PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusnya berbeda-beda satu
dengan yang lain. Cunningham (dalam Hamzah B. Uno, 2014:1) misalnya
mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan
pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan
tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan
yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan
digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan disini menekankan pada usaha
menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan di masa yang akan
datang serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan datang itu dan
bagaimana usaha untuk mencapainya merupakan perencanaan.
Definisi yang kedua, Arthur w. Steller (dalam Hamzah B. Uno, 2014:1)
mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada
sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian
dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.
Bagaimana seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang.
Perencanaan disini menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara
keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang disesuaikan dengan apa
yang dicita-citakan, ialah menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan
keadaan mendatang yang diinginkan.
Sementara itu, definisi yang lain tentang perencanaan menurut Stepphen P.
Robbins 1982:128 (dalam Hamzah B. Uno, 2014:1) dirumuskan sangat pendek,
perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan
perubahan. Dalam definisi ini ada asumsi bahwa perubahan selalu terjadi.
Perubahan lingkungan ini selalu diantisipasi, dan hasil antisipasi ini dipakai agar
perubahan berimbang. Artinya, perubahan yang terjadi di luar organisasi pengajaran
tidak jauh berbeda dengan perubahan yang terjadi pada organisasi itu, dengan
harapan agar organisasi tidak mengalami keguncangan. Jadi, makna perencanaan
disini adalah usaha mengubah organisasi agar sejalan dengan perubahan
lingkungannya.
kegiatan belaja saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket
program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
d. Gropper 1990 (dalam Hamzah B. Uno, 2008:1) mengataan bahwa strategi
pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa
setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam
kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.
Jadi definisi strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh berbagai ahli
sebagaimana diatas, maka jelas disebutkan bahwa strategi pembelajaran harus
mengandung penjelasan tentang metode/ prosedur dan teknik yang digunakan
selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan perkataan lain, strategi
pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari metode dan teknik. Artinya,
metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh
pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses
pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan
kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Mengingat bahwa setiap tujuan dan metode pembelajaran berbeda satu dengan
yang lainnya, maka jenis kegiatan belajar yang harus dipraktikkan oleh peserta didik
membutuhkan persyaratan yang berbeda pula. Sebagai contoh: untuk menjadi
peloncat indah, seseorang harus bisa berenang terlebih dahulu (syarat loncat indah
adalah berenang) atau untuk menjadi pengaransemen (arranger) musik dan lagu,
seseorang harus belajar not balok terlebih dahulu. Pada contoh di atas tampaklah
bahwa setiap kegiatan belajar membutuhkan latihan atau praktik langsung.
Memerhatikan beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran schingga akan
memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang
pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Ada
beberapa konsep yang perlu diketahui berkaitan dengan strategi pembelajaran, yaitu
menyangkut strategi dan metode.
Sedangkan metode adalah cara yang diinginkan untuk mengimplementasikan
renncana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
5
tercapai dengan optimal. Menurut J.R David dalam Teaching Strategies for College
Clas Room 1976 (dalam Abdul Majid, 2014:193) menyebutkan bahwa method is a
way in achieving something (cara untuk mencapai tujuan sesuatu) artinya metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
metode dalam rangkaian sistem pembelajran memegang peranan yang sangat
penting. Keberhasilan implemnetasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada
cara guru menggunakan metode pembeljaran karena suatu stategi pembelajaran
Pada berbagai situasi proses pembelajaran seringkali digunakan berbagai istilah
yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan, atau
pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam
menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Istilah
strategi atau metode sering digunakan secara bergantian, walaupun pada dasamya
istilah-istilah tersebut memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Metode
pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu. Dengan
perkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru adalah sama, tetapi
mereka menggunakan teknik yang berbeda.
2.3 Jenis Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana, metode dan perangkat
kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut artikel
Saskatchewan educational (dalam Abdul Majid, 2014:10) terdapat jenisjenis/klasifikasi strategi pembelajaran seperti gambar di bawah:
Apabila peserta didik diminta untuk mengingat nama suatu objek, simbol,
atau peristiwa, berarti materi tersebut berbentuk fakta sehingga alternatif
10
11
diharapkan perilaku tersebut akan dihilangkan atau peserta didik tidak akan
melakukan kesalahan serupa.
4. Tes
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui (a) apakah
tujuan pembelajaran khusus tclah tercapai atau belum, dan (b) apakah pengetahuan sikap dan keterampilan telah benar-benar ditniliki olch peserta didik atau
belum.
