TINJAUN PUSTAKA
II.1
Geostatistik
Geostatistik adalah metode statistik yang digunakan untuk melihat hubungan antar
variabel yang diukur pada titik tertentu dengan variabel yang sama diukur pada titik
dengan jarak tertentu dari titik pertama (data spasial) dan digunakan untuk mengestimasi
parameter di tempat yang tidak diketahui datanya (Oliver and Carol,2005).
Sifat khusus dari data spasial ini adalah ketakbebasan dan keheterogenan.
Ketakbebasan disebabkan oleh adanya perhitungan galat pengamatan dan hasil yang diteliti
dalam satu titik ditentukan oleh titik yang lainnya dalam sistem dan keheterogenan
disebabkan adanya perbedaan wilayah.
II.1.1 Komponen-Komponen Varioram atau Semivariogram
Komponen dalam variogram atau semivariogram adalah sebagai berikut.
1.
Range
Menurut Isaaks dan Srivastava (1989), range adalah jarak dimana variogram adalah
sebuah dataran tinggi atau sebuah masa stabil. Jarak dimana variogram mencapai
nilai sill. Sedangkan menurut Dorsel dan Breche (1997), range adalah jarak antara
lokasi-lokasi dimana pengamatan-pengamatannya terlihat independen, yakni
ragamnya tidak mengalami suatu kenaikan. Dalam grafik variogram range
dinyatakan dengan lambang a yaitu jarak pada sumbu horizontal mulai dari titik
nol sampai titik proyeksi perubahan variogram dari miring ke mendatar. Pada jarak
range ini Variabel dipengaruhi oleh posisi. Dalam batas range, antara nilai Z(s)
dengan nilai lain akan terdapat korelasi. Besarnya korelasi dari satu nilai ke nilai
lain akan berkurang sesuai dengan bertambah jaraknya. Dalam praktek, range akan
mempengaruhi korelasi spasialnya.
2.
Sill
Menurut Isaaks dan Srivastava (1989), masa stabil suatu variogram yang mencapai
rangenya disebut dengan sill. Menurut Dorsel dan Breche (1997), sill
Nugget Effect
Kediskontinuan pada pusat variogram terhadap garis vertikal yang melompat dari
nilai 0 pada pusat ke nilai variogram pada pemisahan jarak terkecil disebut dengan
nugget effect. Rasio nugget effect terhadap sill seringkali disebut sebagai nugget
effect relative dan biasanya dinyatakan dalam persen (Isaaks and Srivastava, 1989).
Nugget effect dapat berupa kesalahan sistematis atau biasanya kesalahan yang
dibuat oleh manusia, kesalahan membaca alat, kesalahan sampling, dll disebut
dengan nugget effect.
( z ( s )z ( s +h ) )
1
N ( h)
N (h )
0.457+0.494 / N (h)
2 ( h )=
Dengan N(h) adalah banyaknya pasangan data pada sampel lag yang dipisahkan oleh
vector h. Z(s) dan Z(s+h) adalah variable sebarang di titik s dan s+h..
bahwa arah sudut tidak dipengaruhi oleh struktur korelasi, dan hanya parameter lag yang
dipertimbangkan.
Sementara data yang sebenarnya dapat memiliki trend dengan suatu arah disebut
anisotropic . Proses anisotropic dapat berbeda dalam bentuk model, sill, atau range dan
bergantung pada arah. Perkalian model variogram
menggambarkan anisotropic ini. Menurut Isaaks dan Srivastava (1989), model model
dasar dalam variogram adalah :
1. Model Spherical
Model Spherical adalah model yang paling sering digunakan dalam variogram.
Bentuk persamaan bakunya adalah sebagai bergikut.
Dimana h adalah jarak tertentu dalam arah umum yang memisahkan dua titik
sebarang dan a adalah range . Model ini akan berbentuk linear pada jarak kecil
yang dekat dengan pusat, tetapi meluruskan untuk jarak yang besar, dan
memberikan sill di a.
2.
Model Eksponensial
Model transisi lain yang biasa digunakan adalah model eksponensial yang
memberikan sill asimtotik. Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut.
