Anda di halaman 1dari 4

MACAM-MACAM HADATS

Hadas terdiri atas dua macam, yaitu hadas kecil dan


hadas besar. Hadas kecil contohnya adalah kencing,
buang air besar, hilang akal karena mabuk atau tidur,
bersentuhan kulit laki-laki dan kulit perempuan tanpa ada
penghalang, dan menyentuh kemaluan dengan telapak
tangan atau jari tangan. Hadas besar contohnya
adalah junub (keluar air sperma atau keluar darah haid).
Orang yangmempunyai hadas kecil dilarang mengerjakan
salat, tawaf, serta membawa dan menyentuh mushaf AlQuran. Sementara itu, bagi yang berhadas besar
tidak boleh salat, tawaf, membaca dan
menyentuhmushaf Al-Quran, dan berdiam di dalam
masjid.
Bersuci dari hadas adalah menyucikan badan dari
hadas dengan cara berwudu', mandi, atau tayamum.
Hadas kecil dapat disucikan dengan cara
berwudu' menggunakan air atau bertayamum, yaitu
bersuci denganmenggunakan tanah atau debu yang suci.
Hadas besar dapat disucikan dengan cara mandi besar,
yaitu menyiramkan air ke seluruh anggota badan dengan
niat untuk menghilangkan hadas besar. Menghilangkan
hadas kecil maupun hadas besar dilakukan setelah lebih
dahulu membersihkan najis.
Benda atau alat untuk menghilangkan hadas adalah air
atau tanah. Air yang digunakan untuk menghilangkan
hadas adalah air yang suci dan menyucikan.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui macam-macam
air. Para ulama fuqaha membagi air menjadi empat
macam, yaitu:

a. Air yang Suci dan Menyucikan, yang tidak


Makruh Memakainya
Air seperti itu dinamakan air mutlak, artinya air yang
masih murni dan dapat digunakan untuk bersuci
menghilangkan najis atau menyucikan hadas. Jenis air ini
di antaranya: air hujan, air sumur, air laut, air sungai,air
salju, air telaga, dan air mata air.
Firman Allah swt.:
Artinya:
Dan kami turunkan dari langit air yang amat
bersih. (Surah Al-Furqan [25]:48)
b. Air Suci, tetapi tidak Menyucikan
Air seperti itu termasuk air yang suci, tetapi tidak sah
dipakai untuk bersuci seperti untuk berwuu'. Yang
termasuk dalam jenis air ini di antaranya:
1) Air muqayyad, yaitu air yang berkaitan dengan suatu
benda. Air ini telah berubah salah satu atau seluruh sifatsifatnya karena bercampur dengan sesuatu benda yang
suci, seperti air teh, air kopi, air susu, atau sejenisnya.
Begitu juga air pohon-pohonan atau air buahbuahan, seperti air kelapa, air jeruk, air nira atau
sejenisnya.
2) Air sedikit, yaitu kurang dari ukuran dua kullah, artinya
air tersebut kurang dari 1/8 m3 atau 500 liter dan
digunakan lebih dari satu kali pakai, seperti
berwuu' dalam kolam. Akan tetapi, bila digunakan untuk
sekali pakai, seperti berwuu' dengan gayung air itu
tetap suci dan menyucikan.
3) Air mustamal, yaitu air yang sudah dipakai untuk
bersuci, seperti air yang sudah dipakai untuk berwuu'.

Akan tetapi, apabila air ini lebih dari dua kullah,


air mustamal ini hukumnya suci dan menyucikan.
c. Air Mutanajis
Air mutanajis adalah air yang terkena najis. Jenis air ini
terbagi menjadi dua bagian berikut ini.
1) Air yang terkena najis dan berubah salah satu atau
seluruh sifatsifatnya, yaitu rasa, warna, atau baunya.
Dalam keadaan ini, para ulama fiqih sepakat bahwa air
itu tidak boleh dipakai untuk bersuci.
2) Air yang terkena najis, tetapi tidak berubah sifatsifatnya, baik rasa, warna atau baunya. Apabila air itu
lebih dari dua kullah, hukumnya suci dan menyucikan.
Akan tetapi, apabila airnya kurang dari dua kullah, air itu
termasuk air mutanajis.
Rasulullah saw. bersabda: Apabila cukup air dua kullah,
maka tidaklah dinajisi oleh suatu apapun. (Riwayat lima
ahli hadis)
d. Air Najis
Air najis adalah air yang hukumnya najis dari asalnya,
seperti air kencing. Air najis tidak boleh digunakan untuk
bersuci, baik bersuci dari hadas maupun bersuci dari
najis. Karena apabila kita menggunakan air najis, badan
kita tidak akan suci malah akan bertambah najis dan
akan mengganggu kesehatan badan, seperti gatal-gatal
pada kulit.
Selain itu, ada juga air yang suci, tetapi makruh untuk
digunakan menghilangkan hadas atau najis. Contohnya,
air yang terkena sinar matahari (air musyammas), air
yang terlalu panas, dan air yang terlalu dingin. Jenis

air ini akan menimbulkan penyakit kusta atau penyakit


kulit lainnya.
Ada lagi air yang haram untuk digunakan untuk
bersuci. Air jenis ini adalah air hasil curian atau hasil
rampasan. Karena mencuri adalah perbuatan yang
haram, barang curiannya pun bersifat haram, begitu juga
menggunakan barang hasil curian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai