Anda di halaman 1dari 13

Pengertian irigasi

Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia kepada sebidang
lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian tujuan irigasi adalah mengalirkan air
secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk
mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air
irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air guna
mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
Drainase merupakan salah satu cara pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada
suatu daerah, serta cara-cara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.

Menurut kesempurnaan pengairannya daerah irigasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Daerah irigasi sederhana: jika pengaliran air ke sawah-sawah tidak dapat diatur dengan
seksama danbanyaknya aliran tidak dapat diukur, berarti tidak ada bangunan-bangunan tetap
untuk mengairi dan mengukur penyaluran airnya.
2. Daerah irigasi setengah teknis, jika penyaluran airnyadapat diatur akan tetappi banyaknya
aliran tidak tidak dapat diukur, berarti ada bangunan-bangunan tetap guna mengatur
penyaluran airnya, akan tetapi tidak ada bangunan-bangunan pengukur banyaknya aliran, jadi
pembagian airnya tidak dapat dilakukan dengan seksama.
3. Daerah irigasi teknis, jika penyaluran airnya dapat diatur dan banyaknya aliran dapat diukur,
karena itu pembagian airnya dapat dilakukan dengan seksama.
Pada umumnya syarat untuk daerah irigasi teknis adalah:
A. Semuanya sawah-sawah dan ladang-ladang dalam daerah irigasi tehnis harus dapat diairi
dari satu saluran induk menurut kebutuhannya dengan cara pemberian air yang mudah
diperiksa, dapat diatur dan banyaknya aliran dapat diukur.
B. Air yang tidak dibutuhkan untuk tanaman harus mudah dapat dibuang ke saluran
pembuangan atau sungai.

B. Penyusunan bidang-bidang tanah


Daerah irigasi teknis dibagi-bagi dalam beberapa bidang tanah yang disebut petak-petak
penghabisan, petak-petak pengairan atau petak-petak tersier dan ditetapkan tempat pengambilan
airdari saluran irigasi untuk tiap-tiap bidang tanah (petak tersier) itu.
Bentuk dari suatu petak tersier harus tertentu dan luasnyapetak-petak tersier jangan terlalu banyak
perbedaan.
Luasnya petak tersier dapat diambil:
Di tanah datar : 200 300 ha
Di tanah agak miring : 100 200 ha
Di tanah perbukitan : 50 100 ha
Petak tersier yang besar menyulitkan pengurusan pembagian airnya, sedang petak tersier yang kecil
membutuhkan banyak bangunan-bangunan penyadap tersier yang menjadikan mahal dalam
pembuatannya.
Petak-petak tersier untuk pengairan teknis harus mencukupi terhadap syarat-syaratnya
Syarat-syarat untuk petak tersier ialah:
1. harus mempunyai bentuk dan luas tertentu jika bentuk atau luasnya dari petak-petak tersier
terlalu berbeda-beda, maka kehilangan airnya dan juga kebutuhan airnya akan berbada pula.
2. batas petak tersier harus jelas dan pemberian airnya harus ditetapkan di suatu tempat.
3. dari tempat pemberian air seluruh tanah di dalam petak itu harus bisa mendapat air.
4. air yang telah dipergunakan dan air hujan harus dapat dibuang dengan tidak terganggu.
5. petak tersier seolah-olah harus terletak dalam satu desa, jika tidak mungkin baru drencanakan
dalam 2 & 3 desa.
6. petak tersier harus merupakan satu bidang tanah yang tidak terpisah-pisah
7. bangunan penyadap tersier (pemberian air) harus seolah-olah di perbatasan petak tersier, jika
tidak mungkin supaya letak petak itu tidak jauh dari bangunan penyadap tersier.
Petak teriser merupakan satuan dari daerah irigasi. Gabungan dari peta-petak tersier yang
mendapat air dari satu saluran sekunder merupakan satu petak sekunder
Gabungan dari seluruh petak-petak tersier dan petak sekunder yang mendapat air dari satu
saluran induk merupakan satu Daerah Irigasi
Peta daerah irigasi yang dibagi-bagi dalam beberapa petak tersier dinamai Peta Petak
Pengairan, berikut adalah contoh dari peta petak pengairan, biasanya dibuat dalam skala 1:
20.000.
Dalam menyusun Peta Petak Pengairan harus diperhatikan syarat-syaratnya, dan juga faktor-faktor
yang mempengaruhi terhadap pemilihan jalannya saluran-saluran guna penyaluran air, misalnya:
a. batas petak-petak sekunder harus direncanakan petak-petak tersier, dengan memperhatikan
syarat-syaratnya.
b. jalannya saluran irigasi harus direncanakan dengan mengingat supaya seluruh tanah dalam
daerah irigasi bisa medapat air, jalan saluran irigasi diusahakan sependek-pendeknya.
c. Jalanya saluran pembuangan direncanakan menurut lembah tanah, lalu dialirkan ke sungai.
C. Penyusunan Bangunan-Bangunan Irigasi
Bangunan Irigasi
Keberadaan bangunan ingasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan pengaturan air
irigasi Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijurnpai dalam praktek irigasi antara lain:
(1) bangunan utama, (2) bangunan pembawa, (3) bangunan bagi, (4) bangunan sadap, (5) bangunan
pengatur muka air, (6) bangunan pernbuang dan penguras serta (7) bangunan pelengkap.

