Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

Salep merupakan sediaan semisolid yang digunakan untuk pemakaian luar


yang mudah dioleskan dan sedikit mengandunga air, bahan obatnya harus
homogen dengan dasar salep yang cocok. Salep harus memenuhi syarat-syarat
tertentu antara lain, zat obat yang berkhasiat harus terbagi halus dan merata, stabil
secara fisik dan kimia, lembut bebas dari partikel kasar, mudah untuk digunakan.
Agar

salep

yang

dihasilkan

bebas

dari

partikel

kasar, maka

dalam

menghomogenkan bahan-bahan harus benar-benar diperhatikan. Basis dari salep


seperti vaselin, cera alba, oleum cocos, serta paravin padat dipanaskan sambil
diaduk adalah agar seluruh basis tercampur secara sempurna. Apabila hanya
dilakukan penggerusan dengan mortar maka akan sulit mendapatkan hasil yang
homogen. Selain itu, setelah basis mencair dan didinginkan, pencampuran antara
basis dan bahan obat tidak boleh dilakukan bersamaan. Basis terlebih dahulu
digerus dengan mortar, hal ini bertujuan agar tidak ada lagi partikel kasar. Setelah
basis dirasakan cukup lembut, barulah bahan obat yaitu ichtyol dicampurkan dan
kembali dihomogenkan. Proses penghomogenan ini juga harus dipastikan agar
seluruh bahan obat tersebar secara sempurna.

Gambar 4. Hasil pemanasan basis salep


Syarat basis atau dasar salep antara lain yaitu, stabil baik fisik maupun
kimia, warna dan bau stabil selama penyimpanan, harus dapat dicampur dengan
semua bahan obat, bersifat halus dan licin sehingga mudah untuk dioles ke kulit,
daya kerja baik pada pada kulit kering atau pun berlemak, tidak mengakibatkan
iritasi pada kulit, tidak mudah tengik. Untuk memenuhi seluruh syarat-syarat
tersebut tidaklah mudah. Karena ditemui banyak kesulitan, maka dalam pemilihan
dasar salep perlu dipikirkan beberapa pertimbangan, agar sesuai dengan indikasi

dan tujuan pemakaiannya. Untuk memudahkan pemilihan bahan dasar salep perlu
diadakan peninjauan dari bermacam-macam sudut, yaitu berdasarkan : (1) Sifat
dari penyakit/luka/lesi (2) Daya kerja dipermukaan kulit (proses penetrasi) dan (3)
Sifat bahan dasar salep terhadap pengaruh air.
Basis vaselin merupakan basis yang berminyak dan bebas air sehingga
dapat bertahan pada kulit untuk waktu yang lama. Oleh karena itu efektifitasnya
juga akan lebih lama. Basis vaselin juga mudah bercampur dengan bahan obat dan
stabil dalam penyimpanan. Basis vaselin banyak digunakan karena vaselin
mengingat konsistensi, kelunakan dan sifatnya yang netral serta kemampuan
menyebarnya yang mudah pada kulit. Beberapa syarat basis antara lain mudah
bercampur dengan bahan obat, stabil, memeliki kemampuan menyebar pada kulit
dipenuhi oleh vaselin. Oleh karena itu vaselin merupakan salah satu basis yang
baik.
Penambahan cera alba dapat meningkatkan viskositas salep karena dalam
sediaan topikal cera alba berfungsi sebagai bahan pengeras, sedangkan
penambahan parafin dapat menurunkan viskositas salep. Pada pembuatan salem
kali ini baik paraffin dan cera alba sma-sama digunkan. Penggunaan cera alba dan
vaselin secara bersamaan akan menghasilkan keseimbangan viskositas salep yang
baik. Cera alba berfungsi sebagai agen peningkat stabilitas sehingga sediaan salep
yang dihasilkan stabil. Penambahan cera alba pada sediaan salep dapat
menyebabkan salep memiliki sifat fisik yang baik, meliputi daya sebar salep yang
besar pada kulit lama melekat pada kulit dan memberikan proteksi pada kulit.
Vaselin dan cera alba merupakan

golongan basis hidrokarbon. Keuntungan

golongan hidrokarbon ini ialah tidak mudah tengik atau rusak dibandingkan
dengan golongan lemak dan minyak lemak. Dasar salep hidrokarbon bersifat
lemak, bebas air, preparat berair bercampur dalam jumlah sedikit saja. Dasar salep
tersebut bertahan pada kulit pada waktu yang lama. Dasar salep hidrokarbon juga
bersifat oklusif sehingga mengurangi hilangnya lembab ke udara (Ansel, 1990).
Salep yang mengandung bahan obat ichtyol memiliki efek sebagai
bakteriostatik ringan serta sebagai antiseptic termasuk antifungi. Salep dengan
kandungan ichtyol secara efektif mengurangi infeksi pada kulit, meredakan gatal
kulit serta meningkatkan aliran darah. Salep ichtyol biasanya digunakan untuk
2

pengobatan radang kulit lokal, subkutan dan infeksi berisi nanah, seperti flebitis,
dekubitus, peradangan pada kelenjar minyak di sekitar folikel dari rambut,
kemerahan dan pembengkakan kulit, perubahan kulit kering, disertai dengan
mengelupas dan eczemas.

Gambar 5. Bagian-bagian kulit


SIMPULAN
Salep merupakan sediaan semisolid yang digunakan untuk pemakaian luar
yang mudah dioleskan dan sedikit mengandunga air, bahan obatnya harus
homogen dengan dasar salep yang cocok. Salep harus memenuhi syarat-syarat
tertentu antara lain, zat obat yang berkhasiat harus terbagi halus dan merata, stabil
secara fisik dan kimia, lembut bebas dari partikel kasar, mudah untuk digunakan.
Agar

salep

yang

dihasilkan

bebas

dari

partikel

kasar, maka

dalam

menghomogenkan bahan-bahan harus benar-benar diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA
Angsel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ibrahim F,
penerjemah; Ulfa IS, editor. Jakarta:UI Press. Terjemahan dari :
Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms .
Budiono, J dan Hendro W. pertimbangan-pertimbangan memilih dasr salep.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/12RuangBiofarmasi008.pdf/12
RuangBiofarmasi008.html [19 April 2010]
Djjajadisastra, joshita dkk. 2008. Effect of cream, gel, and ointment
dosage.http://staff.ui.ac.id/internal/130674809/material/effectofcreamgelan
dointmentdosage.pdf [19 april 2010]
Fitriana, mendala. 2009. Formulasi dan uji aktivitas antijamur secar in vitro salep
minyak

atsiri rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val.)

dengan basis vaelin. http://etd.eprints.ums.ac.id/5240/1/K100050263.pdf


[19 April 2010]
Radiska, sintya. 2009. Formulasi sediaan salep (ointment) minyak atsiri daun
jeruk nipis sebagai anti jerawat dan uji efektivitas antibakteri secara
invitro.
http://etd.eprints.ums.ac.id/5245/1/K100050280.pdf
[19 April 2009]
Voight,R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi farmasi. Noerono S, penerjemah;
Reksohadiprodjo MS, editor. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Terjemahan dari : Lehrbuch der Pharmazeutischen technologie

Anda mungkin juga menyukai