Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

MANAJEMEN CONTROLLING

DOSEN PEMBIMBING :
Dimas Ramdhani Triputra, SE., MM
DISUSUN OLEH :
Abdullah Nawawi (2015121099)
Desy Karina Lestari (2015121046)
Dyah Dwi Hastuti (2015120982)
Dwi Pangestu (2015121533)
Jimmi Gery (2015120973)
Neneng Suryanengsih (2015121629)
Selma Harmaesa (2015121251)

UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS EKONOMI (S1 AKUNTANSI)

2015/2016

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahnya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah mata kuliah
Pengantar Manajemen dengan judul Pengawasan/Controlling. Shalawat beserta salam saya
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni Al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen. Makalah ini
disusun semata-mata hanya untuk pelajaran bagi yang membaca, dengan membaca makalah ini
saya berharap dapat membantu pembaca dalam mengetahui tentang Pengawasan/Controlling.
Saya berusaha semaksimal mungkin dalam menyempurnakan tugas ini, tetapi
kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh sebab itu saya akan mempertimbangkan masukan
dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima
kasih.

Jakarta , 22 Juli 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4

Latar Belakang...................................................................................................3
Rumusan Masalah.............................................................................................3
Maksud Dan Tujuan..........................................................................................4
Manfaat penulisan.............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.
2.10.
4

Pengertian Pengawasan.....................................................................................5
Syarat-Syarat Pengawasan.................................................................................6
Tujuan Dari Fungsi Pengawasan.......................................................................6
Dasar-Dasar Proses Pengawasan.......................................................................7
Perancangan Proses Pengawasan......................................................................7
Karakteristik Pengawasan Yang Efektif............................................................7
Metode Pengawasan..........................................................................................8
Pentingnya Pengawasan....................................................................................8
Bentuk-Bentuk Pengawasan..............................................................................9
Tahap-Tahap Pengawasan..................................................................................9

2.11. Jenis-Jenis Pengawasan...................................................................................10


2.12. Alat Bantu Pengawasan...................................................................................11
2.13. Manfaat Pengawasan.......................................................................................12
BAB III PENUTUP................................................................................................................13
3.1.
3.2.

Kesimpulan......................................................................................................13
Saran................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Pengawasan sangatlah penting dalam manajemen karena merupakan salah satu fungsi
dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti proses mengawasi dan mengevaluasi
suatu kegiatan. Suatu pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri
maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang
digunakan, seperti pengawasan pendahuluan (preliminary control), pengawasan pada saat kerja
berlangsung (cocurrent control), pengawasan feed back (feed back control).
Di dalam proses pengawasan juga diperlukan tahap-tahap pengawasan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu
tahap penetapan standar, tahap penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, tahap pengukuran
pelaksanaan kegiatan, tahap pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa
penyimpangan dan tahap pengambilan tindakan koreksi.
Suatu organisasi juga memilki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk
merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan
apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut
dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat
langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang
terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi
bidang-bidang pengawasan yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi.
5

1.2

Rumusan Masalah
1. Apa itu pengawasan ?
2. Bagaimana tahapan-tahapan di dalam pengawasan itu sendiri ?
3. Seberapa besar peran pengawasan di dalam suatu organisasi ?
4. Seperti apa karakteristik yang baik terhadap pengawasan dan bagaimana proses
pengawasan itu dilaksanakan ?

1.3

Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :


1. Untuk mengetahui pengertian pengawasan
2. Untuk mengetahui syarat-syarat pengawasan
3. Untuk mengetahui tujuan fungsi pengawasan
4. Untuk mengetahui dasar-dasar proses pengawasan
5. Untuk mengetahui perancangan proses pengawasan
6. Untuk mengetahui karakteristik pengawasan yang efektif
7. Untuk mengetahui metode pengawasan
8. Untuk mengetahui pentingnya pengawasan
9. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pengawasan
10. Untuk mengetahui tahap-tahap pengawasan
11. Untuk mengetahui jenis-jenis pengawasan
12. Untuk mengetahui alat-alat bantu pengawasan
13. Untuk mengetahui manfaat pengawasan

1.4

Manfaat penulisan

Setelah kita mengetahui, mengenali serta memahami apa yang dimaksud dari
pengawasan dari segi proses, karakteristik, tahapnya serta tipe-tipenya, maka kita akan lebih
mudah untuk merealisasikan terhadap diri kita sendiri khususnya. Sebab, dengan memahami apa
yang terdapat dalam pengawasan ini akan membuat diri kita lebih mampu menjadi seseorang
6

yang waspada, serta suka dalam mengontrol setiap apa yang kita lakukan. Sehingga
kemungkinan besar akan luput jauh dari yang namanya kesalahan, kerusakan serta
penyelewengan dalam hal apapun yang sedang kita lakukan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Pengawasan

Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar


pelaksanaan dengan tujuan perencanaa, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasi dan
mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah
dipergunakan dengan efektif dan efisien.
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan
yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah
ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring performance and taking action to
ensure desired results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang
terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. The process of ensuring that actual
activities conform the planned activities.
George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang
telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, mmenerapkan
tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Robbin (dalam Sugandha, 1999:150) menyatakan pengawasan itu merupakan suatu
proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk
menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998:163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melalui manajer
berusaha memperoleh keyakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.
Terry (dalam Sujamto, 1986:17) menyatakan pengawasan adalah untuk menentukan apa
yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tindakan korektif
bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat
sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti
memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Admosudirdjo (dakam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan
adalah keseluruhan dari pada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang
sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Sagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah
proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar
supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.
Kesimpulannya, pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaa, merancang sistem informasi umpan
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan.
8

2.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

2.3

Syarat-Syarat Pengawasan
Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan
Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi
Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan
Pengawasan harus objektif, teliti, dan sesuai dengan standar
Pengawasan harus luwes atau fleksibel
Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi
Pengawasan harus ekonomis
Pengawasan harus mudah di mengerti
Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi

Tujuan Dari Fungsi Pengawasan

Menurut Griffin (2000), tujuan dari fungsi pengawasan dibagi menjadi empat bagian :
1. Adaptasi lingkungan
Tujuannya adalah agar sebuah perusahaan dapat beradaptai dengan perubahan
yang terjadi di lingkungan perusahaan, baik internal maupun eksternal. Contoh : ketika
ICT belum secanggih saat ini, kualifikasi minimum tenaga kerja di sebuah perusahaan
barangkali hanya dibatasi pada kemampuan mengetik. Namun saat ini hampir seluruh
perusahaan menggunakan komputer sebagai ujung tombak kegiatan sehari-hari.
2. Meminimalkan kegagalan
Ketika perusahaan menjalankan kegiatan produksi misalnya perusahaan memiliki
target produksi sebanyak 10.000 unit maka peusahaan berharap bagian produksi bisa
menghasilkan produk sebanyak itu. Katakanlah bagian produksi hanya menghasilkan
9.000 unit yang memenuhi standar sedangkan 1.000 unit tidak memenuhi standar. Maka
perusahaan mengalami kerugian 1.000 unit dalam produksinya. Oleh karena itu
perusahaan perlu menjalankan pengawasan agar target tersebut terpenuhi.
3. Meminimumkan biaya
Sebagaimana contoh di atas jika target terpenuhi maka biaya dapat diminimalkan,
akan tetapi jika kondisinya seperti di atas 1.000 unit tidak memenuhi standar maka hal itu
tidak bisa dikatakan meminimalkan biaya malah menambah beban biaya produksi.
4. Mengantisipasi kompleksitas dan organisasi
Tujuan terakhir dari fungsi pengawasan adalah agar perusahaan dapat
mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang kompleks. Ketika kegiatan perusahaan
hanya memproduksi satu jenis barang, atau 10 orang pekerja, atau 2 bagian dalam
struktur organisasi, barangkali kegiatan manajemen lebih mudah untuk dilakukan.

2.4

Dasar-Dasar Proses Pengawasan

Kasus-kasus yang sering terjadi dalam banyak organisasiadalah tidak diselesaikannya


suatu penugasan, tidak ditepatinya waktu penyelesaian (deadline), suatu anggaran yang
berlebihan, dan kegiatan-kegiatan lain yang menyimpang dari rencana. Bab ini akan membahas
proses pengawasan manajerial, melalui manajemen berusaha memperoleh jaminan bahwa
kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Juga akan dibahas konsep
pengawasan secara luas dan umum.
Ada banyak sebutan bagi fungsi pengawasan (controlling), antara lain evaluating,
apprising, atau correcting. Sebutan controlling lebih banyak digunakan karena lebih
mengandung konotasi yang mencakup penetapan standart, pengukuran kegiatan, dan
pengambilan tindakan korektif.

