Anda di halaman 1dari 35

BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusnya berbeda-beda satu
dengan yang lain. Cunningham (dalam Hamzah B. Uno, 2014:1) misalnya
mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan
pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan
tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan
yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan
digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan disini menekankan pada usaha
menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan di masa yang akan
datang serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan datang itu dan
bagaimana usaha untuk mencapainya merupakan perencanaan.
Definisi yang kedua, Arthur w. Steller (dalam Hamzah B. Uno, 2014:1)
mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada
sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian
dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.
Bagaimana seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang.
Perencanaan disini menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara
keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang disesuaikan dengan apa
yang dicita-citakan, ialah menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan
keadaan mendatang yang diinginkan.
Sementara itu, definisi yang lain tentang perencanaan menurut Stepphen P.
Robbins 1982:128 (dalam Hamzah B. Uno, 2014:1) dirumuskan sangat pendek,
perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan
perubahan. Dalam definisi ini ada asumsi bahwa perubahan selalu terjadi.
Perubahan lingkungan ini selalu diantisipasi, dan hasil antisipasi ini dipakai agar
perubahan berimbang. Artinya, perubahan yang terjadi di luar organisasi pengajaran
tidak jauh berbeda dengan perubahan yang terjadi pada organisasi itu, dengan
harapan agar organisasi tidak mengalami keguncangan. Jadi, makna perencanaan
disini adalah usaha mengubah organisasi agar sejalan dengan perubahan
lingkungannya.

Ketiga definisi di atas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda.


Yang satu mencari wujud yang akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang
lain menghilangkan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan masa
mendatang, dan yang satu lagi mengubah keadaan agar sejalan dengan keadaan
lingkungan yang juga berubah-ubah. Meskipun demikian pada hakikatnya ketiganya
bermakna sama, yaitu sama-sama ingin mencari dan mencapai wujud yang akan
datang, tetapi yang pertama dan kedua tidak dinyatakan secara eksplisit bahwa
wujud yang dicari itu akibat terjadinya perubahan, termasuk perubahan dalam citacita.
Berdasarkan rumusan di atas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu
perencanaan. Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat
kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang
antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.2 Strategi Pembelajaran Dan Metode Pembelajaran
Terdapat beberapa pendapat tentang strategi pembelajaran sebagaimana di
kemukakan oleh para ahli pembelajaran ( instructional technology), diantaranya
akan di paparkan berikut:
a. Kozna 1989 (dalam Hamzah B. Uno, 2008:1) secara umum menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih, yaitu yang
dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
b. Gerlach dan Ely 1980 (dalam Hamzah B. Uno, 2008:1) menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya
sijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat
lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
belajar peserta didik.
c. Dick dan Crey 1990 (dalam Hamzah B. Uno, 2008:1) menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan
prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru dalam
rangka membantu peserta didik mencapai tuuan pembelajaran tertentu. Menurut
mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan

kegiatan belaja saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket
program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
d. Gropper 1990 (dalam Hamzah B. Uno, 2008:1) mengataan bahwa strategi
pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa
setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam
kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.
Jadi definisi strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh berbagai ahli
sebagaimana diatas, maka jelas disebutkan bahwa strategi pembelajaran harus
mengandung penjelasan tentang metode/ prosedur dan teknik yang digunakan
selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan perkataan lain, strategi
pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari metode dan teknik. Artinya,
metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh
pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses
pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan
kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Mengingat bahwa setiap tujuan dan metode pembelajaran berbeda satu dengan
yang lainnya, maka jenis kegiatan belajar yang harus dipraktikkan oleh peserta didik
membutuhkan persyaratan yang berbeda pula. Sebagai contoh: untuk menjadi
peloncat indah, seseorang harus bisa berenang terlebih dahulu (syarat loncat indah
adalah berenang) atau untuk menjadi pengaransemen (arranger) musik dan lagu,
seseorang harus belajar not balok terlebih dahulu. Pada contoh di atas tampaklah
bahwa setiap kegiatan belajar membutuhkan latihan atau praktik langsung.
Memerhatikan beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran schingga akan
memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang
pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Ada
beberapa konsep yang perlu diketahui berkaitan dengan strategi pembelajaran, yaitu
menyangkut strategi dan metode.
Sedangkan metode adalah cara yang diinginkan untuk mengimplementasikan
renncana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
5

tercapai dengan optimal. Menurut J.R David dalam Teaching Strategies for College
Clas Room 1976 (dalam Abdul Majid, 2014:193) menyebutkan bahwa method is a
way in achieving something (cara untuk mencapai tujuan sesuatu) artinya metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
metode dalam rangkaian sistem pembelajran memegang peranan yang sangat
penting. Keberhasilan implemnetasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada
cara guru menggunakan metode pembeljaran karena suatu stategi pembelajaran
Pada berbagai situasi proses pembelajaran seringkali digunakan berbagai istilah
yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan, atau
pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam
menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Istilah
strategi atau metode sering digunakan secara bergantian, walaupun pada dasamya
istilah-istilah tersebut memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Metode
pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu. Dengan
perkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru adalah sama, tetapi
mereka menggunakan teknik yang berbeda.
2.3 Jenis Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana, metode dan perangkat
kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut artikel
Saskatchewan educational (dalam Abdul Majid, 2014:10) terdapat jenisjenis/klasifikasi strategi pembelajaran seperti gambar di bawah:

1. Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction)


6

Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat


pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini
termasuk didalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik,

pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi.


Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas

informasi atau mengembangankan ketrampilan langkah demi langkah.


2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (indirect instruction)
Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa
yang tinggi dalam observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi

berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis.


Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah

menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resourse person).


Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk
terlibat, dan memungkinkan memberikan umpanbalik kepada siswa ketika

meraka melakukan inkuiri.


Strategi pembelajaran tidak langsung mengisyaratkan bahan-bahan cetak,

non-cetak, dan sumber-sumber manusia.


3. Strategi Pembelajaran Interaktif (interactive intruction)
Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling
berbagi diantara peserta didik. Seaman dan Fellenz (1989) mengemukakan
bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman,
pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari

alternatif dalam berfikir.


Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang
pengelomokan dan metode-metode interaktif. Didalamnya terdapat bentukbentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengkerjaan tugas

berkelompok, dan kerja sama siswa secra berpasangan.


4. Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (experiential learning)
Strategi pembelajaran melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuensi

induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas.


Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah pada proses

belajar, dan bukan hasil belajar.


Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode simulasi,
sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk
memperoleh gambaran pendapat umum.
7

5. Strategi Pembelajaran Mandiri


Belajar mandiri merupakn strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya
adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan
guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagan dari
kelompok kecil. Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta
didik yang mandiri dan bertanggung jawab. Sedangkan kekurangannya adalah
peserta belum dewasa, sulit menggunakan pembelajaran mandiri.
2.4 Komponen Dan Kriteria Strategi Pembelajaran
Dick dan Carey 1978 (dalam Hamzah B. Uno, 2008: 4) menyebutkan bahwa
terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pembelajaran
pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes, dan
(5) kegiatan lanjutan.
Pada bagian berikut akan diuraikan penjelasan masing-masing komponen
disertai contoh penerapannya dalam proses pembelajaran.
a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara
keseluruhan memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan
dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan.
Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Sebagaimana iklan yang berbunyi
Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda. Cara guru
memperkenalkan materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang
kehidupan sehari-hari atau cara guru meyakinkan apa manfaat memelajari
pokok pembahasan tertentu akan sangat memengaruhi motivasi belajar peserta
didik. Persoalan motivasi ekstrinsik ini menjadi sangat penting bagi peserta didik
yang belum dewasa, sedangkan motivasi intrinsik sangat penting bagi peserta
didik yang lebih dewasa karena kelompok ini lebih menyadari pentingnya
kewajiban belajar serta manfaatnya bagi mereka.
Secara spesifik, kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan teknikteknik berikut.
a. Jelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai olel semua
peserta didik di akhir kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik
akan menyadari pengetahuan, keterampilan, sekaligus manfaat yang akan
8

diperoleh setelah memelajari pokok bahasan tersebut. Demikian pula, perlu


dipahami oleh guru bahwa dalam menyampaikan tujuan, hendaknya digunakan
kata-kata dan bahasa yang mudah dimengerti oieh peserta didik. Pada
umumnya penjelasan dilakukan dengan menggunakan, ilustrasi kasus yang
sering dialami oleh pcserta didik dalam kehidupan sehari, hari. Sedangkan bagi
siswa yang lebih dewasa dapat dibacakan sesua, rumusan TPK yang telah
ditetapkan terdahulu.
b. Lakukan apersepsi, berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara
pengetahuan lama dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari. Tunjukkan,
pada peserta didik tentang eratnya hubungan antara pengetahuan yang telah
mereka miliki dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan ini, dapat
menimbulkan rasa mampu dan percaya diri sehingga mereka terhindar dari rasa
cemas dan takut menemui kesulitan atau kegagalan.
2. Penyampaian Informasi
Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling
penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah
satu komponen dari strategi pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan
pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar maka
kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti. Guru yang mampu
menyampaikan informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan kegiatan pendahuluan
dengan mulus akan menghadapi kendala dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Dalam kegiatan ini, guru juga harus memahami dengan baik situasi dan kondisi
yang dihadapinya. Dengan demikian, informasi yang disampaikan dapat diserap
oleh peserta didik dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyampaian informasi adalah urutan ruang lingkup dan jenis materi.
a. Urutan penyampaian
Urutan penyampaian materi pelajaran harus menggunakan pola yang tepat.
Urutan materi yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang
bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak atau dari hal-hal yang
sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau sulit
dilakukan. Selain itu, perlu juga diperhatikan apakah suatu materi harus
disampaikan secara berurutan atau boleh melompat-lompat atau dibolak-balik,
misalnya dari teori ke praktik atau dari praktik ke teori. Urutan penyampaian
informasi yang sistematis akan memudahkan peserta didik cepat memahami
apa yang ingin disampaikan olch gurunya.
9

b. Ruang lingkup materi yang disampaikan Besar kecilnya materi yang


disampaikan atau ruang lingkup materi sangat bergantung pada karakteristik
peserta didik dan jenis materi yang dipelajari. Umumnya ruang lingkup materi
sudah tergambar pada saat penentuan tujuan pembelajaran. Apabila TPK berisi
muatan tentang fakta maka ruang lingkupnya lebih kecil dibandingkan dengan
TPK yang berisi muatan tentang suatu prosedur.
Hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memperkirakan besar kecilnya
materi adalah penerapan teori Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bahwa
bagian-bagian kecil merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari
secara keseluruhan, dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil
tadi. Atas dasar teori tersebut perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.
Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil seperti
dalam pembelajaran terprogram (programmed instruction).
Apakah materi akan disampaikan secara global/keseluruhan dulu baru ke
bagian-bagian. Keseluruhan dijelaskan melalui pembahasan isi buku,
selanjutnya bagian-bagian dijelaskan melalui uraian per bab.
c. Materi yang akan disampaikan
Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang
berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap
(berisi pendapat, ide, saran, atau tanggapan) Kemp,1977 (dalam Hamzah B.
Uno, 2008:5). Merril 1977:37 (dalam Hamzah B. Uno, 2008:5) membedakan isi
pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Dalam isi
pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan
strategi penyampaian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam menentukan
strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis materi
pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang
sesuai. Contoh :

Apabila peserta didik diminta untuk mengingat nama suatu objek, simbol,
atau peristiwa, berarti materi tersebut berbentuk fakta sehingga alternatif

strategi penyampaiannya adalah dalam bentuk ceramah atau tanya jawab,


Apabila peserta didik diminta menyebutkan suatu definisi atau menulis ciri
khas dari suatu benda,berarti materi tersebut berbentuk konsep sehingga

10

alternatif strategi penyampaiannya adalah dalam bentuk resitasi,

penugasan, atau diskusi kelompok.


