Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Integrasi Sosial.................................................................. 2
2.2 Syarat-syarat Integrasi Soasial........................................................ 3
2.3 Faktor-faktor Penentu Integrasi Sosial............................................ 3
2.4 Bentuk-bentuk Integrasi Soail......................................................... 4
2.5 Tahapan Integrasi Ssoal.................................................................. 4
2.6 Pengaruh Interseksi dan Konsolidasi terhadap Integrasi Sosial..... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 6
3.2 Saran............................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Devid Lockwood, consensus dan konflik merupakan dua sisi dari suatu
kenyataan yang sama dan dua gejala yang melekat secar bersama-sama di dalam masyarakat.
Seperti halnya dengan konflik yang dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, dan
antarkelompok. Demikian pula halnya dengan consensus, consensus dapat pula terjadi antar
individu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Menurut R. William Liddle, consensus
nasional yang mengintegrasikan masyarakat yang pluralistic pada hakikatnya adalah mempunyai
dua tingkatan sebagai prasyarat bagi tumbuhnya suatu integrasi nasional yang tangguh.
1.2. Tujuan
Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sosiologi.
Menambah wawasan mengenai pengertian dan syarat Integrasi dan
ReintegrasiSosial.
Melatih membuat laporan dalam bentuk Makalah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Integrasi Sosial


Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang
saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat
yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih
tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasimemiliki 2 pengertian,
yaitu :
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem social
tertentu.

Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.


Integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu

adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.


Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu hingga
menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung arti masuk ke
dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi satu.
Banton (dalam Sunarto, 2000 : 154) mendefinisikan integrasi sebagai suatu pola hubungan yang
mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan makna penting pada
perbedaan ras tersebut.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme structural, system social senantiasa
terintegrasi di atas dua landasan berikut:
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus di antara sebagian besar

anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental.


Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari
berbagai kesatuan social (cross-cutting affiliations).
2.2 Syarat-Syarat Integrasi Sosial
Integrasi social akan terbentuk di masyarakat apabila sebagian besar anggota masyarakat
tersebut memiliki kesepakatan tentang batas-batas territorial dari suatu wilayah atau Negara
tempat mereka tinggal.
Selain itu, sebagian

besar

masyarakat

tersebut

bersepakat

mengenai

struktur

kemasyarakatan yang di bangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan lebih tinggi lagi

adalah pranata-pranata sosisal yang berlaku dalam masyarakatnya, guna mempertahankan


keberadaan masyarakat tersebut. Selain itu, karakteristik yang di bentuk sekaligus manandai
batas dan corak masyarakatnya.
2.3 Faktor-faktor Penentu Integrasi Soaial
Faktor integrasi bangsa Indonesia rasa senasib dan sepenanggungan serta rasa seperjuanagan
di masa lalu ketika mengalami penjajahan. Penjajahan menimbulkan tekanan baik mental
ataupun fisik. Tekanan yang berlarut-larut akan melahirkan reaksi dari yang ditekan ( di jajah ).
Sehingga muncul kesadaran ingin memperjuangkan kemerdekaan.
Yang bisa menjadi faktor integrasi bangsa adalah semboyan kita yang terkenal yaitu bhineka
tunggal ika, dimana kita terpisah-pisah oleh laut tetapi kita mempunyai ideologi yang sama yaitu
pancasila. Dengan kata lain yang dapat menjadi faktor integrasi bangsa Indonesia adalah;
(1)Pancasila, (2)Bhineka Tunggal Ika, (3) Rasa cinta tanah air, (4) Perasaan senasib
sepenanggungan. Dengan menyadari keadaan bangsa Indonesia yang majemuk itu, setiap warga
negara harus waspada agar jangan sampai melakukan hal-hal negatif yang dapat memperlemah
persatuan dan kesatuan bangsa.
Adapun factor- factor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi integrasi social dalam
masyarakat, antara lain sebagai berikut:
Factor internal : kesadaran diri sebagai makhluk social, tuntutan kebutuhan, dan
semangat gotong royong.
Factor eksternal : tuntutan perkembangan zaman, persaman kebudayaan, terbukanya
kesempatan, berpartisipasi dalam kehidupan bersama, persamaan visi, dan tujuan, sikap
toleransi, adanya consensus nilai, dan adanya tantangan Dari luar.
2.4 Bentuk bentuk Integrasi Sosial
Bentuk integrasi social dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni:
o Asimilasi, yaitu pembaruan kebudayaan yang disertai dengan hilangnya cirrikhas kebudayaan
asli. Dalam masyarakat bentuk integrasi social ini terlihat Dari pembentukan tatanan social yang
baru yang menggantikan budaya asli. Biasanya bentuk integrasi ini diterapkan pada kehidupan
social yang primitive dan rasis. Maka dari itu budaya asli yang bertentangan dengan norma yang
mengancam disintegrasi masyarakat akan digantikan dengan tatanan social barau yang dapat
menyatukan beragam latar belakang social.

Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsure- unsure asing tanpa menghilangkan

kebudayaan asli. Akulturasi menjadi alternative tersendiri dalam menyikapi interaksi social, hal
ini didasarkan pada nilai- nilai social masyarakat yang beberapa dapat dipertahankan. Sehingga
nilai- nilai baru yang ditanamkan pada masyarakat tersebut akan menciptakan keharmonisan
untuk mencapai integrasi soaial.
2.5 Tahapan Integrasi Sosial
Sebuah proses sosial dalam masyarakat selalu memiliki tahapan-tahapan tertentu yang harus
dilalui. Begitu pula pada integrasi sosial. Tahapan-tahapan yang ada dalam integrasi sosial adalah
tahap akomodasi, kerja sama, koordinasi, dan asimilasi. Untuk lebih jelasnya, mari kita pelajari
bersama pada pembahasan berikut ini.
1) Tahap Akomodasi
Akomodasi adalah suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya terdapat dua atau lebih
individu atau kelompok yang berusaha untuk saling menyesuaikan diri, tidak saling mengganggu
dengan cara mencegah, mengurangi, atau menghentikan ketegangan yang akan timbul atau yang
sudah ada, sehingga tercapai kestabilan (keseimbangan).
2) Tahap Kerja Sama
Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Kerja sama dapat menggambarkan
sebagian besar bentuk interaksi sosial. Kerja sama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama
antarpribadi atau antarkelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
3) Tahap Koordinasi
Koordinasi adalah pengaturan secara sentral untuk mencapai integrasi dengan mempersatukan
individu maupun kelompok agar tercapai keseimbangan dan keselarasan dalam hubungan di
masyarakat. Dalam organisasi kemasyarakatan, koordinasi merupakan factor yang paling
dominan. Tanpa koordinasi, suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan baik, mengingat
organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari orangorang dengan sifat dan kepribadian
yang berbeda-beda. Dengan demikian kelancaran jalannya organisasi ditentukan faktor
pendekatan antaranggotanya. Proses koordinasi mencakup berbagai aspek kemasyarakatan,
seperti aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, dan lain sebagainya.

4) Tahap Asimilasi
Kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam masyarakat multikultural setelah tahap
koordinasi akan tercapai atau tercipta suatu pemahaman bersama, sehingga di antara kelompokkelompok tersebut dapat saling menyesuaikan diri. Proses ini disebut dengan asimilasi. Asimilasi
adalah

sebuah

proses

yang

ditandai

oleh

adanya

usaha-usaha

untuk

mengurangi

perbedaanperbedaan yang terdapat di antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia


guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
2.6 Pengaruh Interseksi dan Konsolidasi terhadap Integrasi Sosial
Penggolongan masyarakat secara vertical ( stratifikasi / pelapisan sosial ) maupun secara
horizontal ( diferensiasi sosial / kemajemukan ) tidaklah menggunakan dasar dasar atau faktor
faktor yang tunggal atau terdiri sendiri tetapi bersifat kumulatif, sehingga sering terjadi interseksi
( persidangan ) dan konsolidasi ( tumpang tindih ) keanggotaan masyarakat dalam berbagi
kelompok sosial yang ada didalam masyarakat.
Untuk memahami persoalan ini secara jelas lebih dahulu perlu disampaikan pengertian
interseksi, konsolidasi, dan kelompok sosial.
1. Interseksi
Interseksi merupakan persilangan atau pertemuan titik potong keanggotaan dari dua suku bangsa
atau lebih dalam kelompok kelompok sosial didalam suatu masyarakat yang majemuk.
2. Konsolidasi
Konsolidasi diartikan sebagai penguatan atau peneguhan keanggotaan anggota anggota
masyarakat dalam kelompok kelompok sosial melaui tumpah tindih keanggotaan.
3. Kelompok sosial
Kelompok sosial atau sosial group merupakan pengumpulan ( agregasi ) manusia yang teratur.
Kelompok sosial atau sosial group adalah himpunan atau kesatuan kesatuan manusia yang
menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan adanya kesadaran untuk
saling menolong.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration"yang berarti kesempurnaan atau


keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang
saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat
yang memilki keserasian fungsi.
3.2. Saran
Apabila terjadi konflik antar individu atau individu dengan kelompok, maka yang
pertama kali harus di lakukan adalah melakukan integrasi sosial, karena suatu integrasi sosial di
perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa
tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

DAFTAR PUSTAKA
M, Idianto. 2005. Sosiologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Maryati, Kun dan Juju Suriawati. 2007. Sosiologi Untuk SMA dan MAKelas XI. Bandung:
PT.Gelora Aksara Pratama
Anonimus.2006.Disintegrasi dan Integrasi Masyarakat.(online).
http://akarsejarah.wordpress.com/2010/09/30/disintegrasi-integrasi-dan-tipologi-masyarakat/
Diakses Jumat, 3 Juni 2011. Pukul 14.22 wib.
Anonimus.2009.Disintegrasi Sosial Kampus.(online).
http://matanews.com/2008/10/09/disintegrasi-sosial-kehidupan-kampus/ Diakses Jumat, 3 Juni
2011. Pukul 14.50 wib.
Adhi.2009.Mencegah Disintegrasi.(online).

http://mradhi.com/sosial-politik/mencegah-disintegrasi.html Diakses Jumat, 3 Juni 2011. Pukul


14.06 wib.
Saeful, Hadi.1980.Integrasi Nasional di Indonesia pada Penataran MKDU ISD. Bandung:
Universitas: Padjajaran Universitas

Anda mungkin juga menyukai