1 Bangunan Utama
Bangunan utama dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan ke
seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber airnya, bangunan utarna dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, (1) bendung, (2) pengambilan bebas, (3) pengambilan
dari waduk, dan (4) stasiun pompa.
a. Bendung
Bendung adalah adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang
sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi muka air sungai.
Apabila muka air di bendung mencapai elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai dapat
disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat-ternpat yang mernerlukannya. Terdapat beberapa
jenis bendung, diantaranya adalah (1) bendung tetap (weir), (2) bendung gerak (barrage) dan (3)
bendung karet (inflamble weir). Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi dengan bangunan
pengelak, peredam energi, bangunan pengambilan, bangunan pembilas , kantong lumpur dan tanggul
banjir.

b. Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai menyadap air sungai untuk
dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan bendung adalah pada bangunan
pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di sungai. Untuk dapat mengalirkan
air secara, gravitasi muka air di sungai harus lebih tinggi dari daerah irigasi yang dilayani.
c. Pengambilan dari waduk
Salah satu fungsi waduk adalah menampung air pada saat terjadi kelebihan air dan
mengalirkannya pada saat diperlukan. Dilihat dari kegunaannya, waduk dapat bersifat eka guna dan
multi guna. Pada urnumnya waduk dibangun memiliki banyak kegunaan seperti untuk irigasi,
pernbangkit listrik, peredam banjir, pariwisata, dan perikanan. Apabila salah satu kegunaan waduk
untuk irigasi, maka pada bangunan outlet dilengkapi dengan bangunan sadap untuk irigasi. Alokasi
pernberian air sebagai fungsi luas daerah irigasi yang dilayani serta karakteristik waduk.
d. Stasiun Pompa
Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan apabila upaya-upaya penyadapan
air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan, baik dari segi teknik maupun ekonomis.
Salah satu karakteristik pengambilan irigasi dengan pompa adalah investasi awal yang tidak begitu
besar namun biaya operasi dan eksploitasi yang sangat besar.

