Anda di halaman 1dari 110

HAK PASIEN DAN KELUARGA

Dr.dr.Sutoto.,M.Kes

KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT

Sutoto KARS

Curiculum vitae: DR.Dr.Sutoto.,M.Kes


JABATAN SEKARANG:

Ketua KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit ) Th 2011-2014

Ketua umum PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) Th 2009-2012/ 2012-2015

Dewan Pembina MKEK (Majelis Kehormatan Etika Kedokteran) IDI Pusat 2009-2012/2012-2015

Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia)

Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I

Dewan Pengawas RS Mata Cicendo,Pusat Mata Nasional

PENDIDIKAN:
SI Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro
2. SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada
3. S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)
1.

PENGALAMAN KERJA

Staf Pengajar Pascasarjana MMR UGM, UMY, UHAMKA

Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sejak 1998

Kepala Puskesmas Purwojati, Banyumas, Jawa Tengah, tahun 1978-1979

Kepala Puskesmas Jatilawang, Banyumas,jawa Tengah., tahun 1979-1992

Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001

Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005

Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010

KARS
Sesditjen/Plt Dirjen Bina Pelayanan Medis KEMENKES R.I(Sutoto
Feb-Sept
2010)

Bab 2. HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

1. Hak pasien
2. Informed consent
3. Penelitian
4. Donasi organ

30 standar, 100 ELEMEN PENILAIAN


CEKLIS
Sutoto KARS

HAK PASIEN DALAM UURS


Bagian Keempat
Hak Pasien
Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak:
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
2. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban
pasien
3. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur,
dan tanpa diskriminasi
4. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional
Sutoto KARS

5. memperoleh layanan yang efektif dan


efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
6. mengajukan pengaduan atas kualitas
pelayanan yang didapatkan
7. memilih dokter dan kelas perawatan
sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit
Sutoto KARS

8. meminta konsultasi tentang penyakit yang


dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar Rumah Sakit;
9. mendapatkan privasi dan kerahasiaan
penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
10.mendapat informasi yang meliputi diagnosis
dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan
Sutoto KARS

11.memberikan persetujuan atau menolak atas


tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya
12.didampingi keluarganya dalam keadaan
kritis
13. menjalankan ibadah sesuai agama atau
kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya
14. memperoleh keamanan dan keselamatan
dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit
Sutoto KARS

15. mengajukan usul, saran, perbaikan atas


perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
16. menolak pelayanan bimbingan rohani yang
tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya;
17. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit
apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata ataupun pidana
18. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang
tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sutoto KARS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

Pasal 3
(1) Rahasia kedokteran mencakup data dan
informasi mengenai:
a. identitas pasien;
b. kesehatan pasien meliputi hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik,
pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis, pengobatan
dan/atau tindakan kedokteran; dan
c. hal lain yang berkenaan dengan pasien.

(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat bersumber dari pasien, keluarga


pasien, pengantar pasien, surat keterangan
konsultasi atau rujukan, atau sumber lainnya.
Sutoto KARS

11

Patient's Responsibilities / Tanggung Jawab Pasien


PASIEN W
1. memberikan informasi yg akurat dan lengkap ttg keluhan sakit sekarang,
riwayat medis yg lalu, hospitalisasi, medikasi/pengobatan dan hal-hal lain yg
berkaitan dgn kes pasien.
2. Mengikuti rencana pengobatan yg diadviskan oleh Dr termasuk instruksi
para perawat dan profesional kes yg lain sesuai perintah Dr
3. Memperlakukan staf RS dan pasien lain dgn bermartabat dan hormat serta
tidak melakukan tindakan yg akan mengganggu pekerjaan RS
4. Menghormati privasi orang lain dan barang milik RS
5. Tidak mbawa alkohol, obat2 yg tdk mendpt persetujuan/ senjata ke dlm RS
6. Menghormati bahwa RS adalah area bebas rokok
7. Mematuhi jam kunjungan dari RS
8. Meninggalkan barang berharga di rumah dan membawa hanya barangbarang yg penting selama tinggal di RS
9. Memastikan bahwa kewajiban finansial atas asuhan pasien dipenuhi
sebagaimana kebijakan RS
10. Bertangg-jwb atas tindakan2nya sendiri bila mereka menolak pengobatan
atau advis Dr nya
Sutoto KARS

12

Pokok pokok HPK


1. Hak pasien & keluarga sesuai dengan UU
2. Pelayanan rohaniawan atau sejenisnya berkenaan dengan
agama dan kepercayaan pasien
3. Kebutuhan privasi pasien
4. Melindungi barang milik pasien
5. Melindungi pasien dari kekerasan fisik
6. Lokasi terpencil atau terisolasi di monitor
7. Kerahasiaan informasi kesehatan pasien
8. Mendapat
penjelasan
rencana
pelayanan
dan
pengobatannya
9. Mendapat informasi hasil yg tidak diharapkan dari pelayanan
dan pengobatan
10. Hak dan tanggung-jawab mereka yg berhubungan dengan
penolakan atau tidak melanjutkan pengobatan
13

11.
12.
13.
14.

15.

Menolak yan resusitasi atau menolak /


memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar
Mendapat yan yg menghargai dan penuh kasih sayang
pada akhir kehidupannya
menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik dan
perbedaan pendapat
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi,
penggunaan darah atau produk darah dan tindakan
serta pengobatan lain yg berisiko RS membuat daftar
semua kategori dan jenis pengobatan dan prosedur yg
memerlukan informed consent yg khusustinggi.
Penelitian dan donor organ
14

Sutoto KARS

15

GAMBARAN UMUM
Untuk meningkatkan hak pasien di RS :
1. mendefinisikan hak tersebut,
2. mendidik pasien dan staf tentang hak
tersebut. Pasien diberitahu hak mereka dan
bagaimana harus bersikap.
3. Staf dididik untuk mengerti dan
menghormati kepercayaan dan nilai-nilai
pasien dan memberikan pelayanan
dengan penuh perhatian dan hormat
sehingga menjaga martabat pasien.

3
Sutoto KARS

16

UU PK PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN


ATAU KEDOKTERAN GIGI

Pasal 45
(1) Setiap tindakan kedokteran atau

kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh


dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus
mendapat persetujuan.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat
penjelasan secara lengkap.

Sutoto KARS

17

Lanjutan.
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya

mencakup :
a. diagnosis dan tata cara tindakan medis;
b. tujuan tindakan medis yang dilakukan;
c. alternatif tindakan lain dan risikonya;
d. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
e. prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik

secara tertulis maupun lisan.


(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung

risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang


ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
(6) Ketentuan mengenai tata cara persetujuan tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3),

ayat (4), dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.


Sutoto KARS

18

Persetujuan (Consent)
1. General consent (persetujuan Umum)
Persetujuan perawatan dan pegobatan

2. Informed consent

Sutoto KARS

19

CONTOH GENERAL CONSENT

Sutoto KARS

20

Sutoto KARS

21

Standar HPK.1
RS bertangg-jwb utk memberikan proses yg mendukung hak
pasien dan keluarganya selama dalam yan.
Regulasi RS :
Pedoman/panduan/Kebijakan tentang hak pasien dan keluarga yang

mendukung dan melindungi hak pasien dan keluarga


Dokumen
Persetujuan pelepasan informasi apa saja yang berhubungan

dengan pelayanan yang boleh diketahui keluarganya/ pihak lain


(dapat menjadi bagian dari persetujuan umum/general consent)
Implementasi
1.