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran setelah
peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa
materi pelajaran pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan
latihan atau praktik.
a. Di akhir kegiatan belajar setiap peserta didik dapat menyebutkan 4 dari 5 ciri
makhluk hidup dengan benar. Standar keberhasilannya adalah apabila minimal
peserta didik dapat menyebutkan 3 dari 5 ciri makhluk hidup atau tingkat
penguasaan berkisar 80%-85%.
b. Soal tes objektif dengan 4 pilihan terdiri atas 20 nomor, peserta didik dianggap
menguasai materi apabila ia dapat mengerjakan 80%-85% soal dengan benar.
5. Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilahfollow up dari suatu hasil kegiatan yang
telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam
kenyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik
yang berhasil dengan bagus atau di atas rata-rata, (a) hanya menguasai sebagian
atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai, (b)
peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi
dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.
Adapun pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Selain itu, juga harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik peserta didik,
serta situasi atau kondisi di mana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung.
Terdapat beberapa metode dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh
guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran tersebut.
12
terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah
anak mempengaruhi penggunaan metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu
merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahnya bagi guru
menentukan metode bagaimana yang dipilih guna menunjang percapaian tujuan
yang telah dirumuskan tersebut.
Dalam pembelajaran dikelas guru jarang sekali menggunakan satu metode,
karena menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya.
Penggunaan satu metode lebih cederung menghasilkan kegiatan pembelajaran yang
membosankan, tampak kaku, peserta didik kurang bergairah belajar , kejenuhan,
dan malas untuk ikut dalam proses pembelajaran. Keadaan seperti ini tidak
menguntungkan bagi guru dan peserta didik, guru mendapatkan kegagalan dalam
penyampaian pesan-pesan keilmuan dan peserta didik dirugikan. Ini berarti metode
tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode yang tepat dan
bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah.
2. Metode Sebagai Strategi Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua peserta didik berkonsentrasi dalam
waktu yang relative lama. Daya serap setiap peserta didik terhadap bahan ajar yang
diberkan juga bermacam-macam ada yang cepat ada yang sedang da nada yang
lambat. Factor intelegensi mempengaruhi daya serap peserta didik terhadap bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap
pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga
penguasaan penuh dapat dicapai.
Karena itu dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Roestiyah N.K 1998: 1
(dalam syaiful bahri dkk, 2013:75) guru harus memiliki strategi agar peserta didik
dapat belajar efektif dan efesien, mengenai tujuan yang diharapkan. Salah satu
langkah untuk memiliki strategi strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik
penyajian atau biasanya disebut metode pembelajaran. Dengan demikian, metode
pembelajaran adalah strategi pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
3. Metode Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Tujuan adalah cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan
adalah pedoman yang akan memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan
15
16
pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak
dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai
kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua
unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara
efektifdan efisien.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan
belajar yang kreatifbagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan
yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang
bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan
penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa
dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran adalah agar
anak didik dapat menuliskan sebagian dari ayat-ayat dalam surah Al-Fatihah, maka
guru tidak tepat menggunakan metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode
latihan.
Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan
penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari
masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik guru lakukan adalah
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari beberapa metode pengajaran yang akan
dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.
2.7 Faktor faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Jangan dikira bahwa pemilihan metode itu sembarangan. Jangan diduga bahwa
penentuan metode itu tanpa harus mempertimbangkan faktor-faktor lain. Sebagai
suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Maka itu, siapa pun Yang telah menjadi guru harus mengenal, memahaminya, dan
mempedomaninya ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan metode.
Tanpa mengindahkan hatl ini, metode yang dipergunakannya bisa-bisa tiada arti.
Bila ada para ahli yang mengatakan bahwa makin baik metode itu, makin efektifpula
pencapalan tujuan adalah pendapat yang mengandung nilai kebenaran.
Tapi, jangan didukung bila ada para ahli lain yang mengatakan bahwa semua
metode adalah baik dan tidak ada kelemahannya, karena pernyataan tersebut
adalah pendapat yang keliru. Dalam pandangan yang sudah diakui kebenarannya
mengatakan, bahwa setiap metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenai
kebaikan-kebaikannya maupun menetapkan mengenai kelemahan-kelemahannya.
18
Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan
kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode
tersebut. Winamo Surakhmad 1990: 97 (Syaiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain,
2013) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh
beberapa faktor, sebagai berikut:
a. Anak Didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.