Dimana a adalah range dan h adalah jarak tertentu dalam arah umum yang
memisahkan dua titik sebarang. Seperti model spherical, model eksponensial
berbentuk linear untuk semua jarak pendek yang dekat dengan pusatnya.
3
11
Dengan parameter a didefinisikan sebagai range dalam praktek atau jarak, dan h
adalah jarak tertentu dalam arah umum yang memisahkan dua titik sebarang.
4.
Model Linear
Model linear bukan merupkan model transisi karena tidak terdapat jangkauan sill,
tetapi naik secara linear terhadap h. Bentuk bakunya dapat ditulis secara sedarhana
sebagai berikut,
( h )=|h|
Dengan h adalah jarak tertentu dalam arah umum yang memisahkan dua titik
sebarang. 15
II.2.4 Ordinary Kriging
Menurut David(1977) dalam Kumar dan Remadevi(2006) Kriging adalah sebuah
teknik untuk menoptimalisasi estimasi unbiased suatu titik dengan menggunakan semi
semivariogram dan sekumpulan data actual. Sedangkan menurut Eldeiry dan Garcia(2009)
Kriging adalah suatu teknik untuk memprediksi suatu lokasi dengan menggunakan nilai
rata-rata bobot sample data terdekat.
Ordinary Kriging adalah metode geostatistika yang digunakan untuk memprediksi
data pada lokasi tertentu. Metode ini merupakan interpolasi suatu nilai peubah pada suatu
titik tertentu yang dilakukan dengan mengamati data sejenis dilokasi lainnya (Rachmawati,
2009). Ordinary Kriging menduga suatu variabel pada suatu titik tertentu dilakukan
dengan mengamati data yang sejenis pada suatu daerah.
Metode Ordinary Kriging merupakan metode Kriging yang menghasilkan estimator
yang bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Hal tersebut berarti mempunyai
variansi terkecil dibanding estimator lain. Data yang digunakan pada metode Ordinary
Kriging merupakan data spasial dengan rata-rata populasi tidak diketahui dan di asumsi
bersifat stasioner (Alfina, 2010).
langkah-langkah:
a. Menentukan semi variogram empiris
b. Menentukan semivariogram Numerik
c. Menghitung semi variance
12
d. Menghitung prediksi
Estimator Ordinary Kriging bisa ditulis(Fischer dan Getis, 2010, p338-341):
n
~
Z ( X 0 )= i Z (X i)
i=1
dimana
n
i=1
i=1
Keterangan:
~
Z ( X0)
i
~
Z ( Xi)
II.2
Metode Numerik
Beberapa definisi metode numerik dikemukakan ahli matematika, misalnya metode
13
1. Metode Analitik, Solusi ini sangat berguna namun terbatas pada masalah sederhana.
2.
Sedangkan Masalah real yang komplek dan non linier tidak dapat diselesaikan.
Metode Grafik, metode ini digunakan Sebagai pendekatan penyelesaian yang
kompleks. Kendalanya bahwa metode ini Tidak akurat, sangat lama, dan banyak
3.
membutuhkan waktu.
Kalkulator dan Slide Rules, Penyelesaian numerik secara manual. Cara ini cukup
lama dan mungkin bisa terjadi kesalahan pemasukan data.
Penggunaan metode numerik diharapkan dapat mengatasi berbagai kelemahan-
kelemahan metode yang ada sebelumnya. Dapat dipahami pula bawa pada umumnya
permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika.
Persamaan ini sulit diselesaikan dengan model analitik sehingga diperlukan penyelesaian
pendekatan numerik. Dengan metode numerik, manusia terbebas dari hitung menghitung
manual yang membosankan . Sehinggga waktu dapat lebih banyak digunakan untuk tujuan
yang lebih kreatif, seperti penekanan pada formulasi problem atau interpretasi solusi dan
tidak terjebak dalam rutinitas hitung menghitung
Ada enam tahap yang dilakukan dakam pemecahan persoalan dunia nyata dengan
metode numerik, yaitu:
1. Pemodelan
Ini adalah tahap pertama. Persoalan dunia nyata dimodelkan ke dalam persamaan
matematika.