Pemahaman pimpinan RS tentang hak pasien dan keluarga sesuai


peraturan perundang-undangan

2.

Pemahaman staf pelayanan atas hak pasien dan keluarga


Sutoto KARS

23

CONTOH KALIMAT
PERSETUJUAN PELEPASAN INFORMASI (HPK 1. EP3)
Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)
Saya memahami informasi yang ada didalam diri Saya, termasuk

Diagnosis, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik yang akan


di gunakan untuk perawatan medis, akan dijamin
kerahasiaannya oleh RS
Saya memberi wewenang kepada RS untuk memberikan
informasi tentang tentang rahasia kedokteran saya bila
diperlukan untuk memproses klaim asuransi termasuk namun
tidak terbatas pada askes ,jamkesmas, jamkesda, perusahaan
dan atau lembaga pemerintah lainnya
Saya tidak memberikan/memberikan (coret salah satu)
wewenang kepada RS untuk memberikan tentang data dan
informasi kesehatan saya kepada keluarga terdekat saya, yaitu:

1.
2
3..

Sutoto KARS

25

Standar HPK.1.1.1.
Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon terhadap
permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan
rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan
kepercayaan pasien.
Elemen Penilaian HPK.1.1.
Terdapat proses untuk mengidentifikasi dan menghormati nilainilai dan kepercayaan pasien dan bila mungkin, juga
keluarganya (lihat juga PPK.3.1, EP 1 dan PP.7, EP 1) .
Staf mempraktekan proses tersebut dan memberikan
pelayanan yang menghormati nilai-nilai dan kepercayaan
pasien
Elemen Penilaian HPK 1.1.1.
Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon permintaan
yang bersifat rutin maupun kompleks yang berkenaan dengan
agama atau dukungan spiritual.
Rumah sakit merespon permintaan untuk keperluan dukungan
agama dan spiritual pasien
Sutoto KARS

26

Standar HPK.1.1.1.
Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap
permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan
rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan
kepercayaan pasien.
Regulasi RS :
1. Panduan Pelayanan Kerohanian
2. SPO pelayanan kerohanian
3. Formulir permintaan pelayanan kerohanian
PROSES
1. Proses identifikasi yang menyangkut juga agama dan
kepercayaan pasien
2. Proses staf pelayanan menyediakan pelayanan kerohanian
sesuai permintaan pasien atau keluarga
3. Bukti bahwa RS telah memberikan pelayanan kerohanian
(keagamaan atau spiritual)
Sutoto KARS

27

Pelayanan me Standar HPK.1.2.


Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasiennghormat
kebutuhan privasi pasien.
Elemen Penilaian HPK.1.2.
1. Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan
privasi selama pelayanan dan pengobatan.
2. Keinginan pasien untuk privasi dihormati pada
setiap wawancara klinis, pemeriksaan,
prosedur/pengobatan dan transportasi.
1. Prosedur dan formulir keinginan privasi pasien
2. Pelaksaan yang memperhatikan privasi pasien
dlm anamnesis, pemeriksaan fisik, pemberian
terapi dan transportasi
Sutoto KARS

29

CONTOH KALIMAT
IDENTIFIKASI PRIVASI
Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)

KEINGINAN PRIVASI

Saya mengijinkan/ tidak mengijinkan (coret


salah satu) Rumah Sakit memberi akses bagi:
Keluarga dan handai taulan serta orang orang
yang akan menengok/menemui saya. (sebutkan
nama/profesi bila ada permintaan khusus):
Saya menginginkan/tidak menginginkan privasi
khusus (coret salah satu). Sebutkan bila ada
permintaan privasi khusus :

Sutoto KARS

30

Standar HPK.1.3.
Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi
barang milik pasien dari pencurian atau
kehilangan
Elemen Penilaian HPK.1.3.
1.

Rumah sakit telah menentukan tingkat tanggung jawabnya terhadap barang


milik pasien.

2.

Pasien memperoleh informasi tentang tanggung jawab rumah sakit dalam


melindungi barang milik pribadi.

3.

Barang milik pasien dilindungi apabila rumah sakit mengambil alih tanggung
jawab atau apabila pasien tidak dapat melaksanakan tanggung jawabnya

1. Proses mengkomunikasikan tanggung jawab dan mengambil tanggung


jawab milik pasien emergensi, pasien bedah rawat sehari, pasien rawat inap
dan pasien yang tidak mampu mengamankan barang miliknya dan mereka
yang tidak mampu membuat keputusan mengenai barang pribadinya
2. Proses mencatat nilai barang tersebut dan memastikan barang tersebut
tidak akan hilang atau dicuri.
Sutoto KARS

31

Standar HPK.1.3.
Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi
barang milik pasien dari pencurian atau
kehilangan

Regulasi RS tentang tanggung jawab


terhadap barang milik pasien.
SPO dan formulir penyimpanan
Proses Penyampaian informasi tentang
tanggung jawab RS terhadap barang milik
pasien
Proses perlindungan barang milik pasien
pada saat pasien tidak mampu bertanggung
jawab atas barang miliknya
Sutoto KARS

32

PEMBERIAN PERLINDUNGAN DAN


PENGAMBIL ALIHAN TG JAWAB KEPADA
PASIEN:
1. Pasien emergensi
2. Pasien bedah rawat sehari
3. Pasien rawat inap
4. Pasien yang tidak mampu mengamankan
barang miliknya
5. Mereka yang tidak mampu membuat
keputusan mengenai barang pribadinya
Sutoto KARS

33

CONTOH PERNYATAAN DALAM GENERAL


CONSENT..

BARANG BERHARGA MILIK PRIBADI

Saya telah memahami bahwa rumahsakit tidak bertanggung jawab

atas semua kehilangan barang-barangmilik saya dan saya secara


pribadi bertanggung jawab atas barang-barang berharga yang saya
miliki termasuk namun tidak terbatas pada uang, perhiasan, buku cek,
kartu kredit, handphone atau barang lainnya. Dan apabila saya
membutuhkan maka saya dapat menitipkan barang barang tersebut
kepada rumah sakit
Saya juga mengerti bahwa saya harus memberitahu/ menitipkan pada
RS jika saya memiliki gigi palsu, kacamata, lensa kontak, prosthetics
atau barang lainnya yang saya butuhkan untuk diamankan

Sutoto KARS

34

Standar HPK.1.4
Pasien dilindungi dari kekerasan fisik

Elemen Penilaian HPK.1.4


1. Rumah sakit mempunyai proses untuk
melindungi pasien dari kekerasan fisik
2. Bayi, anak-anak, manula dan lainnya yang
kurangi / tidak mampu melindungi dirinya
sendiri menjadi perhatian dalam proses ini.
3. lndividu yang tidak memiliki identitas
diperiksa
4. Lokasi terpencil atau terisolasi di monitor
Sutoto KARS

35

Standar HPK.1.4
Pasien dilindungi dari kekerasan fisik
Regulasi RS :
1.

Kebijakan/Panduan/SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik

Dokumen implementasi :
1.