Disekolah, gurulah yang berkewajiban untuk pendidikannya. Di ruang kelas guru
akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan
yang berlainan. Status sosial meteka juga bermacam-macam. Demikian juga halnya
mengenai jenis kelamin mereka, ada berjenis kelamin laki-laki dan ada yang berjenis
kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang, dan ada pula
yang rendah. Pendekatan dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan dan persamaan
pada setiap anak didik. Jika pada aspek biologis di atas ada persamaan dan
perbedaan, maka pada aspek intelektual juga ada perbedaan. Para ahli sepakat
bahwa secara intelektual, anak didik selalu menunjukkan perbedaan. Hal ini terlihat
dari cepatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam
kegiatan belajar mengajar, dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap
rangsangan yang diberikan guru.
Tinggi atau rendahnya kreativitas anak didik dalam mengolah kesan dari bahan
pelajaran yang baru diterima bisa dijadikan tolok ukur dari kecerdasan seorang
anak. Kecerdasan seorang anak terlihat seiring dengan meningkatnya kematangan
usia anak. Daya pikir anak bergerak dari cara berpikir konkret ke arah cara berpikir
abstrak. Anak-anak usia SD lebih cenderung berpikir konkret. Sedangkan anak-anak
SLTP atau SLTA sudah mulai dapat berpikir abstrak. Berdasarkan IQ anak,
ditentukanlah klasifikasi kecerdasan seseorang dengan perhitungan tertentu. Dari IQ
ini pula diketahuipersamaan dan perbedaan kecerdasan seseorang. Dari aspek
psikologis sudah diakui ada juga perbedaan. Di sekolah, perilaku anak didik selalu
menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka
bicara, ada yang tertutup (introver), ada yang terbuka (ekstrover), ada yang
pemurung, ada yang periang, dan sebagainya. Semua perilaku anak didik tersebut
mewarnai suasana kelas.
Dinamika kelas terlihat dengan banyaknya jumlah anak dalam kegiatan belajar
mengajar.
19
Kegaduhan semakin terasa jika jumlah anak didik sangat banyak di dalam kelas.
Semakin banyak jurnlah anak didik kelas, semakin mudah terjadi konflik dan
cenderung sukar dikelola. Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis,
intelektual dan psikologis sebagaimana disebutkan di atas, mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kreatif dalam sekon yang relatif lama demi tercapainya
tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Dengan demikian
jelas, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode pengajaran.
b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan
dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Secara
hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tuj uan
instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kuriku ler atau tuj uan kurikulum,
tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuanpembelajaran merupakan
tuj uan intermedier (antara), yang paling langsung dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas. Tujuan pembelajaran dikenal ada dua, yaitu TIU (Tujuan Instruksional
Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional Khusus).
Perumusan tujuan instruksional khusus, misalnya akan mempengaruhi
kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri anak didik. Proses pengajaran
pun dipengaruhinya. Demikian juga penyeleksian metode yang harus guru gunakan
di kelas. Metode yang guru pilih harus sejalan dengan tarafkemampuan yang
hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Artinya, metodelah yang harus tunduk
kepada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang
bagaimana yang dikehendaki oleh tuj uan, maka metode harus mendukung
sepenuhnya.
c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari
hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar
mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu
memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain
waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan,
maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok. Anak
didik dibagi ke dalam beberapa kelompok belajar di bawah pengawasan dan
20
bimbingan guru. Di sana semua anak didik dalam kelompok masing-masing diserahi
tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini tentu saja guru
telah memilih metode mengajar untuk membelajarkan anak didiknya, yaitu metode
problem solving. Demikianlah, situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode mengajar.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di
sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode
mengajar. Ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA, misalnya, kurang mendukung
penggunaan metode eksperimen atau metode demontrasi. Demikian juga hatnya
ketiadaan mempunyai fasilitas olahraga, tentu sukar bagi guru menerapkan metode
latihan. Justru itu, keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain
mendukung.
e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru misalnya
kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain suka berbicara. Seorang guru
yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang sarjana
bukan pendidikan dan keguruan di bidang penguasaan ilmu kependidikan dan
keguruan. Guru yang sarjana pendidikan dan keguruan barangkali lebih banyak
menguasai metode-metode mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga
ahli di bidang keguruan dan wajar saja dia menjiwai dunia guru. Latar belakang
pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi, kurangnya penguasaan terhadap
berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.
Itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar-belakangkan
pendidikan belum memiliki pengalaman mengaiar yang mewadai.sungguh pun
begitu, baik dia berlatar belakang pendidikan guru meskipun dia yang belakang
bukan pendidikan guru, dan sama-sama minim pengalaman mengajar di kelas,
cenderung sukar memilih metode yang tepat.
Tetapi ada juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui
kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode
yang digunakan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kepribadian, latar
belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru
yang dapat mempengaruhi penentuan metode mengajaran. Sebagai penyegaran
21
kembali dari inti kesan atas uraian terwujud dapatlah dibutiri faktor-faktor yang
mempengaruhi permilihan metode mengajar. yaitu anak didik, tujuan, situasi,
fasilitas, dan guru.
2.8 Jenis-jenis metode pembelajaran
Berkaitan dengan jenis metode pembelajaran dapat dilihat pada gambar berikut
ini :
Keterampilan
Pembelajaran
langsung
Pembelajaran
Ceramah demonstrasi
pengajaran eksplisit
praktik & latihan
perbandingan & kontras
pertanyaan didaktik
Pembelajran Interaktif
Diskusi Debat Pemecahan
Masalah Cooperative
Learning Kelompok
Tutorial
Strateg
i
Metode
Pembelajaran tidak
langsung
inkuiri studi kasus
pemecahan masalah
reflektif peta konsep
ke
Belajar melalui
Belajar Mandiri
pengalaman Simulasi
Pekerjaan Rumah Karya
visual/organisasi grafik
Tulis Proyrk Penelitian bermain perab
Belajaran Berbasis
observasi /survey field
Komputer E-Learning trips
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung
alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggu- nannya.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digu- nakan oleh
setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan
tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru biasanya
22
belum merasa puas manakala dalam proses penge- lolaan pembelajaran tidak
melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala
ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru
yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada
belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran eks- positori.
Kelebihan Metode Ceramah antara lain:
1. Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah
dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap,
berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan.
Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan su- ara guru,
dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran
yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam
waktu yang singkat.
3. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak
memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati
tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya:
1. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada
apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang pa- ling
dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasai- nya,
sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai
guru.
2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terja- dinya
verbalisme.
23
3. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah se- ring
dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walau pun secara
fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak
mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana,
atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa su- dah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa di- beri
kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua
itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
b. Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan berrnakna. Penggunaan metode ini bertolak
dari anggapan bahwa pemecahan masalah tidak akan tuntas bila tidak ditinjau dari
berbagai segi. Dengan perkataan lain, pemecahan setiap masalahperlu melibatkan
bukan hanya satu mata pelajaran atau bidang studi saja, melainkan hendaknya
melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dan sumbangannya bagi
pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap masalah dapat dipecahkan secara
keseluruhan yang berarti. Dalam penggunaannya metode proyek memiliki kelebihan
dan kekurangan. Adapun kelebihan metode ini antara lain:
1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah
kehidupan.
2. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.
Kekurangan metode ini antara lain:
1. Kurikulum yang berlaku Indonesia saat ini, baik secara vertikal maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini
2. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa cukup fasilitas
dan sumber-sumber belajar yang diperlukan: bukanlah merupakan pekerjaan
yang mudah.
3. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit
yang dibahas.
24
c. Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu
proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialam inya itu. Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya.
2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia.
Kekurangan Metode Eksperimen
1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan mahal.
3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan
atau pengendalian.
d. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan
kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Teknik diskusi adalah salah
satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam
diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih
individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, inforrnasi, memecahkan
masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar
25
saja. Metode diskusi ada kebaikan dan kekurangan, di antaranya kebaikan Metode
Diskusi
1. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan
terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
3. Memperluas wawasan.
4. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu
masalah.
Kekurangan Metode Diskusi
1. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang
panjang.
2. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
3. Peserta mendapat informasi yang terbatas.
4. Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan
diri.
e. Metode Demontrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tirivan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan. Dengan metode demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian
dengan baik dan sempurna.
Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama
pelajaran berlangsung.
Metode demontrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses
membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau
menggunakannya, komponen-komponen yang rnembentuk sesuatu,
membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat
kebenaran sesuatu. Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangannya,
sebagai berikut:
26
Kurangnya fasilitas.
