OLEH :
NAMA :
RASNI AMIR
B.110089
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami akan berharap mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu kamimengucapkan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya yang dapat kami sampaikan :
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
A. Latar belakang............................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................... 5
A. Pengertian campak.................................................................................................... 5
B. Patogenesis / riwayat alamiah penyakit campak....................................................... 5
C. Etiologi dan patofisologi penyakit campak.............................................................. 7
D. Cara penularan dan pencegahan penyakit campak................................................. 10
E. Pengobatan penyakit campak.................................................................................. 13
BAB IV PENUTUP............................................................................................................... 16
A. Kesimpulan............................................................................................................... 16
B. Kritik dan saran........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar, meskipun adanya
vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus campak ini menyerang 50 juta
orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden terbanyak
berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit campak yaitu pada negara
berkembang, meskipun masih mengenai beberapa negara maju seperti Amerika Serikat.
Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan
masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di
bawah lima tahun ( balita ) akan tetapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah
banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya.
Imunisasi yang tepat pada waktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi
komplikasi penyakit ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C. TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Beberapa pengertian Penyakit campak :
a. Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk mukolo
papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 380c ata lebih dan disertai salah satu
gejala batuk, pilek, dan mata merah. ( WHO )
b. Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga stadium yaitu
stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi. ( ilmu kesehatan anak 2:624 )
c. Penyakit campak ( rubeola, campak 9 hari, measles ) adalah suatu infeksi virus yang sangat
menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis ( peradangan selaput ikat mata /
konjungtiva ) dan ruam kulit.
Etiologi
Virus campak adalah anggota genus Morbillivirus dari family paramiksovirus. Penyakit
pada anjing, rinderpest ( plak ternak ), dan hewan pemamah biak peste des petiis adalah
morbillovirus lain yang memberikan derajat keterkaitan imunologi yang jelas dengan
campak, memberikesan adanya suatu jalur evolusi bersama lebih awal dalam hal
kemunculannya pada pejamu yang spesifik ( anjing, ternak, kambing, manusia ).
Gambar 2 : virus campak.
Virus campak mempunyai RNA untai lurus negative di dalam kapsid heliks protein
yang tertutup oleh membrane luar lemak dan protein. Virionnya adalah pleomorfik, dengan
diameter antara 100-250 nm. Enam protein structural telah ditemukan dan fungsinya terlibat
dalam beberapa sifat khas virus yang telah diketahui ( table 2-1 ). Virus sangat tidak tahan
panas tetapi hidup dalam jangka waktu lama pada temperature rendah. Virus campak
memperbanyak diri dalam berbagai cara, baik dibiakan sel primer maupun dibarisan yang
stabil; sel yang berasal dari manusia dan monyet paling dapat dipercaya untuk isolasi virus
permulaan tetapi setelah beberapa kali isolasi, virus mudah berbiak dalam biakan jaringan
spesies lain.
Klasifikasi campak
campak dengan komplikasi berat apabkla di temukan adanya tanda bahaya umum, terjadi
kekeruhan pada kornea mata, adanya luka pada daerah mulut yang da;lam dan luas serta
adanya tanda umum campakl seperti adanya ruam kemerahan di kulit yan menyeluruh,
adanya batuk, pilek atau mata merah.
2. Klasifikasi campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila di temukan tandah mata
bernanah serta luka di mulut
3. Klasifikasi campak apabila hanya tanda khas campak yang tidak di sertai tanda klasifikasi di
atas.
Klasifikasi campak dapat di lakukan tindakan sebagai berikut apabila campak dijumpai
dengan
1. komplikasi berat maka tindakanya adalah pemberian fitamin A, antibiotik yang sesuai, salep
mata tetrasiklin atau kloramfenikol apabila di jumpai kekeruhan pada kornea, pepberian
parasetamol apabila di sertai demam tinggi ( 38,5 derajat cercius ), kemudian rujuk segera.
2. campak di sertai komplikasi mata dan mulut di tambahkan dengan pemberian gentian violet.
3. apabila hanya campak saja tidak di temukan penyakit atau komplikasi lain maka tindaklanya
hanya di berikan vitamin A.
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin dan
measlesdalam bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan gabagen(dalam bahasa Jawa) atau
kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga rubeola(nama ilmiah) merupakan suatu
infeksi virus yang sangat menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk,
konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam
kulit)
Ada beberapa pengertian tentang campak menurut beberapa ahli, yaitu :
a.
Campak atau morbili adalah penyakit virus akut , menular yang di tandai dengan 3
stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang di
manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi
b.
2, th 1991. FKUI ).
Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala
utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta
c.
nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000).
Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari seseorang yang
terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3, 2001).
B.
a.
b.
c.
Tahap prepatogenesis
Tahap pathogenesis
Tahap Akhir/ pasca pathogenesis.
Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/ sehat tetapi mereka Pada
dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen Penyakit (stage of
susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara
pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit
penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi
infektifitas, siap menyerang pejamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai
sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun begitu pejamunya lengah ataupun
memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan pejamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan
melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap pathogenesis.
Tahap pathogenesis
Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada, tetapi
tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa cacat.
Carrier, dimana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap ada dalam tubuh
tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
Penyakit tetap berlangsung kronik.
Berakhir dengan kematian.
C.
1. ETIOLOGI
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan
paramyxovirus genus morbilivirus merupakan salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam
darah dan secret (cairan)nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa
gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput
lendir.
1.
Bentuk virus
Virus berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm dan di bungkus
oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. Di dalamnya terdapat nukleokapsid
yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA ),
merupakan struktur heliks nucleoprotein dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan
tonjolan pendek, satu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.
2 . Ketahanan virus
Pada temperature kamar virus campak kehilangan 60 % sifat infeksifitasnya selama 35 hari pada 37oC waktu paruh umurnya 2 jam, pada 56 oC hanya satu jam. Pada media protein
ia dapat hidup dengan suhu -70oC selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin
dengan suhu 4- 6oC dapat hidup selama 5 bulan. Virus tidak aktif pada PH asam. Oleh karena
selubung luarnya terdiri dari lemak maka ia termasuk mikroorganisme yang bersifat ether
labile, pada suhu kamar dapat mati dalam 20 % ether selama 10 menit dan 50% aseton dalam
30 menit. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan
antigenitasnya. Tripsin mempercepat hilangnya potensi antigenik.
3. Struktur Antigenik
Infeksi dengan virus campak merangsang pembentukkan neutralizing antibody,
complement fixing antibody, dan haemagglutinine inhibition antibody. Imunoglobulin kelas
IgM dan IgG muncul bersama-sama diperkirakan 12 hari setelah infeksi dan mencapai titer
tertinggi sekitar 21 hari. Kemudian IgM menghilang dengan cepat sedangkan IgG tinggal
tidak terbatas dan jumlahnya terukur, sehingga IgG menunjukkan bahwa pernah terkena
infeksi walaupun sudah lama. Antibodi protektif dapat terbentuk dengan penyuntikan antigen
haemagglutinin murni.
2. PATOFISIOLOGI
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran pernafasan dan
masuk ke system retikulo endothelial, berkembang biak dan selanjutnya menyebar ke seluruh
tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala pada saluran pernafasan, saluran cerna,
konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit.
Antibodi yang terbentuk berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus
dalam sirkulasi. Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.
3.Komplikasi Penyakit Campak
Adapun komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh
secara umum sehingga mudah terjadi infeksi tumpangan. Hal yang tidak diinginkan. adalah
terjadinya komplikasi karena dapat mengakibatkan kematian pada balita, keadaan inilah yang
menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti : Otitis media akut, Ensefalitis,
Bronchopneumonia, dan Enteritis
1.
Bronchopneumonia
Bronchopneumonia dapat terjadi apabila virus Campak menyerang epitel saluran
pernafasan sehingga terjadi peradangan disebut radang paru-paru atau Pneumonia.
Bronchopneumonia dapat disebabkan virus Campak sendiri atau oleh Pneumococcus,
Streptococcus, dan Staphylococcus yang menyerang epitel pada saluran pernafasan maka
Bronchopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan
kurang kalori protein.
2.
Ensefalitis adalah komplikasi neurologic yang paling jarang terjadi, biasanya terjadi
pada hari ke 4 7 setelah terjadinya ruam. Kejadian ensefalitis sekitar 1 dalam 1.000 kasus
Campak, dengan CFR berkisar antara 30 40%. Terjadinya Ensefalitis dapat melalui
mekanisme imunologik maupun melalui invasi langsung virus Campak ke dalam ota
4. Enteritis
Enteritis terdapat pada beberapa anak yang menderita Campak, penderita mengalami
muntah mencret pada fase prodormal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa
usus.
Gejala klinis
Meliputi pemeriksaan fisik (physic diagnostic ) yaitu :
1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam ( biasanya tinggi ) dan
tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.
2. Pada umumnya anak tampak lemah
3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas ( akhir stadium kataral )
4. Pada stadium erupsi timbul ruam ( rash ) yang khas : ruam makulopapular yang munculnya
mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka dan kemudian ke
seluruh tubuh.
Pemeriksaan laboratorium
1.
Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni, Dimana jumlah leukosit
1. Cara Penularan
Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena
menghirupPercikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita
morbili atau campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus morbili,
bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini
dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa
inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan
terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang
bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :
Bayi berumur lebih dari 1 tahun
Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
2.
1.
Penyuluhan
Edukasi Campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai Campak.
Disamping kepada penderita Campak, edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya,
kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana kebijakan kesehatan.
2.
Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi
Campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 15 bulan. Vaksin yang digunakan
adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup yang dioleh menjadi lemah. Vaksin ini diberikan
secara subkutan sebanyak 0,5 ml. Vaksin Campak dapat diberikan sebagai vaksin monovalen
atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella (MMR). vaksin monovalen diberikan
pada bayi usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan.
Dimana imunisasi ini terbagi atas 2 yaitu :
a. Imunisasi aktif
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi berumur 9
bulan atau lebih. Pada tahun 1963 telah dibuat dua macam vaksin campak, yaitu :
vaksin yang berasal dari virus campak hidup yang dilemahkan (tipe Edmonstone B),
vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan (dalam larutan formalin
dicampur dengan garam alumunium.
b. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens,
globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan
dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan Immune serum globulin (gamma
globulin) dengan dosis 0,25 ml/kgBB intramuskuler, maksimal 15 ml dalam waktu 5 hari
sesudah terpapar, atau sesegera mungkin. Perlindungan yang sempurna diindikasikan untuk
bayi, anak-anak dengan penyakit kronis, dan para kontak di bangsal rumah sakit serta
institusi penampungan anak. Setelah hari ke 7-8 dari masa inkubasi, maka jumlah antibodi
yang diberikan harus ditingkatkan untuk mendapatkan derajat perlindungan yang
diharapkan.Kontraindikasi vaksin : reaksi anafilaksis terhadap neomisin atau gelatin,
kehamilan imunodefisiensi (keganasan hematologi atau tumor padat, imunodefisiensi
kongenital, terapi imunosupresan jangka panjang, infeksi HIV dengan imunosupresi berat.
3. Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit
campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak
untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
c.
Pencegahan Sekunder
keadaan hidup
Ensefalitis, perlu direduksi jumlah pemberian cairan kebutuhan untuk mengurangi edema
otak, di samping pemberian kortikosteroid dosis tinggi yaitu :
1. Hidrokostison 100 200 mg/hari selama 3 4 hari.
2. Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu., perlu dilakukan koreksi elektrolit
dan ganguan gas darah.
Bronchopneumonia, diberikan antibiotik ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis, sampai
gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum obat per oral. Antibiotik diberikan sampai
tiga hari demam reda.
Enteritis, pada keadaan berat anak mudah dehidrasi. Pemberian cairan intravena dapat
dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengan dehidrasi.
Hasil penelitian penyakit campak di makassar
Tabel 2. Diskripsi Jenis Kelamin, Umur, Kadar Albumin dan Frekuensi Kejadian Infeksi
campak di RSUD.HAJI MAKASSAR
Status responden
campak
%
Tidak campak
n
%
13
12
25
17
total
Status gizi
perempuan
: 1-5 tahun
6-10 tahun
17
11-14 tahun
: baik
7
5
3
2
13
4
6
1
20
10
Lebih
15
17
32
1
2
22
21
100
16
20
Hasil analisis deskriptif untuk jenis kelamin, umur, kadar albumin dan frekuensi kejadian
infeksi dalam 3 bulan terakhir (januari-juni 2008) dikota makassar dapat dilihat pada tabel 2.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa sebagian besar penderita campak adalah laki-laki (62 %).
Sebagian besar penderita campak (81%) mempunyai kadar albumin lebih.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular, secara epidemiologi merupakan
penyebab utama kematian terbesar pada anak. Menurut etiologinya campak disebabkan oleh
virus RNA dari family paramixoviridae, genus Morbilivirus , yang ditularkan secara droplet.
Gejala klinis campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium
konvalesensi. Campak dapat dicegah dengan melakukan imunisasi secara aktif, pasif dan
isolasi penderita. Serta pada Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di Dakka
Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada tahap
reduksi dengan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada tahap ini terjadi penurunan
kasus dan kematian yang tajam, dan interval terjadinya KLB relative lebih panjang.
B. KRITIK DAN SARAN
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi
sempurnanya makalah ini dan sebagai perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul A., ( 2008 ), Pengantar Ilmu kesehatan anak untuk
pendidikankebidanan, Salemba medika, Jakarta
Hidayat, Aziz Alimul A., ( 2008 ), Pengantar Ilmu Keperawatan 1, Salemba medika, Jakarta
Brunner & Suddarth, 2001. Keperawatan medikal Bedah. EGC : Jakarta
Donna L. Wong. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta
Nelson, 2000. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2. Jakarta. EGC
Rodolfh.Dkk. 2006. Buku Ajar Pediatri Rodolfh Edisi 20 Volum I.EGC, Jakarta.
B.Santosa, 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006. Prima Medika,Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC.EGC, Jakarta
Hasan,R.2005. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Universitas Indonesia.
Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba
Medika.Ranuh, I.G.N,Dkk. 2001. Buku Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
http://rhasnyhazdaper.blogspot.co.id/2013/07/campak.html