Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan manusia ditujukan untuk meningkatkan partisipasi rakyat
dalam semua proses dan kegiatan pembangunan. Keberhasilan pembangunan
dewasa ini seringkali dilihat dari pencapaian kualitas Sumber Daya Manusianya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah melakukan berbagai
upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di wilayahnya, baik dari aspek fisik
(kesehatan), aspek intelektualitas (pendidikan), aspek kesejahteraan ekonomi
(berdaya beli), serta aspek moralitas (iman dan ketaqwaan) sehingga partisipasi
rakyat dalam pembangunan akan dengan sendirinya meningkat.
Sebagai fokus dan sasaran akhir pembangunan, informasi mengenai kualitas
pembangunan manusia sangatlah

penting diketahui. Indeks

Pembangunan

Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang paling banyak digunakan sebagai
salah satu alat untuk mengukur taraf kualitas fisik penduduk. Indeks ini pertama
kali diperkenalkan pada tahun 1990.
Sejak itu penghitungan berkembang dengan penggabungan berbagai
indikator yang menggambarkan aspek-aspek pembangunan manusia. Indeks ini
menghitung rata-rata pencapaian pembangunan manusia dalam bentuk nilai dan
menghasilkan peringkat antar wilayah. Berdasarkan penghitungan nilai-nilai
komponen IPM, nilai IPM dapat diketahui untuk menentukan posisi/peringkat
tiap-tiap wilayah/kecamatan.
Pencapaian angka IPM di suatu daerah seringkali menjadi acuan bagi
berhasil atau tidaknya proses pembangunan yang telah berjalan. Untuk mendeteksi
pencapaian angka IPM di masa mendatang tampaknya diperlukan suatu kajian
yang bersifat empiris dengan melakukan proyeksi ke masa depan. Berdasarkan
hasil evaluasi diketahui bahwa nilai IPM di Prov. Jawa Barat tahun 2005 adalah
69,9% dan tahun 2006 sebanyak 70,3%. Hal ini menunjukan bahwa nilai IPM dari
Sumber Daya Manusia yang ada di wilayah Jawa Barat masih rendah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu


Bagaimana cara meningkatkan daya beli masyarakat dalam meningkatkan IPM di
Kabupaten Tasikmalaya ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara
meningkatkan daya beli masyarakat dalam meningkatkan IPM di Masyarakat.
D. Manfaat Penulisan
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khsusnya untuk penulis dan
umumnya untuk seluruh pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IPM
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah pengukuran perbandingan dari
harapan hidup , melek huruf , pendidikan dan standar hidup untuk semua negara
seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara
adalah negara maju , negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk
mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.[
Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel india Amartya
Sen dan Mahbub ul Haq seorang ekonom pakistan dibantu oleh Gustav Ranis dari
Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics dan
sejak itu dipakai oleh Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.
Digambarkan sebagai "pengukuran vulgar" oleh Amartya Sen karena batasanya .
indeks ini lebih fokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya
sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan, dan indeks ini juga
berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang
lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya.
IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar
pembangunan manusia:
1. hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat
kelahiran
2. Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa
(bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar , menengah , atas
gross enrollment ratio (bobot satu per tiga).
3. standard kehidupan yang layak diukur dengan GDP per kapita gross domestic
product / produk domestik bruto dalam paritas kekuatan beli purchasing power
parity dalam Dollar AS
B. Teknik Penghitungan IPM
Ketersediaan data statistik yang berkesinambungan mutlak diperlukan
dalam berbagai tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan, pemantauan,
hingga evaluasi, agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai sasaran. Di
Indonesia lembaga penyedia data bagi kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah Badan
Pusat Statistik (BPS).

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BPS menyelenggarakan


berbagai sensus dan survei, baik yang menyangkut kependudukan dan
kesejahteraannya maupun masalah ekonomi. Cukup banyak kegiatan pengumpulan
data (sensus/survei) yang berkaitan dengan kependudukan dan kesejahteraannya.
Survei-survei besar yang di-lakukan BPS antara lain: Sensus Penduduk (SP) yang
dilaksanakan setiap 10 tahun sekali, Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) yang
dilakukan tiap tahun yang berakhiran angka 5, Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) yang dilakukan setiap tahun, Survei Angkatan Kerja Nasional
(SAKERNAS) yang dilakukan tri-wulanan, dan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI).
Dewasa ini, kebutuhan data wilayah kecil sangat diperlukan seiring dengan
berjalannya otonomi daerah. Untuk mendukung ketersediaan data sosial ekonomi
yang bersumber pada

Community Base Data pada wilayah kecil (kelurahan)

secara rutin, berkesinambungan, dan tepat waktu, yang sangat diperlukan untuk
pembuatan perencanaan program sesuai kebutuhan daerah.
Rumus Penghitungan IPM :
IPM = 1/3 (IP% + IK% + IDB%)
Ket :
IPM = Indeks Pembangunan Manusia
IP = Indeks Pendidikan
IK = Indeks Kesehatan
IDB = Indeks Daya Beli
IPM Jawa Bart dan Komponennya Himngga Tahun 2008
No
1.
2.
3.
4.