2 Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa mempunyai fungsi membawa / mengalirkan air dari surnbemya menuju
petak irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier dan
saluran kwarter. Termasuk dalam bangunan pernbawa adalah talang, gorong-gorong, siphon, tedunan
dan got miring. Saluran primer biasanya dinamakan sesuai dengan daerah irigasi yang dilayaninya.
Sedangkan saluran sekunder sering dinamakan sesuai dengan nama desa yang terletak pada petak
sekunder tersebut. Berikut ini penjelasan berbagai saluran yang ada dalam suatu sistern irigasi.
a) Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan ke petakpetak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
b) Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran primer menuju
petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. batas akhir dari saluran
sekunder adalah bangunan sadap terakhir
c) Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran sekunder menuju
petak-petak kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. batas akhir dari saluran
sekunder adalah bangunan boks tersier terkahir
d) Saluran kuarter mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari boks tersier menuju petakpetak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. batas akhir dari saluran sekunder
adalah bangunan boks kuarter terkahir
3 Bangunan Bagi dan sadap
Bangunan bagi merupakan bangunan yang terletak pada saluran primer, sekunder dan tersier
yang berfungsi untuk membagi air yang dibawa oleh saluran yang bersangkutan. Khusus untuk
saluran tersier dan kuarter bangunan bagi ini masingmasing disebut boks tersier dan boks kuarter.
Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder menuju saluran tersier
penerima. Dalam rangka penghematan bangunan bagi dan sadap dapat digabung menjadi satu
rangkaian bangunan.
Bangunan bagi pada saluran-saluran besar pada umumnya mempunyai 3 (tiga) bagian utama, yaitu.
a. Alat pembendung, bermaksud untuk mengatur elevasi muka air sesuai dengan tinggi
pelayanan yang direncanakan
b. Perlengkapan jalan air melintasi tanggul, jalan atau bangunan lain menuju saluran cabang.
Konstruksinya dapat berupa saluran terbuka ataupun gorong-gorong. Bangunan ini dilengkapi
dengan pintu pengatur agar debit yang masuk saluran dapat diatur.
c. Bangunan ukur debit, yaitu suatu bangunan yang dimaksudkan untuk mengukur besarnya
debit yang mengalir.

4 Bangunan pengatur dan pengukur


Agar pemberian air irigasi sesuai dengan yang direncanakan, perlu dilakukan pengaturan dan
pengukuran aliran di bangunan sadap (awal saluran primer), cabang saluran jaringan primer serta
bangunan sadap primer dan sekunder. Bangunan pengatur muka air dimaksudkan untuk dapat
mengatur muka air sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat memberikan debit yang konstan
dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Sedangkan bangunan pengukur dimaksudkan untuk dapat
memberi informasi mengenai besar aliran yang dialirkan. Kadangkala, bangunan pengukur dapat juga
berfungsi sebagai bangunan pangatur.
5 Bangunan Drainase
Bangunan drainase dimaksudkan untuk membuang kelebihan air di petak sawah maupun
saluran. Kelebihan air di petak sawah dibuang melalui saluran pernbuang, sedangkan kelebihan air
disaluran dibuang melalui bengunan pelimpah. Terdapat beberapa jenis saluran pembuang, yaitu
saluran pembuang kuerter, saluran pernbuang tersier, saluran pernbuang sekunder dan saluran
pernbuang primer. Jaringan pembuang tersier dimaksudkan untuk :
a) Mengeringkan sawah
b) Mernbuang kelebihan air hujan
c) Membuang kelebihan air irigasi
Saluran pernbuang kuarter menampung air langsung dari sawah di daerah atasnya atau dari saluran
pernbuang di daerah bawah. Saluran pernbuang tersier menampung air buangan dari saluran
pernbuang kuarter. Saluran pembuang primer menampung dari saluran pernbuang tersier dan
membawanya untuk dialirkan kernbali ke sungai.
6 Bangunan Pelengkap
Sebagaimana namanya, bangunan pelengkap berfungsi sebagai pelengkap bangunanbangunan irigasi yang telah disebutkan sebelumnya. Bangunan pelengkap berfungsi sebagai untuk
memperlancar para petugas dalam eksploitasi dan pemeliharaan. Bangunan pelengkap dapat juga
dimanfaatkan untuk pelayanan umum. Jenis-jenis bangunan pelengkap antara lain jalan inspeksi,
tanggul, jernbatan penyebrangan, tangga mandi manusia, sarana mandi hewan, serta bangunan
lainnya.
D. Jenis-jenis Irigasi
a. Irigasi Permukaan
Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui
bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi
dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer,
sekunder dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah
yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.
b. Irigasi Lokal
Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi, di mana
lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau secara
lokal.
c. Irigasi dengan Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkle. Air yang disemprot akan seperti
kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke
akar.
d. Irigasi Tradisional dengan Ember
Di sini diperlukan tenaga kerja secara perorangan yang banyak sekali. Di samping itu juga
pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.

