Anda di halaman 1dari 2

Isu Strategis

Setelah dilakukan analisis situasi kesehatan masyarakat, masalah, kekuatan, kelemahan,


peluang, dan ancaman maka dapat disintesakan bahwa isu strategis yang dihadapi adalah :
A. Kerja sama Lintas Sektoral
Sebagian dari masalah kesehatan adalah merupakan masalah nasional yang tidak dapat
terlepas dari berbagai kebijakan dari sector lain sehingga upaya pemecahan ini harus secara
strategis melibatkan sector terkait. Isu utama tersebut adalah bagaimana upaya meningkatkan
kerjasama lintas sektoral yang lebih efektif karena kerjasama lintas sektoral dalam
pembangunan kesehatan selama ini sering kurang berhasil, banyak program nasional yang
terkait dengan kesehatan, tetapi pada akhirnya tidak atau kurang berwawasan kesehatan.
Pembangunan kesehatan yang dijalankan selama ini hasilnya belum optimal karena
kurangnya dukungan lintas sektoral. Beberapa program-program sektoral yang tidak atau
kurang berwawasan kesehatan sehingga memberikan dampak negatif bagi kesehatan
masyarakat. Sebagian dari masalah kesehatan terutama lingkungan dan prilaku berkaitan erat
dengan berbagai kebijaksanaan maupun pelaksanaan program di sektor ini. Untuk itu
diperlukan pendekatan lintas sektoral yang sangat baik, agar sektor terkait dapat selalu
mempertimbangkan kesehatan masyarakat.
Demikian pula peningkatan upaya dan menajemen pelayanan kesehatan tidak dapat terlepas
dari peran sektor-sektor yang membidangi pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah,
ketenagaan, pendidikan, perdagangan, dan sosial budaya.
B. Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Mutu sumber daya manusia kesehatan sangat menentukan keberhasilan upaya serta
manajemen kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan yang bermutu harus selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan berusaha untuk menguasai IPTEK yang
tinggi/mutakhir. Disamping itu mutu sumber daya tenaga kesehatan ditentukan pula oleh
nilai-nilai moral yang dianut dan diterapkannya dalam menjalankan tugas. Disadari bahwa
sumber daya tenaga kesehatan Indonesia yang mengikuti perkembangan IPTEK dan
menerapkan nilai-nilai moral dan etika profesi masih terbatas. Adanya kompetisi dalam era
pasar bebas sebagai akibat dari globalisasi harus diantisipasi dengan meningkatkan mutu dan
profesionalisme sumber daya manusia kesehatan. Hal ini diperlukan tidak saja untuk
meningkatkan daya saing sektor kesehatan, tetapi juga untuk membantu meningkatkan daya
saing sektor lain. Antara lain meningkatkan komoditi eksport bahan makanan dan makanan
jadi.
Dalam kaitan dengan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan, peningkatan kemampuan
dan profesionalisme manajer kesehatan disetiap tingkat administrasi merupakan kebutuhan
yang sangat mendesak.
Pemberdayaan atau kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan sering belum seperti
yang diharapkan. Kemitraan yang setara, terbuka, dan saling menguntungkan bagi masingmasing mitra dalam upaya kesehatan menjadi suatu yang sentral untuk upaya pembudayaan
perilaku hidup sehat, penetapan kaidah hidup sehat dan promosi kesehatan.
C. Mutu dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan
Dipandang dari segi fisik persebaran sarana pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun
rumah sakit serta sarana kesehatan lainnya termasuk sarana penunjang upaya kesehatan telah
dapat dikatakan merata ke seluruh pelosok wilayah Indonesia. Namun harus diakui bahwa
persebaran fisik tersebut masih belum diikuti sepenuhnya dengan peningkatan mutu

pelayanan.
Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang
tersedia, obat, alat kesehatan dan sarana penunjang lainya, proses pemberian pelayanan dan
kompensasi yang diterima serta harapan masyarakat pengguna. Dengan demikian maka
peningkatan kulitas fisik serta factor-faktor tersebut diatas merupakan prakondisi yang harus
dipenuhi. Selanjutnya proses pemberian pelayanan ditingkatkan melalui peningkatan mutu
dan profesionalisme sumber daya kesehatan. Sedangkan harapan masyarakat pengguna
diselaraskan melalui peningkatan pendidikan umum, penyuluhan kesehatan, komunikasi yang
baik antara pemberi pelayanan dengan masyarakat.
D. Pengutamaan dan Sumber Daya Pembiayaan Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan masih kurang mengutamakan pendekatan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan serta pencegahan penyakit dan kurang didukung oleh sumber daya pembiayaan
yang memadai. Disadari bahwa keterbatasan dan pemerintah dan masyarakat merupakan
ancaman yang besar bagi kelangsungan program pemerintah serta ancaman terhadap
pencapaian derajat kesehatan yang normal.
Dengan demikian maka diperlukan upaya yang lebih masif untuk meningkatkan sumber daya
pembiayaan dari sektor lain yang diutamakan untuk kegiatan pemerataan dan peningkatan
kesehatan serta pencegahan penyakit. Sumber daya pembiayaan untuk upaya penyembuhan
dan pemulihan perlu digali lebih banyak dari sumber-sumber yang ada di masyarakat dan
diarahkan agar lebih nasional dan lebih berhasil dan berdaya guna untuk meningkatkan
kualitas pelayanan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran
langsung masyarakat digunakan secara kurang efektif dan efisien sebagai akibat dari adanya
informasi yang tidak sama antara pemberi pelayanan dan penerima pelayanan (pasien atau
keluarganya). Keadaan ini mendorong perlunya langkah strategis dalam menciptakan sistem
pembiayaan yang bersifat baru-upaya yang sering dikenal dengan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat (JPKM).
Ketersediaan sumber daya yang terbatas, khususnya disektor ini mengharuskan adanya
upaya-upaya untuk meningkatkan peran serta sektor swasta khususnya dalam upaya yang
bersifat penyembuhan dan pemulihan. Upaya tersebut dilakukan melalui pemberdayaan
sektor swasta agar mandiri peningkatan kemitraan yang setara dan saling menguntungkan
antara sektor publik dan swasta sehingga sumbera daya yang ada dapat dimanfaatkan secara
optimal.

Anda mungkin juga menyukai