Disusun Oleh :
Firmansyah
41116010116
Jaka Rahayu
41116010114
41116010042
Ilham Muharam
41116010012
Asisten Lab :
Sandra Tifani
Azmi Muthi A.
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat, kemudahan, dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan Makalah Laporan Praktikum Fisika
Dalam proses pengerjaan tugas ini, kami melakukan berbagai penelitian
yang tak lupa mendapatkan bimbingan, arahan dan pengetahuan hingga kami
mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. Maka dari itu, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah laporan praktikum ini.
Kelompok kami berharap, makalah laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, menambah pengetahuan dan mempermudah percobaan
yang hendak dilakukan.
kelompok kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah laporan praktikum ini, baik dari materi maupun teknik
penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kelompok
kami. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang objektif demi
kesempurnaan makalah laporan praktikum ini untuk ke depannya.
Daftar Isi
Kata pengantar ................................................................................................... 2
Daftar isi ............................................................................................................. 3
BAB I BANDUL MATEMATIS ........................................................................ 4
1.1
1.2
1.3
1.4
4
4
4
6
7
8
11
11
11
14
15
16
18
18
18
19
21
22
24
24
24
25
27
28
BAB I
BANDUL MATEMATIS
1.1 Tujuan Praktikum
1. Memahami azas kerja ayunan matematis.
2. Memahami dan menentukan besar percepatan gravitasi ditempat
percobaan dilakukan.
1.2 Alat yang digunakan
1. Bandul
2. Stopwatch
3. Mistar
4. Statip
5. Benang penggantung
1.3 Teori
Bandul Matematis adalah salah satu matematis yangbergerak mengikuti
gerak harmonik sederhana. bandul matematis merupakan benda ideal yang terdiri
dari sebuah titik massa yang digantungkan pada tali ringan yang tidak bermassa.
jika bandul disimpangkan dengan sudut dari posisi setimbangnya lalu
dilepaskan maka bandul akan berayun pada bidang vertikal karena pengaruh dari
gaya grafitasinya.
"berdasarkan penurunan hukum-hukum newton disebutkan bahwa periode ayunan
bandul sederhana dapat di hitung sbb :
T =2 (l/ g)
Dimana:
T : Periode ayunan (detik)
L : Panjang tali (m)
g : gravitasi bumi
m
)
2
s
Gerak periode merupakan suatu gerak yang berulang pada selang waktu
yang tetap. Contohnya gerak ayunan pada bandul. Dari satu massa yang brgantung
pada sutas tali, kebanyakan gerak tidaklah betul-betul periodik karena pengaruh
gaya gesekan yang membuang energi gerak.
Benda berayun lama akan berhenti bergetar. ini merupakan periodik teredam.
Gerak dengan persamaan berupa fungsi sinus merupakan gerak harmonik
sederhana.(Sutresna, 2006: 12)
Periode getaran yaitu T. Waktu yang diperlukan untuk satu getaran
frekwensi gerak f. jumlah getaran dalam satu satuan waktu T = 1/f posisi saat
dimana resultan gaya pada benda sama dengan nol adalah posisi setimbang, kedua
benda mencapai titik nol (setimbang) selalu pada saat yang sama
Gaya pada partikel sebanding dengan jarak partikel dari posisi setimbang
maka partikel tersebut melakukan gerak harmonik sederhana. Teori Robert hooke
(1635-1703) menyatkan bahwa jika sebuah benda diubah bentuknya maka benda
itu akan melawan perubahan bentuk dengan gaya yang seimbang/sebanding
dengan besar deformasi, asalkan deformasi ini tidak terlalu besar, F = -kx. Dan
dalam batas elastisitas gaya pada pegas adalah sebanding dengan pertambahan
panjang pegas. sedangkan pertambahan panjang pegas adalah sama dengan
simpangan osilasi atau getaran. F = + k x
Gaya gesekan adalah sebanding dengan kecepatan benda dan mempunyai
arah yang berlawanan dengan kecepatan. persamaan gerak dari suatu osilator
harmonik teredam dapat diperoleh dari hukum II Newton yaitu F = m.adimana F
adalah jumlah dari gaya balik kx dan gaya redam yaitu b dx/dt, b adalah suatu
tetapan positif.(Giancoli, 2001: 45)
Osilasi adalah jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak
balik melalui lintasan yang sama, dimanasuatu periodik adalah setiap gerak yang
berulang-ulang dalam selang waktu yang sama. Banyak benda yang berisolasi
yang bergerak bolak-baliknya tidak tepat sama karena gaya gesekan melepaskan
tenaga geraknya. Bandul matematis bergerak mengikuti gerak harmonic. Bandul
sederhana (matematis) adalah benda ideal yang terdiri dari sebuah titik massa,
yang digantung pada tali ringan yang tidak dapat muju. Jika bandul ditarik
keseamping dari posisi seimbangnya (David, 1985 : 12)
Banyak benda yang berosilasi bergerak bolak-balik tidak tepat sama
karena gaya gesekan melepaskan tenaga geraknya. Periode T suatu gerak
harmonik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh suatu lintasan langkah
dari geraknya yaitu satu putaran penuh atau satu putar frekwensi gerak adalah
V=1/T .