Apabila peserta didik diminta mengemukakan hubungan antarbeberapa
konsep, atau menerangkan keadaan ataupun hasil hubungan
antarberbagai konsep, berarti materi tersebut berbentuk prinsip sehingga
alternatif strategi penyampaiannya adalah berbentuk diskusi terpimpin dan
studi kasus.

3. Partisipasi Peserta Didik


Berdasarkan prinsip studeni ceniered, peserta didik merupakan pusat dari suatu
kegiatan belajar. Hal ini dikenal dengan istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktil) yang
diterjemahkan dari SAL (student active training), yang maknanya adalah bahwa
proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif
melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang
sudah ditetapkan Dick dan Carey, 1978:108 (dalam Hamzah B. Uno, 2008:6).
Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didilk,
yaitu sebagai berikut.
a. Latihan dan praktik seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi
tentang suatu pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu. Agar matcri
tersebut benar-benar terintemalisasi (relatif mantap dan termantap-kan dalam
diri mereka) maka kegiatan selanjutnya adalah hendaknya peserta didik diberi
kesempatan untuk berlatih atau mempraktikkan pengetahuan, sikap, atau
keterampilan tersebut. Sehingga setelah selesai belajar mereka diharapkan
benar-benar merencanakan TPK.
b. Umpan Balik
Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku sebagai hasil belajarnya,
maka guru memberikan umpan balik (feedback) terhadap hasil belajar tersebut.
Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru, peserta didik akan segera
mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka
lakukan benar/salah, tepat/tidak tepat, atau ada sesuatu yang diperbaiki. Umpan
balik dapat berupa penguatan positif dan penguatan negatif. Melalui penguatan
positif (baik, bagus, tepat sekali, dan sebagainya), diharapkan perilaku tersebut
akan terus dipelihara atau ditunjukkan oleh peserta didik. Sebaliknya, melalui
penguatan negatif (kurang tepat, salah, perlu disempurnakan, dan sebagainya),

11

diharapkan perilaku tersebut akan dihilangkan atau peserta didik tidak akan
melakukan kesalahan serupa.
4. Tes
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui (a) apakah
tujuan pembelajaran khusus tclah tercapai atau belum, dan (b) apakah pengetahuan sikap dan keterampilan telah benar-benar ditniliki olch peserta didik atau
belum.
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran setelah
peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa
materi pelajaran pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan
latihan atau praktik.
a. Di akhir kegiatan belajar setiap peserta didik dapat menyebutkan 4 dari 5 ciri
makhluk hidup dengan benar. Standar keberhasilannya adalah apabila minimal
peserta didik dapat menyebutkan 3 dari 5 ciri makhluk hidup atau tingkat
penguasaan berkisar 80%-85%.
b. Soal tes objektif dengan 4 pilihan terdiri atas 20 nomor, peserta didik dianggap
menguasai materi apabila ia dapat mengerjakan 80%-85% soal dengan benar.
5. Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilahfollow up dari suatu hasil kegiatan yang
telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam
kenyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik
yang berhasil dengan bagus atau di atas rata-rata, (a) hanya menguasai sebagian
atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai, (b)
peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi
dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.
Adapun pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Selain itu, juga harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik peserta didik,
serta situasi atau kondisi di mana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung.
Terdapat beberapa metode dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh
guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran tersebut.

12

Mager, 1977:54 (dalam Hamzah B. Uno, 2008:8) menyampaikan beberapa


kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu sebagai
berikut.
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat
dicapai oleh peserta didik. Misalny, menyusun bagan analisis pembelajaran.
Berarti metode yang paling dekat dan sesuai yang dikehendaki oleh TPK adalah
latihan atau praktik langsung.
2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat
dimiliki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja). Misalnya setelah
bekerja, peserta didik dituntut untuk pandai memprogram data komputer
(programmer). Berarti metode yang paling mungkin digunakan adalah praktikum
dan analisis kasus/pcmccahan masalah (problem solving).
3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan
pada indra peserta didik. Artinya, dalam satuan-satuan waktu yang bersamaan
peserta didik dapat melakukan aktivitas fisik maupun psikis. Misalnya
menggunakan OHP. Dalam menjelaskan suatu bagan, lebih baik guru
menggunakan OHP daripada hanya berceramah, karena penggunaan OHP
memungkinkan peserta didik sekaligus dapat melihat dan mendengar
penjelasan guru.
Selain kriteria di atas, pemilihan strategi pembelajaran dapat dilakukan dengan
memerhatikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Apakah materi pelajaran paling tepat disampaikan secara klasikal (serentak
bersama-sama dalam satu-satuan waktu)?
2. Apakah materi pelajaran sebaiknya dipelajari peserta didik secara individual
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing?
3. Apakah pengalaman langsung hanya dapat berhasil diperoleh dengan jalan
praktik langsung dalam kelompok dengan guru atau tanpa kehadiran guru,?
4. Apakah diperlukan diskusi atau konsultasi secara individual antara guru dan
siswa?
Selanjutnya dijelaskan bahwa kriteria pemilihan strategi pembelajaran
hendaknya dilandasi prinsip efisiensi dan efektivitas dalam mencapai tujuan
pcmbclajaran dan tingkat keterlibatan pescrta didik. Untuk itu, pengajar haruslah
berpikir: strategi pembelajaran manakah yang paling efektif dan efisien dapat
membantu pescrta didik dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan? Pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat diarahkan agar peserta didik dapat melaksanakan
13