e. Irigasi Pompa Air


Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudia dialirkan dengan
berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus
mengairi sawah.
f. Irigasi Tanah Kering dengan Terasisasi
Di Afrika yang kering dipakai sustem ini, terasisasi dipakai untuk distribusi air.
g. Irigasi Pasang Surut
Irigasi yang menggunakan pasang surut air laut sebagai sumber air bagi tanaman.
Beberapa contoh daerah irigasi:
1. Irigasi Pasang-Surut di Sumatera, Kalimantan, dan Papua
Dengan memanfaatkan pasang-surut air di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Papua dikenal
apa yang dinamakan Irigasi Pasang-Surat (Tidal Irrigation). Teknologi yang diterapkan di sini adalah:
pemanfaatan lahan pertanian di dataran rendah dan daerah rawa-rawa, di mana air diperoleh dari
sungai pasang-surut di mana pada waktu pasang air dimanfaatkan. Di sini dalam dua minggu
diperoleh 4 sampai 5 waktu pada air pasang. Teknologi ini telah dikenal sejak Abad XIX. Pada waktu
itu pendatang di Pulau Sumatera memanfaatkan rawa sebagai kebun kelapa. Di Indonesia terdapat 5,6
juta Ha dari 34 Ha yang ada cocok untuk dikembangkan. Hal ini bisa dihubungkan dengan
pengalaman Jepang di Wilayah Sungai Chikugo untuk wilayah Kyushu, di mana di sana dikenal
dengan sistem irigasi Ao-Shunsui yang mirip.
2. Irigasi Tanah Kering atau Irigasi Tetes
Di lahan kering, air sangat langka dan pemanfaatannya harus efisien. Jumlah air irigasi yang
diberikan ditetapkan berdasarkan kebutuhan tanaman, kemampuan tanah memegang air, serta sarana
irigasi yang tersedia.
Ada beberapa sistem irigasi untuk tanah kering, yaitu:
(1) irigasi tetes (drip irrigation),
(2) irigasi curah (sprinkler irrigation),
(3) irigasi saluran terbuka (open ditch irrigation), dan
(4) irigasi bawah permukaan (subsurface irrigation).
Untuk penggunaan air yang efisien, irigasi tetes [3] merupakan salah satu alternatif. Misal sistem
irigasi tetes adalah pada tanaman cabai.
Ketersediaan sumber air irigasi sangat penting. Salah satu upaya mencari potensi sumber air
irigasi adalah dengan melakukan deteksi air bawah permukaan (groundwater) melalui pemetaan
karakteristik air bawah tanah. Cara ini dapat memberikan informasi mengenai sebaran, volume dan
kedalaman sumber air untuk mengembangkan irigasi suplemen.
Deteksi air bawah permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan Terameter.
3. Pengalaman Sistem Irigasi Pertanian di Niigata Jepang
Sistem Irigasi Pertanian milik Mr. Nobutoshi Ikezu di Niigata Prefecture. Di sini terlihat
adanya manajemen persediaan air yang cukup pada pengelolaan pertaniannya. Sekitar 3 km dari
tempat tersebut tedapat sungai besar yang debit airnya cukup dan tidak berlebih. Air sungai dinaikan
ke tempat penampungan air menggunakan pompa berkekuatan besar. Air dari tempat penampungan
dialirkan menggunakan pipa-pipa air bawah tanah berdiameter 30 cm ke pertanian di sekitarnya. Pada
setiap pemilik sawah terdapat tempat pembukaan air irigasi tersebut. Pembagian air ini bergilir
berselang sehari, yang berarti sehari keluar, sehari tutup. Penggunaannya sesuai dengan kebutuhan
sawah setempat yang dapat diatur menggunakan tuas yang dapat dibuka tutup secara manual. Dari
pintu pengeluaran air tersebut dialirkan ke sawahnya melalui pipa yang berada di bawah permukaan
sawahnya. Kalau di tanah air kita pada umumnya air dialirkan melalui permukaan sawah. Sedangkan
untuk mengatur ketinggian air dilakukan dengan cara menaikan dan menurunkan penutup pintu
pembuangan air secara manual. Pembuangan air dari sawah masuk saluran irigasi yang terbuat dari
beton sehingga air dengan mudah kembali ke sungai kecil, tanpa merembes terbuang ke bawah tanah.
Pencegahan perembesan air dilakukan dengan sangat efisien.

4. Pengalaman Irigasi Perkebunan Kelapa Sawit


Ketersediaan air merupakan salah satu faktor pembatas utama bagi produksi kelapa sawit.
Kekeringan menyebabkan penurunan laju fotosintesis dan distribusi asimilat terganggu, berdampak
negatif pada pertumbuhan tanaman baik fase vegetatif maupun fase generatif. Pada fase vegetatif
kekeringan pada tanaman kelapa sawit ditandai oleh kondisi daun tombak tidak membuka dan
terhambatnya pertumbuhan pelepah. Pada keadaan yang lebih parah kekurangan air menyebabkan
kerusakan jaringan tanaman yang dicerminkan oleh daun pucuk dan pelepah yang mudah patah. Pada
fase generatif kekeringan menyebabkan terjadinya penurunan produksi tanaman akibat terhambatnya
pembentukan bunga, meningkatnya jumlah bunga jantan, pembuahan terganggu, gugur buah muda,
bentuk buah kecil dan rendemen minyak buah rendah.
Manajemen irigasi perkebunan kelapa sawit, yaitu: membuat bak pembagi, pembangunan alat
pengukur debit manual di jalur sungai, membuat jaringan irigasi di lapang untuk meningkatkan daerah
layanan irigasi suplementer bagi tanaman kelapa sawit seluas kurang lebih 1 ha, percobaan lapang
untuk mengkaji pengaruh irigasi suplementer (volume dan waktu pemberian) terhadap pertumbuhan
vegetatif kelapa sawit dan dampak peningkatan aliran dasar (base flow) terhadap performance kelapa
sawit pada musim kemarau, identifikasi lokasi pengembangan dan membuat untuk 4 buah Dam Parit
dan upscalling pengembangan dam parit di daerah aliran sungai.
Istilah Bidang Sumber Daya Air
Untuk menambah pengetahuan, berikut ini bisa kita pelajari beberapa istilah dalam bidang sumber
daya air yang sering kita jumpai:
Bangunan Bagi :
Adalah bangunan air yang terletak disaluran primer dan sekunder pada suatu titik cabang dan
berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih
Bangunan Bagi Sadap :
Adalah bangunan bagi yang mempunyai pintu sadap ke petak tersier
Bangunan Kantong Lumpur :
Adalah bangunan yang berada di pangkal saluran induk, yang berfungsi untuk menampung
dan mengendapkan lumpur,pasir, dan kerikil, supaya bahan endapan tersebut tidak terbawa
saluran di hilirnya, Bangunan dibilas pada waktu-waktu tertentu
Bangunan Pelimpah :
Adalah bangunan bangunan air yang terletak dihulu bangunan talang,siphon dan lainlain,untuk keamanan jaringan. Bangunan bekerja otomatis dengan naiknya muka air
Bangunan Pembilas :
Adalah bangunan yang berfungsi untuk membilas sedimen pada kantong lumpur dan atau
saluran tersier penerima
Bangunan Pengatur Muka Air :
Adalah bangunan yang berfungsi mengatur/mengontrol ketinggian muka air di saluran primer
dan skunder sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat memberikan debit yang konstan
kepada bangunan sadap tersier
Bangunan Sadap :
Adalah bangunan air yang berfungsi mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke
saluran tersier penerima
Bangunan Skunder :
Adalah saluran yang membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier yang dilayani
oleh saluran skunder tersebut. Batas ujung saluran adalah pada bangunan sadap terakhir

Bangunan Suplesi :
Adalah Bangunan yang berfungsi mengalirkan air dari saluran suplesi ke saluran pembawa
atau ke sungai.
Bangunan Terjun :
Adalah bangunan air yang berfungsi menurunkan muka air dan tinggi energi yang dipusatkan
di satu tempat. Bangunan terjun ini bisa memiliki terjun tegak atau terjun miring

Bangunan penangkap
Bangunan perlintasan air atau pengantar air

Talang
Siphon
Gorong gorong

Gambar Talang air Irigasi


Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau
pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), di bawah jalan, atau jalan kereta api.
Gorong-gorong juga digunakan sebagai jembatan ukuran kecil, digunakan untuk mengalirkan sungai
kecil atau sebagai bagian drainase ataupun selokan jalan.