2.5

Perancangan Proses Pengawasan

Lima langkah dasar yang dapat diterapkan untuk semua tipe kegiatan pengawasan
menurut william H. Newman yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

2.6

Merumuskan hasil yang diinginkan


Menetapkan penunjuk hasil
Menetapkan standar penunjuk dan hasil
Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik.
Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi

Karakteristik Pengawasan Yang Efektif

1. Akurat
2. Teapt waktu
3. Objektif dan menyeluruh
4. Terpusat pada titik-titik pengawasan strategik
5. Realistik secara ekonomi
6. Realistik secara organisasional
7. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi
8. Fleksibel
9. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional
10. Diterima para anggota organisasi

10

2.7

Metode Pengawasan

1. Metode bukan kuantitatif (non quantitative)


Yaitu metode-metode pengawasan yang digunakan manajer dalam pelaksanaan fungsifungsi manajemen. Pada umumnya, mengawasi keseluruhan (overall) performance organisasi.
Dan sebagian besar mengawasi sikap dan performance para karyawan.
2. Metode kuantitatif
Cenderung untuk menggunakan data khusus dan metode-metode kuantitatif untuk
mengukur dan memeriksa kuantitas dan kualitas keluaran (output). Metode ini terdiri dari :
Anggaran (budget)
Audit
Analisa break-even
Analisa rasio
Bagan dan teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan

2.8

Pentingnya Pengawasan

Suatu organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu,
banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah
dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi.
Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu penting, diantaranya :
1. Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat
digindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan
baku dan sebagainya. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan
yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi
tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
2. Peningkatkan kompleksitas organisasi
Semakin besar organisasi, semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal
dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan
profitabilitas tetap terjaga. Semuanya akan memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan
dengan lebih efisien dan efektif.
3. Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan
Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana
melakukan fungsi pengawasa. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat
kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut
sebelum menjadi kritis.
4. Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab
atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah
bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem
pengawasan.
5. Komunikasi.
6. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan
apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
11

2.9

Bentuk-Bentuk Pengawasan

1. Pengawasan pendahuluan (feeforward control, steering controls, preliminary)


Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan
koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer
dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi
atau perkembangan tujuan.
2. Pengawasan concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan Ya-Tidak, atau pengawasan yang terjadi ketika pelaksanaan
berlangsung, dimana suatu aspek harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum
kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan umpan bailik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur
penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai.

2.10

Tahap-Tahap Pengawasan

1. Tahap penetapan standar


Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang
digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum
yaitu :
Standar fisik
Standar moneter (biaya)
Standar waktu
2. Tahap penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3. Tahap pengukuran pelaksanaan kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas,
pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya peyimpangan dan
menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan
keputusan bagai manajer.
5. Tahap pengambilan tindakan koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi peyimpangan, dimana perlu ada
perbaikan dalam pelaksanaan.

12

2.11

Jenis-Jenis Pengawasan

1. Pengawasan Intern dan Ekstern


Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan
yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Pengawasan dalam
bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan
melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin. Contohnya :
kepala sekolah mensupervisi guru ketika mengajar di kelas.
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan
yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Contohnya : pengawas sekolah
mensupervisi guru ketika mengajar di sebuah sekolah, pengawas UN mengawasi peserta
didik yang sedang ujian di sebuah sekolah.
2. Pengawasan Preventif dan Represif
Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, pengawasan yang dilakukan
terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah
terjadinya peyimpangan. Lazimnya, pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan
maksud untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang
akan membebankan dan merugikan negara lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga
dimaksudkan agar sistem pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang
dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan
oleh atasan langsung, sehingga peyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan
terdeteksi lebih awal. Contohnya : yayasan memonitoring/mendampingi dan
mengevaluasi penggunaan anggaran sekolah binaannya.
Di sisi lain, pengawasan represif adalah pengawasan yang dilakukan terhadap
suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan. Pengawasan model ini lazimnya dilakukan
pada akhir tahun anggaran, dimana anggaran yang telah ditentukan kemudian
disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya peyimpangan. Contohnya adalah : tim audit BPK
memeriksa laporan penggunaan BOS.
3. Pengawasan Aktif dan Pasif
Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk pengawasan yang
dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan. Contohnya : mandor mengawasi
buruhnya ketika bekerja.
Hal ini berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan
melalui :penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang disertai
dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran. Contohnya : perusahaan induk
mengawasi perusahaan cabang dengan laporan tertulis dan empiris.

