Pasien dibawa dalam kondisi tampak sakit sedang, suhu 36,8 oC,
pernapasan 48x/menit, nadi 136 x/menit dengan CRT>3. Terlihat
gaster sampai colon transversum terburai tertutup kassa lembab.
Pasien dihangatkan, diberi O2 1 L/menit. Defek abdomen ditutup
dengan urine bag. Pasien diberikan antibiotik, dipasang OGT. Pada
hari ke-2 perawatan dilakukan pemasangan blood bag. Penutupan
defek dilakukan pada hari ke-7 perawatan. Pasca tutup defek
pasien dirawat di PICU, setelah kondisi stabil, pasien dipindahkan
ke ruang rawat bedah anak. Selama perawatan tidak ada
instabilitas suhu, tidak sesak, tidak desaturasi, urine output > 1
cc/kg/jam. Pasien sudah minum per oral dengan toleransi minum
baik. Pasien sudah rawat jalan.
TINJAUAN PUSTAKA
Defek dinding abdomen kongenital merupakan penyakit dengan
spektrum yang luas, termasuk gastroskisis, omfalokel, prune belly
syndrome, dan kelainan lainnya. Perbandingan berbagai jenis
defek dinding abdomen kongenital dapat dilihat pada tabel 1.
abdomen
dan
untuk menutup fasia serta kulit untuk
menciptakan dinding abdomen yang solid dengan umbilikus yang
relatif normal. Tindakan yang dapat dilakukan bervariasi
tergantung pada ukuran dan jenis defek, ukuran bayi serta ada
tidaknya kelainan lain yang berhubungan.8
Sesegera mungkin setelah resusitasi awal dan stabilisasi, pasien
dengan gastroskisis dilakukan operasi untuk penutupan primer
atau pemasangan silo dan reduksi bertahap bila penutupan
primer tidak memungkinkan. Keputusan apakah pasien dapat
mentoleransi
reduksi
tergantung
pada
tekanan
1,2,8
intraabdomen.
Tekanan intra abdomen yang tinggi akan
menyebabkan
gangguan compliance toraks,
menghambat
ekspansi paru, mengganggu aliran balik dan sirkulasi
sistemik.10 Tekanan
intra
abdomen
<
20
mmHg
dan/atau Splanchnic Perfusion Pressure > 43 mmHg intra operatif
berkorelasi dengan kesuksesan penutupan defek tanpa
komplikasi.1,11 Penutupan defek abdomen dilakukan menurut
teknik Robert Gross, dengan pembuatan flap kulit melalui insisi
pada bagian lateral abdomen.12
Pada omfalokel yang relatif kecil, penutupan primer dapat
dilakukan dengan insisi membran omfalokel, reduksi hernia visera
dan penutupan fasia dan kulit. Ketika penutupan primer tidak
dapat dilakukan, salah satu cara konservatif yang dapat dilakukan
adalah mengoles permukaan kantong omfalokel dengan silver
sulfadiazineuntuk merangsang epitelisasi. Setelah epitelisasi
lengkap, dilakukan kompresi dengan plester elastik untuk
mereduksi isi kantong secara gradual, kembali ke rongga
abdomen.13 Untuk omfalokel yang besar dapat juga dilakukan
reduksi bertahap dengan penggunaan Silo bag.2
Pasca operasi, perlu diperhatikan dukungan respirasi, nutrisi,
serta pencegahan infeksi dengan perawatan luka dan
penggunaan
antibiotik.1,2 Pada
anak
jenis
pernapasan
abdominotorakal bersifat dominan, penutupan defek dinding
abdomen akan menyebabkan peningkatan tekanan intra
abdomen yang kemudian akan mengganggu pernapasan
sehingga ventilator perlu dipasang. Dukungan nutrisi juga
Klein MD. Congenital defects of the abdominal wall. In: Coran AG, Caldamone A, Adzick NS,
Krummel TM, Laberge JM, Shamberger R (eds). Pediatric surgery. 7th ed. Philadelphia: Mosby;
2012.
Wilson RD, Johnson MP. Congenital abdominal wall defects: an update. Fetal Diagn Ther
2014;19:385-98.
Kumar P. Gastrochisis. In: Kumar P, Burton BK (eds). Congenital Malformations. Chicago:
McGraw-Hill; 2008.
Ragarwal. 2005. Prenatal diagnosis of anterior abdominal wall defect: Pictorial essay. Ind J
Radiol Imag;15:3:361-372
Blazer S, Zimmer EZ, Gover A, Bronshtein M. Fetal omphalocele detected early in
pregnancy: associated anomalies and outcomes. RSNA. 2004;232:191-5.
Grigore M, Iliev G, Gafiteanu D, Cojocaru C. The fetal abdominal wall defects using 2D and
3D ultrasound: Pictorial essay. Med Ultrason. 2012;14(4):341-7.
Hunter A, Soothill P. Gastroschisisan overview. Prenat Diagn 2002;22(10):86973.
Ledbetter DJ. Gastroschisis and omphalocele. Surg Clin N Am 2006;86:24960.
Moore-Olufemi SD, Padalecki J, Olufemi SE, Xue H, Oliver DH, Radhakrishnan RS, et al.
Intestinal edema: effect of enteral feeding on motility and gene expression. J Surg Res. 2009
Aug;155(2):283-92.
in
neonatal
12. Gross RE. A new method for surgical treatment of large omphaloceles. Surgery. 1948;24:27792.
13. Blazer S, Zimmer EZ, Gover A, Bronshtein M. Fetal omphalocele detected early in
pregnancy: Associated anomalies and outcomes. 2004. RSNA;232:191-195.
14. Baerg J, Kaban G, Tonita J, Pahwa P, Reid D. Gastroschisis: a sixteen-year review. J Pediatr
Surg. 2003;38(5):7714.
15. Swartz KR, Harrison MW, Campbell JR, Campbell TJ. Ventral hernia in the treatment of
omphalocele and gastroschisis. Ann Surg. 1985 Mar;201(3):347-50.
Posted by General Surgery FKUI at Minggu, Agustus 31, 2014