kegiatan pembelajaran secara optimal. Secara umum strategi pembelajaran terdiri


atas 5 (lima) komponen yang saling berinteraksi dengan karakter fungsi dalam
mencapai tujuan pembelajaran, yaitu
1. Kegiatan pembelajaran pendahuluan,
2. Penyampaian informasi,
3. Partisipasi peserta didik,
4. Tes, dan
5. Kegiatan lanjutan.
Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya ditentukan berdasarkan kriteria berikut:
1. Orientasi strategi pada tugas pembelajaran,
2. Relevan dengan isi materi pembelajaran,
3. Metode dan teknik yang digunakan difokuskan pada tujuan yang ingin dicapai,
dan
4. Media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang indra peserta didik
secara simultan.
2.5 Kedudukan Metode dalam Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaki unsur-unsur manusiawi
adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujun pengajaran. Guru
dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik.
Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunkan untuk
bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis. Salah
satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami
kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi
kegiatan pembelajaran. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang
aneh, tapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh seorang guru. Kedudukan
metode dalam pembelajaran antara lain:
1. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai salat satu komponen pembelajaran, metode menempati peranan yang
tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan pembelajaran. Tidak
ada satu pun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunnakan metode
pembelajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat
motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi ekstrinsik menurut
Sadiman A.M (1998: 90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena
adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang
dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Dalam penggunaan metode
14

terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah
anak mempengaruhi penggunaan metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu
merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahnya bagi guru
menentukan metode bagaimana yang dipilih guna menunjang percapaian tujuan
yang telah dirumuskan tersebut.
Dalam pembelajaran dikelas guru jarang sekali menggunakan satu metode,
karena menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya.
Penggunaan satu metode lebih cederung menghasilkan kegiatan pembelajaran yang
membosankan, tampak kaku, peserta didik kurang bergairah belajar , kejenuhan,
dan malas untuk ikut dalam proses pembelajaran. Keadaan seperti ini tidak
menguntungkan bagi guru dan peserta didik, guru mendapatkan kegagalan dalam
penyampaian pesan-pesan keilmuan dan peserta didik dirugikan. Ini berarti metode
tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode yang tepat dan
bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah.
2. Metode Sebagai Strategi Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua peserta didik berkonsentrasi dalam
waktu yang relative lama. Daya serap setiap peserta didik terhadap bahan ajar yang
diberkan juga bermacam-macam ada yang cepat ada yang sedang da nada yang
lambat. Factor intelegensi mempengaruhi daya serap peserta didik terhadap bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap
pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga
penguasaan penuh dapat dicapai.
Karena itu dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Roestiyah N.K 1998: 1
(dalam syaiful bahri dkk, 2013:75) guru harus memiliki strategi agar peserta didik
dapat belajar efektif dan efesien, mengenai tujuan yang diharapkan. Salah satu
langkah untuk memiliki strategi strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik
penyajian atau biasanya disebut metode pembelajaran. Dengan demikian, metode
pembelajaran adalah strategi pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
3. Metode Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Tujuan adalah cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan
adalah pedoman yang akan memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan
15

dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan pembelajaran menurut sekehendak


hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan
yang sia-sia kegiatan pembelajaran yang tidak mempunyai tujuan sama halnya ke
pasar tanpa tujuan, sehingga sukar untuk menyeleksi mana kegiatan yang harus
dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk mencapai keinginan
yang dicita-citakan.
Tujuan dari kegiatan pembelajaran tidak akan pernah tercapai selama
komponen-komponen lainnya tidak diperlukan, salah satunya adalah komponen
metode. Dengan memanfaatkan metode secara akurat guru akan mampu mencapai
tujuan pembelajaran. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang, artinya
metode harus menunjang pencapaian tujuan pembelajaran bila tidak maka akan siasia perumusan tujuan tersebut apalah artinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan
tanpa mengindahkan tujuan. Jadi guru sebaikny menggunakan metode yang dapat
menunjang kegiatan pembelajaran sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang
efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.6 Pemilihan dan Penentuan Metode
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas
bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan intruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan
tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu
tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu.
Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu,
sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan
yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan.
1. Nilai Strategis Metode
Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di
dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan didik, ketika guru menyampaikan
bahan pelajaran kepada anak didik dikelas. Bahan pelajaran yang guru berikan itu
akan kurang memberikan dorongan (motivasi) kepada anak didik bila penyampaian;
menggunakan strategi yang kurang tepat. Di sinilah kehadiran metode menempati
posisi penting dalam penyampaian bahan pelajaran.

