuk kondisi optimum.
Alat, Bahan dan Metode:
Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan bahan kimia pro analisis (p.a) yaitu kreatinin,
asam pikrat (Sigma-Aldrich, Jerman), natrium hidroksiada
(SAP chemica) kecuali akuades.
Alat alat yang digunakan antara lain neraca analitis
Mettler, Laboratory-made SI-VM system yang terdiri dari
syringe pump (SP; Hamilton, Reno, Nevada, USA) dengan
volume 2,5 mL, delapan katup selection valve (SV; Hamilton,
Reno, Nevada, USA) dan detektor kolorimeter Red-Green-Blue
Light-Emitting Diode (RGB-LED) yang dikontrol komputer
menggunakan home-made software berbasis Visual Basic
Program, pipa kapiler (PTFE 0,75 mm i.d), dan pipa kapiler
untuk holding coil (PTFE 1,8 mm i.d).
Preparasi alat SI-VM dapat dibagi menjadi tiga tahap.
Tahap pertama yaitu pencucian pipa kapiler (line), detektor
dan valve mixing dengan menggunakan akuades. Tahap kedua
adalah pengisian line yang akan digunakan dengan cara
pengaliran larutan kreatinin, asam pikrat, dan NaOH dari
masing-masing posnya seperti pada Gambar 1. Pada tahap
ketiga merupakan tahap pendeteksian kreatinin pada berbagai
variasi konsentrasi asam pikrat. Hasil reaksi pada valve
mixing dialirkan menuju RGB kolorimeter untuk mendapatkan
II
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
informasi mengenai absorbansi senyawa kreatinin-pikrat yang
terbentuk.