1.4 Cara Kerja
1. Menentukan panjang tali penggantung 100 cm, yang diukur dari pusat
bola sampai dengan kedudukan penjepit tali.
2. Menyimpangkan bola 10 cm dari titik kesetimbangan kemudian lepaskan.
3. Mencatat waktu yang diperlukan untuk 20 ayunan.
4. Mengulangi langkah no.3 dan no.4 masing-masing sebanyak 2 kali
( bandul kecil 1x dan bandul besar 2x )
5. Mengulangi percobaan no.2 s/d no.5 dengan panjang tali yang berbedabeda: 30 cm, 27 cm, 24 cm, 21 cm, 18 cm.
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Fisika Dasar ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi dan melengkapi Laporan BANDUL PRAKTIS pada mata kuliah
Fisika Dasar.
Sandra Tifani
Azmi Muthi A.
g = 4 l/T
Percepatan Gravitasi pada Bandul Kecil :
1. l = 30 cm
g = 9,67 m/s2
2. l = 27 cm
g = 9,601 m/s2
3. l = 24 cm
g = 9,18 m/s2
4. l = 21 cm
g = 8,99 m/s2
5. l = 18 cm
g = 9,34 m/s2
g = 9,09 m/s2
2. l = 27 cm
g = 8,85 m/s2
3. l = 24 cm
g = 9,39 m/s2
4. l = 21 cm
g = 9,18 m/s2
5. l = 18 cm
g = 8,19 m/s2
menjadi miring.
Pengukuran waktu yang kurang tepat, ketika melepas bandul dan
Dari hasil percobaan dapat di simpulkan bahwa semakin panjang tali yang
di gunakan untuk menggantungkan bandul maka semakin besar pula nilai
periode dan waktunya. Selain itu, semakin berat beban yang digunakan,
maka semakin cepat percepatan gaya gravitasinya dan begitu pula dengan
periodenya. Karena beban dan gravitasi saling berhubungan dan tegak
lurus. Apabila sebuah bandul matematis dan bandul fisis digantung
kemudian diberi simpangan kecil , maka bandul akan berayun dan
melakukan gerakan harmonis sederhana. Dengan dasar gerakan harmonis
sederhana ini maka dapat dihitung besarnya percepatan gravitasi bumi di
tempat dimana percobaaan dilakukan dengan cara mengukur panjang tali
dan periode pada bandul matematis. Massa bandul tidak berpengaruh pada
besarnya percepatan gravitasi sedangkan panjang tali berbanding terbalik
dengan kuadrat periode.
BAB II
PEGAS
2.1 Tujuan Praktikum
1. Menggunkapakan Hukum Hooke Untuk Sebuah Pegas.
2. Mengukur Percepatan Gravitasi Dengan Getaran Kolo Zat Cair.
2.2 Alat yang digunakan
1. Stopwatch
2. Penyangga Beban
3. Statip
4. Pegas
5. Mistar Ukur
2.3 Teori
Hukum Hook menyatakan bahwa jika pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya,
maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besar gaya
yang bekerja padanya.
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis.
Pegas biasanya terbuat dari baja. Pegas juga ditemukan di sistem suspensi
mobil. Pada Mobil Pegas memiliki fungsi menyerap kejut dari jalan dan
getaran roda agar tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung. Selain
itu, pegas juga berguna untuk menambah daya cengkerem ban terhadap
permukaan jalan.
Fungsi Dan Penggunaanya.
Penggunaan pegas dalam dunia keteknikan sangat luas,misalkan pada teknik
mesin, teknik elektro, alat-alat transformasi,dan lain-lain.