Gambar Gorong - Gorong Irigasi


Sipon adalah suatu saluran tertutup yang di dalamnya air mengalir dari saluran atau kolam ke
saluran atau kolam lainnya dimana di antara kedua ketinggian ini titik yang lebih tinggi harus
dilalui.

Gambar Sophon Irigasi

Bangunan Ukur Debit :


Adalah bangunan ukur yang berfungsi untuk mengukur volume air persatuan waktu (m3/det
atau 1/det). jenis bangunan ukur debit yang diinventarisasi adalah : Bangunan Ukur Ambang
lebar; Bangunan Ukur Romijin; Bangunan Ukur Crump de Gruyter; Bangunan Ukur
Cipoletti; Bangunan Ukur Parshal Flume; Venturi Meter; Bangunan Ukur Thomson; dll.
Bendung Gerak :
Adalah bangunan yang sebagian besar konstruksinya terdiri dari pintu yang dapat digerakan
untuk mengatur ketinggian muka air di sungai
Bendung Tetap :
Adalah bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka air di sungai sampai pada
ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier,
Ditinjau dari bahan yang dipergunakan, maka bendung tetap dapat dibagi menjadi : Bendung
tetap permanen (misalnya beronjong dari beton, pasangan batu, beronjong dengan mantel);
Bendung tetap semi permanen (Misalnya dari Beton, pasangan batu, beronjong dengan
mantel); Bendung tetap tidak Permanen (Misalnya dari kayu, tumpukan batu).

Daerah Irigasi (D.I) :


Adalah kesatuan wilayah atau hamparan tanah yang mendapatkan air dari satu jaringan
irigasi, terdiri dari : Areal (hamparan tanah yang akan diberi air); Bangunan Utama jaringan
irigasi (saluran dan bangunannya).
Daerah Pengaliran Sungai :
Adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah dimana air meresap
atau mengalir melalui sungai dan anak-anak sungai yang bersangkutan
Debit :
Adalah : Debit rencana maksimum dalam periode 1 tahun diambil dari perhitungan
perencanaan debit maksimum yang masuk lewat intake dibangunan utama dan dari suplesi;
Debit Kenyataan maksimum dalam periode 1 tahun diambil dari pengukuran dilapangan
terhadap debit maksimum yang masuk melalui pintu intake dibangunan utama dan dari
suplesi. Cara pengukuran debit bisa dilakukan dari perhitungan kecepatan air dengan
mempergunakan pelampung.
Gorong-gorong pembawa :
Adalah bangunan air yang dibangun ditempat-tempat dimana saluran pembawa lewat di
bawah bangunan (jalan, rel kereta api dan lain-lain). Aliran air di gorong-gorong umumnya
aliran bebas
Gorong-gorong pembuang :
Adalah : bangunan air yang dibangun ditempat-tempat dimana saluran pembuang lewat
dibawah bangunan (jalan, rel kereta api dan lain-lain)
Got Miring :
Adalah bangunan air yang berfungsi mengalirkan air yang dibuat jika trase saluran melewati
medan dengan kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar. Got
Miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dan umumnya mengikuti
medan alamiah.
Jalan Inspeksi :
Adalah jalan yang digunakan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan jaringan Irigasi.
Jalan Irigasi sederhana :
jaringan irigasi yang bangunan-bangunan tidak dilengkapi dengan alat pengukur pembagian
air. Dan alat ukur, sehingga air irigasi tidak dapat diatur dan tidak dapat diukur dan umumnya
bangunannya mempunyai konstruksi sesuai permanent/tidak permanent. Dalam penentuan
tingkatan jaringan irigasi, ditentukan yang tingkatannya paling dominan.
Jaringan Irigasi :
Adalah saluran bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air
irigasi mulai dari :penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaan air
irigasi beserta pembuanganya. Disamping itu jalan inspeksi juga merupakan bagiab dari
jaringan irigasi.
Jaringan irigasi semi teknis :
Adalah jaringan irigasi yang bangunan-bangunan dilengkapi dengan alat pengatur pembagian
air irigasi dapat diatur tetapi tetapi tidak dapat diukur.