Daftar pengunjung RS Diluar jam kunjungan

Proses

Cara RS untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik

Cara RS untuk melindungi terutama bayi, anak, manula dan pasien yang
tidak mampu melindungi dirinya sendiri

Penggunaan identitas pengunjung RS dan mekanisme pengawasannya

Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil atau terisolasi


Sutoto KARS

36

Standar HPK.1.5
Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya
yang berisiko mendapatkan perlindungan yang layak.
Elemen Penilaian HPK.1.5
1. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok yang berisiko (lihat juga PP.3.1 s/d

PP.3.9).
2. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan kelompok lain di

identifikasi rumah sakit untuk dilindungi (lihat juga PP.3.8).


3. Staf memahami tanggung jawab mereka dalam proses perlindungan.
Regulasi RS :
1. Panduan pelindungan terhadap kekerasan fisik unt kelompok berisiko
2. SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi :
1. Daftar kelompok yang berisiko

Proses
Identifikasi RS terhadap kelompok yang berisiko
Kelompok yang dilindungi RS meliputi anak-anak, individu yang cacat, lansia dan
kelompok lainnya
37
Sutoto KARS perlindungan
Pemahaman dan Tanggung jawab staf dalam memberikan

Standar HPK.1.6
lnformasi tentang pasien adalah rahasia
Elemen Penilaian HPK.1.6
1. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dan tentang

pembukaan dan kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam undangundang dan peraturan
2. Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak

tercakup dalam undang-undang dan peraturan.


3. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien.

Regulasi RS :
1. Regulasi tentang perlindungan terhadap kerahasian informasi pasien
Proses
1. Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses untuk membuka
rahasia kedokteran sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
2. Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang bukan
merupakan rahasia kedokteran
3. Upaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien
Sutoto KARS

38

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

BAB III KEWAJIBAN MENYIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN Pasal 4


(1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan
data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses
terhadap data dan informasi kesehatan pasien;
b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi
kesehatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan;
e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan;
f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan,
pengobatan,perawatan, dan/atau manajemen informasi di fasilitas
pelayanan kesehatan.
(3) Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun
pasien telah meninggal dunia.
Sutoto KARS

39

UU No 29 tahun 2004: pembukaan informasi yang


tidak memerlukan persetujuan pasien pada
keadaan-keadaan:

a) Untuk kepentingan kesehatan pasien


b) Memenuhi permintaan aparatur penegak

hukum dalam rangka penegakan hukum,


misalnya dalam bentuk visum et repertum
c) Atas permintaan pasien sendiri
d) Berdasarkan ketentuan undang-undang,
misalnya UU Wabah dan UU Karantina

Sutoto KARS

40

Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga
berpartisipasi dalam proses pelayanan.
Elemen Penilaian HPK.2
1. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung

dan mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya dalam


proses pelayanan (lihat juga APK.2, EP 4; APK.3.5, EP 1; PP.7.1,
EP 5; PPK.2, EP 5; PPK.5, EP 2; HPK.2 dan APK.3, EP 3)
2. Kebijakan dan prosedur tentang hak pasien bertujuan untuk
tidak menimbulkan rasa takut untuk mencari second opinion
dan kompromi dalam pelayanan mereka baik didalam maupun
diluar rumah sakit
3. Staf diberikan pelatihan dalam pelaksanaan kebijakan dan
prosedur serta peran mereka dalam mendukung partisipasi
pasien dan keluarganya dalam proses asuhan.
Sutoto KARS

41

Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga
berpartisipasi dalam proses pelayanan.
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPOkomunikasi efektif untuk mendorong
keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO cara memperoleh second opinion di
dalam atau di luar RS
Bukti Pr0ses :
Bukti pelaksanaan pelatihan
Sertifikasi pelatihan staf tentang komunikasi pemberian
informasi dan edukasi yang efektif
Sutoto KARS

42

PENTINGNYA SECOND OPINION


Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan
pengobatan dokter sering terjadi di belahan
dunia manapun, termasuk di Indonesia
Perbedaan pendapat para dokter dalam
mengobati penderita adalah hal yang biasa
terjadi, dan hal ini mungkin tidak menjadi
masalah serius bila tidak menimbulkan
konsekuensi yang berbahaya dan merugikan
bagi penderita
Second opinion dianjurkan bila menyangkut
ancaman nyawa, kerugian biaya atau dampak

finansial yang besar

Sutoto KARS

44

KEPUTUSAN DOKTER DIBAWAH INI DAPAT


DIMINTAKAN SECOND OPINION:

Tindakan operasi: appendictomi, tonsilektomi, caesar,dll

Pemberian obat jangka panjang (>2 mg), misalnya pemberian obat TBC jangka
panjang, antibiotika jangka panjang dll

Mengadviskan pemberian obat yang sangat mahal : obat, antibiotika, susu


mahal. imunisasi yang sangat mahal

Kebiasaan dokter memberikan terlalu sering antibiotika berlebihan pada kasus


yang tidak seharusnya diberikan : seperti infeksi saluran napas, diare, muntah,
demam virus, dan sebagainya. Biasanya dokter memberikan diagnosis infeksi
virus tetapi selalu diberi antibiotika.

Mengadviskan pemeriksaan laboratorium dengan biaya sangat besar

Diagnosis dokter yang meragukan : biasanya dokter tersebut menggunakan


istilah gejala seperti gejala tifus, gejala ADHD, gejala demam berdarah, gejala
usus buntu. Atau diagnosis autis ringan, ADHD ringan dan gangguan perilaku
lainnya.

Pemeriksaan dan pengobatan yang tidak direkomendasikan oleh institusi


kesehatan nasional atau internasional : seperti pengobatan dan terapi
bioresonansi, dll
Sutoto KARS

45

Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang
dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang
kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang
rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat
berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya

Elemen Penilaian HPK.2.1


1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan

mereka akan dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis


pasti, bila perlu (lihat juga AP.4.1, EP 2 dan PPK.2 EP 6).
2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan
mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan
pengobatannya (lihat juga AP.4.1, EP 3 dan APK.2, EP 4).
3. Pasien dan keluarganya memahami kapan persetujuan akan
diminta dan proses bagaimana cara memberikannya (lihat juga
PPK.2, EP 4).
4. Pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk
berpartisipasi dalam keputusan pelayanannya, bila mereka
menghendakinya (Lihat juga HPK.2, EP 1; AP.4.1, EP 3; PP.7.1, EP
5; APK.3, EP 3 dan PPK.2, EP 7).
Sutoto KARS

46

Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang dapat
dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis dan
diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan
pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila
mereka memintanya

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang panduan persetujuan tindakan
kedokteran
Dokumen:
Formulir pemberian edukasi
Formulir persetujuan / penolakan tindakan kedokteran
Sutoto KARS

47

Standar HPK.2.1.1

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Dokumen:
Materi penjelasan
Formulir pemberian penjelasan/edukasi
Materi wawancara
Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan
Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan yang tidak terduga
Sutoto KARS

50

Standar HPK.2.2
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya
tentang hak dan tanggung jawab mereka yang
berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan
pengobatan
Elemen Penilaian HPK.2.2.
1. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak

mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan (lihat juga


APK.3.5, EP 2).
2. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang

konsekuensi dari keputusan mereka (lihat juga APK.3.5, EP 2).


3. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang

tanggung jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut.


4. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang

tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.

Sutoto KARS

51

Formulir Pulang Atas


Permintaan Pasien
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama pasien/keluarga:
Tanggal ahir:
Denganini menyatakan permintaan untuk menghentikan
perawatan/pengobatan (keduanya atau coret salah satu) dan pulang atas
permintaan sendiri.
Saya telah mendapat penjelasan tentang:
hak saya untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan
Tentang konsekuensi dari keputusan saya
Tentang tanggung jawab saya dengan keputusan tersebut.
Tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.