Dalam banyak hal, tidak terdapat alternative lain yang dapat digunakan,
Kecuali menggunakan pegas dalam kontruksi dunia keteknikan. harus dapat
berfungsi dengan baik, terutama dari segi persyaratan,keamanan dan
kenyamanan.
Adapun fungsi pegas adalah memberikan gaya,melunakan tumbukan dengan
memanfaatkan sifat elastisitas bahannya, menyerap dan menyimpan energi
dalam waktu yang singkat dan mengeluarkanya kembali dalam jangka waktu
yang lebih panjang, serta mengurangi getaran.
Cara kerja pegas adalah kemampuan menerima kerja lewat perubahan bentuk
elastic ketika mengendur, kemudian menyerahkan kerja kembali kedalam
bentuk semula, hal ini di sebut cara kerja pegas.
Pada pegas, gaya F (N) dalam daerah elastic besarnya sama dengan perkalian
antara perpindahan titik daya tangkap gaya F (mm) dikalikan dengan
konstanta K atau K merupakan fungsi di f dikalikan dengan konstanta k .
Dalam hal ini dapat dilihat pada diagram pegas,
Dimana pada sumbu mendatar diukur perpindahan f (mm) dan pada sumbu
vertical gaya F (N).Luas yang terletak antara garis a dan sumbu mendatar
merupakan kerja yang terhimpun dalam pegas yang ditegangkan,
ketika pegas mengendur, bukan garis penuh A yang dilalui,melainkan jenis
lengkungan yang putus-putus. selisih kerja diubah menjadi kalor sebagai
akibat dari gesekan bahan pegas,hal ini di sebut histerisis.
Macam Macam Pegas.
Pegas mekanik dipakai pada mesin yanmg mendesakan gaya, untuk
menyediakan kelenturan, dan untuk menyimpan atau menyerap energi. Pada
umumnya pegas dapat digolongkan atas pegas dawai, pegas daun, atau pegas
yang berbentuk khusus, dan setiap golongan ini masih dapat terdapat berbagai
jenis lagi. Pegas dawai mencakup pegas ulir dari kawat bulat atau persegi dan
dibuat untuk menahan beban tarik, tekan, atau puntir. Dalam pegas daun
termasuk jenis yang menganjur (cantilever) dan yang berbentuk elips, pegas
daya pemutar motor atau pemutar jam, dan pegas daun penahan baut, yang
biasanya disebut pegas Belleville.
Jika Suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari
luar dan dapat kembali ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya
dihilangkan, maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis
(misalnya pegas). Selama batas elastisnya belum terlampaui maka perubahan
panjang pegas akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya, menurut
hukum Hooke dinyatakan sebagai berikut:
F = -kx
Dengan F adalah gaya (N), k adalah konstanta pegas (N/m) dan x adalah
perubahan panjang pegas (m).
Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah massa m1, maka gaya yang
menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut,
sehingga berlaku
mg = kx
Dengan g adalah percepatan gravitasi (m/s2).
Selain dengan cara pembebanan, konstanta pegas k dapat dicari dengan cara
getaran pada pegas. Sebuah benda bermassa m dibebankan pada pegas dan
disampingkan dari posisi setimbangnya, maka akan terjadi getaran pegas
dengan periode getaran T sebagai berikut:
Metode Pembebanan
Metode Getaran
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Fisika Dasar ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi dan melengkapi Laporan BANDUL PRAKTIS pada mata kuliah
Fisika Dasar.
Disahkan dan di setujui di Jakarta ........November 2016
Mengetahui:
Asdos 1
Asdos 2
Sandra Tifani
Azmi Muthi A.
Massa (gr)
pegas/L
y
x.y
X2
L-Lo
F= m.g
1,1
0,49
0,539
1,21
50
(cm)
= 0,05 11,1cm
kg
100
0,1 12,5cm
2,5
0,98
2,45
6,25
kg
150
= 0,15 13,3cm
3,3
1,47
4,851
10,89
kg
200
= 0,20 14,3cm
4,3
1,96
8,428
18,49
kg
250
= 0,25 15,3cm
5,3
2,45
12,985
28,09
kg
x.y
x2
=16,5
=7,35
29,253
64,93
Catatan: satuan F dalam kg.m/s2 sehingga untuk menghitung y,
massa dikonversi ke dalam kg terlebih dahulu.
