RAN
Bambang Widjaja
Departemen Farmasetika
Fakultas Farmasi - Univ. Airlangga
OUTLINE
Pendahuluan
Mekanisme pencampuran
Tipe-tipe Campuran
Evaluasi proses pencampuran
Good Sampling Practices (GSP)
Segregation / demixing
Faktor-2 yang mempengaruhi
Teknik-teknik khusus
Klasifikasi alat pencampur
PENDAHULUAN
Definisi :
unit operasi yang bertujuan untuk
mendistribusikan dua /
lebih komponen secara random dengan suatu
mixer.
Contoh:
- pencampuran dua / lebih bahan padat
- pembasahan / pelarutan bahan padat
dengan solven
- pencampuran dua cairan
- pembuatan suspensi
MEKANISME PENCAMPURAN
diffusive
(micro)
convective
(macro)
shear
-terjadi bersamaan
-harus ada ruang gerak
TIPE-TIPE CAMPURAN
Campuran sempurna
Campuran random
Sampling thief
SD : standar deviasi
p : proporsi komponen dalam campuran
n : jumlah total partikel dalam sampel
W
d3 p
6
n=
w
x . (fw) y + y. (fw)
x
w : berat sampel
x : rasio bahan x
y : rasio bahan y
(fw) : berat partikel efektif rata-rata
Tracer materials
Pengambilan Sampel
dari IBCs
In-process Dosage Unit Testing:
Kriteria :
1. Readily passed :
. RSD 4% ( n = 60 )
. nilai rata-2 tiap lokasi 90% - 110% dari
target
. nilai masing-2 sampel 75% - 125% dari
target
2. Marginally passed :
. RSD 6% ( n = 140 )
. nilai rata-2 tiap lokasi 90% - 110% dari
target
. nilai masing-2 sampel 75% - 125% dari
target
SEGREGATION / DEMIXING
overmixed
Mekanisme segregasi :
1. sifting (percolation)
2. fluidization (air entrainment)
3. dusting (particle entrainment in an air
stream)
Input
Bahan
Process
Alat
Kondisi
Output
Perlakuan
ALAT
: - Bentuk & ukuran
- Ada / tidaknya agitator
- Bahan & sifat permukaan bahan
PERLAKUAN : - Vibrasi
Kurva pengaruh waktu thd RSD pada campuran yang mengalami de-mixi
TEKNIK-TEKNIK KHUSUS
Untuk bahan obat dosis kecil:
1. Melarutkan bahan obat
2. Mixing-Sieving-Remixing (MSR)
3. Premixing (geometric mixing)
- prinsip : campuran dengan perbandingan 50:50 paling
mudah homogen
- contoh :
pencampuran 16 kg bahan obat dalam bets
100 kg
x = 0,16
premix = 0,16 = 0,4
proses : bahan obat (16 kg) dicampur
eksipien (24 kg) -> 40 kg
selanjutnya dicampur dengan sisa
eksipien (60 kg)
KLASIFIKASI MIXER
A. Batch type
1. Rotation of the entire mixer shell or body with no
agitator or mixing
blade
a. Barrel
b. Cube
c. V-shaped
d. Double Cone
2. Rotation of the entire mixer shell or body with a
rotaring high-shear agitator blade
a. V-shaped
b. Double Cone
3. Stationary shell or body with a rotaring mixing
blade
a. Ribbon
b. Sigma blade
c. Planetary
Keuntungan :
1.
2.
3.
4.
5.
Atrisinya kecil
Kapasitasnya besar
Pengisian dan pengeluarannya mudah
Mudah dibersihkan
Pemeliharaannya minimal
Kerugian:
6. Memerlukan tempat yang luas (terutama V-mixers)
7. Dapat menimbulkan masalah segregasi pada bahan
dengan distribusi ukuran dan berat jenis yang berbeda
8. Tidak sesuai untuk mencampur partikel-2 halus karena
shear nya yang kecil
9. Membutuhkan pengenceran bertingkat (pre-blending)
untuk bahan aktif dosis kecil yang mudah mengalir.
V Mixer / Granulator
High-speed Mixer/Granulator
PUSTAKA
Aulton, M.E., and Taylor, K.M.G., 2013, Aultons Pharmaceutics The
Design and
Manufacture of Medicine, 4th Ed., Elsevier, USA
Carstensen, J.T., 2001, Advanced Pharmaceutical Solid,
Fan, L.T., Chen, S.J., Watson, C.A., Annual Review Solid Mixing,
Industrial and
Engineering Chemistry, 1970, 62 (7)
FDA Draft Guidance for Industry: Powder Blend and Finished Dosage
Units Stratified
In-process Dosage Units Sampling and Assessment, 2003
Garcia, T.P., and Prescott, J. K., Blending and Blend Uniformity, in
Augsburger, L.,L.,
and Hoag, S.,W., (Eds.). 2008, Pharmaceutical Dosage
Forms: Tablets, Vol. 3,
Informa Healthcare, USA
Hickey, A.,J., and Ganderton, D., 2010. Pharmaceutical Process
Engineering, 2nd Ed,
Questions?