Dan saya tidak akan menuntut pihaka rumah sakit ataua siapapun juga
akibat dari keputusan saya pulang atas permintaan sendiri
Tanda tangan pasien dan saksi
Sutoto KARS

52

Standar HPK.2.2

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Dokumen:
Formulir penolakan pengobatan
MATERI WAWANCARA:
1. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui tentang hak mereka untuk menolak atau tidak
melanjutkan pengobatan
2. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui tentang konsekuensi dari keputusan mereka
3. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui tentang tanggung jawab mereka terkait dengan
keputusan tersebut
4. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan
Sutoto KARS

53

Standar HPK.2.3
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien
menolak pelayanan resusitasi atau menolak atau
memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar
1. Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien menolak
pelayanan resusitasi dan membatalkan atau mundur dari
pengobatan bantuan hidup dasar.
2. Posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya
masyarakat, persyaratan hukum dan peraturan.
Regulasi RS :
Panduan penolakan resusitasi (DNR)
SPO penolakan resusitasi
Formulir penolakan resusitasi

Sutoto KARS

54

Dr Lauren Jodi Van Scoy


DNR does not mean do not treat and it does not mean
do not care. It just means do not resuscitate by giving
CPR, electric shocks or medications to restart the heart.
If things go badly, there is a role in certain situations for
letting the natural breakdown of the body occur,"

DNR tidak berarti tidak mengobati atau tidak peduli.

DNR hanya berarti tidak melakukan resusitasi dengan


memberikan CPR, electric shock atau obat untuk restart
jantung. Jika situasi memburuk, ada peran dalam situasi
tertentu untuk membiarkan kerusakan alami dari tubuh
terjadi,

DNR tidak mempengaruhi pengobatan ,pasien dengan DNR dapat terus


mendapatkan kemoterapi, antibiotik, dialisis, atau perawatan lain yang sesuai.
Sutoto KARS

55

CONTOH
SURAT PERNYATAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI
(DO NOT RESUCITATE)
Yang bertanda tangan dibawah ini saya:
Nama
:.
Taggal lahir:
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya membuat keputusan dan menyetujui perintah do
not resuscitate (jangan di resusitasi).
Saya menyatakan bahwa Jika jantung saya berhenti berdetak atau jika saya berhenti
bernapas , tidak ada prosedur medis untuk mengembalikan bernapas atau berfungsi kembali
jantung akan dilakukan oleh staf Rumah sakit, termasuk namun tidak terbatas pada staf
layanan medis darurat
Saya memahami bahwa keputusan ini tidak akan mencegah saya menerima pelayanan
kesehatan lainnya seperti pemberian maneuver Heimlich atau pemberian oksigen dan
langkah-langkah perawatan untuk meningkatkan kenyamanan lainnya.
Saya memberikan izin agar informasi ini diberikan kepada seluruh staf rumah sakit, Saya
memahami bahwa saya dapat mencabut pernyataan ini setiap saat.
Yang menyatakan
Saksi
Saksi
(.)

(.) (..)

Sutoto KARS

56

FORMULIR DO NOT RESUCITATE (JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI)


Formulir ini adalah perintah dokter penanggung jawab pelayanan kepada seluruh staf klinis rumah sakit, agar
tidak dilakukan resusitasi pada pasien ini bila terjadi henti jantung (bila tak ada denyut nadi) dan henti nafas
(tak ada pernafasan spontan).
Formulir ini juga memberikan perintah kepada staf medis untuk tetap melakukan intervensi atau pengobatan,
atau tata laksana lainnya sebelum terjadinya henti jantung atau henti nafas.

Nama pasien : ..
Tanggal lahir : .

Perintah/ Pernyataan dokter penanggung jawab pelayanan


Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menginstruksikan kepada seluruh staf medis dan staf klinis
lainnya untuk melakukan hal-hal tertulis dibawah ini:

Usaha komprehensif untuk mencegah henti jantung atau henti nafas tanpa melakukan intubasi. DO NOT
RESUCITATE TIDAK DILAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Usaha suportif sebelum terjadi henti nafas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan nafas non invasive,
mengontrol perdarahan, memposisikan pasien dengan nyaman, pemberian oat-obatan anati nyeri. TIDAK
MELAKUKAN RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU) bila henti nafas atau henti jantung terjadi.

Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR diatas diambil setelah
pasien diberikan penjelasan dan informed consent diperoleh dari salah satu:

Pasien
Tenaga kesehatan yang ditunjuk pasien
Wali yang sah atas pasien (termasuk yang ditunjuk oleh pengadilan)
Anggota keluarga pasien

Jika yang diatas tidak dimungkinkan maka dokter yang bertanda tangan dibawah ini memberikan perintah
DNR berdasarkan pada :

Instruksi pasien sebelumnya atau


Keputusan dua orang dokter yang menyatakan bahwa Resusitasi jantung paru (RJP) akan mendatangkan hasil yang
tidak efektif

TANDA TANGAN DOKTER: .


Nama Lengkap:NIP/NIK: No Telepon:Tgl :..

Sutoto KARS

57

Standar HPK.2.4
Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap
asesmen yang sesuai manajemen nyeri yang tepat
1. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara
asesmen manajemen nyeri yang sesuai (lihat juga PP.7.1, EP 1).
2. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya dan sosial
pada hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan
dan pengelolaan nyeri secara akurat.

Regulasi RS :
1. Panduan manajemen nyeri
2. SPO asesmen nyeri
3. SPO pelayanan kedokteran tentang manajemen nyeri

Sutoto KARS

58

MNEMONIK PQRST UNTUK EVALUASI


NYERI
P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri apa

yang menjadi penyebab nyeri ? Rudapaksa,


benturan ? Apa yg membuat lebih baik atau lebih
buruk ?
Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti
tertusuk benda tajam, tumpul, sakit, berdenyut,
ditusuk jarum, dll?

R=Regio/Radiasi Daerah nyeri dimana rasa

sakit itu berada? Menyebar kemana ?


S=Severity : seberapa berat pakai skala 0 sd 10
T=Tempo/timing: waktu yang berkaitan dengan
nyeri Kapan nyeri datang? Apakah rasa sakit itu
datang dan pergi atau itu terus menerus?
Sutoto KARS

61

Sutoto KARS

62

Asesmen nyeri
Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale

Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang
dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang
dirasakannya.
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan
dan dilambangkan dengan angka antara 0 10.
0 = tidak nyeri
1 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)3
Sutoto KARS

63

Wong Baker FACES Pain Scale


Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak
dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,
gunakan asesmen
Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana
yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi
dan durasi nyeri

0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali


2 3 = sedikit nyeri
4 5 = cukup nyeri
6 7 = lumayan nyeri
8 9 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
Sutoto KARS

64

COMFORT SCALE
Kategori

Kewaspadaan

Skor

Tanggal / waktu

1 tidur pulas / nyenyak


2 tidur kurang nyenyak
3 gelisah
4 sadar sepenuhnya dan waspada
5 hiper alert

Ketenangan

1 tenang
2 agak cemas
3 cemas
4 sangat cemas
5 panik

Distress

1 tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk

pernapasan

2 respirasi spontan dengan sedikit / tidak ada


respons terhadap ventilasi
3 kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan
terhadap ventilasi
4 sering batuk, terdapat tahanan / perlawanan
terhadap ventilator
5 melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk
terus-menerus / tersedak
Sutoto KARS