Jaringan Irigasi Teknis :


Adalah jaringan irigasi yang bangunan pengambilan dan bangunan bagi/sadap dilengkapi
dengan alat pengatur pembagian air dan alat ukur, sehingga air air irigasi yang dialirkan dapat
diatur dan diukur
Jembatan :
Adalah bangunan untuk menghubungkan jalan-jalan inspeksi diseberang saluran
irigasi/pembuang atau untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum atau untuk
penyebrangan lalu lintas (Kendaraan, manussia dan hewan)
Kincir Air :
Adalah alat untuk menaikkan air sampai elevasi yang diperlukan, dengan kincir yang
digerakkan oleh aliran sungai
Lahan Alih Fungsi :
Adalah bagian dari luas rencana (Sawah dan belum sawah) yang tidak misalnya berupa:
pemukiman, sekolah atau pabrik. Lahan Alih fungsi terdiri dari : Alih fungsi dari sawah
adalah : Bagian dari luas rencana yang berbentuk sawah tetapi telah berubah fungsinya secara
permanen, misalnya menjadi permukiman, sekolah, perkantoran, pabrik; Alih Fungsi Dari
lahan belum Sawah adalah : Bagian dari luas rencana yang belum berbentuk sawah (misalnya
merupakan semak dan tegalan) tetapi telah berubah fungsinya secara permanen, misalnya
menjadi permukiman, sekolah, perkantoran, pabrik, dll.
Lahan Dapat dijadikan sawah (belum sawah) :
Adalah bagian dari luas potensial yang dapat dijadikan sawah, yang sekarang masih
berbentuk hutan semak-semak, padi ladang, dikurangi luas potensial. Pengertian tersebut
dilihat dari aspek jaringannya, bukan aspek lahannya
Luas Belum Potensial :
bagian dari luas rencana jaringan utamanya (saluran primer dan skunder) belum selesai
dibangun atau merupakan sisa dari luas rencana dikurangi luas potensial. (pengertian tersebut
dilihat dari aspek jaringannya, bukan aspek lahannya.
Luas Potensial :
Adalah bagian dari luas rencana yang jaringan utamanya (saluran primer dan skunder) telah
selesai dibangun (Pengertian tersebut dilihat dari aspek jaringannya, bukan aspek lahannya
Luas Rencana (Luas Baku) :
Adalah luas bersih dari suatu daerah irigasi, yang berdasarkan perencanaan teknis dapat di airi
oleh jaringan irigasi
Pengambilan Bebas :
Adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai yang mengalirkan air sungai ke dalam jaringan
irigasi, tanpa mengatur tinggi muka air di sungai. Termasuk sebagai bagian dari pengambilan
bebas ialah bangunan pengarah arus. Di Tinjau dari bahan yang dipergunakan, maka
pengambilan bebas dapat di bagi pula menjadi tiga jenis seperti pada bendung tetap di atas.
Petak Tersier belum dikembangkan :
Adalah petak tersier dimana jaringan tersiernya belum dibangun berdasarkan desain teknis.
Termasuk dalam luas petak tersier yan gbelum dikembangkan adalah petak tersier jaringan
tersiernya dibangun oleh masyarakat Desa

Petak Tersier sudah dikembangkan :


