Kolom
memiliki
lapisan
khusus
disiapkan
di
bagian
dalam
yang
menyebabkan bahan kimia yang berbeda untuk melakukan perjalanan dengan kecepatan yang
sedikit berbeda ketika mereka bergerak melalui selang. Pada akhir kolom adalah detektor yang
ketika bahan kimia muncul dari tabung output dari kolom terkena sinar ultraviolet pada panjang
gelombang yang dipilih. Untuk tes ini cahaya 254 nanometer digunakan, deteksi frekuensi
umum. Waktu sampel yang diperlukan untuk bergerak melalui kolom disebut waktu retensi
dan ditandai sepanjang sumbu x (sisi bawah) angka 1, 2 dan 4. Pada sumbu Y-axis (sebelah kiri)
dari grafik menunjukkan berapa banyak sinar UV diserap oleh material yang berasal dari kolom
pada titik tertentu dalam waktu. Setiap puncak dalam tabel merupakan saat masing-masing
komponen kimia dari sampel mencapai ujung kolom. Gundukan kecil terdekat sisi kiri
grafik masing-masing disebut front pelarut dan biasanya diabaikan karena mereka merupakan
bahan kimia residu dilakukan melalui sistem dengan gelombang awal disuntikkan pelarut. The
HPLC + UV output untuk standar acuan baru dari d-LSD cukup sederhana. Di tengah angka ini,
ada satu puncak sangat bersih, jelas dengan waktu retensi 9,047 menit. Dengan menggunakan
spektrometer massa-semprot elektro, lab memverifikasi bahwa referensi standar ini memiliki
bobot molekul yang benar untuk d-LSD. Bahan ini kemudian diverifikasi dengan memeriksa
bahwa perusahaan profil serapan UV memiliki puncak serapan yang tepat pada sekitar
320 nanometer. Ini semua diverifikasi bahwa standar referensi baru tampaknya sangat murni dLSD.
3. Metode KIT
Identifikasi LSD dengan menggunakan KIT adalah dengan alat berupa testpack
yang bentuknya bermacam-macam. Dengan adanya KIT ini identifikasi LSD jadi lebih mudah
karena dapat digunakan dengan cara yang sederhana dan aman.
Beberapa macam KIT untuk identifikasi LSD ini adalah sebagai berikut :
KIT dalam bentuk liquid tes. Caranya adalah dengan memasukan sampel ke dalam cairan
tertentu yang dapat mengidentifikasi LSD, kemudian sumbu yang berada dalam vial dimasukan
ke dalam cairan yang berisi sampel. Sumbu akan berubah warna menjadi ungu jika
sampel tersebut mengandung LSD.
Tujuan terapi pada penderita NAPZA :
Abstinence : ini yang paling ideal, namun suatu kenyataan sebagian besar pasien tidak
ditunjuk, seperti yang termaktub dalam UU no 35 tahun 2009 pasal 56. Rumah sakit akan
melakukan terapi rumatan dengan Metadon.
Konsep Dasar Terapi
Tidak ada satu-satunya bentuk terapi yang sesuai untuk semua individu
Fasilitas terapi harus selalu tersedia sepanjang waktu, karena kapan kebutuhan diperlukan
perilaku
Ko-morbiditas baik fisik maupun psikiatrik harus diterapi bersama-sama integratif
Detoksifikasi hanya awal terapi, dan banyak dilaporkan kegagalan jika menggunakan
terapi tunggal.
Terapi tidak harus selalu voluntary, kadang-kadang juga compulsory
Dalam proses terapi, korban ketergantungan sering menggunakan zat tanpa
Jenis terapi yang digunakan terapi kombinasi yaitu farmako terapi dan non-farmakoterapi.
Terapi umum keadaan Emergensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Terapi Simtomatik
1.
2.
3.
4.
5.
Analgesik
Hipnotik-sedatif
Anti agresif
Anti anxietas
Anti halusinasi
Terapi withdrawal
1.
2.
3.
4.
5.
Lebih privasi
Terapis lebih fleksibel untuk menanggapi permasalahan
Presentasi waktu terapi lebih tinggi untuk fokus pada isu relevan individu
Logistik : lebih praktis
Dapat lebih sesuai untuk individu yang tidak mampu terlibat dalam kelompok
Biaya tentu lebih mahal
Tidak ada tekanan teman sekelmpok untuk perubahan ke arah positif
Kelompok :
-
sangat diyakini oleh individu ( Belief, B ). Karena sangat mempengaruhi pikiran individu dan
keyakinan tersebut sehingga menimbulkan konsekuensi ( Consequences, C ), jika mempengaruhi
emosionalnya maka akan timbul keluhan somatik yang selanjutnya mempengaruhi perilakunya.
Keadaan tersebut akan bersifat feedback terhadap belief, atau menjadikan penguatan terhadap
beliefnya. Individu semakin yakin bahwa keluhan tersebut akibat dari stressor. Konsekuensi juga
bisa langsung mempengaruhi perilakunya yang juga akan berakibat terjadi penguatan terhadap
keyakinannya ( belief ). Keadaan tersebut diatas terus menerus dirasakan oleh individu yang
akhirnya mempengaruhi kinerjanya, peran sosialnya, maupun peran kesehariannya.
CBT adalah melakukan pemutusan dari belief dan atau feedback yang menimbulkan
konsekuensi somatik dan perilaku atau agar supaya tidak menimbulkan penguatan terhadap
keyakinannya. Juga bisa pada konsekuensi yang mempengaruhi emosionalnya, sehingga tidak
menimbulkan keluhan somatik lagi.
Penggunaan CBT untuk korban NAPZA
-
yang dipelajari
Penyalahgunaan zat dan hubungannya dengan proses kognitif perilaku dapat dimodifikasi
terutama dengan CBT
CBT untuk penatalaksanaan ketergantungan zat dapat juga dikombinasikan dengan terapi
yang lain, seperti Motivational Enchancement Therapy, Contigency Management, Cognitif
therapy, Behavioral Marital Therapy, Community Reinforcement Approach.
Hypnotherapy
Hipnosis : suatu rangkaian perubahan pengalaman subyektif yang dapat diamati, seperti
perubahan sensasi, persepsi, emosi, pikiran, atau perilaku yang terjadi setelah induksi hipnotik.
Normal State
Normal State
Perilaku awal
Perilaku Baru
HIPNOSIS STATE
HIPNOTERAPI
TERMINASI
Proses hipnosis dilakukan dengan cara merubah konsentrasi dari fokus eksternal ke fokus
internal
Setiap proses hipnosis adalah proses self-hipnosis sehinggan subjek dapat menghentikan
proses dan kembali ke normal stase ketika ia menghendaki.