65

Menangis

1 bernapas dengan tenang, tidak menangis


2 terisak-isak
3 meraung
4 menangis
5 berteriak

Pergerakan

1 tidak ada pergerakan


2 kedang-kadang bergerak perlahan
3 sering bergerak perlahan
4 pergerakan aktif / gelisah
5 pergrakan aktif termasuk badan dan kepala

Tonus otot

1 otot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot


2 penurunan tonus otot
3 tonus otot normal
4 peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan
dan kaki
5 kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan
dan kaki

Sutoto KARS

66

Tegangan

1 otot wajah relaks sepenuhnya

wajah

2 tonus

otot

wajah normal,

tidak terlihat

tegangan otot wajah yang nyata


3 tegangan beberapa otot waj ah terlihat nyata
4 tegangan hampir di seluruh otot waj ah
5 seluruh otot wajah tegang, meringis
Tekanan

1 tekanan darah di bawah batas normal

darah basal

2 tekanan darah berada di batas normal secara


konsisten
3 peningkatan tekanan darah sesekali 15% di
atas batas normal (1-3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
4 seringnya peningkatan tekanan darah 15%
di atas batas normal (>3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
5 peningkatan tekanan darah terus-menerus
15%

Denyut

1 denyut jantung di bawah batas normal

jantung

2 denyut jantung berada di batas normal secara

basal

konsisten
3 peningkatan denyut jantung sesekali 15% di
atas batas normal (1-3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
4 seringnya peningkatan denyut jantung 15%
di atas batas normal (>3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
5 peningkatan denyut jantung terus-menerus
15%
Skor total
Sutoto KARS

67

CONTOH FORMULIR ASESMEN/ASESMEN ULANG NYERI


IDENTITAS PASIEN:
TANGGAL/JAM ASESMEN:

P:

Q:..

R:

S:

T:

Scala Nyeri

Keterangan:

P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri apa yang menjadi penyebab nyeri ? Rudapaksa, benturan ? Apa yg
membuat lebih baik atau lebih buruk ?

Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam, tumpul, sakit, berdenyut, ditusuk jarum,
dll?

R=Regio/Radiasi Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada? Menyebar kemana ?

S=Severity/Skala : seberapa berat pakai skala 0 sd 10

T=Tempo/timing: waktu yang berkaitan dengan nyeri Kapan nyeri datang? Apakah rasa sakit itu datang dan
pergi atau itu terus menerus?

Sutoto KARS

70

WHO HAS DEVELOPED A THREE-STEP


"LADDER" FOR CANCER PAIN RELIEF.
Opioid for moderate to severe
pain
+/- Non Opioid
+/- Adjuvant

Opioid for mild to moderate


pain
=/- Non opioid
+/- Adjuvant
Non Opioid
+/- Adjuvant
Sutoto KARS

71

INTERVENSI NYERI
Obat : Non Opioid,Adjuvant, Opioid
Suntikan anestesi lokal
Blok saraf
Terapi fisik dan air: whirlpool, USG, dan pijat
otot
Stimulasi Listrik : stimulasi listrik transkutan
(TENS)
Akupunktur
Terapi Psikologis
Teknik relaksasi
Bedah

Sutoto KARS

74

Standar HPK.2.5. END OF LIFE


Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat
pelayanan yang menghargai dan penuh kasih sayang
pada akhir kehidupannya
Elemen Penilaian HPK.2.5.
1. Rumah sakit mengetahui bahwa pasien yang menghadapi
kematian mempunyai kebutuhan yang unik.
2. Staf rumah sakit menghargai hak pasien yang sedang menghadapai
kematian, memiliki kebutuhan yang unik dan dinyatakan dalam
proses asuhan.
Regulasi RS :
1. Panduan pelayanan pasien tahap terminal
2. SPO pelayanan pasien tahap terminal
Bukti dokmentasi
1. Dokumentasi pelayanan dalam rekam medis
Sutoto KARS

75

H. Pengelolaan Akhir Kehidupan


1. Pengelolaan akhir kehidupan meliputi penghentian

bantuan hidup (withdrawing life support) dan penundaan


bantuan hidup (withholding life support).
2. Keputusan withdrawing/withholding dilakukan pada
pasien yang dirawat di ruang rawat intensif (ICU dan HCU).
Keputusan penghentian atau penundaan bantuan hidup
adalah keputusan medis dan etis.
3. Keputusan untuk penghentian atau penundaan

bantuan hidup dilakukan oleh 3 (tiga) dokter yaitu


dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang
memiliki kompetensi dan 2 (dua) orang dokter lain
yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011


Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan
Terapi Intensif Di Rumah Sakit
Sutoto KARS

76

c. Tidak dilakukan tindakan-tindakan luar biasa, pada pasien-pasien

yang jika diterapi hanya memperlambat waktu kematian dan bukan


memperpanjang kehidupan. Untuk pasien ini dapat dilakukan
penghentian atau penundaan bantuan hidup. Pasien yang masih sadar
tapi tanpa harapan, hanya dilakukan tindakan terapeutik/paliatif agar
pasien merasa nyaman dan bebas nyeri.
d. Semua bantuan hidup dihentikan pada pasien dengan kerusakan

fungsi batang otak yang ireversibel. Setelah kriteria Mati Batang Otak
(MBO) yang ada terpenuhi, pasien ditentukan meninggal dan
disertifikasi MBO serta semua terapi dihentikan. Jika dipertimbangkan
donasi organ, bantuan jantung paru pasien diteruskan sampai organ
yang diperlukan telah diambil. Keputusan penentuan MBO dilakukan
oleh 3 (tiga) dokter yaitu dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain
yang memiliki kompetensi, dokter spesialis saraf dan 1 (satu) dokter lain
yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011


Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan
Terapi Intensif Di Rumah Sakit
78
Sutoto KARS

Sutoto KARS

81

Standar HPK.3 . KOMPLAIN


Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan
keuarganya mengenai proses menerima dan bertindak terhadap
keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan
pasien dan hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini

Elemen Penilaian HPK.3


1. Pasien diberitahu tentang proses menyampaikan keluhan, konflik
atau perbedaan pendapat.
2. Keluhan, konflik dan perbedaan pendapat diselidiki rumah sakit
3. Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat yang timbul dalam
proses pelayanan ditelaah rumah sakit
4. Pasien dan bila perlu keluarga ikut serta dalam proses penyelesaian
5. Kebijakan dan prosedur mendukung konsistensi pelayanan.

Sutoto KARS

82

Standar HPK.3
Regulasi RS :
Panduan dan SPO penyelesaian komplain, keluhan, konflik atau perbedaan
pendapat pasien dan keluarga
Dokumen implementasi :
Bukti penjelasan dan catatan komplain
Bukti penanganannya dan Laporan penyelesaian komplain
Proses :
1. Proses penyampaian informasi bila pasien akan komplain, keluhan, konflik
atau perbedaan pendapat
2. Proses investigasi/.penelitian bila komplain
3. Proses analisis terhadap hasil investigasi/penelitian komplain
4. Keterlibatan pasien/keluarga dalam penyelesaian komplain
5. Bagaiman seluruh proses tersebut tidak mempengaruhi konsistensi
pelayanan

Sutoto KARS

83

Standar HPK.4
Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam
mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan
melindungi hak pasien
Elemen Penilaian HPK.4
1. Staf memahami peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien maupun keluarganya serta bagaimana nilai dan
kepercayaan tersebut dihormati di dalam proses asuhan.
2. Staff memahami peran mereka dalam melindungi hak pasien dan keluarga.

Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien dalam pelayanan
Proses
Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga
dan penerapannya dalam pelayanan
Bagaimana peran staf dalam melindungi hak pasien dan keluarga
Sutoto KARS

84

Caracara Mengembangkan
Sensitivitas Kultural

Kenali bahwa keragaman kultural itu ada.

Identifikasi dan periksa kepercayaankepercayaan kultur anda sendiri.

Tunjukkan penghormatan kepada orang sebagai individu yang unik, dengan kultur
sebagai salah satu faktor yang memberi kontribusi terhadap keunikan mereka.

Hormati yang tidak lazim.

Kenali bahwa beberapa kelompok kultural memiliki definisi kesehatan dan penyakit,
sebagaimana praktekpraktek yang berusaha meningkatkan kesehatan dan
menyembuhkan penyakit, yang mungkin berbeda dengan yang anda miliki.

Mau untuk memodifikasi pemberian asuhan kesehatan selaras dengan latar belakang
kultural pasien.

Jangan berharap semua anggota kelompok kultural bersikap dengan cara yang persis
sama.

Hargai bahwa nilainilai kultural setiap orang telah mengakar dan karenanya sulit
untuk diubah
Diadaptasi dari Stulc P. Dalam: Cookfair JN. Nursing Process and Practice in the
Community. St. Louis: MosbyYear, Book. 1990.
Sutoto KARS

85

2 PERTANYAAN KULTURAL PENGKAJIAN DIRI SENDIRI TENTANG KESEHATAN DAN


PENYAKIT
Bagaimana anda mendefinisikan kesehatan?
Bagaimana anda mendefinisikan penyakit?
Bagaimana anda menjaga diri anda tetap sehat?
Apakah anda percaya pada praktekpraktek pencegahan medis? Jika Ya, yang manakah
(misalnya: imunisasi, monitoring kolesterol, terapi penggantian estrogen) ?
Apa yang anda anggap permasalahan medis yang minor atau tidak serius? Beri contoh.
Bagaimana anda tahu saat permasalahan kesehatan membutuhkan perhatian medis?
Apakah anda mendiagnosa permasalahan kesehatan anda sendiri? Beri contoh.
Apakah anda menggunakan obat bebas? Jika Ya, yang mana, dan kapan?
Apakah anda percaya terhadap penggunaan obatobat alternatif atau pelengkap? Jika Ya,
yang mana, dan kapan?
Apakah anda percaya bahwa orang lain di luar profesiprofesi medis memiliki kekuatan
untuk menyembuhkan?
Apakah anda berpikir beberapa terapi (tradisional atau nontradisional) dapat diterima?
Jika Ya, yang mana dan mengapa?
Apakah anda mengambil keputusankeputusan anda sendiri, atau apakah anda melibatkan
anggota keluarga dalam proses pengambilan keputusan?

Diadaptasi dari Spector R. Cultural Diversity in Health and Illness. Norwalk: Prentice Hall.
2003
Sutoto KARS

86

PERTANYAANPERTANYAAN PENGKAJIAN KULTURAL


MENGENAI PENYAKIT

Apa yang anda pikir menyebabkan permasalahan anda?

Bagaimana anda menyebutnya?

Kapan hal itu bermula?

Mengapa anda pikir hal itu bermula ketika itu?

Apa yang penyakit anda lakukan terhadap anda?

Bagaimana cara kerjanya?

Seberapa parahkah penyakit anda?

Berapa lama menurut anda hal itu akan berlangsung?

Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkannya?

Bagaimana anda telah merawat penyakit tersebut? Apakah anda telah menggunakan

penyembuhan atau perawatanperawatan non medis untuk permasalahan anda?

Manfaat apa yang akan anda peroleh dari perawatan tersebut?

Apa permasalahanpermasalahan paling penting yang telah diakibatkan penyakit

kepada anda?

Apa yang paling membuat anda khawatir atau takut dari penyakit anda?

Bagaimana saya dapat menjadi sangat membantu bagi anda?

Apakah yang paling penting bagi anda?

Sutoto KARS

87

Standar HPK.5. PENJELASAN HPK


Setiap pasien dijelaskan mengenai hak mereka
dengan cara dan bahasa yang dapat mereka pahami.
Elemen Penilaian HPK.5
1. Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung
jawab pasien diberikan kepada setiap pasien .
2. Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien
juga ditempel atau bisa diperoleh dari staf rumah sakit
pada setiap saat.
3. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk menjelaskan
kepada pasien tentang hak dan tanggung jawabnya bila
komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak sesuai.

Sutoto KARS

88

Standar HPK.5

Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian
informasi hak dan tanggung jawab pasien
Leaflet hak dan tanggung jawab pasien
Proses
Pelaksanaan pemberian informasi tertulis
tentang hak dan tanggung jawab pasien
sesuai dg bahasa yg dipahami pasien
Sutoto KARS

89

STANDAR HPK.6 . INFORMED CONSENT


Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat
melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan
dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang
dipahami pasien
Elemen Penilaian HPK.6
1. Rurnah sakit telah menjabarkan dengan jelas proses informed consent
dalam kebijakan dan prosedur.

2. Staf yang ditunjuk dilatih untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur


tersebut.
3. Pasien memberikan informed consent sesuai dengan kebijakan dan
prosedur.

Sutoto KARS

90

PENJELASAN DALAM INFORMED CONSENT


(PMK Nomer 209/2008)

Sutoto KARS

91

Sutoto KARS

92

Standar HPK.6

Acuan:
UU 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
UU 44/2009 tentang Rumah Sakit
PMK 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran, KKI, 2006
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO persetujuan tindakan kedokteran
Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis
Dokumen informed consent
Formulir persetujuan/ penolakan
Proses
Proses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak tindakan
kedokteran
Sutoto KARS

93

PEMBERI PERSETUJUAN
Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten. (PMK
290/2008)pasal 1 nomer 7

Landasan hukum anak :


Berdasarkan KUHP umur >= 21 th atau telah menikah
dianggap sebagai orang dewasa
Berdasarkan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
> = 18 tahun dianggap sudah bukan anak-anak.
94
Sutoto KARS

Sutoto KARS

103

Sutoto KARS

104

Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN


PEMBERI PELAYANAN
Pasien dan keluarganya menerima penjelasan yang
memadai tentang penyakit, saran pengobatan, dan para
pemberi pelayanan, sehingga mereka dapat membuat
keputusan tentang pelayanan.
Elemen Penilaian HPK.6.1
1. Pasien diberikan penjelasan dan rencana pengobatannya
dari elemen a s/d h
2. Pasien mengenal identitas para dokter dan praktisi yang lain
yang bertanggung jawab melayani mereka. (lihat juga APK.2.1,
EP 1)
3. Ada proses untuk menanggapi permintaan tambahan
informasi dari pasien tentang tanggung jawab praktisi untuk
pelayanannya.
Sutoto KARS

106

Penjelasan Tentang Penyakit Pasien


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kondisi pasien
Usulan pengobatan
Nama individu yang memberikan pengobatan
Potensi manfaat dan kekurangannya
Kemungkinan alternatif
Kemungkinan keberhasilan
Kemungkinan timbulnya masalah selama masa
pemulihan
Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati.
Sutoto KARS