16

Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode


justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Pengalaman
membuktikan bahwa kegagaian pengajaran salah satunya disebabkan oleh
pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak
didik yang kurang kreatifdikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan
sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran.
Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai
strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat
mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru sebaiknya
memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar
dilaksanakan di kelas.
2. Efektivitas Penggunaan Metode
Ketika anak didik tidak mampu berkonsentrasi, ketika sebagian besar anak didik
membuat kegaduhan, ketika anak didik menunjukkan kelesuan, ketika minat anak
didik semakin berkurang dan ketika sebagian besar anak didik tidak menguasai
bahan yang telah guru sampaikan, ketika itulah guru mempertanyakan faktor
penyebabnya dan berusaha mencari jawabannya secara tepat. Karena bila tidak,
maka apa yang guru sampaikan akan sia-sia. Boleh jadi dari sekian keadaan
tersebut, salah satu penyebabnya adalah faktor metode. Karenanya, efektivitas
penggunaan metode patut dipertanyakan.
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi
kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. ca ukup banyak bahan
pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan rnetode
menurut kehendakguru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas, serta situasi
kelas. Guru yang selalu senang menggunakan metode ceramah sementara tujuan
pengajarannya adalah agar anak didik dapat memperagakan salat, adalah kegiatan
belajar mengajar yang kurang kondusif. Seharusnya penggunaan metode dapat
rnenunjang pencapaian tuj uan pengajaran, bukannya tujuan yang harus
rnenyesuaikan diri dengan metode. Karena itu, efektivitas penggunaan metode
dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen
pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran, sebagai persiapan
tertulis. Adapun Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan pengajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program
17

pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak
dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai
kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua
unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara
efektifdan efisien.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan
belajar yang kreatifbagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan
yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang
bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan
penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa
dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran adalah agar
anak didik dapat menuliskan sebagian dari ayat-ayat dalam surah Al-Fatihah, maka
guru tidak tepat menggunakan metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode
latihan.
Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan
penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari
masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik guru lakukan adalah
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari beberapa metode pengajaran yang akan
dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.
2.7 Faktor faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Jangan dikira bahwa pemilihan metode itu sembarangan. Jangan diduga bahwa
penentuan metode itu tanpa harus mempertimbangkan faktor-faktor lain. Sebagai
suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Maka itu, siapa pun Yang telah menjadi guru harus mengenal, memahaminya, dan
mempedomaninya ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan metode.
Tanpa mengindahkan hatl ini, metode yang dipergunakannya bisa-bisa tiada arti.
Bila ada para ahli yang mengatakan bahwa makin baik metode itu, makin efektifpula
pencapalan tujuan adalah pendapat yang mengandung nilai kebenaran.
Tapi, jangan didukung bila ada para ahli lain yang mengatakan bahwa semua
metode adalah baik dan tidak ada kelemahannya, karena pernyataan tersebut
adalah pendapat yang keliru. Dalam pandangan yang sudah diakui kebenarannya
mengatakan, bahwa setiap metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenai
kebaikan-kebaikannya maupun menetapkan mengenai kelemahan-kelemahannya.
18

Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan
kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode
tersebut. Winamo Surakhmad 1990: 97 (Syaiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain,
2013) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh
beberapa faktor, sebagai berikut:
a. Anak Didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.
Disekolah, gurulah yang berkewajiban untuk pendidikannya. Di ruang kelas guru
akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan
yang berlainan. Status sosial meteka juga bermacam-macam. Demikian juga halnya
mengenai jenis kelamin mereka, ada berjenis kelamin laki-laki dan ada yang berjenis
kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang, dan ada pula
yang rendah. Pendekatan dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan dan persamaan
pada setiap anak didik. Jika pada aspek biologis di atas ada persamaan dan
perbedaan, maka pada aspek intelektual juga ada perbedaan. Para ahli sepakat
bahwa secara intelektual, anak didik selalu menunjukkan perbedaan. Hal ini terlihat
dari cepatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam
kegiatan belajar mengajar, dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap
rangsangan yang diberikan guru.
Tinggi atau rendahnya kreativitas anak didik dalam mengolah kesan dari bahan
pelajaran yang baru diterima bisa dijadikan tolok ukur dari kecerdasan seorang
anak. Kecerdasan seorang anak terlihat seiring dengan meningkatnya kematangan
usia anak. Daya pikir anak bergerak dari cara berpikir konkret ke arah cara berpikir
abstrak. Anak-anak usia SD lebih cenderung berpikir konkret. Sedangkan anak-anak
SLTP atau SLTA sudah mulai dapat berpikir abstrak. Berdasarkan IQ anak,
ditentukanlah klasifikasi kecerdasan seseorang dengan perhitungan tertentu. Dari IQ
ini pula diketahuipersamaan dan perbedaan kecerdasan seseorang. Dari aspek
psikologis sudah diakui ada juga perbedaan. Di sekolah, perilaku anak didik selalu
menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka
bicara, ada yang tertutup (introver), ada yang terbuka (ekstrover), ada yang
pemurung, ada yang periang, dan sebagainya. Semua perilaku anak didik tersebut
mewarnai suasana kelas.
Dinamika kelas terlihat dengan banyaknya jumlah anak dalam kegiatan belajar
mengajar.
19