Adalah petak tersier dimana jaringan tersiernya sudah dibangun berdasarkan desain teknis.
Dalam pengertian luas petak tersier yang sudah sudah dikembangkan sudah termasuk juga.
Petak tersier yang jaringan tersiernya sudah di bangun walaupun tidak/belum berfungsi; Petak
tersier yang jaringan tersiernya sudah di bangun tetapi sudah rusak.
Pintu klep :
Adalah bangunan air di saluran pembuang yang berfungsi untuk mencegah masuknya air dari
saluran pembuang yang lebih besar ( sungai dan laut) ke saluran pembuang yang lebih kecil
Pompa :
Adalah alat untuk menaikkan air sampai elevasi yang diperlukan secara mekanisme hidraulis
melalui sistem pipa
Rencana tata tanaman :
Adalah pengaturan pembagian areal yang akan ditanami beberapa jenis tanaman tertentu pada
suatu daerah irigasi, berdasarkan tersedianya air pada waktu tertentu pula,Rencana Tata
Tanam (tahun yang sedang berjalan) yang telah disyahkan Panitia Irigasi Terdiri dari : Masa
Tanam(MT)I: Rencana tanam ke 1 pada musim penghujan; Masa Tanam (MT) II: Rencana
tanam ke 2 pada musim kemarau; Masa Tanam (MT)III: Rencana tanam ke 3 pada musim
kemarau.
Saluran Gendong (Saluran pembuang samping):
Adalah Saluran pembuang terbuka yang berfungsi mengalirkan aliran buangan yang mengalir
paralel disebelah atas saluran pembawa
Saluran Pembuang :
Adalah saluran yang berfungsi membuang kelebihan air. saluran Pembuang yang inventarisasi
adalah saluran pembuang buatan dan saluran pembuang alam sekunder
Saluran Primer :
Adalah saluran yang membawa air dari bangunan utama ke saluran sekunder dan petak-petak
tersier diairi. Batas ujung saluramn primer adalah bangunan bagi yang terakhir
Saluran Suplesi :
Adalah saluran yang berfungsi membawa/mengalirkan air yang disuplesikan kesaluran
pembawa atau ke sungai
Saluran Suplesi yang Diinventarisasikan :
Adalah saluran yang suplesi yang resmi atau saluran suplesi yang dibangun berdasarkan
design
Saluran tersier :
Adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier kedalam petak tersier
Saluran Tersier penerima yang dibawah pengelolaan :
Adalah sepanjang 50 m dari bangunan sadap atau sampai dengan box tersier yang pertama
Sawah :
Adalah lahan usaha tani yang secara fisik rata dan mempunyai pematang serta ditanami padi
dengan sistem genangan
Sawah Belum Irigasi (Luas Sawah Belum Fungsional) :
Adalah sawah yang belum mendapatkan air dari Jaringan Irigasi, tetapi di kemudian hari
dapat dijadikan sawah irigasi

Sawah Irigasi (Luas Sawah Fungsionil) :


Adalah sawah yang merupakan bagian dari luas potensial yang sumber airnya berasal dari
saluran melalui sistem jaringan irigasi melalui sistem jaringan irigasi. Kolom tambak ikan
yang mengambil air dari saluran irigasi adalah merupakan bagian dari luas sawah irigasi pada
areal potensial. Khusus mengenai kolam ikan, ranting Dinas agar mencatatnya
Siphon :
Adalah bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan
grafitasi melalui bagian bawah saluran pembuang, cekung, anak sungai atau sungai. Siphon
juga dipakai untuk melewati air di bawah jalan-jalan kereta api atau bangunan-bangunan yang
lain. Siphon merupakan saluran tutup yang direncanakan untuk mengalirkan air secara penuh
dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan.
Sungai :
Adalah sistem pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi pada kanan
kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan
Talang :
Adalah bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi yang lewat di atas saluran
lainnya, sungai atau cekungan, lembah-lembah dan jalan. Aliran di dalam talang adalah aliran
bebas
Tata Air :
Adalah susunan dan letak air, yaitu semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari
sumber-sumber air, baik yagn terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah (tidak
termasuk dalam pengertian ini air terdapat di laut)
Tata Pengairan :
Adalah susunan dan letak sumber-sumber air dan atau bangunan-bangunan pengairan menurut
ketentuan teknik pembinaannua di suatu wilayah pengairan tertentu
Terowongan :
Adalah saluran yang membawa air menembus bukit-bukit dan medan yang tinggi, yang pada
tempat-tempat tertentu diperkuat dengan pasangan, Aliran di dalam terowongan adalah aliran
bebas
Tingkatan Jaringan Irigasi :
Adalah suatu jaringan irigasi hanya mengenal satu tingkatan sehingga dalam menentukan
tingkatan jaringan, berdasarkan tingkatan yang paling dominan
Waduk :
Adalah bangunan untuk menampung air pada waktu terjadi surplus air di sumber air agar
dapat dipakai sewaktu-waktu terjadi kekurangan air, sehingga fungsi utama waduk adalah
untuk mengatur sumber air. Yang termasuk jenis bangunan ini antara lain adalah : Waduk
buatan/bendungan; Waduk lapangan (pengempangan mata air); Embung (sejenis waduk kecil
di NTB); Situ (sejenis waduk kecil di jawa barat).

Anda mungkin juga menyukai