13

2.12

Alat Bantu Pengawasan

1. Manajemen pengecualian (management by exception)


Manajemen pengecualian adalah teknik pengawasan yang memungkinkan hanya
penyimpangan kecil antara yang direncanakan dan kinerja aktual yang mendapatkan
perhatian dari wirausahawan. Manajemen pengecualian di dasarkan pada prinsip
pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling awal pada literatur manajemen.
Prinsip pengecualian menyatakan bahwa bawahan menangani semua persoalan rutin
organisasional, sementara wirausahawan menangani persoalan organisasional non rutin
atau diluar kebiasaan.
2. Management Information System (MIS)
MIS yaitu suatu metode informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen,
informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses
pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan
operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.
MIS dirancang melalui beberapa tahap utama yaitu :
Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah
Tahap desain konseptual
Tahap desain terperinci
Tahap implementasi akhir
Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :
Mengikutsertakan pemakai dalam tim perancangan
Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
Adanya pengujian pendahuluan
Menyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai sistem.
Kriteria utama MIS efektif yaitu :
Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
Tepat waktu dalam pemakaiannya
Menekan biaya secara efektif
System yang digunakan harus tepat dan akurat
Dapat diterima oleh yang bersangkutan
3. Analisa Rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi yang
meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang didasarkan pada
berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca dan neraca rugi-laba organisasi.
4. Penganggaran
Anggaran dalam organisasi adalah rencana keuangan yang menguraikan
bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana
tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai sumbersumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu
14

dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana keuangan, anggaran
juga merupakan alat pengawasan.
Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan
organisasi. Pengawasan anggaran atau budgetary control itu sendiri merupakan suatu
sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatankegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang
direncanakan.

2.13
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

15

Manfaat Pengawasan
Untuk memberikan ruang regular untuk superviesees untuk merenungkan isi dan
pekerjaan mereka
Untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam bekerja
Untuk menerima informasi dan perspektif lain mengenai pekerjaan seseorang
Untuk menjadi dukungan baik segi pribadi ataupun pekerjaan
Untuk memastikan bahwa sebagai pribadi dan sebagai orang pekerja tidak dtinggalkan
tidak perlu membawa kesulitan, masalah dan proyeksi saja
Untuk memiliki ruang untuk mengesplorasi dan mengekspresikan distress, restimulation
pribadi, transferensi atau counter-transferensi yang mungkin dibawa oleh pekerjaan
Untuk merencanakan dan memanfaatkan sumberdaya pribadi dan profesional yang lebih
baik
Untuk menjadi pro-aktif bukan re-aktif
Untuk memastikan kualitas pekerjaan

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan


tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan
dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
Tipe-tipe pengawasan yaitu : pengawasan pendahuluan, pengawasan pada saat kerja
berlangsung, pengawasan feed back. Tahap proses pengawasan : menetapkan standar
pelaksanaan, penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, pembandingan pelaksanaan kegiatan
dengan standar dan penganalisa penyimpangan-penyimpangan, pengambilan tindakan koreksi.
Pengawasan penting disebabkan karena perubahan lingkungan organisasi, peningkatan
kompleksitas organisasi, meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan, kebutuhan manager
untuk mendelegasikan wewenang, komunikasi dan menilai informasi dan mengambil tindakan
koreksi.
Perancangan proses pengawasan diantaranya yaitu : merumuskan hasil yang di inginkan,
menetapkan penunjuk hasil, menetapkan standar penunjuk dan hasil, menetapkan jaringan
informasi dan umpan balik dan menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi. Bidang
strategik dalam pengawasan adalah transaksi keuangan, hubungan manajer dan bawahan, dan
operas-operasi produktif. Alat- alat pengawasan yang paling umum adalah manajemen
pengecualian, manajemen informasi sistem, analisa rasio dan penganggaran.

3.2 Saran
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada
pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang
terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang
baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan dapat memicu
terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan
perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi.
Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan
organisasi dari yang baik menjadi baik lagi.

16

DAFTAR PUSTAKA

http://evynurhidayah.blogspot.com/2011/04/makalah-mpk-pengawasan-manajemen.html
http://www.anakciremai.com/.../makalah-manajemen-tentang-dasar.html
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/.../bab7-dasar-dan-teknik-pengawasan/ Sule, Ernie
Tisnawati, dkk.2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Penada Media Group
Diposkan oleh roni fardiansyah di 14.11 http://zahranmirzan.blogspot.com/2013/01/makalahpengantar-manajemen-controlling.html
Handoko, Hani, 1998, Manajemen, edisi kedua, BPFE, Yogyakarta.
Diposkan oleh rara zarary di selasa, juli 31, 2012 http://rarazarary.blogspot.com/2012/07/pengawasan-controlling.html

17

Anda mungkin juga menyukai