Kegaduhan semakin terasa jika jumlah anak didik sangat banyak di dalam kelas.
Semakin banyak jurnlah anak didik kelas, semakin mudah terjadi konflik dan
cenderung sukar dikelola. Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis,
intelektual dan psikologis sebagaimana disebutkan di atas, mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kreatif dalam sekon yang relatif lama demi tercapainya
tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Dengan demikian
jelas, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode pengajaran.
b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan
dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Secara
hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tuj uan
instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kuriku ler atau tuj uan kurikulum,
tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuanpembelajaran merupakan
tuj uan intermedier (antara), yang paling langsung dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas. Tujuan pembelajaran dikenal ada dua, yaitu TIU (Tujuan Instruksional
Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional Khusus).
Perumusan tujuan instruksional khusus, misalnya akan mempengaruhi
kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri anak didik. Proses pengajaran
pun dipengaruhinya. Demikian juga penyeleksian metode yang harus guru gunakan
di kelas. Metode yang guru pilih harus sejalan dengan tarafkemampuan yang
hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Artinya, metodelah yang harus tunduk
kepada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang
bagaimana yang dikehendaki oleh tuj uan, maka metode harus mendukung
sepenuhnya.
c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari
hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar
mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu
memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain
waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan,
maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok. Anak
didik dibagi ke dalam beberapa kelompok belajar di bawah pengawasan dan
20

bimbingan guru. Di sana semua anak didik dalam kelompok masing-masing diserahi
tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini tentu saja guru
telah memilih metode mengajar untuk membelajarkan anak didiknya, yaitu metode
problem solving. Demikianlah, situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode mengajar.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di
sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode
mengajar. Ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA, misalnya, kurang mendukung
penggunaan metode eksperimen atau metode demontrasi. Demikian juga hatnya
ketiadaan mempunyai fasilitas olahraga, tentu sukar bagi guru menerapkan metode
latihan. Justru itu, keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain
mendukung.
e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru misalnya
kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain suka berbicara. Seorang guru
yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang sarjana
bukan pendidikan dan keguruan di bidang penguasaan ilmu kependidikan dan
keguruan. Guru yang sarjana pendidikan dan keguruan barangkali lebih banyak
menguasai metode-metode mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga
ahli di bidang keguruan dan wajar saja dia menjiwai dunia guru. Latar belakang
pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi, kurangnya penguasaan terhadap
berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.
Itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar-belakangkan
pendidikan belum memiliki pengalaman mengaiar yang mewadai.sungguh pun
begitu, baik dia berlatar belakang pendidikan guru meskipun dia yang belakang
bukan pendidikan guru, dan sama-sama minim pengalaman mengajar di kelas,
cenderung sukar memilih metode yang tepat.
Tetapi ada juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui
kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode
yang digunakan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kepribadian, latar
belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru
yang dapat mempengaruhi penentuan metode mengajaran. Sebagai penyegaran
21

kembali dari inti kesan atas uraian terwujud dapatlah dibutiri faktor-faktor yang
mempengaruhi permilihan metode mengajar. yaitu anak didik, tujuan, situasi,
fasilitas, dan guru.
2.8 Jenis-jenis metode pembelajaran
Berkaitan dengan jenis metode pembelajaran dapat dilihat pada gambar berikut
ini :

Keterampilan
Pembelajaran
langsung
Pembelajaran
Ceramah demonstrasi
pengajaran eksplisit
praktik & latihan
perbandingan & kontras
pertanyaan didaktik
Pembelajran Interaktif
Diskusi Debat Pemecahan
Masalah Cooperative
Learning Kelompok
Tutorial

Strateg
i
Metode

Pembelajaran tidak
langsung
inkuiri studi kasus
pemecahan masalah
reflektif peta konsep

ke
Belajar melalui
Belajar Mandiri
pengalaman Simulasi
Pekerjaan Rumah Karya
visual/organisasi grafik
Tulis Proyrk Penelitian bermain perab
Belajaran Berbasis
observasi /survey field
Komputer E-Learning trips

Jenis metode pembelajaran


Sumber: saskatchewan Educational 1991:20 (dalam Abdul Majid, 2014:194)

a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung
alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggu- nannya.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digu- nakan oleh
setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan
tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru biasanya
22

belum merasa puas manakala dalam proses penge- lolaan pembelajaran tidak
melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala
ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru
yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada
belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran eks- positori.
Kelebihan Metode Ceramah antara lain:
1. Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah
dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap,
berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan.
Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan su- ara guru,
dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran
yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam
waktu yang singkat.
3. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak
memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati
tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya:
1. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada
apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang pa- ling
dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasai- nya,
sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai
guru.
2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terja- dinya
verbalisme.

23

3. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah se- ring
dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walau pun secara
fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak
mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana,
atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa su- dah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa di- beri
kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua
itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
b. Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan berrnakna. Penggunaan metode ini bertolak
dari anggapan bahwa pemecahan masalah tidak akan tuntas bila tidak ditinjau dari
berbagai segi. Dengan perkataan lain, pemecahan setiap masalahperlu melibatkan
bukan hanya satu mata pelajaran atau bidang studi saja, melainkan hendaknya
melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dan sumbangannya bagi
pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap masalah dapat dipecahkan secara
keseluruhan yang berarti. Dalam penggunaannya metode proyek memiliki kelebihan
dan kekurangan. Adapun kelebihan metode ini antara lain:
1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah
kehidupan.
2. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.
Kekurangan metode ini antara lain:
1. Kurikulum yang berlaku Indonesia saat ini, baik secara vertikal maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini
2. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa cukup fasilitas
dan sumber-sumber belajar yang diperlukan: bukanlah merupakan pekerjaan
yang mudah.
3. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit
yang dibahas.