Perlu perencanaan yang matang.
Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu.
Mengabaikan unsur studi.
Kesulitan mengatur siswa yang banyak.
29
4. Menimbulkan kebosanan
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi pembelajaran adalah adalah cara-cara yang akan digunakan oleh
pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses
pembelajaran. Jenis strategi pembelajran antara lain strategi pembelajaran
langsung, strategi pembelajaran tidak langsung, strategi pembelajran interaktif,
strategi pembelajaran empirik, strategi pembelajaran mandiri. Sedangkan metode
adalah cara yang diinginkan untuk mengimplementasikan renncana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai dengan
optimal. Jenis-jenis metode antara lain metode ceramah, metode proyek, metode
eksperimen, metode demostrasi, metode diskusi, metode simulasi, metode
karyawisata, metode latihan, metode pemberian tugas, metode tanya jawab, metode
problem solving.
31
3.2 Saran
Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih kapada para pembaca
makalah ini yang telah berkenan membaca makalah ini. Makalah ini masih jauh
dari sempurna karena masih banyak di temukan banyak kesalahan di sana sini.
Untuk itu kami mengharapkan kritik serta sarannya dari para pembaca untuk
memperbaiki makalah ini
DAFTAR RUJUKAN
B, Uno, Hamzah. 2014. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara
B, Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran: Meciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif & Inovatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri., Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta:PT Rineka Cipta.
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Rosdakarya
Remaja.
32
Unit 1
Dasar Permasalahan Ekonomi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan:
Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Alokasi Waktu
: 9 x 45 menit
KOMPETENSI INTI:
KI -1
KI-2
KI-3
KI-4
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
33
Indikator
Menunjukkan rasa syukur kepada
Tuhan YME terkait sumber daya
dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Menunjukkan rasa syukur terkait
masyarakat
mewujudkan kesejahteraan
masyarakat
Menunjukkan sikap jujur, disiplin,
ekonomi
1. Menjelaskan pengertian ilmu
ekonomi dan perkembangan ilmu
ekonomi
2. Mendeskripsikan pengertian
kebutuhan.
3. Mengidentifikasi bermacammacam kebutuhan manusia
4. Mengidentifikasi alat pemuas
kebutuhan
5. Menjelaskan faktor-faktor produksi
6. Mendeskripsikan pengertian
kelangkaan
7. Mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab kelangkaan
8. Mengidentifikasi barang apa,
bagaimana cara memproduksi dan
untuk siapa barang diproduksi.
9. Mendeskripsikan pengertian biaya
peluang.
34
Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri sumber daya sebagai karunia
Indikator
Menunjukkan rasa syukur kepada
kebutuhan
Kompetensi Dasar
konsumsi)
1. Menganalisis cara mengatasi
permasalahan ekonomi dari data
yang diperoleh
2. Menyajikan hasil penelusuran
informasi mengenai cara
mengatasi permasalahan
ekonomi
PERTEMUAN I:
A. Tujuan Pembelajaran
1) Mendeskripsikan apa dan mengapa ilmu ekonomi
2) Menjelaskan pengertian ilmu ekonomi dan perkembangan ilmu ekonomi
3) Mengidentifikasi kebutuhan manusia
4) Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan
manusia yang tidak terbatas
B. Materi Pembelajaran
Apa dan Mengapa Ilmu Ekonomi?
Kebutuhan Manusia
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : Pendekatan Spiral
Strategi
: Pembelajaran Interaktif
Metode
: Diskusi, Observasi Literatur
D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
35
1)
2)
3)
4)
Lingkungan sekitar
PowerPoint Advanced Learning Economics 1
In focus
Buku teks Buku teks Facil Advanced Learning Economics 1, Herlan
36
2)
3)
4)
dikumpulkan
Menyimpulkan inti permasalahan ekonomi
Menyimpulkan pengertian ilmu ekonomi serta perkembangannya
Mengkomunikasikan (Communicating)
1) Menyampaikan hasil evaluasi dan simpulan tentang cara mengatasi
permasalahan ekonomi dalam berbagai bentuk media (lisan dan
tulisan)
2) Mengkomunikasi hasil evaluasi dan simpulan tentang kebutuhan
manusia dalam bentuk laporan dan membacakannya
b) Mendiskusikan hasil laporan dan menyimpulkan cara mengatasi
permasalahan ekonomi.
3. Penutup
Mendorong siswa untuk melakukan menyimpulkan, merefleksi, dan
menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
37