Anda di halaman 1dari 12

BAB VI

MASYARAKAT

A.Kehidupan Kolektif dan Definisi Masyarakat


Manusia adalah makhluk yang hidup secara kolektif, berbagai kekurangan
membuat manusia merasa butuh dengan orang lain. Dengan kolektifitas ini,
manusia dapat hidup secara bahu membahu, saling membantu sehingga membuat
manusia semakin kuat sehingga dapat bertahan dalam mempertahankan
kelangsungan hidup. Dalam kehidupan kolektif dapat kita lihat halnya dengan
serangga yang dapat kita pelajari, karena mereka selalu berusaha untuk mencapai
kolektifitas hidup sebagai makhluk.
Walaupun demikian ada satu perbedaan yang mendasar anatara kehidupan kolektif
binatang dengan kehidupan kolektif manusia yaitu, bahwa sistem pembahagian
kerja, aktifitas kerja sama, serta komunikasi dalam kehidupan kolektif binatang
bersifat naluri. Sedangkan sistem pembagian kerja, aktifitas kerja sama serta
berkomunikasi pada kehidupan kolektif manusia bukan bersifat naluri. Karena
manusia adalah makhluk yang memiliki akal yang dengan akalnya tersebut
manusia dapat membayangkan dirinya serta peristiwa-peristiwa yang mungkin
dapat terjadi pada dirinya, sehingga manusia dapat mengadakan pilihan serta
seleksi pilihan serta seleksi terhadap berbagai alternatif dalam tingkah lakunya
untuk mencapai efektifitas yang optimal dalam mempertahankan hidupnya. Jika
ditemukan suatu tingkah laku yang kolektif dalam menanggulangi hidup, maka
manusia cenderung untuk mengulanginya. Kemudian dengan komunikasi terhadap
individu lain terutama terhadap keturunannya, maka ini akan menjadi suatu pola
yang mantap. Hal inilah yang biasanya membentuk adat istiadat atau suatu
kebiasaan dalam lingkungan kolektif.
Pola-pola tindakan dan tingkah laku manusia adalah hasil pembelajaran. Karena
pembelajaran bersifat berubah begitu pula halnya yang terjadi dengan tingkah laku
dan tindakan manusia. Seperti halnya pola kehidupan di Indonesia yang dahulunya
hidup dari hasil pertanian dan tinggal di dalam rumah yang besar dalam kelompok
kerabatnya yang luas. Kini dalam beberapa keturunan banyak diantara mereka

yang tinggal di rumah-rumah gedung, apartemen dan tiap harinya melakukan


kesibukan yang berbeda-beda seperti pada perusahaan-perusahaan, pabrik-pabrik
sebagai direktur jenderal, menejer atau dalam bidang keaktifan lainnya. Namun
demikian perubahan-perubahan ini tidak sama cepatnya pada satu kolektif manusia
dan manusia lainnya di muka bumi. Ada yang mengalami perubahan secara cepat
dan ada pula yang lambat. Proses ini mengakibatkan terjadinya aneka warna dalam
kehidupan diberbagai tempat di muka bumi.

B. Berbagai Wujud Kolektif Manusia


Seluruh makhluk menunjukakan aneka warna dan aneka warna ini
menyebabkan timbulnya pola tingkah laku manusia. Namun aneka warna tidak
disebabkan karena ciri-ciri ras melainkan kolektif di mana manusia bergaul dan
berinteraksi.
Pada zaman sekarang ini wujud kolektif itu adalah terdiri dari banyak
manusia yang tersebar di muka bumi sebagai kesatuan manusia yang erat yang di
sebut negara-negara nasional. Di dalam negara-negara nasional tersebut terdapat
batas-batas wilayah yang meliputi berbagai batasan yang membuat perbedaan
seperti dalam hal bahasa, dan adat istiadat serta kesatuan hidup. Seperti daerahdaerah di suatu negara memiliki adat yang berbeda dan dapat pula digolongkan,
seperti golongn petani, buruh, pedagang, pegawai yang memliki pola tingkah laku
yang berbeda pula. Golongan itu disebut lapisan lapisan sosial karena adanya
penilaian tinggi rendahnya mengenai tiap golongan tadi. Namun lapisan sosial di
suatu daerah dapat saja tidak berlaku untuk daerah lain seperti penggunaan kastakasta di daerah Bali tidak berlaku untuk daerah Minangkabau, Aceh dan lainnya.

C . Unsur-Unsur Masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab yaitu Syaraka yang berarti ikut serta,
dan berpartisipasi. Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang Saling
bergaul atau saling berintegrasi yang didukung oleh sarana dan prasarana yang
akan memudahkan individu di dalamnya untuk saling berintegrasi. Kesatuan di

dalam masyarakat memiliki beberapa unsur seperti kategori sosial, golongan sosial,
komunitas kelompok dan perkumpulan.
Adanya sarana untuk berintegrasi menyebabkan warga dari suatu kolektif akan
saling berintegrasi. Namun tidak semua kesatuan menusia yang bergaul atau
berintegrasi itu disebut masyarakat karena masyarakat harus mempunyai suatu
ikatan lain yang khusus. Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia mejadi
suatu masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai faktor
kehidupannya dalam batas kesatuan itu yang menjadi sebuah adat istiadat dan
bersifat kontiniu. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berintegrasi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontiniu dan yang terikat oleh satu rasa identitas yang sama.