107

Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN


DAN PEMBERI PELAYANAN

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian
informasi termasuk rencana pengobatan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan
DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
Dokumen:
Catatan pemberian informasi
Catatan penetapan DPJP dan data diri DPJP (RS
harus memiliki data diri DPJP: lamakerja,
pendidikan, fellowship, kursus dll)
Sutoto KARS

108

CONTOH DALAM GENERAL CONSENT


Saya mengerti dan memahami bahwa:
Saya memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan tentang

pengobatan yang diusulkan (termasuk identitas setiap orang


yang memberikan atau mengamati pengobatan) setiap saat.
Saya Saya mengerti dan memahami bahwa memiliki hak untuk
persetujuan, atau menolak persetujuan, untuk setiap
prosedur/terapi
Saya mengerti bahwa banyak dokter pada staf medis rumah sakit
yang bukan karyawan tetapi staf independen/tamu yang telah
diberikan hak untuk menggunakan fasilitas untuk perawatan dan
pengobatan pasien mereka.
Jika diperlukan RS, saya akan berpartisipasi dalam pemilihan
dokter yang akan bertanggung jawab untuk perawatan saya
selama saya dalam perawatan di rumah sakit.

Sutoto KARS

109

Standar HPK.6.2 . PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN


Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks
undang-undang dan budaya yang ada, tentang orang
lain yang dapat memberikan persetujuan

Elemen Penilaian HPK.6.2


1. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk
informed consent yang diberikan oleh orang lain
2. Prosedur tersebut sesuai dengan undangundang, budaya dan adat istiadat.
3. Orang lain selain pasien yang memberikan
persetujuan dicatat dalam rekam medis pasien.
Sutoto KARS

110

PASIEN YANG DIANGGAP KOMPETEN MENANDA TANGANI


INFORMED CONSENT (PMK 290/2008 TENTANG
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

Sutoto KARS

111

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

Pasal 6
(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk
memberikan persetujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), persetujuan dapat
diberikan oleh keluarga terdekat atau
pengampunya

Sutoto KARS

112

Standar HPK.6.3. GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM


Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada
waktu pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau
didaftar pertama kali sebagai pasien rawat jalan,
harus jelas dalam cakupan dan batas- batasnya.
Elemen Penilaian HPK.6.3
1. Pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang lingkup dari
persetujuan umum, apabila cara ini dipakai oleh rumah sakit.
2. Rumah sakit telah menetapkan bagaimana persetujuan
umum, bila dipakai, didokumentasikan di dalam rekam medis
pasien
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang persetujuan umum dan penjelasannya
Dokumen:
Formulir persetujuan umum
113
Sutoto KARS

GENERAL CONSENT (PERSETUJUAN UMUM)


Pasien diberi penjelasan :
1. Ruang lingkup dari persetujuan umum misal tes

dan pengobatan mana yg masuk dalam


persetujuan umum
2. Tentang tes dan pengobatan mana memerlukan
persetujuan khusus (informed consent)
3. Bila ada mahasiswa dan trainees lain terlibat
dalam proses pelayanan.

Penetapan dokumentasi persetujuan umum


dalam rekam medis pasien
Sutoto KARS

114

CONTOH GENERAL CONSENT


PERSETUJUAN UNTUK PENGOBATAN
Saya mengetahui bahwa saya memiliki kondisi yang

membutuhkan perawatan medis, saya mengizinkan dokter


dan profesional kesehatan lainnya untuk melakukan
prosedur diagnostik dan untuk memberikan pengobatan
medis seperti yang diperlukan dalam penilaian profesional
mereka. Prosedur diagnostik dan perawatan medis
termasuk tetapi tidak terbatas pada electrocardiograms, xray, tes darah terapi fisik, dan pemberian obat.
Saya sadar bahwa praktik kedokteran dan bedah bukanlah
ilmu pasti dan saya mengakui bahwa tidak ada jaminan atas
hasil apapun, terhadap perawatan prosedur atau pemeriksaan
apapun yg dilakukan kepada saya.

Sutoto KARS

115

CONTOH GENERAL CONSENT UNTUK RS


PENDIDIKAN
Apabila saya terlibat dalam penelitian atau prosedur

eksperimental, maka hal tersebut hanya dapat


dilakukan dengan sepengetahuan dan persetujuan
saya
Saya setuju untuk mengizinkan medis, keperawatan,
dan tenaga kesehatan lainnya dalam
pendidikan/pelatihan, kecuali diminta sebaliknya,
untuk hadir selama perawatan pasien, atau
berpartisipasi dalam perawatan pasien sebagai bagian
dari pendidikan mereka.

Sutoto KARS

116

Standar HPK.6.4. SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT


Standar HPK.6.4consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan
Informed
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.
darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang
berisiko tinggi.

Elemen Penilaian HPK.6.4


1. Persetujuan didapat sebelum operasi atau prosedur invasif (lihat juga

PAB.7.1, Maksud dan Tujuan).


2. Persetujuan didapat sebelum anestesia (termasuk sedasi yang

moderat dan dalam) (lihat juga PAB.5.1, Maksud dan Tujuan dan EP 1)
3. Persetujuan didapat sebelum penggunaan darah atau produk darah

4. Persetujuan didapat sebelum pelaksanaan tindakan dan

pengobatan yang berisiko tinggi.


5. ldentitas petugas yang memberikan penjelasan kepada pasien dan

keluarganya dicatat di dalam rekam medis pasien (lihat juga HPK.8, EP


2).
6. Persetujuan didokumentasikan di rekam medis pasien disertai tanda

tangan atau catatan dari persetujuan lisan (lihat juga HPK.8, EP 2).
Sutoto KARS

117

Standar HPK.6.4.
SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT
TERTULIS
1. Sebelum operasi atau prosedur invasif
2. Sebelum anestesia termasuk sedasi yang

moderat dan dalam


3. Sebelum penggunaan darah atau produk
darah
4. Sebelum pelaksanaan tindakan dan
pengobatan yang berisiko tinggi.

Mencatat ldentitas petugas yang memberikan


penjelasanan di dalam rekam medis pasien
dan tanda tangannya
Bila informed consent lisan juga harus dicatat
Sutoto KARS

118

Standar HPK.6.4.1
Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan
jenis pengobatan dan prosedur yang memerlukan
informed consent yang khusus.
Elemen Penilaian HPK.6.4.1
1. Rumah sakit telah menyusun daftar tindakan dan
pengobatan yang memerlukan persetujuan terpisah
2. Daftar tersebut dikembangkan atas kerjasama dokter
dan profesional lain yang memberikan pengobatan dan
melakukan tindakan.
DOKUMEN
1. Daftar tindakan dan pengobatan yang perlu informed
consent
2. Dokumentasi rapat pembahasan daftar tersebut
Sutoto KARS