2. Penyederhanaan model
Model matematika yang dihasilkan dari tahap 1 mungkin saja terlalu
kompleks,yaitu
memasukkan
Semakinkompleks
model
Mungkinbeberapa
andaian
banyak
peubah
matematikanya,
dibuat
(variable)
semakin
sehingga
rumit
beberapa
atau
parameter.
penyelesaiannya.
parameter
dapat
model
dapat
dibuang.
Model
matematika
yang
diperoleh
14
awal
(yaitu
taksiran
galat,
penentuan
ukuran
langkah,
selanjutnya
adalah
menerjemahkan
algoritma
ke
dalam
program
diperoleh
diinterpretasi.
danmembandingkannya
dengan
Interpretasi
prinsip
meliputi
dasar
dan
analisis
hasil
hasil-hasil
run
empirik
15
3.
4.
5.
dan mudah
Karena berasal dari alogaritma pendekatan, maka Metode Numerik ini akan
6.
II.3
Endapan Placer
Placer adalah jenis spesifik aluvium yang dibentuk oleh proses sedimentasi selama
periode waktu panjang dan mengandung konsentrasi pasir, kerikil, mineral-mineral logam
dan batu-batu hias. Lingkungan placer dibedakan dari lingkungan sedimen lainnya karena
sangat dipengaruhi oleh sumber batuan asal dan kondisi geomorfologi tempat
pengendapannya, antara lain:
1. Batuan sebagai sumber geologi, yang menentukan diendapkannya jenis-jenis
mineral di dalam placer.
2. Iklim dan kondisi kimiawi, merupakan gabungan penentu terjadinya tingkat dan
bentuk mineral-mineral setelah dibebaskan dari sumbernya.
3. Kondisi geometris dan batas permukaan, yang mencerminkan kendala-kendala
fisik pada saat transportasi dan pengendapan.
4. Unsur-unsur perubahan lingkungan, yang mengubah pola penyebaran mineral.
Sedimen pada lereng dan saluran di sekitar hulu sungai telah tersingkap oleh
kekuatan subareal yang bersifat merusak hanya dalam waktu singkat, oleh karena itu terdiri
atas tipe dan ukuran lanau dan koloida. Sementara endapan sedimen pantai biasanya telah
mengalami perjalanan berjarak jauh dan melalui banyak daur pelapukan dan erosi, sehingga partikel sedimen di dalamnya secara garis
Mengingat bahwa Pulau Kalimantan merupakan bagian dari paparan benua dan
dianggap
memiliki
stabilitas
wilayah
untuk
terbentuknya
lingkungan
pengendapan placer benua yang luas, maka perlu dipahami bagaimana proses keterjadian
endapan
tersebut.
Berdasarkan
keterkaitanplacer dengan
16
teknis
eksplorasi
dan
yang
umumnya
berasosiasi
dimana
17
sedikit mengandung mineral berat. Placer pantai (beach placer) terjadi pada kondisi
topografi berbeda yang disebabkan oleh perubahan muka air laut, dimana zona
optimum pemisahan mineral berat berada pada zona pasang-surut dari suatu pantai
terbuka. Konsentrasi partikel mineral/bijih juga dimungkinkan padaterrace hasil
bentukan gelombang laut. Mineral-mineral terpenting yang dikandung jenis
cebakan ini adalah : magnetit, ilmenit, emas, kasiterit, intan, monazit, rutil, xenotim
dan zirkon.
II.3.3 Mineral yang terdapat dalam endapan placer.
Suatu cebakan pasir besi selain mengandung mineral-mineral bijih besi utama
tersebut dimungkinkan berasosiasi dengan mineral-mineral mengandung Fe lainnya
diantaranya : pirit (FeS2), markasit (FeS), pirhotit (Fe 1-xS), chamosit [Fe2Al2SiO5(OH)4],
ilmenit (FeTiO3), wolframit [(Fe,Mn)WO4], kromit (FeCr2O4); atau juga mineral-mineral
non-Fe yang dapat memberikan nilai tambah seperti : rutil (TiO 2), kasiterit (SnO2), monasit
[Ce,La,Nd, Th(PO4, SiO4)], intan, emas (Au), platinum (Pt), xenotim (YPO 4),zirkon
(ZrSiO4) dan lain-lain.
18