Indikator
IPM
IP
IK
IDB

2006
70.31
79.93
70.13
60.34

2007
70.71
80.21
71.03
60.90

2008
71.16
81.64
71.37
60.48

C. Indikator
Petunjuk yang memberikan

indikasi tentang sesuatu

keadaan dan

merupakan refleksi dari keadaan tersebut disebut juga sebagai Indikator. Dengan
kata lain, indikator merupakan
2

variabel penolong dalam mengukur perubahan. Variabel-variabel ini terutama


digunakan apabila perubahan yang akan dinilai tidak dapat diukur secara langsung.
Indikator yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
(1) sahih (valid), indikator harus dapat mengukur sesuatu yang sebenarnya akan
diukur oleh indikator tersebut;
(2) objektif, untuk hal yang sama, indikator harus memberikan hasil yang sama
pula, walaupun dipakai oleh orang yang berbeda dan pada waktu yang berbeda;
(3) sensitif, perubahan yang kecil mampu dideteksi oleh indikator;
(4) spesifik, indikator hanya mengukur perubahan situasi yang dimaksud. Namun
demikian perlu disadari bahwa tidak ada ukuran baku yang benar-benar.
D. Tantangan dan Isu Pembangunan Manusia di Jawa Barat
1. Dalam bidang sosial budaya yaitu adanya persaingan global mengharuskan
pembanguann pendidikan perlu mencapai dimensi kualitatif sumber daya
manusia yang memiliki keterampilan
2. Dalam bidang ekonomi yaitu meningkatkan pertumbuhahn ekonomi dengan
menurunkan angka kesmiskinan
3. Dalam bidang IPTEK Meningkatakan SDM yang berkualitas, meningkatkan
sarana dan prasarana dan teknologi informasi dan edukasi
4. Dalm bidang politik, hukum dan aparatur yaitu proses demokratisasi yang
harmonis, kepastian dan penegakn hukum, penyelenggaran manjeman yang
efektif dan efisien
5. Dalam bidang sarana dan prasarana yaitu pengembanghan angkurtan massal
6. Tata ruang dan pengembangan wilayah yaitu menguranmgi kesenjangan
pembangunan antar wilayah kota dan kabupaten
7. Dalm bidang sumber daya alam menguatkan daya dukung lingkungan, serta
meminimalisasi resiko bencana.

E. Upaya Peningkatan daya Beli masyarakat dalam Meningkatkan IPM


Kabupaten Tasikmalaya
Daya beli adalah kemampuan membeli produk barang/jasa yang dijual.
Semakin tinggi kemampuan seseorang untuk mmebeli mak semakin sejahtera.
Tingkat kemampuan daya beli diukur dengan Indek Daya Beli (IDB) sebagi salah
satu indeks yang memebrikan kontribusi pada Indeks Pembangunan Mnusia (IPM).
1. Meningkatkan kemampuan membeli
Kemampuan membeli dapat tercipta jika :
- Pendapatan naik, dan harga turun
2

- Pendapatan naik, dan harga tetap


- Pendapatan tetap, dan harga turun
- Pendapatn naik, dan perubahn kenaikannya di atas perubahn kenaikan harga
2. Upaya meningkatkan pendapatan pelaku Home Industry
- Berusah menaikkan/menambah sumber penerimaan dan berusaha
meminimalisir pembiayaan
- Salah satu teknik untuk adalah menaikkan produktivitas
- Produktivitas dirumuskan sebagi perbandingan antara output dengn input
- Output dapat dikatakan sebagi jumlah jumlah barang/jasa yang dihasilkan
3. Bagimana Meningkatkan produktivitas
- Perlakukan input atau faktor produksi secara efktif
- Lakukan pengendalian alokasi pembiayaan dengan efisien pada pengadan
input maupuhn pad proses produksi serta pada distribusi barang/jasa yang
-