b: 5.29,253-16,5.7,35 = 0,47 a: 1(7,35-0,47.16,5) = 0,81
5.64,93-16,52
5
y=
y=
x=
x=
x=
bx + a
0,47x + 0,81
50
y= 0,47 . 50 + 0,81
100
y= 0,47 . 100 + 0,81
150
y= 0,47 . 150 + 0,81
= 24,31
= 47,81
= 71,31
x= 200
x= 250
= 94,81
= 118,31
GETARAN PEGAS
Percobaan dilakukan sebanyak 20
T= t/n
t= waktu n= banyaknya getaran
N Mas Wakt Period x
Massa
o sa
u/t
e/T
/M
(gr) (dtk)
1 50
13,21 0,6605 50
2 100 14,05 0,7025 100
3 150 14,74 0,737
150
4 200 15,14 0,757
200
5 250 15,24 0,787
250
x
=750
b: 5.421,9-750.2,664 = 0,0089
0,8022
5.137500-7502
y= bx + a
kali
y
T2
x.y
x2
0,436
0,493
0,543
0,573
0,619
y
21,8
49,3
81,45
114,6
154,75
x.y
2.500
10.000
22.500
40.000
62.500
x 2 =1
=2,664
=421,9
37.500
b: 1 (2,664-0,0089.750) =
5
y= 0,0089x + 0,8022
x= 50
y= 0,0089.50+0,8022= 1,2472
x= 100
y= 0,0089.100+0,8022= 1,6922
x= 150
y= 0,0089.150+0,8022= 2,1372
x= 200
y= 0,0089.200+0,8022= 2,5822
x= 250
y= 0,0089.250+0,8022= 3,0272
BAB III
Modulus Elastisitas
3.1 Tujuan Praktikum
1. Memahami sifat elstisitas
2. Mengaplikasikan hukum young
3. Menentukan modulus elstisitas (E) dari beberapa zat padat dengan
pelenturan.
3.2 Alat Yang Digunakan
1. Kait dengan tumpuan
2. Penopang
3. Beban
4. Skala dengan cermin
5. Batang yang akan diukur elastisitas nya
6. Meteran
7. Jangka sorong
3.3 Teori
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut
dihilangkan . Sedangkan benda elastis memiliki batas elastis yang berbedabeda, yang dimana batas elastis adalah batas atau kemampuan dimana suatu
benda dapat kembali ke bentuk semula jika gaya yang mengenainya
dihilangkan. Seperti pada kater gelang, jika gaya yang diberikan pada karet
gelang melebihi batas elastisitasnya maka kater gelang akan mengalami
perubahan secara permanen atau menjadi melar. Bahkan jika gaya yang
diberikan terlalu besar karet bisa putus. Hal ini terjadi karena karet dapat
kehilangan kemampuan elastisitasnya, begitupun benda lainnya. Berbeda
dengan benda yang elastis, benda plastis tidak dapat kembali ke bentuknya
semula jika gaya yang mengenainya dihilangkan. Selain dari keelastisan
bendanya benda plastis dan elastis memiliki perbedaan lainnya. Yaitu
tingkatan dalam besar atau kecilnya deformasi yang terjadi.
Deformasi
pada benda akan menyebabkan perubahan bentuk tetapi tidak ada perubahan
volume, dan benda yang.mengalami kompresi akan terjadi perubahan volume
tetapi tidak terjadi deformasi. Nilai keelastisitasan ini disebut juga modulus
elastisitas.
BL3
4 fbh 3
. ( 2)
Keterangan:
f = pelenturan (cm)
B = berat beban (dyne)
L = Panjang batang antara dua tumpuan (cm)
E = Modulus elastisitas
b = lebar batang (cm)
h = tebal batang (cm)
3.4 Cara Kerja
1. Mengukur panjang batang dari beberapa bahan.
2. Mengukur lebar dan tebal batang dari beberapa bahan.
3. Menimbang masing-masing beban B.
4. Mengatur jarak titik tumpu sejauh 80 cm dengan jarak kanan dan kiri sama
terhadap skala baca.
5. Meletakkan batang uji I (tebal) dan memberinya beban awal yang
diberikan asisten, kemudian mengukur kelenturan yang dihasilkan dan
dicatat dalam form pengembalin data.
6. Tambahan beban uji, lalu catat lagi hasil kelenturan yang di dapat ke dalam
form pengambilan data. Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali.
7. Lalu lakukan pengukuran dengan batang biji uji II (sedang), dengan
melakukan hal yang sama pada poin 4 s/d 6.
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Fisika Dasar ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi dan melengkapi Laporan BANDUL PRAKTIS pada mata kuliah
Fisika Dasar.