24

c. Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu
proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialam inya itu. Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya.
2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia.
Kekurangan Metode Eksperimen
1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan mahal.
3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan
atau pengendalian.
d. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan
kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Teknik diskusi adalah salah
satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam
diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih
individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, inforrnasi, memecahkan
masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar

25

saja. Metode diskusi ada kebaikan dan kekurangan, di antaranya kebaikan Metode
Diskusi
1. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan
terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
3. Memperluas wawasan.
4. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu
masalah.
Kekurangan Metode Diskusi
1. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang
panjang.
2. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
3. Peserta mendapat informasi yang terbatas.
4. Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan
diri.

e. Metode Demontrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tirivan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan. Dengan metode demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian
dengan baik dan sempurna.
Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama
pelajaran berlangsung.
Metode demontrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses
membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau
menggunakannya, komponen-komponen yang rnembentuk sesuatu,
membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat
kebenaran sesuatu. Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangannya,
sebagai berikut:
26

Kelebihan Metode Demonstrasi


1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat).
2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3. Proses pengajaran lebih menarik.
4. Siswa dirangsang untuk aktifmengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
Kekurangan Metode Demonstarasi
1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa
ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping
memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil
waktu atau jam pelajaran lain.
f. Metode Problem Solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar
metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam
problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan
mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Metode Problem Solving
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan Metode Problem Solving
1. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para
siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila
menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat,
dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan
manusia.
3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir. Siswa secara
kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak
melakukan mental dengan pemecahan. menyoroti permasalahan dari berbagai
segi dalam rangka mencari.
Kekurangan Metode Problem Solving
27

1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingak


berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman
yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan
guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah
hanya cocok untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal, untuk siswa SD sederajat
juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan
taraf kemampuan berpikir anak.
2. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan
waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
3. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan
permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan
berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
g. Metode simulasi
Metode simulasi, simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau
berbuat seolah-olah. Kata simulasition artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura.
Dengan demikian, simulasi dalam metode mengajar dimaksud sebagai cara untuk
menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui proses tingkah laku imitasi atau
bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam
keadaan yang sebenarnya.
Kelebihan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode
mengajar, diantaranya adalah :
1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi
yang sebenarnya kelak; baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.
2. Simulasi dapat mengembangkan krwativitas siswa, karena melalui simulasi
siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang
disimulasikan.
3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4. Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Kelemahan Metode Simulasi
28

Disamping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, diantaranya:


1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
2. Pengelolaan yang kurang baik. sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,
sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempenggaruhi siswa
dalam melakukan simulasi.
h. Metode karyawisata
Metode karyawisata (Field-trip), karyawisata di sini berarti kunjungan di luar
kelas. Jadi karyawisata di atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan
tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan
tempat yang jauh disebut study tour.
Melalui metode ini siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di
luar sekolah. Kelebihan metode karyawisata
1. Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan
nyata.
2. Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di
masyarakat.
3. Merangsang kreatifitas siswa.
4. Bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
Kelemahan metode karyawisata
1.
2.
3.
4.
5.

Kurangnya fasilitas.
Perlu perencanaan yang matang.
Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu.
Mengabaikan unsur studi.
Kesulitan mengatur siswa yang banyak.

i. Metode tanya jawab


Metode Tanya Jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat ywo way traffic, sebab pada saat yang sama
terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa
bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal
balik secara langsung antara guru dengan siswa.
Kelebihan metode tanya jawab
1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
2. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk
daya ingatan.

29

3. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan


mengemukakan pendapat.
Kelemahan metode tanya jawab
1. Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani
dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.
2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan
mudah dipahami siswa.
3. Sering membuang banyak waktu.
4. Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.
j. Metode latihan (drill)
Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk
melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan
yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Kelebihan metode latihan
1. Untuk memperoleh kecakapan motoris.
2. Untuk memperoleh kecakapan mental Untuk memperoleh kecakapan dalam
bentuk asosiasi yang dibuat.
3. Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan.
4. Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi.
5. Pembentukan kebiasaaan yang lebih otomatis.
Kelemahan metode latihan.
1. Menghambat bakat dan inisiatif siswa.
2. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3. Monoton, mudah membosankan.
4. Membentuk kebiasaan yang kaku.
5. Dapat menimbulkan verbalisme.
k. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan
tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Kelebihan metode resitas.
1. Merangsang siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar baik individual
maupun kelompok.
2. Dapat mengembangkan kemandirian.
3. Membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
4. Mengembangkan kreatifitas siswa.
Kelemahan metode resitasi
1. Sulit dikontrol.
2. Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu.
3. Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu.
30

4. Menimbulkan kebosanan

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi pembelajaran adalah adalah cara-cara yang akan digunakan oleh
pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses
pembelajaran. Jenis strategi pembelajran antara lain strategi pembelajaran
langsung, strategi pembelajaran tidak langsung, strategi pembelajran interaktif,
strategi pembelajaran empirik, strategi pembelajaran mandiri. Sedangkan metode
adalah cara yang diinginkan untuk mengimplementasikan renncana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai dengan
optimal. Jenis-jenis metode antara lain metode ceramah, metode proyek, metode
eksperimen, metode demostrasi, metode diskusi, metode simulasi, metode
karyawisata, metode latihan, metode pemberian tugas, metode tanya jawab, metode
problem solving.
31

3.2 Saran
Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih kapada para pembaca
makalah ini yang telah berkenan membaca makalah ini. Makalah ini masih jauh
dari sempurna karena masih banyak di temukan banyak kesalahan di sana sini.
Untuk itu kami mengharapkan kritik serta sarannya dari para pembaca untuk
memperbaiki makalah ini

DAFTAR RUJUKAN
B, Uno, Hamzah. 2014. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara
B, Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran: Meciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif & Inovatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri., Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta:PT Rineka Cipta.
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Rosdakarya
Remaja.