Komunitas adalah satu kesatuan hidup manusia yang menempeti suatu


wilayah yang nyata dan berintegrasi menurut sistem adat istiadat dan terikat oleh
rasa identititas komunitas.

Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu
ciri yang objetif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu.

Golongan sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena suatu ciri
yang dikenakan kepada masyarakat yang bersifat spesifik dari pihak luar

Kelompok dan perkumpulan adalah adanya interaksi dari tiap anggota


dengan adanya adat istiadat serta norma yang mengatur secara kontiniuitas dan
rasa identitas yang mempersatukan semua anggota.

D. Pranata Sosial
Fungsi pranata sosial:
1.
Pranata berfungsi untuk memenuhi untuk keperluan kehidupan kekerabatan
(kinship atau domestic institutions)
2.
Berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia untuk mata pencaharian
hidup (economic institutions)

3.
Berfungsi memenuhi keperluan penerangan dan pendidikan manusia
(educational institutions)
4.
Berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia, menyelami alam semesta
(scientific institutions)
5.
Berfungsi untuk memenuhi keperluan untuk penghayatan keindahan sebagai
rekreasi (aestetic and recreational institutions)
6.
Berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan
(religius institutions)
7.
Berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia untuk mengatur dan
mengelola keseimbangan kekuasaan (political institutions)
8.
Berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan manusia (somatic
institutions)

Jumlah pranata dalam masyarakat selalu bertambah terutama masyarakat yang


sedang berkembang dan dalam masa transisi.

E. Integrasi Sosial
Dalam memeriksa masyarakat, seorang peneliti merinci kehidupan
masyarakat itu ke dalam unsur-unsurnya yaitu pranata, kedudukan sosial dan
peranan sosial. Namun demikian penelitian mencapai pengertian mengenai prinsipprinsip kaitan antar berbagai unsur masyarakat itu. Seorang peneliti hendaknya
mencapai pengertian bagaimana misalnya dalam satu masyarakat tertentu,
kedudukan pemimpin berkaitan dengan kedudukan lain seperti bawahannya
dengan sesamanya, dengan para penyaingnya, dengan lingkungan sahabatnya,
dengan pemimpin-pemimpin dari masyarakat lain dan sebagainya. Di sana dapat
diukur intensitas sifat, mutu dan frekuensi dari pola-pola kaitan itu dan kemudian
semua hal itu dapat dikaitkan dengan tipe masyarakat yang bersangkutan.
Ciri khas kehidupan kolektif:

1.
Pembagian kerja yang tetap antara berbagai macam sub kesatuan atau
golongan.
2.

Ketergantungan individu pada individu lain dalan kolektif

3.

Kerja sama antar individu

4.

Komunikasi antar indivu

5.
Diskriminasi yang diadakan antara individu-individu warga kolektif dan
individu dari warganya.

BAB VII
KEBUDAYAAN
A.

Pengertian Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan (berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovitsdan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,
nilai,norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi
ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,


yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan danSoelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan
untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B.

Unsur-unsur kebudayaan

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok,


yaitu:
o alat-alat teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik

Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

o sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o organisasi ekonomi
o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga
adalah lembaga pendidikan utama)

o organisasi kekuatan (politik)

C.

Wujud kebudayaan dan komponen kebudayaan

Wujud kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.

Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,


gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnyaabstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepalakepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para
penulis warga masyarakat tersebut.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan,
dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang
dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara
ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud

kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan
karya (artefak) manusia.
Komponen kebudayaan
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua
komponen utama:
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,
konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang
dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata,
dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti
televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan
mesin cuci.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
D.

Hubungan antara unsur-unsur kebudayaan

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:


Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta
memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara
manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa
keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup
dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional
(disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
alat-alat produktif, senjata, wadah, alat-alat menyalakan api, makanan
pakaian, tempat berlindung dan perumahan, alat-alat transportasi

Sistem mata pencaharian hidup


Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalahmasalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:

berburu dan meramu

beternak

bercocok tanam di ladang

Sistem kekerabatan dan organisasi sosial


Sistem kekerabatan
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial.M. Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat
dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang
bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang
memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri
atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan
seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan
dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar. Macam-macam kelompok
kekerabatan itu antara lain:

Keluarga Ambilineal Kecil

Keluarga Ambilineal Besar

Klan Kecil

Klan Besar

Fratri

Paroh Masyarakat
Susunan kekerabatan umum di masyarakat

Selain macam kelompok kekerabatan yang telah dijelaskan sebelumnya, di


masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan seperti keluarga
inti,keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Organisasi sosial
Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentukorganisasi
sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.
Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling
berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan
(bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada
lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri
dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah
membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai berikut:

alat berekspresi

alat komunikasi

alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial

Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk:

Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari (fungsi praktis).

Mewujudkan seni (fungsi artistik).

Mempelajari naskah-naskah kuno (fungsi filosofis).

Untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.


Kesenian
Karya seni dari peradaban Mesir kuno.

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari


ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata
ataupuntelinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia
menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga
perwujudan kesenian yang kompleks.

Anda mungkin juga menyukai