Disahkan dan di setujui di Jakarta .................November 2016
Mengetahui:
Asdos 1
Asdos 2
Sandra Tifani
Azmi Muthi A.
M (kg)
200
0,4 mm
0,08
6,4 x 10
300
0,5 mm
0,15
0,0225
400
0,7 mm
0,28
0,0784
500
0,9 mm
0,45
0,2025
600
1 mm
0,6
0,36
x = 200
y = 3,5 mm
x.y = 1,56
x2 = 0,6698
Grafik Kayu 1
1.2
1
0.8
Grafik Kayu 1
0.6
0.4
0.2
0
200
300
400
500
600
x.y
x2
0,2
0,04
0,0016
300
0,2
0,06
0,0036
400
0,2
0,08
0,0064
500
0,3
0,15
0,0225
600
0,3
0,18
0,0324
x = 2000
y = 1,2
x.y = 0,51
x2=0,0665
M (kg)
200
Grafik Kayu 2
0.35
0.3
0.25
Grafik Kayu 2
0.2
0.15
0.1
0.05
0
200
300
400
500
600
3.
Kesimpulan
Dari praktikum Modulus Young ini, dapat disimpulkan beberapa hal:
tidak
kembali
ke
bentuk
semula
saat
gaya
dilepaskan.
Bila gaya yang diberikan pada benda melampui batas kekuatan benda, benda akan
patah.
BAB IV
MODULUS PUNTIR
4.1 Tujuan Praktikum
1. Menentukan Modulus Puntir (modulus geser) secara statis.
4.2 Alat-alat yang digunakan
1. Mikrometer skrup
2. Jangka Sorong
3. Mistar Baja
4. Batang Uji
5. Roda Puntir Beban (massa)
6. Katrol dan tali P
7. Jarum penunjuk dan busur derajat (skala sudut S)
8. Penyekat (penjepit)
4.3 Teori
Bila sebatang logam pejal dengan panjang L dan jari-jari R, salah satu
ujungnya dijepit dan ujung yang lain dipuntir dengan gaya F, maka akan
terjadi simpangan atau pergeseran sebesar (lihat gambar 1).
Gambar 1.
Besar pergeseran () untuk setiap logam berbeda-beda, tergantung koefisien
kekenyalannya. Hubungan tersebut dinyatakan sebagai berikut :
G
(1)
Atau
2 ML
R 4
...........................................................
360 g r L m
2 R 4
................................................
(2)
Dengan :
G = modulus puntir (modulus geser = koefisien kekenyalan)
g = percepatan gravitasi
R = jari-jari batang
L = panjang batang dari penjepit ke jarum petunjuk sekala
m = massa beban yang menyebabkan puntiran
= besar simpangan pada jarak L
r
M = momen gaya
satu
batang
yang
diberikan
oleh
asisten,
kemudian
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Fisika Dasar ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi dan melengkapi Laporan BANDUL PRAKTIS pada mata kuliah
Fisika Dasar.
Disahkan dan di setujui di Jakarta .................November 2016
Mengetahui:
Asdos 1
Asdos 2
Sandra Tifani
Azmi Muthi A.
rad
rad
3. Hitunglah harga G untuk tiap harga L dan hitung lah harga G rata rata.
4. Bandingkan hasil saudara peroleh dari rumus (2) dengan G yang di dapat
dari rumus grafik.
5. Berilah kesimpulan dari percobaan saudara.
Jawab :
1
no
Massa (kg)
Derajat
1
2
3
4
5
500
1000
1500
2000
2500
Puntiran
2
3
5
7
9
x
M(Kg)
Y
rad
x.y
X2
0.5
1
1.5
2
2.5
0.035
0.0525
0.0875
0.1225
0.1575
y=
0.455
0.0175
0.0525
0.13125
0.245
0.39375
x . y=
0.8
0.25
1
2.25
4
6.25
x 2=
13.
75
x=
rad
2. Buatlah grafik
1
2
3
4
6.5
1=
0.5 .3.14
=0.008
180
2=
1. 3.14
=0.01
180
3=
1.5 .3.14
=0.02
180
4=
2. 3.14
=0.
180
03
5=
2.5 .3.14
=0.
180
04
L = 54,5 cm
R = 8 cm
r = 3,92 cm
3. Hitunglah harga G untuk tiap harga L dan hitung lah harga G rata rata.
G1=
G2=
G3=
G 4=
G5=
2
4
5
7
Kesimpulan