32

Unit 1
Dasar Permasalahan Ekonomi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan:

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran

: Ekonomi

Alokasi Waktu

: 9 x 45 menit

KOMPETENSI INTI:
KI -1

: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2

: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,


peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

KI-3

: Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

KI-4

: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

33

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri sumber daya sebagai karunia
Tuhan YME dalam rangka pemenuhan
kebutuhan
1.2 Mensyukuri keberadaan pelaku ekonomi

Indikator
Menunjukkan rasa syukur kepada
Tuhan YME terkait sumber daya
dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Menunjukkan rasa syukur terkait

dalam mewujudkan kesejahteraan

keberadaan pelaku ekonomi dalam

masyarakat

mewujudkan kesejahteraan

2.1 Bersikap jujur, disiplin, tanggung jawab,

masyarakat
Menunjukkan sikap jujur, disiplin,

peduli, kreatif, mandiri, kritis dan analitis

tanggung jawab, peduli, kreatif,

dalam mengatasi permasalahan ekonomi

mandiri, kritis, dan analitis dalam

2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

mengatasi permasalahan ekonomi


Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, kerja keras, sederhana,

tanggung jawab, kerja keras,

mandiri, adil, berani, peduli, dalam

sederhana, mandiri, adil, berani, dan

melakukan kegiatan ekonomi

peduli dalam melakukan kegiatan

3.1 Menganalisis permasalahan ekonomi dan


cara pemecahannya

ekonomi
1. Menjelaskan pengertian ilmu
ekonomi dan perkembangan ilmu
ekonomi
2. Mendeskripsikan pengertian
kebutuhan.
3. Mengidentifikasi bermacammacam kebutuhan manusia
4. Mengidentifikasi alat pemuas
kebutuhan
5. Menjelaskan faktor-faktor produksi
6. Mendeskripsikan pengertian
kelangkaan
7. Mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab kelangkaan
8. Mengidentifikasi barang apa,
bagaimana cara memproduksi dan
untuk siapa barang diproduksi.
9. Mendeskripsikan pengertian biaya
peluang.
34

Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri sumber daya sebagai karunia

Indikator
Menunjukkan rasa syukur kepada

Tuhan YME dalam rangka pemenuhan

Tuhan YME terkait sumber daya

kebutuhan
Kompetensi Dasar

dalam rangka pemenuhan kebutuhan


Indikator
10. Menunjukan contoh biaya peluang
pada kesempatan kerja bila
melakukan produksi di bidang lain
11. Mendeskripsikan pengertian
sistem ekonomi
12. Mengidentifikasi sistem ekonomi
dan cara memecahkan masalah
ekonomi (produksi, distribusi dan

4.1 Menentukan cara mengatasi


permasalahan ekonomi

konsumsi)
1. Menganalisis cara mengatasi
permasalahan ekonomi dari data
yang diperoleh
2. Menyajikan hasil penelusuran
informasi mengenai cara
mengatasi permasalahan
ekonomi

PERTEMUAN I:
A. Tujuan Pembelajaran
1) Mendeskripsikan apa dan mengapa ilmu ekonomi
2) Menjelaskan pengertian ilmu ekonomi dan perkembangan ilmu ekonomi
3) Mengidentifikasi kebutuhan manusia
4) Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan
manusia yang tidak terbatas
B. Materi Pembelajaran
Apa dan Mengapa Ilmu Ekonomi?
Kebutuhan Manusia
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : Pendekatan Spiral
Strategi
: Pembelajaran Interaktif
Metode
: Diskusi, Observasi Literatur
D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
35

1)
2)
3)
4)

Lingkungan sekitar
PowerPoint Advanced Learning Economics 1
In focus
Buku teks Buku teks Facil Advanced Learning Economics 1, Herlan

Firmansyah dkk, Grafindo Media Pratama, 2013


5) Buku pendukung lain
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
1) Mengkondisikan siswa untuk belajar dan memotivasi siswa terkait
pokok bahasan apa dan mengapa ilmu ekonomi dan kebutuhan
manusia kemudian mendiskusikannya
2) Apersepsi: bertanya jawab tentang apa dan mengapa ilmu ekonomi
dan kebutuhan manusia
3) Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini
2. Inti
a) Membimbing siswa secara berkelompok untuk
Mengamati (Observing)
1) Membaca dari berbagai sumber belajar yang berkaitan dengan apa
dan mengapa ilmu ekonomi
2) Membaca dari berbagai sumber belajar yang berkaitan dengan
kebutuhan manusia
Menanya(Questioning)
1) Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan apa dan mengapa
ilmu ekonomi
2) Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan
manusia
Pengumpulan Data (Experimenting)
1) Mengumpulkan data/informasi tentang apa dan mengapa ilmu
ekonomi dari berbagai sumber yang relevan
2) Mengumpulkan data/informasi tentang kebutuhan manusia dari
berbagai sumber yang relevan
Mengasosiasi (Associating)
1)

Mengevaluasi cara mengatasi permasalahan ekonomi dalam


bentuk laporan setelah menganalisis dan menyimpulkan
informasi/data yang dikumpulkan

36

2)

Menyimpulkan kebutuhan manusia yang beragam dengan alat


pemuas kebutuhan yang terbatas jumlahnya dari data yang

3)
4)

dikumpulkan
Menyimpulkan inti permasalahan ekonomi
Menyimpulkan pengertian ilmu ekonomi serta perkembangannya
Mengkomunikasikan (Communicating)
1) Menyampaikan hasil evaluasi dan simpulan tentang cara mengatasi
permasalahan ekonomi dalam berbagai bentuk media (lisan dan
tulisan)
2) Mengkomunikasi hasil evaluasi dan simpulan tentang kebutuhan
manusia dalam bentuk laporan dan membacakannya
b) Mendiskusikan hasil laporan dan menyimpulkan cara mengatasi
permasalahan ekonomi.

3. Penutup
Mendorong siswa untuk melakukan menyimpulkan, merefleksi, dan
menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.

37

Anda mungkin juga menyukai