119

HANYA UNTUK RS YANG MELAKUKAN CLINICAL


TRIAL DAN DONASI ORGAN SERTA
TRANSPLANTASI ORGAN
25
26
27
28
29
30

HPK.7
HPK.7.1
HPK.8
HPK.9
HPK.10
HPK.11

7
4
4
5
2
6

Sutoto KARS

120

Standar HPK.7. PENJELASAN AKSES KE CLINICAL TRIAL


Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya
tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian klinik,
pemeriksaan/investigasi atau clinical trial yang melibatkan manusia
sebagai subjek.
Elemen Penilaian HPK.7
1. Pasien dan keluarganya yang tepat diidentifikasi dan diberi informasi tentang bagaimana
cara mendapatkan akses ke penelitian, pemeriksaan atau clinical trial yang relevan dengan
kebutuhan pengobatan mereka.
2. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang manfaat yang
diharapkan.
3. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang potensi ketidak
nyamanan dan risiko
4. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberi penjelasan tentang altematif lainnya yang
dapat menolong mereka.
5. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang prosedur yang harus
diikuti.
6. Pasien diyakinkan bahwa penolakan berpartisipasi dan pengunduran diri dari partisipasi
tidak mempengaruhi akses terhadap pelayanan rumah sakit.
121
Sutoto
KARS
7. Kebijakan dan prosedur mengarahkan informasi dan proses
pengambilan
keputusan

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian
informasi termasuk mendapatkan hasil
penelitian

Dokumen:
Formulir pemberian informasi dan formulir
persetujuan mengikuti penelitian
Sutoto KARS

122

Hak Mendapat Informasi Pasien Bila diminta untuk


berpartisipasi dalam penelitian klinis

INFORMASI
Manfaat yang diharapkan
Potensi ketidak nyamanan dan risiko.
Alternatif yang dapat menolong mereka
Prosedur yang harus diikuti
Menolak atau berpartisipasi atau
mengundurkan diri
Penolakan atau pengunduran diri tersebut tidak
akan menutup akses mereka terhadap
pelayanan rumah sakit
RS punya kebijakan dan prosedur informasi
tentang hal ini kepada pasien dan keluarga.
Sutoto KARS

123

Standar HPK.7.1. PENJELASAN TENTANG PARTISIPASI DALAM


PENELITIAN KLINIS
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan
keluarganya tentang bagaimana pasien yang berpartisipasi
dalam penelitian klinis, pemeriksaan klinis atau percobaan
klinis mendapatkan perlindungan.

Elemen Penilaian HPK.7.1


1. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang

prosedur rumah sakit untuk menelaah protokol penelitian.


2. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang
prosedur rumah sakit untuk menimbang manfaat dan risiko
bagi peserta.
3. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang
prosedur rumah sakit untuk mendapatkan persetujuan.
4. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang
prosedur rumah sakit untuk mengundurkan diri dari
keikutsertaan.
Sutoto KARS

124

Standar HPK.8. INFORMED CONSENT PENELITIAN KLINIS


Informed Consent diperoleh sebelum pasien
berpartisipasi dalam penelitian klinis, pemeriksaan
/ investigasi klinis, dan percobaan klinis.

Elemen Penilaian HPK.8


1. lnformed consent diperoleh saat pasien memutuskan

ikut serta dalam penelitian klinis, pemeriksaan atau


clinical trial.
2. Keputusan persetujuan didokumentasikan, diberi
tanggal dan berdasarkan atas penjelasan yang
diidentifikasi dalam HPK 6.4, Elemen Penilaian 5 dan 6.
3. ldentitas petugas yang memberikan penjelasan untuk
mendapatkan persetujuan dicatat dalam rekam medis
pasien
4. Persetujuan didokumentasikan dalam rekam medis
pasien disertai tandatangan atau catatan persetujuan
Sutoto KARS
lisan.

125

Standar HPK.9. KOMITE ETIK PENELITIAN


Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme
lain untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian
di rumah sakit tersebut yang melibatkan manusia
sebagai subjeknya
Elemen Penilaian HPK.9
1. Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk

mengawasi seluruh kegiatan penelitian di rumah sakit.


2. Rumah sakit mengembangkan suatu pernyataan jelas mengenai maksud

untuk pengawasan kegiatan.


3. Kegiatan pengawasan mencakup penelaahan prosedur
4. Kegiatan pengawasan mencakup prosedur untuk menimbang risiko relatif

dan manfaat bagi subjek.


5. Kegiatan pengawasan mencakup prosedur menjaga kerahasiaan dan

keamanan informasi penelitian.


Sutoto KARS

126

Standar HPK.9. KOMITE ETIK PENELITIAN


Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau
mekanisme lain untuk melakukan pengawasan atas
semua penelitian di rumah sakit tersebut yang
melibatkan manusia sebagai subjeknya

Regulasi RS :
Keputusan penetapan komite /panitia etik
penelitian
Kebijkan, Pedoman pengorganisasian dan
pedoman pelayanan komite etik penelitian
Program kerja komite etik penelitian
Sutoto KARS

127

INFORMASI KEPADA PASIEN TTG


PENELITIAN
1. tujuan penelitian atau penapisan
2. manfaat penelitian dan penapisan

3. protokol penelitian dan penapisan, serta tindakan medis


4. keuntungan penelitian dan penapisan
5. kemungkinan ketidaknyamanan yang akan dijumpai,

termasuk risiko yang mungkin terjadi


6. hasil yang diharapkan untuk masyarakat umum dan bidang
kesehatan
7. bahwa persetujuan tidak mengikat dan subyek dapat
sewaktu-waktu mengundurkan diri.
8. bahwa penelitian tersebut telah disetujui oleh Panitia Etika
Penelitian.
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran
Sutoto KARS Indonesia. Tahun 2006

128

Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun


2006
Sutoto KARS

129

Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran


Indonesia. Tahun 2006
130
Sutoto KARS

Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran


Indonesia. Tahun 2006
131
Sutoto KARS

Sutoto KARS

132

Standar HPK.10. DONASI ORGAN


Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan
keluarganya tentang bagaimana memilih untuk menyumbangkan
organ dan jaringan tubuh lainnya.

Elemen Penilaian HPK.I0


1. Rumah sakit mendukung pilihan pasien dan
keluarganya untuk menyumbangkan organ
tubuh dan jaringan tubuh lainnya.
2. Rumah sakit menyediakan informasi untuk
mendukung pilihan tersebut.
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO pelayanan donasi / transplantasi organ
Dokumen
informasi tentang tata cara untuk menyumbang organ tubuh dan jaringan
tubuh lainnya
133
Sutoto KARS

Standar HPK.11. PENGAWASAN TRANSPLANTASI


ORGAN
Elemen Penilaian HPK.11
1. Kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan dalam proses
mendapatkan dan mendonasi.
2. Kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan dalam proses
transplantasi.
3. Staf dilatih untuk kebijakan dan prosedur tersebut.
4. Staf dilatih mengenai isu dan perhatian tentang donasi organ dan
ketersediaan transplan.
5. Rumah sakit mendapat persetujuan dari donor hidup.
6. Rumah sakit bekerjasama dengan organisasi yang relevan dan
badan di masyarakat untuk menghormati dan menerapkan pilihan
untuk mendonasi.
Sutoto KARS

134

Standar HPK.11. PENGAWASAN TRANSPLANTASI


ORGAN
Rumah sakit menyediakan pengawasan terhadap
pengambilan dan transplatasi organ dan
jaringan
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang donasi/ transplantasi organ

Dokumen:
Formulir persetujuan/penolakan donor/ transplantasi
Kerjasama dengan lembaga kemasyarakatan

Pelatihan
Pelatihan staf agar memahami regulasi tentang transplantasi serta isu

dan perhatian tentang donasi organ dan ketersediaan transplan


Pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor hidup

Sutoto KARS

135

SEKIAN TERIMA KASIH

Sutoto KARS

136

Anda mungkin juga menyukai