dihasilkan
Tata kelola usaha mampu dilakukan secara efektif maupun efisien

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa telah tampak adanya
kemajuan dalam pelaksanaan pembangunan manusia di Kota Cimahi pada tahun 2003,
IPMnya menunjukkan angka sebesar 72,0. Suatu bukti bahwa output dari proses
pembangunan selama ini memberikan hasil nyata terhadap meningkatnya sumber daya
manusia.
Sebagai ukuran kemajuan pembangunan manusia, IPM biasa digunakan untuk
mengkaji kemajuan pembangunan dalam dua aspek yaitu perbandingan antar wilayah
yang memperlihatkan posisi suatu wilayah realtif terhadap wilayah yang lain
berdasarkan besaran IPM yang disusun suatu peringkat dari kemajuan pembangunan
manusia di beberapawilayah dalam kawasan yang sama. Dan selain itu IPM juga
igunakan untuk mengkaji kemajuan dari pencapaian setelah berbagai program
diimpelentasikan dalam suatu periode.
B. Saran
Keberhasilan capaian angka IPM Kota Cimahi, diharapkan tetap memacu
Pemerintah

Kabupaten

Tasikmalaya

untuk

tetap

memperhatikan

kemajuan

pembangunan manusia di wilayahnya dengan lebih mengoptimalkan potensi daerah,


khususnya

pada

kecamatan/kelurahan

yang

masih

tertinggalsecara

rata-rata

dibandingkan daerah lain.


Penduduk diupayakan untuk mampu meningkatkan produktivitas dan mampu
berpartisipasi penuh dalam proses pembangunan. Selain itu juga harus dapat
mengambil manfaat dari semua kesempatan yang ada dan ikut berpartisipasi dalam
peningkatan kualitas hidupnya.
Angka harapan hidup dipengaruhi oleh faktor pelayanan kesehatan, lingkungan,
keturunan dan perilaku. Intervensi pelayanan diarahkan da rangka memperbaiki faktor
lingkungan dan memperbaiki perilaku masyarakat. Karena itu fokus perhatian pada
peningkatan gizi keluarga, kesehatan ibu, peningkatan pengetahuan ibu tentang
pentingnya gizi dan kebersihan, proses persalinan pada tenaga medis dan kesadaran
akan pentingnya lingkungan rumah yang bersih harus terus ditingkatkan

Diharapkan dengan peningkatan angka partisipasi sekolah dan fasilitas-fasilitas


dasar dapat mencetak tenaga-tenaga atau sumber daya manusia berkualitas yang dapat
dijadikan perhatian banyak pihak.
Pembangunan ekonomi atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan
syarat bagi tercapainya pembangunan manusia, karena dengan pembangunanekonomi
akan terjamin peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan melalui
penciptaan kesempatan kerja.

DAFTAR PUSTAKA
www.gemari.or.id/file/edisi101/gemari33.pdf
http://www.google.co.id
jabar.bps.go.id/Kota_Cimahi/IPM/Seluruh
Hand Out oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, S.E., M.Si, upaya Peningkatan daya Beli
Masyarakat dalam Meningkatkan IPM Kabupaten Tasikmalaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Pembangunan_Manusia
]

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh SWT pencipta semesta alam, Shalawat dan Salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga-Nya serta umat-Nnya.
Dengan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, hanya karena izin-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini yang berjudul tentang UPAYA
PENINGKATAN DAYA BELI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN IPM
KABUPATEN TASIKMALAYA tepat pada waktunya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan demi

perbaikan di masa yang akan datang.


Akhirnya penulis berharap semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca umumnya dan penyusun pada khususnya.

Tasikmalaya, Februari 2010

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

......................

DAFTAR ISI .. ..
ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.. ..
1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan.
D.

2
Manfat Penulisan ..
2

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.

Pengertian IPM ...


Teknik Penghitungan IPM .
Indikator .
Tantangan dan Isu Pembangunan Manusia di Jawa Barat .
Upaya Peningkatan Daya Beli Masyarakat dalam Peningkatan
IPM Kabupaten Tasikmalaya .

3
3
5
5
6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA .

MAKALAH
UPAYA PENINGKATAN DAYA BELI MASYARAKAT
DALAM MENINGKATKAN IPM DI KABUPATEN
TASIKMALAYA

Disusun oleh :
EGA NUGRAHA
053403060

FAKULTAS EKONOMI DAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS SILIWANGI
2

TASIKMALAYA
2010

Anda mungkin juga menyukai